6 Layanan Pengobatan Unggulan di Jepang

6 Layanan Pengobatan Unggulan di Jepang

Share

Standar pengobatan di Jepang termasuk sangat tinggi. Sederet layanan pengobatan unggulan di Jepang membuat negara ini populer sebagai tujuan berobat. Hal ini tidak diherankan mengingat kemajuan teknologi di Jepang memang telah terkenal di seluruh dunia. Bahkan, orang-orang yang berada di Jepang mempunyai harapan hidup yang lebih panjang daripada negara lain di dunia.

Keunggulan Jepang Sebagai Tujuan Berobat

  1. Teknologi Medis yang Maju: Industri peralatan medis Jepang sendiri mencapai USD28,1 miliar pada tahun 2016 dan diproyeksi akan tumbuh secara stabil hingga 2020 dengan angka proyeksi mencapai USD31.7 miliar. Dengan penanaman modal yang tinggi pada bidang ini, tidak heran Jepang mempunyai kemajuan yang pesat dalam industri peralatan medisnya.
  2. Perhatian yang Tinggi di Bidang Kesehatan Pemerintah Jepang sendiri mempunyai perhatian yang tinggi di bidang kesehatan. Kesehatan dan perawatan medis merupakan salah satu prioritas dengan target memperbaiki kesehatan dan harapan hidup masyarakatnya. Hal ini membuat Jepang menjadi negara kedua terbesar di dunia dalam bidang kesehatan. 
  3. Penelitian yang Mendalam: Jepang merupakan negara yang memusatkan perhatian pada penelitian sains, termasuk pada bidang kesehatan. Memiliki berbagai komunitas peneliti, Jepang secara berkala telah mengeluarkan berbagai jurnal penelitian dalam bidang medis yang membantu kemajuan negara Tirai Bambu ini dalam bidang kesehatan.

Daftar Layanan Pengobatan Unggulan di Jepang

1. Kanker

Kanker merupakan pembunuh nomor satu di Jepang sejak tahun 1981, mencapai 27% dari total kematian pada 2018. Namun, tingkat harapan hidup di Jepang telah meningkat sekarang ini karena rendahnya tingkat kematian kanker, yang berkontribusi hingga lebih dari setengah dari total kematian.

Pemerintah Jepang telah memfokuskan diri pada pengobatan kanker dan terus mengembangkan penelitian dalam teknologi pengobatan kanker, seperti nivolumab sebagai imunoterapi yang lebih efektif pada jenis-jenis kanker yang resisten pada kemoterapi. Dengan penggunaan Kampo, obat tradisional Jepang yang berhasil mengurangi efek buruk obat antikanker serta pengembangan psycho-oncology-nya, tidak heran Jepang berhasil melawan serangan kanker.

2. Kanker Pediatrik

Menurut salah satu penelitian tentang kanker pada 5.192 anak (usia 0-14 tahun) di Jepang, terdapat perbaikan yang signifikan pada beberapa kasus kanker. Hal ini berkaitan dengan dilangsungkannya program peninjauan secara nasional untuk kasus neuroblastoma. Bahkan, laporan tentang sertifikat kematian di Jepang berkurang dari 3,1% pada 1993-1998 menjadi 0,9% pada tahun 2005-2010.

 

Baca Juga: 8 Jenis Kanker pada Anak yang Umum

 

3. Neurologi

Untuk membuktikan keseriusannya dalam bidang neurologi, Jepang telah membentuk komunitas neurologi, yaitu Japanese Society of Neurology (JSN) sejak tahun 1960, dan telah berkembang hingga mempunyai 8.000 anggota, termasuk 3.600 dokter spesialis bersertifikasi. Kesuksesan JSN ini telah terbukti setelah berhasil mengklarifikasi penyebab penyakit subacute myelo-optico-neuropathy, salah satu penurunan fungsi saraf otak.

JSN juga telah sukses menangani penyakit Creutzfeldt-Jakob dan penyakit Minamata dengan memberikan diagnosa dan pengobatan pasien dengan tepat dan mengklarifikasi penyebab dari penyakit ini.

4. Kardiologi

Pada Desember 2018, pemerintah Jepang telah memberlakukan program “Basic Act on Stroke and Cardiovascular Diseases” dengan tujuan memperbaiki harapan hidup sehat dan mengurangi biaya perawatan medis dengan cara mencegah penyakit sirkulasi, seperti stroke dan myocardial infarct (serangan jantung). Pada 2020, telah terdapat 1.337 rumah sakit yang menyediakan program rehabilitasi untuk penyakit jantung dengan cara rawat inap dan 531 rumah sakit, termasuk klinik, yang menyediakan program rehabilitasi jantung dengan cara rawat jalan.

5. Epilepsi

Salah satu pengobatan yang mendapat perhatian khusus di Jepang adalah epilepsi. Hingga tahun 2017 telah tercatat 35 fasilitas yang menjadi pusat epilepsi yang secara khusus memfokuskan diri pada diagnosa dan pengobatan komprehensif terhadap epilepsi refrakter, yaitu epilepsi yang tidak juga membaik bahkan setelah pemberian obat antiepilepsi yang adekuat.

Fokus pusat epilepsi ini juga termasuk kerja sama dengan fasilitas medis lokal untuk memperbaiki masalah pengobatan epilepsi di seluruh sistem kesehatan. Pengobatan epilepsi di Jepang juga telah menggunakan alat pemeriksaan modern, seperti electroencephalography (EEG), closed-circuit TV-EEG, CT-Scan, MRI, Single-Photon Emission CT, dan magnetoencelography (MEG).

6. Anti-aging Treatment

Salah satu pengobatan anti-aging di Jepang yang telah diakui dewasa ini adalah penggunaan retinol, yang dianggap efektif dalam pengobatan keriput, kulit kendur, kulit kemerahan, dan bintik-bintik hiperpigmentasi di kulit yang menua. Berdasarkan penelitian, retinol memang menunjukkan perbedaan yang signifikan sebesar 34% terhadap populasi subjek penelitian yang menggunakan retinol ini.

Jepang juga terus mengembangkan teknologi dalam produk anti-agingnya, termasuk Pola Orbis AI untuk perkembangan perawatan kulit secara individual, teknologi fine fiber Kao dengan penerapan ultra-thin skin layer diffuser, dan simulator make up virtual dari Fancl.

7. Ortopedi

Perkembangan ortopedi di Jepang cukup pesat. Dari awal kemunculannya, Japanese Orthopaedic Association (JOA) hanya memiliki 118 anggota. Angka ini sudah tumbuh hingga 21.402 anggota, yang berarti telah berkontribusi sebanyak 7,9% dari total jumlah dokter berlisensi di Jepang. JOA juga sejauh ini terus mengembangkan virtual reality dan augmented reality dalam penerapan prosedur operasi ortopedi yang telah memungkinkan untuk diterapkan pada simulasi operasi dan pelatihan teknis.

8. Transplantasi Rambut

Sejarah transplantasi rambut sendiri berawal di Jepang ketika ahli dermatologi dari Jepang, yaitu Sasagawa, Okuda, Tamura, dan Fujita menggunakan autograft kecil yang berisi folikel rambut untuk memperbaiki luka dan Cicatricial alopecia (radang di kulit kepala).

Ilmuwan di Jepang pun hingga kini terus mengembangkan penelitian tentang transplantasi rambut. Bahkan, tim dari Yokohama National University di Jepang telah berhasil membuat folikel rambut di cawan patri dengan menggunakan sel-sel kulit dari tikus. Mereka melakukannya dengan cara mengatur penempatan spasial dari dua tipe sel, yaitu sel epitel dan sel mesenkimal.

 

Baca Juga: Berobat ke Jepang: Estimasi Biaya dan Rekomendasi Rumah Sakit

 

Rekomendasi Rumah Sakit untuk Berobat ke Jepang

  1. St. Luke’s International Hospital: Mempunyai riwayat yang panjang, rumah sakit ini telah berdiri sejak 1933. St.Luke’s International Hospital mempunyai layanan unggulan dalam terapi pengobatan kanker, termasuk dengan metode operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Selain itu, rumah sakit ini mempunyai layanan internasional yang siap menyambut pasien asing, bahkan standar pelayanan St.Luke’s International Hospital telah terakreditasi dari JCI. Lokasi rumah sakit ini berada dekat dengan pasar Tsukiji yang merupakan pasar ikan terbesar di dunia dan salah satu objek wisata populer.
  2. Seirei Hamamatsu General Hospital: Seirei Hamamatsu General Hospital menjadi rumah sakit pertama di luar wilayah Kanto untuk mendapatkan akreditasi dari JCI. Salah satu layanan unggulan di rumah sakit ini adalah epilepsi dengan treatment operasi. Salah satu teknologi yang telah teruji efektif di rumah sakit ini menggunakan exoscopic corpus callosotomy (CC) sebagai terapi paliatif. EX VITOM 3D exoscope dan 4K-3D monitor operasi adalah peralatan yang digunakan selama prosedur ini.
  3. Juntendo University Hospital: Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tertua di Jepang dengan latar belakangnya sebagai Sekolah Pengobatan Belanda di zaman Edo. Saat ini, Juntendo University Hospital terutama mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam pengobatan kanker dengan terapi radiasi dan mempunyai pelayanan kesehatan yang baik. Bahkan, Juntendo University Hospital telah mendapatkan penghargaan dari Japan Council for Quality Health Care.
  4. Aizawa Hospital Proton Therapy Center: Layanan unggulan di rumah sakit ini adalah pengobatan kanker, termasuk kanker pediatrik. Aizawa Hospital telah menggunakan teknologi mutakhir berupa terapi proton yang lebih efektif untuk mematikan sel-sel kanker. Radioterapi di rumah sakit ini menggunakan Pencil Beam Scanning yang membantu dokter untuk memanipulasi dan mengarahkan sinar proton mengikuti bentuk dan ukuran tumor atau kanker yang hendak diobati.
  5. Shonan Kamakura General Hospital: Shonan Kamakura General Hospital telah terkenal dengan pelayanannya dalam pengobatan kanker dengan metode terapi radiasi, pengobatan jantung lewat operasi jantung dan kateter. Layanan unggulan lain di rumah sakit ini adalah ortopedi dan operasi penggantian sendi pinggang dan lutut. Pelayanan kesehatan secara umum juga telah berstandar internasional, terbukti dari akreditasi JCI yang diterima pada 2012 dan diakreditasi ulang pada 2015 serta memperoleh akreditasi dari Japan Medical Service for International Patients (JMIP).
  6. QST Hospital: Dengan teknologi pengobatan kanker yang maju, QST Hospital adalah salah satu rumah sakit yang dapat Anda pertimbangkan apabila Anda tertarik untuk berobat di Jepang. Rumah sakit ini terutama unggul dalam pengobatan kanker, di mana QST Hospital menggunakan metode terapi radiasi karbon ion yang lebih efektif membunuh sel kanker daripada X-ray atau proton therapy.
  7. D-Front Clinic: Jepang telah membuktikan keunggulannya dalam perawatan anti-aging. Klinik D-Front merupakan salah satu klinik pilihan untuk Anda yang tertarik untuk mendapatkan perawatan anti-aging yang menggunakan terapi sel batang. Teknologi yang dipakai di klinik ini termasuk transplantasi kultur fibroblas (pengembalian sel); doublo, yaitu mesin terbaru untuk memberikan efek serupa seperti operasi pengencangan kulit wajah; dan Ultra High Concentration Platelet-Rich Plasma (PRP), yaitu terapi untuk mempercepat kesembuhan jaringan tubuh.

Estimasi Biaya Berobat ke Jepang

Berikut ini beberapa estimasi prosedur dari pengobatan unggulan di Jepang.

Prosedur Biaya (dalam Yen) Biaya (Dalam Rupiah)
Kemoterapi tanpa obat molekuler Mulai dari 180.000 Mulai dari 21 juta
Kemoterapi dengan obat molekuler Mulai dari 360.000 Mulai dari 42,4 juta
Acute ischemic stroke Mulai dari 912.155 Mulai dari 107,6 juta
Heart Failure Mulai dari 1.071.355 Mulai dari 126,4 juta
Photofacial/I2PL 1 sesi Mulai dari 48.000 Mulai dari 5,6 juta
Pengangkatan Keriput dengan Hyaluron Injic acidection 0,1 ml Mulai dari 7.900-12.000 Mulai dari 932 ribu – 1,4 juta
Injeksi Botox Mulai dari 25.000-60.000 Mulai dari 2,9 juta – 7 juta
Follicular Unit Extraction (FUE) lowest Mulai dari 200.000 Mulai dari 23,6 juta
Follicular Unit Transplantation (FUT) Mulai dari 500.000 Mulai dari 59 juta
Refractory treatment with 4 drugs Mulai dari 13.000 Mulai dari 1,5 juta

Biaya di atas hanya merupakan estimasi dan bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan rumah sakit yang dipilih. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai biaya pengobatan di Jepang, Anda bisa menghubungi layanan medical travel facilitator di nomor WhatsApp 0857 8000 8707.

Cara Berobat ke Jepang bersama KavaLink

Apakah Anda tertarik untuk berobat ke Jepang? Untuk berobat ke luar negeri, tentunya Anda membutuhkan persiapan yang matang, seperti mencari rekomendasi dokter dan rumah sakit terbaik bagi penanganan masalah Anda, termasuk mengetahui iklim kesehatan di Jepang pada saat Anda akan berobat.

Selanjutnya, Anda tentu akan membutuhkan estimasi biaya keseluruhan pengobatan Anda agar Anda tidak mengalami over budget, yang tentunya akan menghambat kelancaran pengobatan. Oleh karena itu, tim medical travel facilitatorKavaLink dari Kavacare siap membantu untuk memberikan konsultasi untuk perjalanan berobat Anda ke Jepang, mulai dari rekomendasi dokter dan rumah sakit hingga layanan pemesanan transportasi dan akomodasi. Anda cukup menghubungi nomor Whatsapp kami di 0857 8000 8707.

Sumber:

  1. [1] Healthcare in Japan for Foreigners. https://interacnetwork.com/healthcare-in-japan-for-foreigners/. Diakses 30 November 2022
  2. [2] Business models for sustainable development: Projects of global extension of medical technologies of Japan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7936371/. Diakses 30 November 2022
  3. [3] Why has Japan become the world’s most long-lived country: insights from a food and nutrition perspective. https://www.nature.com/articles/s41430-020-0677-5. Diakses 30 November 2022
  4. [4] Advances in Oncology in US and Japan: Focusing on Cancer and Infectious Diseases. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8734503/. Diakses 30 November 2022
  5. [5] Significance of Kampo, Traditional Japanese Medicine, in Supportive Care of Cancer Patients. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3703882/. Diakses 30 November 2022
  6. [6] Childhood cancer incidence and survival in Japan and England: A population-based study (1993-2010). https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/cas.13457. Diakses 30 November 2022
  7. [7] Development of neurology in Japan and its contribution to elucidate and resolve the sociomedical problems. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20030198/. Diakses 30 November 2022
  8. [8] Report of the Japanese Association of Cardiac Rehabilitation (JACR) – November 2020. https://www.escardio.org/Sub-specialty-communities/European-Association-of-Preventive-Cardiology-(EAPC)/Advocacy/Prevention-in-your-country/eapc-country-of-the-month-japan. Diakses 30 November 2022
  9. [9] New Epilepsy Center Established.  https://www.h.u-tokyo.ac.jp/english/about-us/news-letter/details/1187761_1993.html. Diakses 30 November 2022
  10. [10] Development of an epilepsy comprehensive care center: a Japanese model.  https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15816979/. Diakses 30 November 2022
  11. [11] Distribution and Retention Trends of Obstetricians and Gynecologists in Japan: A Longitudinal Study.  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8355730/. Diakses 30 November 2022
  12. [12] Assisted reproductive technology in Japan: A summary report for 2016 by the Ethics Committee of the Japan Society of Obstetrics and Gynecology. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30655717/. Diakses 30 November 2022
  13. [13] JAPAN COSMETICS AND PERSONAL CARE INDUSTRY UPDATE.  https://www.trade.gov/market-intelligence/japan-cosmetics-and-personal-care-industry-update. Diakses 30 November 2022
  14. [14] Professor Yoshinori Tashiro’s contribution to Orthopedic Surgery. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2780602/. Diakses 30 November 2022
  15. [15] Recent trends in orthopedic surgery performed in Japan for rheumatoid arthritis. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21347802/. Diakses 30 November 2022
  16. [16] Scientific cure for baldness?.  https://www.dailymail.co.uk/health/article-11341499/A-cure-baldness-Scientists-CREATE-hair-lab.html. Diakses 30 November 2022
  17. [17] Surgical aspects using an exoscope for corpus callosotomy: initial experience for epilepsy surgery.  https://www.imrpress.com/journal/JIN/21/1/10.31083/j.jin2101039/htm. Diakses 30 November 2022
  18. [18] Treatment Costs for Breast Cancer in Japan: Large Claim Database Analysis. https://www.valueinhealthjournal.com/article/S1098-3015(14)02034-8/fulltext. Diakses 30 November 2022
  19. [19] Hospital-Based Study of the Care and Cost of Acute Ischemic Stroke in Japan. https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/01.str.0000056171.55342.ff  Diakses 30 November 2022
  20. [20] Hospitalization Costs for Patients With Acute Congestive Heart Failure in Japan.  https://www.jstage.jst.go.jp/article/circj/advpub/0/advpub_CJ-18-1212/_html/-char/ja. Diakses 30 November 2022
  21. [21] Price list. http://www.azabu-skinclinic.com/english/common/price.html. Diakses 30 November 2022
  22. [23] How Much Does Hair Transplant Cost in Japan?. https://we-xpats.com/en/guide/as/jp/detail/2666/. Diakses 30 November 2022
  23. [24] Budget Impact Analysis of Treatment Flow Optimization in Epilepsy Patients: Estimating Potential Impacts with Increased Referral Rate to Specialized Care. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8192732/. Diakses 30 November 2022
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare