Ikan dan Telur: Pantangan Makanan saat Nifas?

Ikan dan Telur: Pantangan Makanan saat Nifas?

Share

Nifas adalah periode perdarahan yang biasanya dialami oleh para ibu setelah melahirkan. Terdapat kepercayaan mengenai larangan untuk mengonsumsi telur dan ikan bagi ibu pada periode nifas. Akan tetapi, apakah pantangan makanan saat nifas ini benar?

Apa itu Nifas?

Nifas merupakan periode perdarahan setelah persalinan hingga 6-8 minggu setelahnya. Pada masa ini, selain perubahan fisik, seorang ibu juga mengalami banyak perubahan psikologis, emosional, dan sosial.

Banyak ibu yang melakukan praktik tradisional pada masa nifas ini, terutama di Asia. Biasanya ibu harus mengikuti peraturan tertentu yang dianggap secara turun temurun akan memudahkan proses pemulihan dari kehamilan dan persalinan. Misalnya, asupan makan diatur agar meningkatkan kesehatan dan melancarkan produksi ASI. Kadang ibu dilarang mandi atau hanya mandi dengan rempah tertentu. Mereka juga harus beristirahat di rumah dan tidak melakukan pekerjaan berat agar tidak cepat lelah.

Pola makan adalah salah satu komponen praktik tradisional ini.  Konsumsi makanan tertentu dapat dianggap baik, atau sebaliknya. Contohnya adalah larangan untuk mengonsumsi telur dan ikan karena khawatir luka jahitan akan lama sembuh. Telur dan ikan dianggap akan membuat luka jahitan lembab dan basah. Karenanya, kedua hal ini sudah lama populer sebagai pantangan makanan saat nifas.

Akan tetapi, apakah larangan ini benar adanya?

Larangan Makan Ikan dan Telur Saat Nifas

Ternyata larangan untuk makan ikan dan telur pada masa nifas tidak berhubungan dengan luka jahitan. Sebaliknya, ikan dan telur memberikan asupan tinggi protein yang sangat sehat dan baik untuk mendukung proses penyembuhan ibu dan memberikan nutrisi bagi bayi yang masih menyusui. 

 

Baca Juga: Panduan Gizi Ibu Hamil

 

Jika ada kekhawatiran mengenai ikan dan telur mungkin terkait dengan kemungkinan alergi pada bayi. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu akan juga diterima bayi melalui air susu. Jika memang bayi tersebut alergi ikan dan telur, maka dapat muncul gejala alergi. Namun, larangan ini tentu situasional dan harus sesuai dengan gejala yang ada. 

Manfaat Ikan dan Telur

Ikan sendiri dapat menjadi sumber protein dan omega 3 yang penting untuk bayi. Pilihlah ikan segar dan hindari ikan yang terkontaminasi merkuri karena berbahaya bagi bayi. Di Indonesia, ikan sangat banyak pilihannya, tidak sulit ditemukan, dan beragam olahannya. Telur juga kaya albumin dan sumber gizi lain sehingga dapat menjadi pilihan yang mudah dan murah untuk dikonsumsi sehari-hari.

Asupan gizi bagi ibu nifas dan menyusui tidak kalah penting dari fase kehamilan untuk diperhatikan. Dengan asupan diet yang sehat seimbang makan proses penyembuhan pascamelahirkan akan dapat berlangsung dengan optimal dan bayi juga dapat tumbuh kembang dengan baik.

Oleh karena itu, mitos dan larangan seperti pantangan makanan saat nifas harus diterima dengan cermat agar tidak salah menyikapi larangan yang beredar. Fokuslah pada makanan seimbang dan sehat secara umum akan lebih baik bagi kesehatan ibu dan bayi. Anda juga dapat mencari tahu pola makan seimbang yang tepat dengan telekonsultasi bersama Kavacare. Hubungi Kavacare Support di nomor Whatsapp 0811 – 1446 – 777.

 

Sumber:

  1. https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12884-021-04089-6
  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4992357/
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare