6 Jenis Makanan Penyebab Usus Buntu

6 Jenis Makanan Penyebab Usus Buntu

Share

Pada sistem pencernaan, terdapat organ yang disebut sebagai usus buntu atau apendiks. Usus buntu bisa mengalami peradangan. Peradangan ini berisiko menjadi kegawatan medis jika tidak segera ditangani. Ada beragam faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit usus buntu, termasuk makanan.

Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare seputar makanan penyebab usus buntu.

Apa Itu Usus Buntu?

Kondisi yang sering disebut sebagai usus buntu sebenarnya merupakan peradangan yang terjadi pada bagian usus, yaitu apendiks. Apendiks adalah organ dengan bentuk kantung yang letaknya di ujung usus. Biasanya apendiks terletak di bagian kanan bawah perut, tetapi posisinya berbeda-beda pada setiap orang tergantung faktor pertumbuhan, kehamilan, atau prosedur operasi yang pernah dijalani*.

Fungsi pasti dari usus buntu banyak diperdebatkan. Para ahli dan peneliti menyepakati jika apendiks kemungkinan berfungsi sebagai bagian dari daya tahan tubuh dan bertindak sebagai organ limfoid, terutama pada anak-anak dan remaja.

Peradangan pada usus buntu adalah kondisi akut, biasanya dirasakan dalam jangka waktu 24 jam setelah terjadi inflamasi. Namun kondisi ini juga bisa berlangsung lama atau kronis. Jika telah terjadi perforasi atau luka berisi nanah, gejala yang terjadi bisa terasa lebih parah.

Radang usus buntu harus segera mendapatkan penanganan medis. Jika dibiarkan, inflamasi yang terjadi pada usus buntu bisa pecah dan mengakibatkan infeksi yang membahayakan nyawa.

 

Baca Juga: Bagaimana Cara Periksa Usus Buntu Sendiri?

 

Gejala Usus Buntu

Gejala radang usus buntu biasanya dimulai dengan rasa nyeri di bagian tengah perut yang datang dan pergi. Lalu dalam beberapa jam, nyeri berpindah ke bagian kanan perut, di area sekitar apendiks. Nyeri ini kemudian terasa terus-menerus dan semakin parah. Rasa sakit semakin parah saat Anda menekan area tersebut, batuk, atau berjalan.

Jika Anda mengalami radang usus buntu, gejala umum yang muncul contohnya:

  • Mual
  • Muntah
  • Sembelit atau diare
  • Demam
  • Meningkatnya frekuensi buang air kecil
  • Nyeri perut kanan bawah.

Selain kondisi yang telah disebutkan, ada gejala yang jarang terjadi pada pasien radang usus buntu. Namun gejala ini tetap bisa ditemui. Contohnya rasa sakit yang sangat parah hingga menyebabkan pasien terbangun saat tidur, serta muncul nyeri saat pasien berbaring miring ke kiri sementara kaki kanan ditekuk ke belakang (gejala psoas).

Penyebab Usus Buntu

Ukuran dan posisi apendiks menyebabkan organ tersebut mudah tersumbat dan terinfeksi. Usus besar adalah tempat di mana terdapat banyak bakteri. Ada kemungkinan bakteri-bakteri tersebut terjebak di usus buntu, kemudian berkembang terlalu banyak hingga menimbulkan infeksi.

Namun radang usus buntu tidak selalu dimulai akibat infeksi. Kadang-kadang radang usus buntu terjadi karena pembengkakkan pada area sekitar apendiks. Pembengkakkan ini menyebabkan jalan keluar masuk usus buntu semakin sempit, bahkan bisa tertutup. Akibatnya banyak bakteri yang terjebak di apendiks.

Penyebab paling umum infeksi, pembengkakkan, dan tersumbatnya usus buntu adalah:

  • Batu apendiks atau feses yang membatu. Feses yang mengeras ini bisa masuk dan terjepit di jalan masuk usus buntu. Batu apendiks tidak hanya menyumbat, tetapi juga membawa bakteri tambahan dan menjebak bakteri-bakteri yang telah ada di apendiks.
  • Pembesaran kelenjar limfoid (lymphoid hyperplasia), sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan melepaskan sel darah putih pada jaringan-jaringan. Ini bisa menyebabkan jaringan limfoid pada apendiks membengkak, walau infeksi terjadi di bagian lain tubuh. Pembengkakkan ini bisa menyumbat apendiks dan menyebabkan infeksi.
  • Kolitis adalah inflamasi pada usus besar yang timbul akibat infeksi atau peradangan jangka panjang pada usus besar (inflammatory bowel disease). Infeksi pada usus besar bisa menyebar ke apendiks.
  • Iskemia usus, penurunan aliran darah sementara yang terjadi pada organ pencernaan. Kondisi ini bisa terjadi akibat stres psikologis parah. Walau jarang, iskemia pada usus besar kemungkinan bisa mempengaruhi kondisi usus buntu.
  • Makanan, contohnya buah berbiji. Saat kita mengonsumsi buah, beberapa biji mungkin tertelan. Biji yang tertelan ini umumya dibuang secara alami oleh tubuh. Namun terdapat beberapa laporan kasus radang usus buntu yang terkait dengan adanya biji buah atau kacang tidak tercerna. Biji dan kacang tersebut ditemukan menyumbat jalan masuk apendiks dan menyebabkan inflamasi. Ditemukan pula laporan-laporan yang menyebutkan radang usus buntu disebabkan oleh biji sayur-sayuran dan buah seperti biji jeruk, melon, jelai (barley), oat, buah tin, anggur, kurma, dan jintan.

 

Baca Juga: Apa yang Menjadi Penyebab Usus Buntu?

 

Makanan Berisiko untuk Usus Buntu

Secara umum, bukan makanan penyebab langsung radang usus buntu. Namun ada beberapa jenis makanan yang mempengaruhi risiko terjadinya radang usus buntu. Maka untuk mengurangi kemungkinan mengalami radang usus buntu, Anda bisa berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan minuman tertentu.

1. Makanan Berlemak

Penelitian terbaru yang dilakukan di Inggris menemukan jika terdapat peningkatan risiko radang usus buntu akut pada mereka yang memiliki pola makan tinggi protein hewani dan makanan berlemak jenuh.

Konsumsi makanan berlemak yang tinggi protein seperti keju, daging unggas, dan daging olahan bisa meningkatkan risiko radang usus buntu hingga 40%. Hal ini bisa dikaitkan dengan makanan berlemak yang cenderung lebih sulit dicerna.

Sebaiknya hindari makanan berlemak jenuh, contohnya junk food dan berbagai makanan yang digoreng. Makanan-makanan ini juga bisa memperburuk gejala radang usus buntu.

2. Makanan dengan Pemanis Tambahan

Pola makan rendah serat, tinggi konsumsi lemak dan gula, ditambah kurang minum termasuk faktor yang banyak mempengaruhi radang usus buntu. Mengonsumsi makanan dan minuman dengan pemanis tambahan bisa mengganggu pencernaan, bahkan mempengaruhi feses menjadi lebih keras sehingga berisiko menyumbat apendiks.

Gula tambahan juga bisa menyebabkan diare dan memperburuk gejala radang usus buntu. Selain itu makanan tinggi gula juga bisa menyebabkan sembelit dan meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi pada apendiks. Tidak hanya mengurangi risiko radang usus buntu, membatasi konsumsi gula juga bisa menjaga kesehatan secara umum.

3. Minuman Beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol secara umum berdampak buruk pada kesehatan. Jika tidak dibatasi, secara tidak langsung juga bisa mempengaruhi risiko terjadinya radang usus buntu.

Alkohol berisiko melukai organ pencernaan, termasuk usus. Konsumsi alkohol berlebih kemungkinan dapat menimbulkan peradangan pada usus. Peradangan ini kemungkinan juga bisa terjadi pada apendiks.

4. Karbohidrat Olahan

Makanan tinggi karbohidrat olahan seperti roti, biskuit, dan sereal diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya radang usus buntu. Risiko ini teridentifikasi pada mereka yang banyak mengonsumsi karbohidrat olahan dan gula, ditambah kurang asupan serat.

5. Makanan Pedas

Makanan pedas secara langsung tidak menyebabkan radang usus buntu. Namun makanan pedas bisa menyebabkan iritasi pada organ pencernaan dan meningkatkan risiko inflamasi.

6. Makanan Rendah Serat

Salah satu penyebab utama usus buntu adalah adanya oklusi lumen apendiks atau penyumbatan rongga usus buntu. Kondisi ini mendorong untuk perlu dilakukannya operasi perut darurat. Diet rendah serat dapat menyebabkan penyumbatan ini terjadi. 

Dalam penelitian di Saudi Arabia Hospital tahun 2020, terbukti pola makan rendah serat merupakan faktor risiko utama terjadinya radang usus buntu. Pasien yang mengalami usus buntu ternyata menjalani diet rendah serat dibandingkan orang normal.

 

Baca Juga: Anjuran dan Pantangan Makanan saat Diare

 

Walau tidak bisa dipastikan bahwa makanan penyebab usus buntu, ada pola makan yang bisa Anda terapkan untuk mencegah usus buntu. Selain membatasi konsumsi makanan dan minuman di atas, cobalah untuk lebih banyak minum air dan mengonsumsi serat agar pencernaan lebih sehat.

Terkait radang usus buntu, Anda juga bisa mengonsultasikannya pada Konsultan Medis Kavacare untuk memahami risiko, pencegahan, gejala, dan penanganannya. Silakan hubungi kami di nomor 0811-1446-777.

SUMBER:

  1. Appendicitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/ diakses 17 Juni 2023
  2. What To Eat And What To Avoid In Appendicitis? https://pharmeasy.in/blog/what-to-eat-and-what-to-avoid-in-appendicitis/ diakses 17 Juni 2023
  3. Can fruit seeds and undigested plant residuals cause acute appendicitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3609170/ diakses 17 Juni 2023
  4. Makanan Diduga Membuat Radang Usus Buntu. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/30/makanan-diduga-membuat-radang-usus-buntu diakses 17 Juni 2023
  5. Appendicitis – Symptoms. https://www.nhs.uk/conditions/appendicitis/symptoms/ diakses 17 Juni 2023
  6. Appendicitis – Complications. https://www.nhs.uk/conditions/appendicitis/complications/ diakses 17 Juni 2023
  7. Appendicitis: Signs & Symptoms, Causes, Diagnosis & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8095-appendicitis diakses 17 Juni 2023
  8. Consumption of diets rich in animal protein, saturated fat, or sodium, and low in fibre are associated with increased risk of acute appendicitis. https://www.cambridge.org/core/journals/proceedings-of-the-nutrition-society/article/consumption-of-diets-rich-in-animal-protein-saturated-fat-or-sodium-and-low-in-fibre-are-associated-with-increased-risk-of-acute-appendicitis/A0C41CC11B6FB68B273D2FB5B97E2250 diakses 17 Juni 2023
  9. UGM Academic Hospital Doctor Shares Tips to Prevent Appendicitis. https://ugm.ac.id/en/news/20336-ugm-academic-hospital-doctor-shares-tips-to-prevent-appendicitis/ diakses 17 Juni 2023
  10. Case-control: A low-fiber diet increases the risk of appendicitis in main Qassim, Saudi Arabia hospitals 2020-2021. https://www.discoveryjournals.org/medicalscience/current_issue/v26/n119/ms31e2033.htm diakses 11 Oktober 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare