Bahaya Gorengan dan 6 Cara Menyiasatinya
Pantangan Makanan GERD: Gorengan

Bahaya Gorengan dan 6 Cara Menyiasatinya

Share

Banyak orang yang suka makan gorengan, entah sekedar untuk camilan atau dijadikan pendamping nasi atau sebagai makanan berat. Padahal, jenis makanan ini cenderung tinggi kalori, lemak trans, dan seringkali garam. Sehingga memakannya terlalu banyak bisa berdampak negatif pada kesehatan. 

Kavacare telah merangkum berbagai bahaya makan gorengan sekaligus memberikan tips menyiasati agar makan gorengan menjadi lebih sehat dan tidak membahayakan. Simak selengkapnya di bawah ini.

Bahaya di Balik Makan Gorengan

Infografis Bahaya Makan Gorengan Kavacare
Infografis Bahaya Makan Gorengan Kavacare

 

Bahaya gorengan yang dapat mengancam kesehatan dan perlu diwaspadai antara lain yaitu:

Memicu Obesitas

Makanan yang dimasak dengan cara digoreng diketahui mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang dimasak dengan metode lainnya. Itu karena makanan yang digoreng seringkali dilapisi adonan tepung terlebih dahulu sebelum digoreng. Terlebih lagi, makanan yang digoreng akan kehilangan air dan menyerap lemak. Sehingga demikian ini menjadikan kandungan kalori dalam makanan semakin tinggi.

Ini berarti, mengonsumsi banyak gorengan dapat secara signifikan meningkatkan asupan kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Serta lemak trans yang terkandung di dalam gorengan juga berkontribusi pada penambahan berat badan sebab jenis lemak ini mampu mempengaruhi hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.

Kenaikan berat badan secara berlebih yang tidak disertai perubahan gaya hidup seperti pola makan dan olahraga dapat memicu obesitas yang merupakan faktor risiko berbagai masalah kesehatan lain seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

 

Baca Juga: 7 Makanan Tinggi Kolesterol yang Perlu Dihindari

 

Memicu Penyakit Diabetes Tipe 2

Meski tidak secara langsung menyebabkan diabetes tipe 2, kadar kalori dan lemak trans yang terkandung dalam makanan yang digoreng dapat memicu resistensi insulin yang merupakan penyebab diabetes tipe 2. 

Penelitian besar jangka panjang yang dilakukan oleh peneliti di Departemen Nutrisi Harvard School of Public Health (HSPH) bersama Saw Swee Hock School of Public Health Universitas Nasional Singapura yang memeriksa data dari lebih dari 100.000 peserta, menemukan bahwa orang yang makan gorengan setidaknya sekali seminggu memiliki risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung yang lebih besar.

Risiko tersebut pun meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi konsumsi gorengan. Peserta yang mengonsumsi gorengan sebanyak 4 sampai 6 kali dalam seminggu memiliki 39% peningkatan risiko diabetes tipe 2. Demikian pula, peserta yang makan gorengan 7 kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko 55% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 daripada mereka yang mengonsumsi gorengan kurang dari sekali per minggu.

Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Makan gorengan juga berkontribusi dalam berkembangnya penyakit jantung. Ini karena kandungan lemak jenuh dan trans yang tinggi dalam gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Jika terlampau tinggi, kolesterol dapat menumpuk dalam dinding pembuluh darah arteri.

Secara bertahap, timbunan plak kolesterol yang ada di dinding arteri tersebut bisa mulai mempersempit arteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan terhalangnya aliran darah. Kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis.

Kondisi aterosklerosis perlu diwaspadai karena berisiko tinggi meningkatkan risiko berbagai kondisi jantung, seperti Coronary Artery Disease (CAD) atau penyakit arteri koroner, serangan jantung, dan gagal jantung.

Meningkatkan Risiko Terkena Stroke

Stroke dapat terjadi ketika kondisi aterosklerosis akibat penumpukan kolesterol di dinding arteri membuat suplai darah ke otak menjadi terbatas hingga membuat jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Selain itu, stroke juga bisa terjadi saat plak di arteri pecah dan terangkut menuju otak.

Mengandung Akrilamida yang Beracun

Akrilamida adalah suatu senyawa beracun yang dapat terbentuk dalam makanan yang dimasak pada suhu tinggi, seperti menggoreng dan memanggang. Dilansir dari situs Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), jumlah yang sangat tinggi dari senyawa ini terbukti menyebabkan kanker pada hewan.

Pada tahun 2010, Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) menyimpulkan bahwa akrilamida juga merupakan masalah kesehatan pada manusia dan menyarankan studi jangka panjang tambahan.

Meski begitu, FDA tidak mengharuskan untuk berhenti konsumsi makanan yang digoreng dan dipanggang sama sekali, asalkan pola hidup sehat harus tetap dijaga.

 

Baca Juga: 5 Tips Cara Turunkan Kolesterol

 

Menyiasati Makan Gorengan agar Lebih Sehat

Ada beberapa cara untuk menyiasati agar gorengan menjadi lebih sehat untuk dikonsumsi seperti yang dijelaskan berikut ini.

Ganti Minyak Goreng Dengan Minyak Zaitun

Agar gorengan lebih sehat, bisa mengganti minyak goreng biasa dengan minyak zaitun. Salah satu alasan mengapa minyak zaitun lebih baik daripada minyak goreng biasa adalah minyak ini lebih stabil pada suhu tinggi.

Untuk diketahui bahwa semua jenis minyak memiliki titik didih pada suhu tertentu. Pada titik didih ini, minyak mulai rusak dan dapat memiliki bau atau rasa yang tidak enak. Dengan kata lain, jenis minyak goreng dengan titik didih yang tinggi cenderung lebih sehat karena lebih tahan panas. 

Selain hal tersebut, minyak zaitun juga dianggap lebih sehat dibandingkan dengan minyak goreng biasa karena mengandung lebih banyak lemak tak jenuh. Kandungan ini dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung. 

Jaga Minyak Selalu Segar dan Bersih

Selalu gunakan minyak segar (baru) dan bersih saat menggoreng makanan. Hal ini dikarenakan minyak yang digunakan berulang kali atau sering dipanaskan dapat mengalami kerusakan yang membuat makanan menjadi bau dan juga kemungkinan besar nutrisi yang terkandung dalam minyak tersebut telah hilang. Adapun rekomendasi penggunaan ulang minyak goreng maksimal sebanyak tiga kali.

Gunakan Tepung yang Tepat

Untuk menurunkan potensi bahaya makan gorengan, gunakan tepung bebas gluten seperti tepung gandum utuh, tepung beras dan tepung jagung alih-alih menggunakan tepung serbaguna atau tepung olahan lainnya. Jenis tepung bebas gluten ini akan menciptakan rasa dan tekstur gorengan yang serupa dengan tepung biasa tetapi dengan nilai gizi yang lebih tinggi.

 

Baca Juga: Apakah Makanan Berpengaruh pada Jerawat?

 

Tambahkan Soda Kue

Soda kue atau baking soda yang biasa digunakan dalam pembuatan kue dan roti ternyata juga dapat membawa manfaat lebih ketika dijadikan sebagai bahan campuran adonan tepung untuk aneka gorengan. 

Selain membantu membuat tekstur gorengan lebih renyah, soda kue dapat melepaskan gelembung yang mampu membantu mengurangi penyerapan minyak dalam makanan. Semakin sedikit minyak yang terserap, maka semakin sedikit pula kadar lemak dalam makanan. 

Goreng Pada Suhu Ideal

Apabila suhu pada minyak terlalu tinggi, maka selain makanan akan cepat gosong juga menyebabkan minyak mudah teroksidasi dan berbagai risiko bahaya dari makan gorengan pun ikut tinggi. Dan jika minyak tidak cukup panas untuk menggoreng, maka memungkinkan lebih banyak minyak yang akan meresap ke dalam makanan.

Suhu ideal menggoreng di atas kompor berkisar antara 325-400°F (163-205°C). Jadi, pastikan Anda menggoreng pada suhu yang stabil dan tidak melebihi atau kurang dari rentang tersebut. Anda bisa menggunakan termometer dapur sebagai langkah paling cerdas guna memastikan suhu minyak tetap berada pada batas aman.

Gunakan Tisu Dapur

Yang tidak kalah pentingnya, setelah Anda selesai menggoreng pastikan juga untuk meniriskan minyak dengan benar. Biarkan selama beberapa menit makanan berada dalam saringan peniris minyak. Ada baiknya gunakan tisu dapur atau tisu masak yang mampu menyerap minyak dengan optimal sehingga kandungan minyak dalam gorengan yang akan dikonsumsi dapat berkurang.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahaya makan gorengan dapat menempatkan seseorang berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Jadi, Anda harus mencoba membatasi konsumsi gorengan dan membuat perubahan kecil untuk membantu kebiasaan makan gorengan Anda menjadi lebih sehat untuk menurunkan risiko tersebut.

Anda bisa menghubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811 1446 777 untuk melakukan telekonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi diet terbaik dan membuat care plan demi mencegah risiko penyakit kronis.

Sumber:

  1. Minyak Goreng yang Sehat. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/535/minyak-goreng-yang-sehat-apakah-ada. Diakses 8 Maret 2023.
  2. How Fried Foods Affect Your Heart Health. https://www.goodrx.com/well-being/diet-nutrition/fried-foods-heart-health. Diakses 8 Maret 2023. 
  3. Why Are Fried Foods Bad For You. https://www.healthline.com/nutrition/why-fried-foods-are-bad. Diakses 8 Maret 2023. 
  4. How To Make Fried Food Healthier. https://food.ndtv.com/food-drinks/how-to-make-fried-food-healthier-easy-tips-and-hacks-3401700. Diakses 8 Maret 2023.
  5. Acrylamide Questions and Answers. https://www.fda.gov/food/process-contaminants-food/acrylamide-questions-and-answers. Diakses 8 Maret 2023. 
  6. Eating Fried Foods Tied To Increased Risk of Diabetes. https://www.hsph.harvard.edu/news/hsph-in-the-news/eating-fried-foods-tied-to-increased-risk-of-diabetes-and-heart-disease. Diakses 8 Maret 2023. 
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare