Perawatan dan Penanganan Campak di Rumah

Perawatan dan Penanganan Campak di Rumah

  • Post category:Perawatan
Share

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat mudah menular. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebelum adanya vaksinasi campak di tahun 1963, campak menjadi epidemik yang terjadi setiap 2-3 tahun sekali dan menyebabkan kematian hingga 2,6 juta jiwa per tahunnya.

Beberapa hal perlu diperhatikan jika seseorang terkena campak. Berikut informasi seputar perawatan dan penanganan campak di rumah yang telah dirangkum oleh Kavacare.

Sekilas Tentang Campak

Campak disebabkan oleh virus dari famili paramyxovirus. Biasanya penularan terjadi melalui kontak langsung dan udara (airborne). Virus akan menginfeksi saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Risiko campak paling tinggi terjadi pada mereka yang belum mendapatkan vaksinasi, terutama anak-anak. Ibu hamil dan orang-orang tanpa kekebalan tubuh terhadap campak (belum divaksinasi atau telah divaksinasi tetapi tubuh belum membangun antibodi campak) juga dapat terinfeksi.

Gejala campak dapat muncul dalam waktu 8-12 hari setelah seseorang terpapar virus. Kemudian gejala-gejala tersebut akan bertahan sekitar 10-14 hari.

Gejala campak yang paling sering muncul adalah:

  • Demam tinggi
  • Kelelahan, lemas
  • Batuk nyaring
  • Mata merah
  • Hidung berair
  • Ruam merah, biasanya muncul pertama kali di area kepala, kemudian menyebar ke bagian lain.

 

Baca Juga: 7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

 

Ruam merah adalah gejala khas campak. Ruam ini akan muncul tanpa menimbulkan lenting, tampak datar di atas kulit. Ruam-ruam keputihan berukuran lebih kecil dan agak menonjol mungkin muncul di atas ruam merah. Bercak-bercak ruam bisa menyatu saat ruam mulai menyebar turun ke bagian tubuh lainnya.

Beberapa gejala lain yang mungkin dialami termasuk:

  • Sakit tenggorokan
  • Bercak-bercak putih di mulut
  • Nyeri otot
  • Mata terasa perih jika terkena cahaya terang.

Bagaimana Penanganan Campak di Rumah?

Infografis cara penanganan campak di rumah, Kavacare
Infografis Perawatan dan Penanganan Campak di Rumah – Kavacare

Anda bisa melakukan penanganan campak di rumah. Perlu diperhatikan, tidak ada obat khusus untuk mengatasi campak. Virus akan mati dengan sendirinya setelah 10-14 hari infeksi berlangsung.

Penanganan campak di rumah fokus pada mengatasi atau meredakan gejala-gejala yang muncul. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti:

  • Mengonsumsi obat penurun demam atau pereda nyeri (acetaminophen, ibuprofen, atau obat lain sesuai anjuran dokter)
  • Beristirahat dan tidur cukup
  • Penuhi kebutuhan cairan
  • Berkumur dengan air garam
  • Hindari cahaya terlalu terang jika mata terasa perih
  • Sebaiknya hati-hati dalam memberikan obat pereda nyeri dan demam, terutama pada anak dan remaja. Hindari memberikan aspirin kecuali dokter memberikan izin. Konsumsi aspirin pada pasien anak-anak dan remaja berisiko menimbulkan sindrom Reye, yaitu pembengkakan pada liver dan otak.

 

Baca Juga: Pentingnya Memahami Aturan Pakai Obat

 

Gejala campak yang perlu diperhatikan terutama pada anak-anak adalah ruam yang timbul. Ruam campak biasanya tidak gatal, tetapi pasien anak-anak mungkin akan menggaruk ruam tersebut. Saat penanganan pasien campak di rumah, jaga agar ruam tidak digaruk dan tetap bersih. Ruam nantinya akan hilang dengan sendirinya.

Saat terkena campak, rasanya seringkali tidak nyaman. Namun jika penanganan campak di rumah dilakukan dengan tepat, kondisi ini akan reda setelah 7-10 hari tanpa ada masalah-masalah kesehatan lain yang menyertai.

Makanan untuk Penanganan Campak di Rumah

Perawatan dan penanganan campak di rumah, kavacare
Infografis Makanan yang Diutamakan untuk Pasien Campak – Kavacare

Selain mengatasi gejala dengan obat-obatan, pemilihan makanan yang tepat adalah bagian cara tepat penanganan campak di rumah. Secara umum baik pasien campak membutuhkan energi dan protein tambahan dalam masa pemulihan campak. Demam yang terjadi menyebabkan meningkatnya kebutuhan energi dan protein tambahan untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang terdampak infeksi.

Anjuran Makanan untuk Pasien Campak

  • Makanan yang Mudah Ditelan: Dianjurkan untuk memberikan makanan yang mudah ditelan, misalnya makanan bertekstur lembut atau berkuah. Banyak pasien campak yang kesulitan menelan akibat tenggorokan terasa sakit, ruam, atau luka di bagian dalam mulut.
  • Protein Tinggi: Pasien juga bisa diberikan makanan atau minuman berprotein tinggi yang mudah dicerna, misalnya susu dan buttermilk. Memberikan makanan berkuah dan minuman dengan kandungan protein tinggi juga membantu mencukupi kebutuhan cairan sehingga pasien terhindar dari dehidrasi.
  • Vitamin A dan C: Dalam penanganan campak di rumah, perlu dipastikan pula makanan pasien kaya dengan kandungan vitamin A dan C. Kedua jenis vitamin tersebut merupakan suplemen alami untuk meningkatkan kekebalan. Semakin kuat kekebalan tubuh, maka semakin cepat pula virus penyebab campak diatasi oleh tubuh. Maka bisa menambahkan beberapa sayur dan buah untuk tambahan kebutuhan vitamin A dan C, seperti sayuran hijau, wortel, paprika merah, susu, telur, dan jeruk
  • Makanan Antiinflamasi: Selain vitamin, pasien campak juga bisa diberikan makanan atau minuman yang bersifat antiinflamasi. Salah satu bahan alami yang dapat membantu mengatasi gejala campak adalah kunyit. Kunyit memiliki kandungan antioksidan dan antiinflamasi yang bisa membantu mengatasi ruam.

Pantangan Makanan untuk Pasien Campak 

  • Makanan Berminyak dan Olahan: Pasien campak sebaiknya menghindari makanan berminyak dan tinggi lemak. Hindari pula jenis makanan dan minuman dalam kemasan yang melalui proses pengolahan panjang. Jenis makanan ini berisiko menyebabkan masalah pencernaan dan mungkin memicu perburukan infeksi.
  • Kafein dan Minuman Manis: Kafein dan minuman manis dapat meningkatkan risiko komplikasi pada pasien campak. Saat pemulihan, sebaiknya hindari konsumsi kafein.

 

Baca Juga: Berbagai Macam Konsistensi dan Tipe Makanan untuk Penderita Disfagia (Susah Menelan)

 

Kapan Harus Menemui Dokter?

Anda harus segera menghubungi dokter jika mendapati gejala campak pada anak maupun diri sendiri. Konsultasikan pula ke dokter saat Anda atau keluarga terdekat yang belum mendapatkan dosis lengkap vaksinasi kemungkinan besar berkontak dengan pasien campak. Ibu hamil dan pengidap kondisi imun lemah pun harus berkonsultasi ke dokter karena berisiko menimbulkan komplikasi serius.

Komplikasi campak yang bisa terjadi seperti:

  • Diare
  • Infeksi telinga
  • Pneumonia atau radang paru-paru
  • Ensefalitis atau inflamasi pada otak yang dapat memicu kejang, hilang pendengaran, atau gangguan kemampuan belajar
  • Kematian

Pada ibu hamil, campak berisiko menyebabkan komplikasi yang membahayakan janin. Contohnya keguguran atau bayi lahir dalam keadaan meninggal (stillbirth), bayi lahir prematur, dan berat badan bayi rendah saat lahir.

Saat melakukan penanganan campak di rumah, ketahui tanda-tanda Anda harus segera menemui dokter, yaitu jika pasien campak:

  • Mengalami kesulitan bernapas, napas tampak pendek-pendek
  • Mengalami demam tinggi yang tidak kunjung reda bahkan setelah mengonsumsi obat penurun demam
  • Linglung, kebingungan
  • Mengalami kejang.

Pertanyaan Umum Seputar Penanganan Campak di Rumah

Apa Bedanya Campak dan Campak Jerman (Rubella)?

Campak dan campak Jerman atau rubella memiliki beberapa kesamaan, contohnya gejala demam, sakit tenggorokan, dan munculnya ruam. Tetapi keduanya adalah penyakit yang berbeda, disebabkan oleh jenis virus berbeda.

Berikut perbedaan campak dan rubella:

PerbedaanCampakRubella
Virus yang MenyerangDisebabkan oleh virus yang secara spesifik menyerang saluran pernapasanDisebabkan virus yang menyerang kelenjar getah bening, mata, dan kulit
KeparahanLebih parah dan dapat mengancam nyawa karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti pneumonia dan ensefalitis (inflamasi pada otak)Secara umum lebih ringan, tetapi dapat berbahaya jika menulari ibu hamil. Ibu hamil yang terinfeksi rubella berisiko mengalami keguguran, stillbirth (bayi lahir dalam keadaan meninggal), dan bayi mengalami cacat bawaan
RuamMulanya muncul bintik-bintik putih di dalam mulut (bintik Koplik), kemudian mulai muncul ruam merah di area kepala yang turun ke badan setelah 3-5 hariRuam merah muda muncul di wajah kemudian turun ke bagian lain tubuh, ruam bertahan sekitar 3-5 hari

Bisakah Terkena Campak Lagi?

Jika pernah terkena campak, tubuh umumnya akan membangun kekebalan tubuh terhadap virus penyebab campak dan sangat kecil kemungkinannya terjadi reinfeksi. Walau minim kemungkinan terkena campak lagi, pada pasien dengan kondisi rentan dan belum mendapat vaksinasi, campak bisa menyebabkan komplikasi serius.

Cara terbaik mencegah campak dan menghindari terjadinya komplikasi tersebut adalah mendapatkan vaksinasi. Telah tersedia vaksin campak yang menjadi bagian dari imunisasi wajib untuk anak-anak. Vaksin campak termasuk dalam imunisasi MMR yang berfungsi mencegah campak, gondongan, dan rubella. Vaksin ini aman dan terbukti efektif mencegah campak.

Jika Anda memerlukan pendampingan medis dari perawat homecare untuk penanganan campak di rumah, Anda bisa menghubungi Kavacare. Kavacare menyediakan layanan homecare wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Depok. Konsultasi lebih lanjut seputar pencegahan maupun perawatan dan penanganan campak di rumah dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777

SUMBER:

  1. Measles: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment & Prevention. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8584-measles diakses 28 Januari 2023
  2. Measles. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/measles diakses 28 Januari 2023
  3. What is the difference between measles and rubella? https://www.vaccinehub.com.au/faq/what-difference-between-measles-and-rubella diakses 28 Januari 2023
  4. Measles. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/infections-and-poisoning/measles diakses 28 Januari 2023
  5. Measles outbreak: Foods to eat and avoid while recovering from the disease. https://www.hindustantimes.com/lifestyle/health/measles-outbreak-foods-to-eat-and-avoid-while-recovering-from-the-disease-101674189113099.html diakses 28 Januari 2023
  6. Reye’s syndrome. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/reyes-syndrome/symptoms-causes/syc-20377255 diakses 28 Januari 2023
  7. measles: Add vitamin A & C to the diet, manage the rash: How to take care of a child suffering from measles? https://economictimes.indiatimes.com/magazines/panache/add-vitamin-a-c-to-the-diet-manage-the-rash-how-to-take-care-of-a-child-suffering-from-measles-/articleshow/91149628.cms?from=mdr diakses 28 Januari 2023
  8. Eat this not that if you have measles. https://www.thehealthsite.com/news/594119eat-this-not-that-if-you-have-measles-outbreak-mmr-vaccine-bristol-diet-measles-sc0818-594119/ diakses 28 Januari 2023
  9. Measles. https://www.nhs.uk/conditions/measles/ diakses 28 Januari 2023
  10. Pregnancy and Rubella. https://www.cdc.gov/rubella/pregnancy.html diakses 9 Februari 2023
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare