Terapi Bell’s Palsy: Persiapan dan Prosedur

Terapi Bell’s Palsy: Persiapan dan Prosedur

Share

Apakah Anda pernah mendengar penyakit bell’s palsy? Jika belum, bell’s palsy adalah bentuk kelumpuhan sementara pada wajah yang memengaruhi fungsinya sehari-hari, salah satunya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kondisi ini muncul ketika terjadi peradangan pada saraf yang mengontrol gerakan di satu sisi wajah.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena meskipun bell’s palsy muncul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kelumpuhan wajah, penyakit ini dapat pulih secara alami. Meski begitu, penyedia layanan kesehatan mungkin akan menyarankan obat ataupun terapi bell’s palsy untuk membantu mempercepat pemulihan Anda.

Seperti apa terapi bell’s palsy itu? Mari simak informasi selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Terapi Bell’s Palsy?

Perawatan bell’s palsy bertujuan untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi komplikasi jangka panjang. Ketidakmampuan untuk menutup mata pada sisi yang terkena meningkatkan risiko komplikasi kornea. Karena itulah terapi dengan mengenakan pelindung mata sangat penting untuk mencegah pengeringan kornea.

Terdapat tiga jenis perawatan untuk pasien bell’s palsy, yaitu melalui obat-obatan, fisioterapi atau biasa disebut terapi bell’s palsy, dan operasi apabila benar-benar diperlukan. Meskipun bell’s palsy seringkali dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan, perawatan akan membantu Anda pulih lebih cepat. Di antara jenis perawatan tersebut, terapi bell’s palsy merupakan alternatif yang dapat Anda coba.

 

Baca Juga: Bell’s Palsy: Gejala dan Penanganan

 

Fisioterapi sangat direkomendasikan karena Anda akan melakukan serangkaian latihan wajah yang akan memperkuat otot-otot di wajah untuk meningkatkan koordinasi dan jangkauan gerakannya. Anda mungkin akan melakukan treatment untuk mata, latihan neuromuskuler (NMR), hingga terapi pijat. Jangan khawatair, terapi bell’s palsy ini juga berhasil dalam sejumlah kasus yang pernah terjadi.

Kapan Membutuhkan Terapi Bell’s Palsy?

Jika Anda merasakan gejala bell’s palsy, sebaiknya Anda menemui ahli kesehatan. Jika penyebab spesifik bell’s palsy teridentifikasi, seperti infeksi, maka penyebab tersebut akan diobati. Jika tidak, gejalanya akan diobati sesuai kebutuhan. Lantas kapan Anda membutuhkan terapi bell’s palsy?

Pada dasarnya, tidak ada standar pengobatan untuk bell’s palsy secara general. Namun, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin menyarankan obat atau terapi bell’s palsy untuk membantu mempercepat pemulihan Anda berdasarkan tingkat keparahan gejala dan riwayat kesehatan. Termasuk untuk menentukan kapan Anda membutuhkan terapi bell’s palsy.

Manfaat Terapi Bell’s Palsy

Secara umum, terapi bell’s palsy bermanfaat untuk mempercepat pemulihan Anda. Senam wajah dan terapi fisik misalnya, akan membantu meningkatkan kekuatan otot dan mengembalikan koordinasi wajah dari kelumpuhan sementara yang Anda yang alami.

Terapi bersama fisioterapis akan membantu Anda belajar kembali gerakan wajah sesuai dengan kondisi Anda. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan edukasi kesehatan mengenai apa yang perlu dilakukan dan yang dilarang selama melakukan terapi bell’s palsy.

Persiapan Sebelum Terapi Bell’s Palsy

Gejala bell’s palsy biasanya didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Oleh karena itu, sebelum melakukan terapi bell’s palsy dengan fisioterapis, terlebih dulu berkonsultasilah dengan dokter agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Pada beberapa hari pertama hingga seminggu setelah gejala terasa, fisioterapis akan mengevaluasi Anda. Misalnya dengan meninjau riwayat kesehatan Anda dan kapan gejala dimulai, menganalisis apa risiko yang bisa membuatnya memburuk atau membaik, serta melakukan pemeriksaan fisik, yakni dengan mengidentifikasi pola kelemahan yang disebabkan oleh bell’s palsy seperti:

  • Gerakan alis
  • Penutupan mata
  • Kemampuan menggunakan pipi dalam untuk tersenyum
  • Kemampuan untuk menaikkan atau menurunkan bibir
  • Penutupan bibir
  • Mengernyit
  • Ekspresi wajah
  • Gerakan rahang dan mulut
  • Kerutan dahi

Berikut gambaran klinis yang dapat terjadi pada pasien bell’s palsy:

  • Kelemahan atau kelumpuhan otot wajah bagian atas dan bawah pada sisi yang terkena.
  • Kelopak mata ipsilateral terkulai.
  • Ketidakmampuan untuk menutup mata sepenuhnya.
  • Mata kering karena ketidakmampuan untuk menutup mata sepenuhnya.
  • Air mata yang berlebihan (epifora).
  • Sudut mulut terkulai.
  • Gangguan/hilangnya sensasi pengecapan ipsilateral.
  • Kesulitan makan karena kelemahan otot ipsilateral menyebabkan makanan terperangkap di sisi mulut yang sakit.
  • Air liur keluar.
  • Sensasi aneh pada sisi wajah yang terkena.
  • Nyeri di dalam atau di belakang telinga.
  • Peningkatan kepekaan terhadap suara (hyperacusis) pada sisi yang terkena jika melibatkan otot stapedius.

Setelah penilaian, fisioterapis akan membuat rencana terapi bell’s palsy untuk Anda yang telah disesuaikan dengan kondisi Anda. Terapi ini akan membantu Anda mendapatkan kembali pola gerakan sehat yang Anda perlukan untuk membentuk ekspresi wajah dan mengembalikan fungsi setiap bagian.

 

Baca Juga: 5 Gerakan-Gerakan Fisioterapi yang Paling Umum

 

Prosedur Terapi Bell’s Palsy

Jika rencana terapi bell’s palsy telah ditentukan oleh fisioterapis, Anda akan mendapatkan beberapa perawatan. Berikut prosedur terapi bell’s palsy untuk Anda:

Perawatan Mata

Perawatan mata merupakan terapi yang sangat direkomendasikan untuk Anda*. Selama sakit, sebagian pasien bell’s palsy tidak dapat menutup salah satu mata. Karena itu, penting untuk melindungi agar mata Anda tidak kering di malam hari atau saat bekerja di depan layar komputer. Biasanya, Anda akan diberi obat tetes mata untuk siang hari, salep mata saat tidur, pelindung mata di malam hari agar mata tidak tergores.

Di tahap awal kelumpuhan wajah karena bell’s palsy, hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah merawat mata secara tepat. Sebab, saraf wajah bertanggung jawab dalam memproduksi pelumas ke kornea. Karena itulah, kemungkinan besar mata Anda akan kering di minggu-minggu atau bulan-bulan awal kelumpuhan wajah. Kondisi inilah yang membuat Anda berisiko terkena ulkus kornea dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan penglihatan pada mata yang sakit.

Namun tak perlu khawatir, terapis akan memberikan edukasi pada Anda mengenai penanganan mata kering jika sebelumnya Anda belum mendapatkan perawatan dari tenaga medis lain. 

Neuromuscular Retraining (NMR)

Ketika menderita bell’s palsy, otot yang lumpuh dapat menyusut dan memendek hingga menyebabkan kontraktur permanen. Untuk mengatasi itu, terapis fisik akan mengajari Anda cara meregangkan dan memperkuat otot wajah untuk mencegah hal tersebut. Melalui neuromuscular retraining (NMR), Anda akan mempelajari kembali atau melatih ulang gerakan wajah Anda.

Di tahap awal, fisioterapis akan mengajari Anda latihan yang memicu gerakan wajah. Setelah Anda dapat mulai menggerakkan otot wajah, fisioterapis akan merncang latihan untuk meningkatkan aktivitas otot, memperkuat otot, dan meningkatkan kemampuan Anda menggunakan otot dalam jangka waktu yang lebih lama. Jika sudah, Anda akan diperkenalkan latihan mengontrol gerakan, seperti:

  • Meningkatkan koordinasi otot-otot wajah Anda.
  • Memperbaiki pola gerakan wajah yang tidak normal yang dapat terjadi selama pemulihan.
  • Menyempurnakan gerakan wajah Anda untuk fungsi tertentu, seperti berbicara atau menutup mata.
  • Menyempurnakan gerakan untuk ekspresi wajah, seperti tersenyum.
  • Latihan relaksasi akan menjadi penting selama tahap pemulihan karena Anda mungkin mengalami kejang dan kedutan pada wajah. Untuk itu, fisioterapis akan merancang latihan demi mengurangi kontraksi otot tertentu yang tidak disengaja atau tidak diinginkan ini ketika akan menggerakan bagian wajah lain yang diinginkan (synkinesis). Misalnya, otot leher menegang saat Anda tersenyum atau mata terpejam saat mengunyah.

Melalui NMR, fisioterapis akan mengajari Anda mengenali kontraksi otot yang sebenarnya dan kapan otot dalam keadaan istirahat. Dengan begitu, kemampuan Anda mengontrol wajah Anda akan meningkat.

Terapi Pijat

Perlu diketahui, pijat akan membantu Anda dalam meregangkan dan memobilisasi otot-otot wajah serta meningkatkan sirkulasi sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi seperti kontraktur. Teknik pijat yang akan dilakukan seperti menggunakan ujung jari untuk melakukan gerakan memutar di sekitar pipi dan membantu meningkatkan gerakan otot di pipi.

Meskipun terapi bell’s palsy ini dapat dilakukan di rumah, sangat disarankan bagi Anda untuk dibantu oleh tenaga profesional. Selain membantu secara teknis, fisioterapis juga akan membantu Anda dalam mendiagnosis masalah lebih lanjut dan mencegah kekambuhannya. Seorang fisioterapis akan memastikan Anda mendapatkan latihan wajah yang tepatsehingga pemulihan pun berjalan lebih cepat.

Pasca-Terapi Bell’s Palsy 

Bell’s palsy biasanya membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk kembali normal dan tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang. Meski begitu, penting untuk Anda tetap mengonsumsi obat yang sudah diresepkan dokter sesuai dengan petunjuk. Selain itu, penting bagi Anda untuk melindungi mata yang sakit agar tidak mengering, yaitu dengan memberikan obat tetes mata di siang hari dan salep di malam hari untuk melindungi kornea dari goresan.

Jika kontrol wajah Anda belum pulih sepenuhnya hingga tiga bulan setelah mengalami gejala bell’s palsy, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Kemungkinan dokter akan merujuk Anda ke ahli saraf atau dokter spesialiais otak dan saraf.

Untuk diketahui, tidak ada yang kebal terhadap bell’s palsy. Artinya, tidak ada solusi untuk menghentikan bell’s palsy atau mencegahnya kambuh. Sebaliknya, jika Anda mengalami gejala bell’s palsy sekali atau beberapa kali harus segera mencari perawatan medis. Gejala-gejala ini dapat memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan selama bertahun-tahu. Namun, dengan diagnosis dan pengobatan segera, Anda dapat mencegah gejala bell’s palsy menjadi masalah jangka panjang.

Pertanyaan Seputar Terapi Bell’s Palsy

Berikut beberapa pertanyaan umum seputar terapi bell’s palsy.

 

Baca Juga: Paket Fisioterapi di Rumah

 

Bolehkah Bell’s Palsy Dipijat?

Pijat merupakan salah satu terapi bell’s palsy yang dapat Anda lakukan. Terapi pijat akan membantu Anda dalam meregangkan dan memobilisasi otot-otot wajah. Tak hanya itu, pijat juga meningkatkan sirkulasi sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi seperti kontraktur. Meskipun pijat ini dapat Anda lakukan di rumah, sebaiknya Anda dibantu oleh tenaga profesional atau fisioterapis.

Beberapa studi menyebutkan bahwa terapi fisik menghasilkan beberapa tingkat perbaikan pada pasien yang mengalami gejala berkepanjangan. Sayangnya, dampak terapeutik dari fisioterapi dalam tinjauan kasus ini tetap dapat terjadi.

Berapa Kali Terapi hingga Sembuh?

Sebagian besar latihan harus dilakukan tiga atau empat kali sehari dalam sesi singkat, hingga 30 repetisi per latihan. Namun, setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda-beda sehingga berapa kali terapi hingga sembuh tidak sama untuk setiap pasien.

Berapa Biaya Terapi dan Di Mana Bisa Melakukan Terapi?

Rata-rata biaya terapi bell’s palsy di Indonesia adalah mulai dari Rp100.000. Terapi dapat dilakukan di penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit atau klinik yang memiliki jasa fisioterapi.

Bisakah Terapi di Rumah?

Untuk memudahkan Anda, terapi bell’s palsy dapat dilakukan di rumah. Anda dapat menggunakan layanan homecare dari Kavacare untuk melakukan terapi di rumah bersama dengan ahli kesehatan.

Kavacare menyediakan layanan fisioterapi homecare untuk Anda yang membutuhkan terapi bell’s palsy sehingga pengobatan pun terasa lebih nyaman. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp di nomor 0811– 1446– 777.

Sumber:

  1. Physical Therapy Guide to Bell’s palsy. https://www.choosept.com/guide/physical-therapy-guide-bells-palsy, diakses pada Senin, 9 Januari 2023.
  2. Bell’s palsy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bells-palsy/diagnosis-treatment/drc-20370034, diakses pada Senin, 9 Januari 2023.
  3. Bell’s palsy Treatment. https://propelphysiotherapy.com/neurological/bells-palsy-treatment/, diakses pada Senin, 9 Januari 2023.
  4. Bell’s palsy: Treatment, Procedure, Cost And Side Effects. https://www.lybrate.com/topic/bells-palsy, diakses pada Senin, 9 Januari 2023.
  5. Best Exercises for Bell’s palsy. https://www.webmd.com/brain/best-exercises-bells-palsy, diakses pada Selasa, 10 Januari 2023.
  6. Bell’s palsy. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/bells-palsy, diakses pada Selasa, 10 Januari 2023.
  7. Bell’s palsy. https://www.healthdirect.gov.au/bells-palsy#doctor, diakses pada Rabu, 11 Januari 2023.
  8. Does Bell’s palsy Reoccur? Here’s What You Need To Know. https://www.facialparalysisinstitute.com/blog/is-bells-palsy-a-recurring-condition/, diakses pada Rabu, 11 Januari 2023.
  9. Clinical Practice Guideline: Bell’s Palsy. https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/0194599813505967, diakses pada 9 Mei 2023.
  10. Management of Bell’s palsy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5478391/, diakses pada 9 Mei 2023.
  11. Bell’s Palsy. https://www.guidelinecentral.com/guideline/6946/, diakses pada 9 Mei 2023.

 

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare