Mengapa Pemberian Vaksin DPT untuk Anak Sangat Dibutuhkan? Inilah Manfaatnya

Mengapa Pemberian Vaksin DPT untuk Anak Sangat Dibutuhkan? Inilah Manfaatnya

Share

Vaksin DPT untuk anak adalah salah satu vaksinasi wajib yang dianjurkan untuk melindungi anak dari tiga penyakit serius, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Pemberian vaksin DPT untuk anak tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan individu, tetapi juga membantu menciptakan kekebalan kelompok, yang melindungi masyarakat luas dari penyebaran penyakit tersebut. 

Manfaat Vaksin DPT untuk Anak 

Manfaat vaksin DPT sangat besar dalam mencegah penyakit berbahaya. Berikut dampaknya untuk kesehatan anak, antara lain: 

1. Melindungi Difteri 

Difteri adalah infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan pembentukan membran tebal yang dapat menghalangi pernapasan. Jika tidak ditangani, difteri juga dapat menghasilkan racun yang merusak jantung, ginjal, dan sistem saraf. Komplikasi serius ini membuat vaksinasi menjadi sangat penting.

2. Mencegah Pertusis 

Pertusis, atau batuk rejan, adalah penyakit bakteri yang menyebabkan batuk parah hingga sulit bernapas. Pada bayi, batuk rejan dapat menyebabkan pneumonia, kejang, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Vaksin DPT membantu tubuh mengenali bakteri Bordetella pertussis dan mencegah infeksi.

3. Mencegah Tetanus 

Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka. Bakteri ini menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf, menyebabkan kekakuan otot yang menyakitkan hingga kesulitan bernapas. Penyakit ini hampir selalu fatal tanpa pengobatan segera. Vaksinasi DPT memberikan perlindungan dengan mempersiapkan tubuh melawan racun ini.

Baca juga:  Kapan Kita Perlu Vaksin Flu?

Apa itu Vaksin DPT?

Vaksin DPT adalah kombinasi vaksin yang memberikan perlindungan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini terdiri dari toksoid difteri dan tetanus, serta komponen pertusis yang terdiri dari bakteri pertusis mati atau bagian-bagian dari bakteri tersebut. Toksoid adalah bentuk inaktif dari toksin yang dihasilkan oleh bakteri difteri dan tetanus, sehingga tidak berbahaya tetapi tetap mampu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi. Komponen pertusis membantu tubuh mengenali dan melawan bakteri penyebab batuk rejan. Dilansir dari Kementrian Kesehatan RI kandungan ini, vaksin DPT efektif merangsang sistem imun tubuh anak untuk membentuk kekebalan terhadap ketiga penyakit tersebut.

Penyakit yang Dicegah oleh Vaksin DPT 

1. Difteri 

Difteri adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan bagian atas, membentuk lapisan tebal berwarna abu-abu di tenggorokan yang dapat menyumbat jalan napas. Racun yang dihasilkan oleh bakteri ini juga dapat merusak jantung, saraf, dan ginjal, serta berpotensi menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. 

2. Pertusis 

Pertusis, dikenal juga sebagai batuk rejan, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini sangat menular dan ditandai oleh batuk yang parah dan sulit berhenti, diikuti oleh suara ‘rejan’ saat menarik napas. Bayi di bawah 6 bulan sangat rentan terhadap komplikasi seperti pneumonia, kerusakan otak akibat kekurangan oksigen, bahkan kematian.

3. Tetanus 

Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan racun mematikan (tetanospasmin). Racun ini menyerang sistem saraf, menyebabkan kekakuan otot yang menyakitkan, terutama pada otot rahang (lockjaw), dan dapat memengaruhi otot pernapasan, yang mengakibatkan kematian. Bakteri ini biasanya masuk ke tubuh melalui luka yang terkontaminasi tanah atau kotoran.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Vaksin DPT?

Sebelum melakukan vaksin DPT untuk anak, Anda harus memperhatikan waktu dan tahapan yang tepat agar vaksin yang diberikan, nantinya dapat bekerja secara efektif. 

Jadwal Vaksin DPT untuk Anak 

Vaksin DPT untuk anak diberikan dalam beberapa tahap, meliputi: 

  • Dosis Pertama: Saat bayi berusia 2 bulan. 
  • Dosis Kedua: Saat bayi berusia 4 bulan. 
  • Dosis Ketiga: Saat bayi berusia 6 bulan. 
  • Booster Pertama: Usia 18 bulan. 
  • Booster Kedua: Usia 5-7 tahun.

Baca juga: Vaksin Meningitis di Indonesia: Kenali Jenis Penyakit dan Perlindungannya untuk Kesehatan

Usia Ideal untuk Mendapatkan Vaksin DPT 

Usia ideal untuk memulai vaksin DPT adalah 2 bulan karena pada usia ini sistem imun bayi mulai mampu merespons vaksin dengan baik. Jadwal ini dirancang untuk memberikan perlindungan sejak dini terhadap penyakit serius seperti difteri, pertusis, dan tetanus, yang dapat mengancam nyawa. Anak yang tidak mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal lebih rentan terhadap risiko tertular penyakit tersebut, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal napas akibat difteri, kerusakan otak akibat pertusis, atau kekakuan otot fatal akibat tetanus. Oleh karena itu, mematuhi jadwal vaksinasi sangat penting untuk memastikan perlindungan maksimal bagi anak.

Efek Samping Vaksin DPT 

Meskipun vaksin DPT untuk anak sangat bermanfaat, beberapa efek samping ringan dapat terjadi, antara lain: 

  1. Demam Ringan hingga Sedang: berlangsung selama 1-2 hari adalah salah satu efek samping yang umum setelah vaksinasi DPT.
  2. Bengkak atau Kemerahan di Area Suntikan: area suntikan mungkin mengalami pembengkakan, kemerahan, dan rasa nyeri yang biasanya akan membaik dalam beberapa hari.
  3. Rewel atau Terlihat Kelelahan: Beberapa anak juga bisa menjadi rewel atau terlihat lebih lelah dari biasanya, sebagai respons tubuh dalam membentuk kekebalan terhadap penyakit.

Meskipun jarang, efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi berat (anafilaksis), dapat terjadi. Namun, kejadian ini sangat jarang dan dapat diatasi dengan penanganan medis segera. Manfaat vaksinasi, yaitu melindungi anak dari tiga penyakit berbahaya seperti difteri, pertusis, dan tetanus, jauh lebih besar dibandingkan dengan risiko efek samping yang mungkin terjadi.

Seputar Pertanyaan

1. Apa Vaksin DPT Aman untuk Semua Anak?

Ya, vaksin DPT aman untuk sebagian besar anak. Namun, anak yang memiliki alergi berat terhadap komponen vaksin atau reaksi serius setelah dosis sebelumnya perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum melanjutkan vaksinasi. 

2. Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Tidak Mendapatkan Vaksin DPT Tepat Waktu? 

Jika jadwal vaksin DPT untuk anak terlewat, segera hubungi dokter untuk mendapatkan jadwal vaksinasi catch-up. Melanjutkan vaksinasi sesuai anjuran tetap memberikan perlindungan yang efektif. 

3. Apa yang Terjadi Jika Anak Melewatkan Vaksin DPT? 

Anak yang tidak mendapatkan vaksin DPT lebih rentan terhadap tiga penyakit serius, difteri, pertusis, dan tetanus. Risiko komplikasi juga jauh lebih tinggi pada anak yang tidak divaksinasi. 

Vaksin DPT untuk anak adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan anak dan mencegah penyebaran penyakit di masyarakat. Dengan memahami vaksin DPT, jadwal pemberian, dan potensi efek samping, orang tua dapat memastikan anak-anak mereka mendapatkan perlindungan terbaik sejak dini. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai vaksin anak demi masa depan yang lebih sehat. 

Baca juga: Layanan Vaksinasi di Rumah

Jika Anda ingin berkonsultasi terlebih dahulu terkait vaksin DPT untuk anak, Kavacare dapat membantu Anda untuk membuat janji temu dengan dokter spesialis anak di rumah sakit terbaik. Kami juga bisa melakukan vaksin sesuai jadwal di rumah Anda. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811 1446 777

Sumber: 

  1. Mengenal Penyakit yang Dapat Dicegah oleh Imunisasi DPT – Kementrian Kesehatan RI. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2443/mengenal-penyakit-yang-dapat-dicegah-oleh-imunisasi-dpt?. Diakses pada 2 Januari 2025. 
  2. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023 – Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai?utm_source=chatgpt.com. Diakses pada 2 Januari 2025. 
  3. Pentingnya Melakukan Imunisasi pada Anak – Kementrian Kesehatan RI. https://ayosehat.kemkes.go.id/pentingnya-melakukan-imunisasi-pada-anak?utm_source=chatgpt.com. Diakses pada 2 Januari 2025.
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare