Berbagai Macam Terapi untuk Dekubitus

Berbagai Macam Terapi untuk Dekubitus

Share

Istilah dekubitus atau lengkapnya ulkus dekubitus naik daun ketika seorang figur publik meninggal setelah terlibat dalam kecelakaan dan mengalami lumpuh sebagian. Ulkus dekubitus disebut-sebut menjadi penyebab meninggalnya figur publik itu. Dekubitus memang berbahaya dan bisa memicu komplikasi bila perawatan luka tidak memadai. Tapi luka kronis yang terjadi karena dekubitus tidak dapat menyebabkan kematian secara mendadak lantaran ada sejumlah tahap sebelum sampai ke tahap komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya.

Dekubitus dan Penyebabnya

Ulkus dekubitus disebut juga luka baring atau luka tekanan. Luka pada kulit dan jaringan lunak ini terjadi akibat tekanan yang konstan dan berkepanjangan pada kulit. Luka ini sering didapati pada orang-orang yang memiliki keterbatasan gerak, terutama lansia atau pasien yang tubuhnya mengalami kelumpuhan. Keterbatasan itu membuat mereka sulit berganti posisi tubuh sehingga kulit beberapa bagian tubuh mengalami tekanan dan gesekan dalam jangka waktu lama dengan permukaan benda tertentu, misalnya kasur atau kursi roda.

Pasien dengan kondisi berikut ini berisiko mengalami dekubitus:

  • Penyakit neurologis
  • Penyakit kardiovaskular
  • Penggunaan anestesia berkepanjangan
  • Dehidrasi
  • Kekurangan nutrisi
  • Tekanan darah rendah
  • Selesai operasi

Bagian tubuh yang kerap mengalami dekubitus antara lain:

  • Area bokong dan pinggul
  • Tulang belakang dan bahu
  • Tulang ekor
  • Pergelangan kaki, siku, dan tumit

Perawatan luka dekubitus bersifat mendesak. Sebab, jika luka kronis ini dibiarkan tanpa penanganan yang dibutuhkan, ada risiko kesehatan yang lebih berbahaya. Karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda dekubitus, pencegahan, dan penanganannya. Luka dekubitus biasanya dipicu terhentinya aliran darah ke kulit akibat tekanan dari berat badan. Mulanya, kulit akan terlihat memerah. Lama-kelamaan, jika tidak diatasi, akan terjadi luka akibat rusaknya kulit dan matinya jaringan.

Gesekan kulit dengan pakaian atau tempat tidur juga bisa mengakibatkan dekubitus jika terjadi secara terus-menerus. Terlebih bila kulit dalam keadaan lembap. Dengan diagnosis dan perawatan luka yang tepat, banyak orang yang mengalami ulkus dekubitus memiliki peluang pemulihan yang besar.

Kenapa Mencegah Dekubitus Itu Penting

Perawatan luka dekubitus bisa berlangsung berhari-hari hingga hitungan bulan, bahkan tahun, untuk bisa sembuh. Luka kronis dekubitus juga dapat terinfeksi karena kemunculan bakteri. Saat infeksi menyebar ke seluruh tubuh, bisa terjadi kebingungan mental, detak jantung lebih cepat, dan merasa lemas.

Itu sebabnya sangat penting untuk mencegah dekubitus. Selain itu, sejumlah komplikasi yang beberapa di antaranya mengancam jiwa juga bisa muncul, di antaranya:

  • Selulitis: infeksi kulit dan jaringan lunak yang terhubung dengan kulit
  • Infeksi tulang dan sendi: infeksi yang bisa merusak tulang rawan hingga membatasi fungsi persendian
  • Kanker: luka kronis yang tak kunjung sembuh bisa berkembang menjadi sel karsinoma penyebab kanker
  • Sepsis: reaksi berlebih sistem imun terhadap infeksi yang justru bisa merusak organ dan jaringan tubuh

Tanda-tanda Awal Dekubitus

Bila seorang individu termasuk rentan mengalami dekubitus, perlu ada upaya untuk mewaspadai tanda-tanda awal munculnya luka tersebut. Tanda itu antara lain:

  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau biru keunguan
  • Tekstur kulit menjadi lebih lunak atau keras dibanding kulit di sekitarnya
  • Kulit membengkak dan hangat atau dingin
  • Muncul rasa sakit di area yang mengalami tekanan
  • Kulit memucat ketika disentuh
  • Kulit gatal

Derajat Luka Dekubitus dan Tingkat Kesulitan Perawatannya

Luka dekubitus dibagi menjadi empat berdasarkan derajat keparahan dan tingkat kesulitan perawatannya. Pembagian ini bermanfaat untuk melakukan diagnosis dan perawatan luka, yakni:

Tahap I: Warna kulit mulai berubah, belum muncul luka. Jika berkulit cerah, kulit menjadi kemerahan. Sedangkan bila berkulit gelap, warnanya menjadi biru atau ungu. Kulit juga terasa gatal, sakit, atau seperti terbakar.

Tahap II: Mulai muncul luka terbuka, lecet, atau lepuhan. Luka berwarna kemerahan atau merah muda. Kulit di sekitar luka mungkin berubah warna. Pasien mulai sering mengeluhkan sakit yang lebih terasa.

Tahap III: Luka di kulit lebih dalam dan terlihat seperti cerukan. Mulai muncul nanah di luka.

Tahap IV: Kulit rusak parah dan muncul luka yang besar. Otot, tulang, dan sendi akan terpengaruh. Ada jaringan mati berwarna hitam yang disebut eschar di luka.

Selain empat tahap itu, ada luka dekubitus yang tidak bisa dikategorikan, yakni ketika banyak jaringan yang hilang dan lukanya berwarna kuning atau hijau serta bernanah.

Apakah Perawatan Dekubitus Harus Selalu di Rumah Sakit?

Perawatan luka dekubitus lebih baik di rumah sakit karena ada tenaga medis yang berpengalaman dalam merawat luka tersebut. Khususnya untuk luka di tahap III dan IV. Biasanya, pasien yang mengalami dekubitus saat dirawat di rumah sakit akan menjalani perawatan untuk luka tersebut sekaligus. Namun perawatan juga dapat dilakukan di rumah untuk luka di tahap I dan II. 

Perawatan luka dekubitus upaya mengurangi tekanan pada kulit, mengendalikan rasa sakit, mencegah infeksi, dan menjaga nutrisi yang baik bagi pasien. Tim medis yang biasanya bertugas dalam perawatan umumnya terdiri atas:

  • Dokter penanggung jawab
  • Perawat atau dokter spesialis perawatan luka
  • Perawat yang bertugas merawat luka dan memberi edukasi mengenai penanganan luka
  • Fisioterapis untuk membantu meningkatkan mobilitas
  • Ahli terapi okupasi untuk membantu pasien memposisikan tubuh untuk mengurangi tekanan
  • Ahli gizi yang akan memonitor kebutuhan nutrisi dan merekomendasikan menu makanan bergizi
  • Dokter spesialis kulit 

Perawatan Homecare Luka Dekubitus

Perawatan luka dekubitus yang bisa dilakukan di rumah hanya direkomendasikan untuk luka tahap I dan II. Perawatan homecare pun harus benar-benar tepat untuk mencegah luka makin parah dan terjadi infeksi yang membahayakan, dengan tenaga perawat homecare profesional. Untuk luka tahap I, rajinlah membersihkan area luka dengan air dan sabun dengan kandungan yang tidak keras. Bila perlu, gunakan pelembap sesuai dengan rekomendasi dokter.

Untuk luka tahap II, gunakan air garam untuk menyingkirkan jaringan mati yang telah terlepas. Dokter mungkin akan merekomendasikan pembersih khusus di samping air garam. Jangan gunakan hidrogen peroksida karena bisa merusak kulit.

Balut luka dengan perban secara saksama dan ganti perban secara berkala untuk mencegah infeksi serta menjaga kelembapannya sehingga lebih cepat sembuh. Hal terpenting dalam perawatan luka dekubitus adalah berkonsultasi dulu dengan dokter. Konsultasi bisa dilakukan dengan telekonsultasi (video call) agar dokter dapat melihat kondisi luka. Demi peluang kesembuhan lebih baik, pasien bisa dirawat di rumah dengan perawat homecare, kunjungan dokter ke rumah, atau telekonsultasi. Untuk mendapatkan layanan-layanan tersebut, Anda bisa menghubungi Kavacare Support di nomor Whatsapp 0811 – 1446 – 777.

Sumber:

Pressure Ulcer. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553107/. Diakses 6 Maret 2022

Pressure Ulcers: A Patient Safety Issue. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2650/. Diakses 6 Maret 2022

How to care for pressure sores. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000740.htm. Diakses 6 Maret 2022

Bedsores (pressure ulcers). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bed-sores/symptoms-causes/syc-20355893. Diakses 6 Maret 2022

Bedsores. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/bedsores. Diakses 6 Maret 2022

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare