Kapan Perlu Terapi Wicara dan Menelan

Kapan Perlu Terapi Wicara dan Menelan

Share

Stroke adalah penyakit yang harus menjadi perhatian agar bisa dicegah karena dampaknya sangat besar terhadap kehidupan. Akibat stroke, seseorang bisa mengalami kehilangan kemampuan berkomunikasi secara normal hingga kesulitan menelan makanan dan minuman. Terapi wicara dan menelan adalah cara yang biasa digunakan untuk mengatasi salah satu dampak stroke tersebut.

Tips Kembali Sehat Setelah Kena Stroke

Dampak stroke terhadap setiap individu berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi antara lain tingkat serangan stroke yang dialami dan waktu penanganannya. Makin cepat pasien ditangani setelah terkena serangan stroke, makin besar peluang pemulihannya. Karena itu, program pemulihan stroke pada setiap orang pun berbeda. Berikut ini beberapa tips umum untuk kembali sehat setelah kena stroke:

  • Makan makanan yang sehat dengan nutrisi seimbang
  • Memperoleh dukungan secara fisik dan mental dari keluarga dan orang-orang terdekat
  • Meninggalkan gaya hidup tidak sehat yang sebelumnya berkontribusi terhadap serangan stroke, misalnya merokok, sering begadang, atau minum minuman beralkohol
  • Berolahraga sesuai dengan rekomendasi dokter
  • Minum obat sesuai dengan resep dokter
  • Menjalani terapi sesuai dengan dampak stroke yang dialami, antara lain terapi wicara dan terapi menelan

Apa Itu ‘Periode Emas’ pada Pasien Stroke?

Dalam penanganan stroke, ada istilah periode emas yang sangat vital bagi pasien. Yang dimaksud dengan periode emas di sini adalah satu jam pertama setelah seseorang menunjukkan gejala stroke. Bagi pasien stroke, waktu memang sangat bernilai. Pasien mesti segera mendapat penanganan di rumah sakit berupa pemberian obat penghilang gumpalan darah untuk mencegah kerusakan otak dalam jangka panjang dan menyelamatkan nyawanya. 

Dalam penelitian pada 2017, perawatan pada periode emas diketahui memberikan hasil yang baik pada semua pasien, terlepas dari usia dan komorbiditasnya. Itu sebabnya penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda dan gejala stroke. Jika menduga seseorang terkena stroke, segera hubungi ambulans atau rumah sakit agar ia bisa ditangani secepat mungkin oleh tenaga medis.

Apa Saja yang Dilakukan Saat Latihan Berbicara

Serangan stroke yang mengakibatkan kerusakan saraf bisa membuat pasien tak bisa berbicara seperti sedia kala. Terapi wicara adalah bagian dari program rehabilitasi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berbicara bagi pasien stroke. Aktivitas yang dilakukan dalam terapi ini antara lain:

  • Menjulurkan lidah keluar dan menariknya masuk kembali secara berulang masing-masing dalam 2 detik untuk melatih lidah bergerak secara terkoordinasi.
  • Menempelkan lidah ke sisi kanan dan sisi kiri secara bergantian. Ulangi setiap 2 detik di setiap sisi dalam kondisi mulut terbuka.
  • Menjulurkan lidah keluar, lalu coba jangkau hidung dengan lidah selama 2 detik. Setelah itu coba jangkau dagu selama 2 detik pula, ulangi secara bergantian.
  • Membuat ekspresi senyum di depan cermin secara berulang.
  • Membuat gerakan bibir seolah-olah hendak mencium secara berulang.
  • Mengulang pengucapan pasangan huruf vokal dan konsonan yang sulit diucapkan, misalnya “ra, re, ri, ro, ru” bila stroke membuat pasien sulit mengucapkan huruf “r”.
  • Membuat dan mengucapkan kalimat dengan lantang secara bertahap.
  • Menebak suku kata yang diucapkan terapis atau caregiver yang membantu terapi.
  • Melakukan permainan kata, misalnya mengisi teka-teki silang atau mencari huruf yang hilang dalam kata  

 

Baca Juga: Paket Fisioterapi di Rumah

 

Apa Saja yang Dilakukan Saat Latihan Menelan

Stroke bisa mengakibatkan disfagia, yakni kesulitan menelan akibat gangguan saraf. Maka dalam program rehabilitasi juga ada terapi menelan untuk pasien stroke yang melibatkan gerakan berulang. Aktivitas dalam terapi ini antara lain:

  • Menjulurkan lidah sejauh mungkin, lalu taruh sendok di atas lidah dan dorong ke atas selama beberapa detik, kemudian lemaskan.
  • Lidah dalam posisi sama seperti poin di atas, tapi kali ini sendok ditaruh di bawah lidah. Dorong lidah ke bawah selama beberapa detik, lalu lemaskan.
  • Menggeser ujung lidah dari posisi di belakang gigi depan ke belakang sejauh mungkin pada langit-langit mulut. 
  • Berbaring lurus, lalu naikkan kepala sedikit seolah-olah hendak melihat ujung kaki. Setelah itu, kembali ke posisi santai seperti semula.
  • Memindahkan potongan kertas kecil dengan cara mengisap dan menahannya menggunakan sedotan.
  • Melakukan gerakan menelan dengan melibatkan semua otot sekuat mungkin.
  • Mengambil napas dalam-dalam, lalu tahan napas sambil melakukan gerakan menelan.
  • Melakukan gerakan seolah-olah menguap sembari menahan lidah di belakang mulut sejauh mungkin.

Berapa Lama untuk Pulih Kembali?

Durasi terapi wicara dan terapi menelan untuk pulih kembali berbeda pada setiap pasien stroke. Tidak ada standar pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat kembali berkomunikasi atau mengatasi gangguan menelan. Faktor yang berpengaruh antara lain usia pasien, tingkat keparahan dampak serangan stroke, frekuensi terapi, kondisi medis yang melatari, serta perawatan atas kondisi medis tersebut.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Terapi Wicara terdapat penjelasan mengenai perencanaan terapi yang mencakup tujuan dan program terapi jangka panjang (waktunya tidak terbatas, sesuai dengan gangguan yang dialami pasien), jangka pendek (4-6 bulan), dan harian (sesuai dengan target dalam setiap pertemuan).

Bagaimana Bila Pemulihan Tidak Sesuai Harapan?

Terapi wicara dan terapi menelan adalah komponen kunci dalam program rehabilitasi stroke. Banyak pasien mendapatkan manfaat dari terapi ini dalam kaitan dengan kualitas hidup mereka. Tapi selalu ada kemungkinan program pemulihan ini tak sesuai dengan harapan. Di tengah proses terapi, kondisi pasien juga mungkin mengalami kemunduran, termasuk serangan stroke kedua. 

Tantangan ini bisa memberikan dampak secara fisik, mental, dan emosional sehingga terapi harus disetop untuk sementara waktu. Peran keluarga dibutuhkan sebagai pendamping pasien untuk memberikan dukungan sepenuhnya agar pasien tak kehilangan semangat. Konsultasi dengan dokter hingga psikolog juga mungkin diperlukan demi memastikan program pemulihan tak terhenti dan membuat pasien lebih berisiko mengalami komplikasi akibat stroke. 

Jika Anda dan keluarga membutuhkan telekonsultasi atau kunjungan fisioterapis profesional ke rumah untuk rehabilitasi pasca-stroke, hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777.

 

Sumber

What is the role of speech and swallowing therapy in the treatment of vertebrobasilar stroke?. https://www.medscape.com/answers/323409-118061/what-is-the-role-of-speech-and-swallowing-therapy-in-the-treatment-of-vertebrobasilar-stroke. Diakses 9 Juni 2022

Effects of early intervention of swallowing therapy on recovery from dysphagia following stroke. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4662683/. Diakses 9 Juni 2022 

The Best Speech Therapy Exercises to Get Your Voice Back. https://www.flintrehab.com/speech-therapy-exercises/. Diakses 9 Juni 2022 

10 Swallowing Exercises for Stroke Patients to Regain Function. https://www.flintrehab.com/swallowing-exercises-for-stroke-patients/. Diakses 9 Juni 2022

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Terapi Wicara. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2081%20ttg%20Standar%20Pelayanan%20Terapi%20Wicara.pdf. Diakses 9 Juni 2022

Stroke Recovery Timeline. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/stroke/stroke-recovery-timeline. Diakses 9 Juni 2022 

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare