Anjuran dan Pantangan Makanan saat Diare

Anjuran dan Pantangan Makanan saat Diare

  • Post category:Gizi
Share

Diare menjadi salah satu penyakit paling umum yang diderita di Indonesia. Penyakit ini dapat muncul karena berbagai faktor, mulai dari kurang menjaga kebersihan makanan dan minuman, bakteri, dan faktor lainnya. Di Indonesia sendiri, obat diare mudah ditemukan dan dijual bebas di apotek maupun pusat perbelanjaan. 

Kali ini Kavacare telah merangkum informasi seputar diare, mulai dari penyebab, pertolongan pertama, hingga jenis makanan saat diare. Untuk informasi lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini.

Jenis Diare dan Penyebabnya

Diare seringkali didefinisikan sebagai buang air besar encer disertai dengan kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan gangguan keseimbanga elektrolit. Definisi lainnya adalah buang air besar lebih dari tiga kali sehari atau lebih dari satu liter tinja dari ileostomi kolostomi per hari. Diare terjadi karena isi saluran cerna bergerak terlalu cepat sehingga menyebabkan lebih sedikit cairan dan nutrisi yang diserap.

Diare dapat dibedakan dalam empat kategori, yakni:

  • Osmotik
  • Sekretori
  • Eksudatif
  • Diare transit usus cepat

 

Baca Juga: 6 Langkah Pertolongan Pertama saat Anak Sakit Perut

 

Diare Osmotik

Diare osmotik disebabkan oleh adanya zat yang terlarut dalam saluran pencernaan, yang kurang diserap dan menghasilkan efek osmotik. Efek osmotik adalah pergerakan air dari konsentrasi zat terlarut rendah ke konsenstrasi zat terlarut tinggi. Penyebab diare osmotik yakni intoleransi laktosa, malabsorpsi lemak, sindrom dumping setelah operasi lambung atau reaksi obat-obatan tertentu (yakni obat cair yang mengandung hipertonik atau sorbitol).

Diare Sekretori

Diare sekretori terjadi saat terdapat sekresi air dan garam yang berlebihan di usus, yang disebabkan oleh toksin bakteri (Clostridium difficile, E. coli, dan lain-lain), kafein, virus atau peningkatan asam empedu setelah reseksi ileum.

Diare Eksudatif

Diare jenis ini dikaitkan dengan kerusakan pada mukosa usus, yang menyebabkan pelepasan atau pengeluaran lendir, darah dan protein plasma dari sel akibat peradangan atau cedera. Hal ini dapat meningkatkan kandungan cairan feses dan terjadi pada colitis ulserativa, penyakit Crohn atau enteritis radiasi.

Diare Transit Usus Cepat

Diare transit usus cepat dideskripsikan sebagai peningkatan aktivitas pendorong di usus besar. Saat usus besar berkontraksi lebih kuat dari biasanya, makanan dilewatkan lebih cepat melalui sistem pencernaan serta lebih sedikit iar yang diserap kembali ke dalam tubuh, membuat feses terlalu encer. Penyebab diare jenis ini adalah sindrom iritasi usus, operasi bypass, reseksi lambung dan usus, antibiotik, atau stress.

Pertolongan Pertama saat Diare

Pertolongan pertama diare pada anak-anak yang masih menyusu, ada baiknya diberikan ½ hingga 1 gelas cairan oralit setiap anak buang air besar. 

Selain itu, juga dapat diberikan zinc setiap hari selama 14 hari berturut-turut dengan takaran:

  • 1 kali ½ tablet untuk anak usia <6 bulan
  • 1 kali 1 tablet untuk anak usia 6 bulan sampai 5 tahun
  • Pemberian MPASI atau makanan seperti biasa
  • Pemberian obat hanya menggunakan obat dari tenaga medis atau dokter

Umumnya, dokter akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi cairan dan garam, seperti elektrolit, jus atau kaldu. Apabila mengonsumi cairan tersebut mengganggu perut hingga menyebabkan muntah, dokter mungkin akan menyarankan pemberian cairan melalui infus.

Mengonsumsi air merupakan cara yang baik untuk mengganti cairan tubuh, namun tidak mengandung garam ataupun elektrolit. Anda dapat membantu mempertahankan kadar elektrolit dengan konsumsi jus buah untuk kalium atau mengonsumsi sup untuk mendapatkan natrium. Usahakan tidak mengonsumsi jus apel karena dapat memperburuk diare.

Untuk anak-anak, ada baiknya Anda melakukan konsultasi ke dokter untuk penggunaan larutan rehidrasi oral, seperti Pedialyte, guna mencegah dehidrasi atau mengganti cairan yang hilang akibat diare.

 

Baca Juga: 7 Manfaat Air Kelapa bagi Kesehatan

 

Anjuran Makanan Saat Diare

Beberapa makanan dapat membuat diare Anda bertambah buruk. Namun makanan-makanan di bawah ini dapat membantu Anda pulih dan merasa lebih baik setelah mengalami diare.

BRAT Diet

Diet BRAT merupakan singkatan dari banana, rice, applesauce dan toast. Atau pisang, nasi putih, saus apel dan roti panggang.

Saat kesehatan Anda baik, umumnya dokter akan merekomendasikan makanan gandum utuh dan berserat tinggi. Namun, makanan dengan serat tinggi mampu menimbulkan masalah saat Anda mengalami diare. Makanan BRAT rendah serat mampu membantu membuat feses Anda lebih kencang atau lebih padat. Pisang yang tinggi potassium akan membantu mengganti nutrisi tubuh yang hilang akibat diare.

Saat melakukan diet BRAT, Anda dapat menambahkan oatmeal, kentang rebus atau kentang panggang yang dikupas atau ayam panggang dengan bagian kulit yang dibuang.

Garam dan Gula

Bahaya terbesar dari serangan diare yang singkat adalah dehidrasi atau hilangnya air serta nutrisi dari jaringan tubuh. Anda dapat mengalami dehidrasi apabila mengalami diare lebih dari tiga kali sehari dan tidak minum cukup cairan. Dehidrasi juga dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak segera diobati.

Cara terbaik dalam mencegah dehidrasi yakni dengan mengonsumsi cairan yang mengandung garam dan gula. Garam akan membantu memperlambat proses kehilangan cairan, sedangkan gula akan membantu tubuh Anda untuk menyerap garam. Cairan gula dan garam ini juga disebut oralit alami saat Anda tidak dapat mengonsumsi Pedialyte dengan cepat setelah buang air besar.

Pembuatan oralit untuk dewasa dapat menggunakan bahan di bawah ini:

  • 6 sendok teh gula
  • ½ sendok teh garam
  • 1 liter air

Sedangkan pembuatan oralit untuk anak-anak dapat menggunakan bahan berikut ini:

  • 1 sendok teh gula
  • ¼ sendok teh garam
  • 200 cc air matang

Dosis yang dapat digunakan saat pemberian oralit yaitu:

  • Bayi atau balita, dikonsumsi kurang lebih 500 ml per hari, pemberian setiap setelah buang air besar, 50 hingga 100 ml.
  • Anak-anak, dikonsumsi kurang lebih 1 liter per hari, pemberian setiap setelah buang air besar, 100 hingga 200 ml.
  • Dewasa, dikonsumsi kurang lebih 2 hingga 3 liter per hari, pemberian setiap setelah buang air besar, 200 hingga 400 ml.

Probiotik

Cara lain untuk membantu usus pulih dari diare yakni dengan mengonsumsi probiotik, yakni makanan atau suplemen makanan yang mengandung bakteri hidup, yang dapat menggantikan atau menambah bakteri menguntungkan yang umumnya ditemukan pada saluran pencernaan.

Anda dapat mengonsumsi kefir, yoghurt, atau minuman susu ferementasi yang mengandung probiotik dengan fungsi memulihkan bakteri menguntungkan yang dikeluarkan oleh tubuh akibat diare. Pastikan Anda mengonsumsi yoghurt atau kefir rendah gula, karena kadar gula yang terlalu tinggi berpotensi memperburuk gejala atau kehilangan cairan pada beberapa pasien.

Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat mengonsumsi makanan berikut ini saat mengalami diare.

Makanan BerproteinKeju (terutama rendah lemak), telur, ikan tanpa lemak, yoghurt, daging sapi, ungags tanpa kulit, babi.
Roti dan SerealOatmeal, oat bran, mie polos, roti putih atau bagel, nasi putih, kerupuk, krim gandum.
Buah dan SayuranApel, pisang, pir kalengan, persik, saus apel, jeruk bali, labu, kentang, melon.

 

Baca Juga: Vitamin B6: Manfaat, Dosis, dan Sumber Terbaik

 

Makanan saat Diare yang Harus Dihindari

Berikut beberapa jenis pantangan makanan saat diare yang perlu dihindari.

Makanan yang Menyebabkan Gas Berlebih

Saat menderita diare, Anda dapat menghindari beberapa jenis buah dan sayuran yang dapat menghasulkan gas berlebih pada usus. Contohnya, kacang-kacangan, brokoli, dan kembang kol. Anda dapat mengonsumsi buah dan sayuran yang tidak menghasilkan gas berlebih pada usus untuk membantu Anda cepat pulih dari diare.

Susu, Mentega, Es Krim dan Keju

Dalam beberapa kasus, diare disebabkan oleh intoleransi laktosa – suatu kondisi tubuh Anda kesulitan memproses laktosa dan gula yang ditemukan dalam produk susu. Anda perlu menghindari produk makanan atau minuman yang mengandung susu agar tidak memperburuk diare Anda.

Namun, Anda dapat mengonsumsi yoghurt yang kaya akan probiotik sebagai penggantinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik dapat membantu menyeimbangkan bakteri baik dalam usus serta mempersingkat durasi serangan diare.

Sorbitol dan Pemanis Buatan Lainnya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan memiliki efek pencahar pada sistem pencernaan. Apabila Anda mengalami diare, ada baiknya mengonsumsi permen dan permen karet tanpa gula, minuman ringan diet atau pengganti gula.

Mengonsumsi gula, termasuk gula buatan, dapat menyebabkan usus menghasilkan lebih banyak air serta elektrolit yang menyebabkan pelonggaran gerakan usus dan menyebabkan diare.

Makanan Berlemak

Yang termasuk dalam makanan berlemak adalah makanan yang digoreng, makanan berminyak atau dilumuri kuah, yang dapat memperparah serangan diare.

Alkohol dan Soda

Saat Anda mengalami diare, Anda dapat menghindari makanan dan minuman yang menyebabkan kehilangan cairan, termasuk alkohol dan soda. Alkohol dapat bertindak sebagai diuretik, yakni dapat membuat tubuh dehidrasi.

Selain itu, soda dengan sirup jagung fruktpsa tinggi juga mampu menimbulkan masalah apabila Anda mengalami diare. Konsumsi fruktosa dalam jumlah besar dapat membanjiri sistem pencernaan serta menyebabkan kembung dan diare.

Makanan Kaya Serat

Ketika sehat, serat dari sayur dan buah sangat dibutuhkan untuk kesehatan pencernaan. Sebaliknya, makanan tinggi serat dapat menyebabkan diare semakin bertambah buruk. Hindari makanan kaya serat seperti buah dan sayur saat sedang diare.

Jika Anda sedang mengalami diare atau ingin melakukan tanya jawab seputar diare – mulai dari gejala, pantangan makanan, hingga dokter datang ke rumah, segera hubungi Kavacare. Bersama Kavacare, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter dan tim medis yang ahli di bidangnya dengan cepat dan tepat. Untuk info lebih lanjut, segera hubungi kami melalui WhatsApp di 0811 – 1446 – 777.

Sumber:

  1. Canadian Society of Intestinal Research https://badgut.org/information-centre/health-nutrition/diarrhea-and-diet/ diakses 12 Februari 2023
  2. National Library of Medicine https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538142/ diakses 12 Februari 2023
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/737/diare-tanda-gejala-dan-cara-mengatasinya diakses 12 Februari 2023
  4. Cleveland Clinic https://health.clevelandclinic.org/moms-advice-is-still-the-best-for-treating-diarrhea/ diakses 12 Feburari 2023
  5. Mayo Clinic https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/diagnosis-treatment/drc-20352246 diakses 12 Februari 2023
  6. Everyday Health https://www.everydayhealth.com/digestive-health/diet/what-to-eat-when-you-have-diarrhea/ diakses 12 Februari 2023
  7. The New England Journal of Medicine https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp031534 diakses 12 Februrari 2023
  8. Nature Reviews: Gastroenterology & Hepatology https://www.nature.com/articles/ncpgasthep1264 diakses 12 Februari 2023
  9. Journal of Clinical Gastroenterology https://journals.lww.com/jcge/Abstract/2011/11001/Probiotics_for_Prevention_and_Treatment_of.12.aspx diakses 12 Februari 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare