Tips Memilih Obat Nyeri yang Sesuai

Tips Memilih Obat Nyeri yang Sesuai

Share

Setiap orang tentu pernah mengalami nyeri setidaknya sekali dalam hidup. Nyeri bisa disebabkan oleh beragam hal, dari insiden kecil hingga penyakit serius yang membutuhkan pertolongan medis. Dalam artikel ini akan dibahas seputar nyeri dan tips memilih obat nyeri yang sesuai dengan yang dialami.

 

Macam-macam Nyeri

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri adalah rasa ketidaknyamanan secara sensoris dan emosional yang terkait dengan, atau menyerupai yang terkait dengan, kerusakan jaringan yang telah terkonfirmasi ataupun berupa kemungkinan. Definisi nyeri itu ditambahi enam catatan kunci dan etimologi kata nyeri untuk memberikan konteks lebih lanjut yang bisa dilihat di situs IASP.

Terdapat beberapa macam nyeri yang antara lain bisa dibedakan berdasarkan waktu durasi nyeri, sumber nyeri, intensitas nyeri, dan lokasi nyeri. 

Berdasarkan Durasi

  • Nyeri akut: dirasakan selama kurang dari tiga bulan, terjadi secara tiba-tiba. Misalnya jari teriris pisau saat sedang memotong bawang atau kaki terantuk batu saat berjalan.
  • Nyeri kronis: berlangsung selama lebih dari tiga bulan, muncul-hilang atau terus-menerus dirasakan. Misalnya nyeri rematik, migrain, dan nyeri punggung.

Berdasarkan Sumber

  • Nyeri nosiseptif: muncul karena respons terhadap kerusakan jaringan. Misalnya cedera olahraga.
  • Nyeri neuropatik: terjadi karena kerusakan atau masalah saraf. Misalnya pada penderita diabetes dan infeksi herpes zoster.
  • Somatik dalam: nyeri bersumber dari otot, bersifat tumpul, dan kurang terlokasi. Misalnya nyeri pasca-operasi dan nyeri tulang.
  • Viseral: asalnya dari organ dalam, seperti dari pankreas, kantong empedu, dan usus.
  • Psikogenik: sumber nyeri tak diketahui

Berdasarkan Intensitas

  • Ringan
  • Sedang
  • Berat

Intensitas ini bisa diukur dengan skala deskriptif sederhana menggunakan gambar wajah yang menunjukkan berbagai ekspresi, dari sedih hingga bahagia, untuk mengungkapkan rasa nyeri, bisa juga dengan skala numerik 0-10.

Berdasarkan Lokasi

  • Periferal: terdiri atas nyeri permukaan, nyeri dalam, dan nyeri alihan (nyeri dirasakan bukan dari sumbernya)
  • Sentral: muncul karena rangsangan terhadap susunan saraf pusat, batang otak, atau sumsum tulang belakang
  • Phantom: nyeri yang seperti terasa dari bagian tubuh yang sudah tak dimiliki, misalnya dalam kasus amputasi
  • Memancar: nyeri yang terasa meluas di area tertentu

 

Macam-macam Golongan Obat Nyeri

Rasa nyeri dapat diredakan dengan obat. Terdapat beragam obat yang bisa digunakan untuk meredakan nyeri. Di Indonesia, penggolongan obat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/ VI/2000. Di situ dijelaskan terdapat golongan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika, dan narkotika. 

Sedangkan secara umum, kategori obat nyeri bisa disederhanakan menjadi tiga macam, yakni obat bebas (over-the-counter), obat resep dokter, dan obat topikal.

Obat Bebas

Obat yang dijual bebas dan bisa dibeli tanpa resep dokter di apotek atau toko obat ini biasanya untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang. Obat ini mudah didapatkan, tapi ada risiko efek samping dan dampak lainnya bila digunakan bersama obat lain. Ada dua jenis obat bebas yang biasa digunakan untuk nyeri, yaitu:

  • Parasetamol: biasanya disarankan sebagai obat pertama yang sebaiknya diminum untuk nyeri akut.
  • Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs): kelompok obat ini bekerja dengan cara mengurangi pembengkakan dan peradangan sekaligus meredakan nyeri. Contohnya antara lain aspirin, ibuprofen, dan diklofenak.

Obat Resep Dokter

Jika memilih obat nyeri ini, dibutuhkan resep dokter. Obat ini umumnya tersedia di apotek rumah sakit ataupun di luar rumah sakit. Terdapat setidaknya empat macam obat nyeri resep dokter, yaitu:

Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid dengan Resep

Selain dijual bebas, ada obat anti-inflamasi nonsteroid yang bisa didapatkan dengan resep dokter bila dosisnya lebih tinggi. Ada juga beberapa obat jenis NSAIDs yang hanya dapat digunakan dengan resep dokter, seperti meloksikam dan celecoxib.

Opioid

Golongan obat nyeri opioid biasanya digunakan untuk menangani nyeri akut sedang hingga hebat atau nyeri kronis yang dialami pasien kanker. Contohnya morfin.

Anti-epilepsi

Obat anti-epilepsi seperti gabapentin dan pregabalin lazimnya diresepkan untuk pasien nyeri saraf atau nyeri di sekujur tubuh (fibromyalgia).

Antidepresan

Obat ini dapat meredakan rasa nyeri, misalnya untuk nyeri saraf dan fibromyalgia.

Obat Topikal

Obat topikal adalah obat yang digunakan langsung ke kulit pada area sumber nyeri. Obat ini bisa mengandung jenis obat NSAIDs seperti ibuprofen atau piroksikam.

 

Baca Juga: Macam-macam Obat Nyeri

 

Macam-macam Cara Pemberian Obat Nyeri

Ada berbagai cara pemberian obat nyeri, antara lain:

  • Bukal: obat berbentuk tablet diletakkan menempel di antara gusi dan pipi bagian dalam
  • Epidural: obat suntik diberikan lewat punggung bagian bawah
  • Injeksi intramuskular: dengan suntikan pada otot
  • Intranasal: lewat hidung, biasanya dengan semprotan
  • Intravena: melalui pembuluh darah vena
  • Oral: dengan cara ditelan lewat mulut
  • Rektal: dimasukkan lewat rektum
  • Subkutan: obat suntik disuntikkan ke bawah kulit
  • Sublingual: diletakkan atau disemprotkan ke bawah lidah 
  • Topikal: dioleskan ke kulit
  • Transdermal: meresapkan obat ke dalam kulit dengan plester obat
  • Transmukosal: melalui lapisan mukosa

 

Bagaimana Memilih Obat Nyeri yang Sesuai?

Karena ada berbagai macam nyeri, pemilihan obat yang sesuai bergantung pada karakteristik nyeri yang dirasakan. Pada umumnya, parasetamol adalah obat nyeri yang pertama kali digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang karena obat ini dijual bebas. Untuk nyeri berintensitas sedang hingga berat, nyeri kronis, atau tidak yakin hendak memilih obat nyeri yang mana, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Dokter akan memberikan tips memilih obat nyeri yang sesuai atau meresepkan obat seturut hasil pemeriksaan.

 

Bagaimana Mencegah Ketergantungan Obat Nyeri?

Obat nyeri diketahui secara psikologis bisa menimbulkan ketergantungan. Jenis obat nyeri yang paling berisiko menyebabkan ketergantungan adalah opioid, seperti morfin. Untuk mencegah ketergantungan, pastikan memilih obat nyeri yang tepat dengan resep dokter. Dokter dapat membantu memberikan jalan keluar bila pasien merasa bergantung pada obat untuk meredakan nyerinya. Misalnya dengan mengganti obat atau membatasi frekuensi penggunaan dan dosis obat.

 

Terapi Nyeri tanpa Obat

Nyeri tak selalu harus diatasi dengan obat. Ada pilihan berupa terapi nyeri tanpa obat. Misalnya terapi pikiran dan tubuh dengan teknik relaksasi, meditasi, hipnosis, dan citra terpandu (guided imagery). Terapi ini juga disebut dapat mengatasi ketergantungan obat opioid seperti morfin untuk meredakan nyeri. Terapi lainnya termasuk akupunktur, pijat, serta penyesuaian pola dan menu makan. Terapi dengan obat alternatif seperti obat herbal atau jamu juga bisa menjadi pilihan, tapi sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter untuk memastikan keamanannya.

Segera konsultasikan dengan dokter ketika nyeri tak kunjung hilang setelah melakukan penanganan mandiri dalam 72 jam. Melalui layanan Kavacare, Anda bisa mendapatkan kunjungan dokter ke rumah, telekonsultasi dokter, hingga pengiriman obat dan resep ke rumah. Hubungi Kavacare Support di nomor  0811 1446 777 untuk informasi lebih lanjut.

 

Sumber:

Pain Management Medications. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560692/. Diakses 9 Juni 2022 

Pain-relief medicines. https://www.healthdirect.gov.au/pain-relief-medicines. Diakses 9 Juni 2022 

Penggolongan Obat. https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/498348/mod_resource/content/1/2.%20Penggolongan%20Obat.pdf. Diakses 9 Juni 2022 

Routes of Analgesic Medication Administration. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK65949/table/CDR0000062738__252/. Diakses 9 Juni 2022 

Which OTC Pain Reliever Is Right for You?. https://www.webmd.com/drug-medication/features/choosing-an-otc-pain-reliever. Diakses 9 Juni 2022 

Predictors of painkiller dependence among people with pain in the general population. https://core.ac.uk/download/pdf/46170944.pdf. Diakses 9 Juni 2022  

Mind-body therapies can reduce pain and opioid use. https://www.health.harvard.edu/blog/mind-body-therapies-can-reduce-pain-and-opioid-use-2020021118772. Diakses 9 Juni 2022 

Pain Management: Alternative Therapy. https://www.webmd.com/pain-management/guide/pain-management-alternative-therapy. Diakses 9 Juni 2022 

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare