Tubuh manusia merupakan suatu hal kompleks yang tidak ada habisnya dibahas dan diteliti guna mendapat pengetahuan baru dan mencegah berbagai penyakit atau gejala ganjil yang mungkin saja terjadi. Salah satunya adalah keloid. Apa penyebab keloid dan bagaimana pencegahan serta perawatannya? Berikut informasi selengkapnya.
Apa Itu Keloid pada Luka?
Keloid merupakan suatu kondisi di mana jaringan parut sebagai penutup dan pelindung luka tumbuh secara berlebihan menjadi jaringan keras pada kulit. Pertumbuhan keloid dapat jauh lebih besar dari ukuran luka aslinya. Jaringan berlebih ini sering ditemukan pada bagian dada, daun telinga, pipi, hingga bahu. Selain bagian tubuh tersebut, keloid juga dapat muncul di berbagai bagian tubuh.
Keloid pada luka tidak berbahaya bagi kesehatan fisik Anda, namun dapat memunculkan tekanan emosional karena keberadaannya dapat mengganggu penampilan. Bagusnya, Anda bisa melakukan pencegahan atau pengobatan dini guna menghambat tumbuhnya keloid pada tubuh bila risiko keloid telah diketahui sejak dini.
Apa Penyebab Keloid?
Hingga saat ini, para ahli masih belum sepenuhnya memahami penyebab keloid yang mendasar. Kolagen – protein yang ditemukan di seluruh tubuh – sangat membantu dalam penyembuhan luka, namun keloid dapat terbentuk saat tubuh memproduksi kolagen terlalu banyak.
Mayoritas jenis cedera kulit yang dapat menjadi penyebab keloid yakni:
- Bekas jerawat
- Bekas luka akibat cacar air
- Luka bakar
- Goresan
- Tindik kuping
- Bekas sayatan bedah
- Luka bekas vaksin
Baca Juga: Jenis-jenis Perawatan Luka
Diperkirakan 10 persen orang di dunia mengalami jaringan parut keloid. Pria dan wanita sama-sama memiliki kemungkinan munculnya luka keloid. Orang dengan warna kulit lebih gelap cenderung lebih rentan terhadap keloid karena adanya perbedaan struktur penyusun kulit dibandingkan dengan orang dengan warna kulit lebih cerah.
Faktor risiko lain yang terkait dengan pembentukan keloid adalah:
- Berusia di bawah 30 tahun
- Dalam kondisi hamil
- Keturunan Latin
- Keturunan Asia
Keloid cenderung memiliki komponen genetik, yang berarti Anda lebih mungkin memiliki keloid apabila salah satu atau kedua orang tua Anda memiliki penyakit serupa.
Pencegahan Keloid
Apabila Anda termasuk dalam kategori orang yang rentan terkena keloid, maka Anda bisa melakukan beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:
Melindungi Kulit dari Cedera
Pencegahan keloid pertama yang dapat Anda lakukan adalah menghindari kulit terluka atau mengalami cedera. Cobalah untuk tidak melukai kulit Anda akibat faktor internal maupun faktor eksternal. Pertimbangkan untuk tidak melakukan tindik badan, tato, serta operasi elektif. Juga, hindari terkena cedera ringan – seperti rambut tumbuh ke dalam, luka akibat jatuh atau gesekan, serta goresan.
Melakukan Perawatan Luka yang Baik
Tindakan pencegahan keloid yang kedua yaitu melakukan perawatan pada bagian tubuh yang luka dengan baik dan benar. Apabila Anda mengalami luka, maka jaga agar luka tetap bersih dan lembab. Anda bisa mencuci area yang luka dengan lembut menggunakan sabun bertekstur lembut – atau untuk kulit sensitif, serta air bersih.
Selain itu, Anda juga dapat mengaplikasikan petroleum jelly seperti Vaseline atau Aquaphor secara tipis di atas luka sepanjang hari atau sesuai dengan kebutuhan. Di sisi lain, dokter mungkin akan memberi rekomendasi untuk mengoleskan bantalan gel silikon ke luka selama proses penyembuhan.
Orang dewasa dapat melakukan tindakan pencegahan ini selama enam bulan setelah mengalami cedera kulit, dan pada anak-anak hingga 18 bulan.
Dapatkan Layanan: Perawat Luka ke Rumah
Menggunakan Tabir Surya
Paparan sinar matahari langsung atau melakukan tanning pada kulit dapat membuat jaringan parut menghitam dan terlihat lebih gelap dari kulit di sekitarnya. Hal ini bisa membuat keloid lebih menonjol. Untuk menghindari keloid lebih gelap, Anda bisa mengaplikasikan sunscreen atau tabir surya pada keloid saat banyak beraktivitas di luar ruangan.
Pertanyaan Umum Keloid
Di bawah ini, kami akan memberikan penjelasan seputar pertanyaan yang sering muncul mengenai pencegahan keloid dan keloid itu sendiri.
Apakah Keloid Itu Kanker?
Keloid tidak termasuk dalam kategori penyakit kanker. Keloid merupakan jaringan parut yang tumbuh berlebihan saat terjadi luka, atau penumpukan kulit di atas luka yang ukurannya bisa melebihi luka itu sendiri. Meski dikategorikan sebagai tumor jinak, keloid tidak akan berkembang menjadi penyakit kanker.
Keloid dapat merugikan dalam hal penampilan karena penumpukan kulit tersebut dapat muncul dengan warna yang berbeda dengan warna kulit Anda. Juga, dapat mengganggu aktivitas karena terkadang dapat menyakitkan dan disertai dengan rasa gatal dan kemerahan.
Apa Obat Keloid yang Ampuh?
Perawatan luka keloid dapat Anda lakukan dengan beberapa poin di bawah ini:
- Perawatan Luka, untuk keloid baru, pilihan pertama perawatan yakni pembalut kompresi yang terbuat dari kain melar atau bahan lainnya. Metode ini juga digunakan setelah operasi pengangkatan keloid. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mencegah munculnya bekas luka dengan memberi tekanan pada luka. Pembalut luka dapat digunakan selama 12 hingga 24 jam per hari selama 4 sampai 6 bulan agar efektif.
- Krim Kortikosteroid, mengaplikasikan krim kortikosteroid resep dokter yang dapat membantu menghentikan peradangan atau proses inflamasi, juga meringankan rasa gatal akibat inflamasi.
- Obat suntik, apabila Anda memiliki keloid yang lebih kecil, dokter mungkin akan mencoba mengurangi ketebalan dengan menyuntikkan kortison atau steroid lainnya. Anda mungkin memerlukan suntikan bulanan hingga enam bulan. Kemungkinan efek samping dari suntikan ini adalah penipisan kulit, spider veins, dan perubahan permanen pada kulit (hiperpigmentasi atau hipopigmentasi).
- Perawatan Laser, keloid yang lebih besar dapat diratakan dengan perawatan laser. Cara ini juga berguna untuk mengurangi rasa gatal dan memudarkan keloid. Terapi laser diberikan selama beberapa sesi dengan 4 sampai 8 minggu di antara sesi. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi laser dengan gabungan suntikan kortison. Kemungkinan efek samping — yang lebih sering terjadi pada orang dengan kulit berwarna gelap, termasuk pengerasan kulit, hiperpigmentasi dan hipopigmentasi.
- Terapi Radiasi, radiasi sinar-X tingkat rendah atau setelah operasi pengangkatan keloid dapat membantu mengecilkan atau meminimalkan jaringan parut. Perawatan berulang mungkin diperlukan. Efek samping dari perawatan ini adalah komplikasi kulit dan, dalam jangka panjang, kanker.
- Operasi Pengangkatan Keloid, apabila keloid Anda tidak merespon terapi lain, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghilangkan keloid dengan operasi yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Pembedahan memiliki tingkat kekambuhan 45 hingga 100 persen.
Baca Juga: Mengenal Prosedur dan Perawatan Luka Bekas Operasi Caesar
Apakah Keloid Bisa Hilang dengan Sendirinya?
Keloid tidak dapat hilang dengan sendirinya. Pengobatan keloid menggunakan pengobatan sembuh dengan tingkat kesuksesan 80 persen saja, sedangkan pengobatan menggunakan tindakan pengangkatan dan radioterapi sembuh dengan tingkat kesuksesan 90 persen.
Apabila Anda menderita keloid, segera lakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga medis ahli terdekat untuk mendapatkan pengobatan dan tindakan yang tepat. Selain itu, Anda juga bisa melakukan tindakan pencegahan keloid apabila termasuk dalam orang yang rentan terkena penyakit ini.
Apakah Keloid Bisa Dihilangkan dengan Operasi?
Pengangkatan keloid pada kulit dapat dilakukan dalam tindakan operasi kecil. Di samping operasi, dokter juga akan memberikan obat-obatan yang dapat diaplikasikan pada bekas keloid pascaoperasi. Sebelum memutuskan untuk pembedahan, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan tindakan medis yang tepat untuk kebutuhan Anda.
Jika Anda memerlukan konsultasi yang nyaman dari rumah, Anda bisa menghubungi Kavacare yang siap melayani Anda dengan tenaga medis ahli terampil di bidangnya. Untuk informasi lebih lanjut, segera hubungi Kavacare Support melalui WhatsApp di nomor 0811-1446-777.
Sumber:
- https://www.healthline.com/health/keloids#prevention diakses pada 9 Oktober 2022
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/keloid-scar/symptoms-causes/syc-20520901 diakses pada 9 Oktober 2022
- https://skincancer.net/clinical/skin-cancer-keloid diakses pada 9 Oktober 2022
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7158916/ diakses pada 9 Oktober 2022
- https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2050313X20936033 diakses pada 9 Oktober 2022
- https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2059513119868659 diakses pada 9 Oktober 2022
- https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2059513120932059 diakses pada 9 Oktober 2022