Apa Itu Monkeypox: Gejala, Pengobatan, dan Penularannya

Apa Itu Monkeypox: Gejala, Pengobatan, dan Penularannya

Share

Pada Mei 2022, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat adanya penyebaran kasus monkeypox atau cacar monyet di berbagai negara. Kejadian ini ramai diperbincangkan dan dikhawatirkan menjadi wabah. Hingga Agustus 2022, kasus monkeypox terus bertambah.

Apa itu monkeypox, dan seperti apa gejala serta pengobatannya? Berikut informasi lengkapnya.

Apa Itu Monkeypox?

Monkeypox adalah penyakit langka yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis). Penyakit ini disebut monkeypox karena pada tahun 1958 ditemukan kasus mirip cacar pada koloni kera di Denmark. Kasusnya paling banyak terjadi di area barat dan tengah Afrika, umumnya pada daerah-daerah yang dekat dengan hutan hujan. Namun menyebarnya monkeypox belakangan ini memperlihatkan jika penularan pun bisa terjadi di daerah urban dan perkotaan.

Penularan monkeypox umumnya terjadi antara hewan ke manusia. Hewan-hewan yang bisa menjadi inang adalah hewan pengerat seperti tikus dan tupai, serta primata seperti kera. Penularan dari manusia ke manusia tetap bisa terjadi, walau sangat jarang.

Indikasi kasus pertama monkeypox pada manusia terjadi pada tahun 1970 di daerah Republik Kongo. Sejak tahun 1970, kasus monkeypox dilaporkan mayoritas terjadi di negara-negara bagian Afrika. Sejak 2017,kasus monkeypox dengan penularan paling banyak terjadi di Nigeria, dengan lebih dari 500 suspek monkeypox, 200 kasus positif, dan rasio fatalitas mencapai 3%.

Pertama kali monkeypox ditemukan di luar Afrika adalah di Amerika Serikat, di tahun 2003. Kejadian ini dikaitkan dengan penularan dari anjing yang terinfeksi. Kasus-kasus lainnya terdeteksi di tahun 2018, 2019, 2021, dan paling baru pada Mei 2022, ketika beberapa kasus monkeypox tercatat muncul di negara-negara non-endemik. Situasi ini pun masih dipelajari untuk memahami lebih lanjut penularan monkeypox.

 

Baca juga: Tips Perawatan Cacar Air pada Bayi

 

Gejala Monkeypox

Monkeypox memiliki masa inkubasi sebelum gejala muncul, yaitu selama 6-13 hari tetapi bisa juga menjadi 5-21 hari. Saat terinfeksi, ada dua fase, yaitu:

1. Fase Invasi

Berlangsung 0-5 hari. Biasanya disertai demam, sakit kepala hebat, pembengkakan area kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot, serta tubuh terasa lemas. Fase invasi ini dikatakan mirip dengan gejala cacar air.

2. Fase Erupsi

Biasanya muncul 1-3 hari setelah terjadinya demam. Ruam muncul paling banyak di wajah, kemudian telapak tangan dan kaki serta area dalam mulut. Bisa juga menyebar hingga alat kelamin, jaringan mata, dan kornea.

Ruam kemudian berubah bertahap hingga menjadi lesi/lenting kemerahan berisi nanah. Ketika mengering, lesi tersebut menjadi keropeng. Pada kasus ekstrem, lesi yang mengering bisa menyebabkan area terdampak menjadi jaringan mati.

Perkembangan ruam hingga lenting mengering biasanya berlangsung 3 minggu. Terkadang mereka yang tertular monkeypox bisa mengalami ruam muncul lebih dulu, baru diikuti gejala lainnya. Ada pula yang hanya mengalami ruam-ruam, tetapi mayoritas pengidapnya timbul ruam.

Pengobatan Monkeypox

Monkeypox biasanya penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya, di mana gejala bertahan selama 2-4 minggu. Kasus yang parah biasanya terjadi pada anak-anak dan bergantung pada seberapa jauh virus telah menginfeksi, kesehatan umum pengidap, serta komplikasi.

Pengobatan monkeypox diutamakan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, mencegah komplikasi, serta menekan risiko adanya dampak jangka panjang. Pengidap monkeypox harus mendapat asupan cairan yang cukup dan nutrisi makanan seimbang. Infeksi bakteri sekunder pun segera ditangani sesuai indikasi. Biasanya pasien akan diberikan obat-obat antivirus oleh dokter.

Penyakit ini tetap berisiko menular dari manusia ke manusia lain. Maka untuk perawatannya, biasanya pasien akan dirawat di ruang isolasi.

 

Baca Juga: Perawatan dan Penanganan Campak di Rumah

 

Pertanyaan Umum Seputar Apa Itu Monkeypox

Apakah Monkeypox Menyebabkan Kematian?

Monkeypox termasuk masalah kesehatan serius, tetapi jarang menyebabkan kondisi fatal atau mengancam nyawa. Namun pengidap monkeypox kerap mengeluhkan nyeri luar biasa pada tubuh serta merasa tidak nyaman di beberapa bagian. Bahkan pada kasus-kasus tertentu, rasa nyeri tersebut tidak tertahankan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Penyakit ini bisa mengancam untuk anak-anak yang belum divaksin serta mereka yang memiliki kekebalan tubuh rentan.

Bagaimana Cara Penularan Monkeypox?

Sifatnya yang zoonosis berarti mayoritas penularan monkeypox terjadi dari hewan ke manusia. Penularan monkeypox dari hewan ke manusia seperti:

  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi (menyentuh cairan, luka, lesi mukosa)
  • Gigitan atau cakaran dari hewan terinfeksi
  • Mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi virus monkeypox

Sedangkan penularan monkeypox dari manusia ke manusia bisa terjadi karena:

  • Menyentuh langsung ruam, bekas luka, cairan lesi pengidap monkeypox. Bisa juga karena kontak langsung dengan cairan tubuh pengidap
  • Kontak erat dengan pengidap monkeypox, misalnya berpelukan erat, berhubungan seksual, atau bertatap muka dengan risiko menghirup cairan respiratori pengidap monkeypox
  • Menyentuh barang yang terkontaminasi (pakaian, handuk, peralatan tidur pengidap monkeypox)

Apakah Monkeypox Termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS)?

Banyak informasi keliru jika monkeypox adalah penyakit yang menular melalui hubungan seksual. Namun ternyata, penyakit ini secara umum ditularkan melalui kontak erat, bukan hanya melalui hubungan seksual.

Seseorang bisa tertular monkeypox tanpa berhubungan seksual dengan pengidapnya. Selama terjadi kontak erat, risiko penularan tetap tinggi. Berhubungan seksual meningkatkan risiko karena kontak erat (skin to skin contact), serta tingginya kemungkinan menghirup droplet.

Bagaimana Cara Mencegah Monkeypox?

Pencegahan monkeypox salah satunya dengan pemberian vaksin. Saat ini vaksinasi monkeypox mulai digalakkan, terutama di negara-negara luar di mana kejadian kasus monkeypox makin merebak.

Estimasinya, vaksinasi 85% efektif untuk mencegah monkeypox. Namun sampai saat ini riset terkait vaksin untuk monkeypox masih terbatas. Untuk sementara, mulai dikembangkan vaksin terbaru dengan nama JYNNEOS. Vaksin untuk cacar air pun dapat mencegah monkeypox.

Selain vaksin, cara paling baik mencegah tertular monkeypox adalah menjaga kebersihan, selalu mencuci tangan setelah menyentuh apapun di luar rumah. Batasi kontak dengan hewan liar, serta hindari mengonsumsi daging hewan-hewan liar.

Kapan Harus ke Dokter saat Mengalami Gejala Monkeypox?

Segera hubungi dokter jika Anda bergejala setelah:

  • Merasa telah berkontak erat dengan pengidap monkeypox atau menyentuh daging hewan liar yang kemungkinan mengidap monkeypox
  • Dicakar, digigit hewan yang mengidap monkeypox
  • Mengonsumsi daging yang terkontaminasi monkeypox

Untuk mengetahui apakah seseorang tertular monkeypox atau tidak, pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan oleh dokter. Biasanya akan diambil sampel dari suspek, kemudian diteliti di laboratorium untuk membedakan jenis cacar yang diidap oleh suspek.

Penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya dan cukup fokus pada meredakan gejala. Namun jika rasa sakit karena lesi atau nyeri tubuh semakin parah walau telah mengonsumsi pereda nyeri, segera hubungi dokter.

Jika Anda merasa khawatir tertular monkeypox atau tengah menjalani isolasi untuk pemulihan monkeypox, Kavacare.id dapat membantu dengan menyediakan layanan telekonsultasi dokter dan home care. Silakan hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777.

 

SUMBER:

  1. Monkeypox. https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/symptoms.html diakses pada 4 Agustus 2022
  2. Monkeypox. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox diakses pada 4 Agustus 2022
  3. 8 Common Questions About Monkeypox, Answered. https://www.healthline.com/health-news/8-common-questions-about-monkeypox-answered diakses pada 4 Agustus 2022
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare