Tips Perawatan Cacar Air pada Bayi

Tips Perawatan Cacar Air pada Bayi

Share

Cacar air pada bayi adalah penyakit yang cukup umum. Setidaknya, anak-anak di Indonesia pernah terserang cacar air satu kali, walaupun kasus ini mulai berkurang setelah adanya vaksinasi. Umumnya, penyakit ini hanya akan menjangkit seseorang satu kali karena tubuh akan segera membentuk antibodi terhadap virus ini sehingga orang tersebut akan kebal terhadap virus yang sama. Pada kasus-kasus khusus, ada pula yang bisa terkena cacar air lebih dari satu kali, tapi hal ini jarang terjadi.

Tentang Penyakit Cacar Air

Cacar air, yang juga dikenal dengan Varicella, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari virus Varicella Zoster. Penyakit ini ditandai dengan ruam-ruam di sekujur tubuh yang terasa sangat gatal. Pada mulanya, cacar air timbul berupa bintik kecil yang kemerahan atau serupa jerawat. Bintik ini akan melepuh dan kemudian akan meninggalkan bekas berupa koreng.

Virus ini sendiri merupakan salah satu tipe virus herpes yang terkecil dan sangat mudah menular. Penyakit ini sendiri umumnya cukup ringan, tetapi komplikasi serius bisa terjadi, terutama pada bayi, remaja, orang dewasa, dan orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Komplikasi ini termasuk infeksi bakteri pada kulit yang melepuh, pneumonia, dan ensefalitis (radang otak).

Virus varicella zoster ini juga dapat menimbulkan penyakit herpes zoster atau cacar api, yang ditandai dengan kulit kemerahan yang membengkak dan di atasnya terdapat vesikel (plenting) yang muncul berkelompok. Awalnya, vesikel ini akan tampak bening, tapi akan berubah menjadi keruh.. Apabila tubuh telah membentuk antibodi terhadap cacar air, infeksi dari virus Varicella zoster ini dapat mengakibatkan cacar api dan selanjutnya menularkan cacar air bagi orang-orang yang belum pernah terkena cacar air.

 

Baca Juga: Apa Itu Monkeypox: Gejala, Pengobatan, dan Penularannya

 

Penyebab Cacar Air Pada Bayi

Penularan cacar air pada bayi bisa terjadi lewat sentuhan langsung cairan pada bintik yang melepuh, atau dari udara yang tercemar oleh partikel-partikel virus yang juga berasal dari bintik-bintik tersebut. Menyentuh pakaian atau barang-barang yang baru saja tersentuh oleh penderita cacar air, seperti pakaian, sprei, dan sebagainya. Virus ini dapat menular hingga 48 jam sebelum ruam-ruam muncul.

Cacar air mudah menular pada 1 atau 2 hari sebelum onset atau permulaan timbulnya ruam hingga bintik yang melepuh mulai mengering. Biasanya, penyakit cacar air berkembang sekitar 2 minggu, bervariasi antara 10 hingga 21 hari, setelah kontak awal dengan penderita cacar air atau cacar api. Virus yang terdapat pada penderita cacar air tetap bersifat menular hingga ruam-ruam ini mengering.

Gejala Lain Cacar Air pada Bayi

Tanda-tanda atau gejala lain yang mungkin muncul pada bayi yang terkena cacar air adalah:

  • Demam
  • Hilangnya nafsu makan yang ditandai dengan perubahan pada aktivitas menyusu
  • Perubahan pada jadwal tidur akibat bayi merasa gatal atau sakit
  • Menangis secara berlebihan atau sebaliknya kurangnya respons pada sekitar.

Demam biasanya terjadi justru sebelum ruam-ruam muncul. Seringkali, penyakit cacar air pada bayi tidak disertai demam karena sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna, sehingga tubuh tidak meningkatkan suhunya untuk membunuh virus yang masuk.

Tahap Perkembangan Penyakit Cacar Air

Begitu cacar air muncul, biasanya penyakit ini akan melewati tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap 1: Munculnya papula atau benjolan pada kulit, yang berwarna pink atau kemerahan, yang muncul selama lebih dari beberapa hari;
  2. Tahap 2: Munculnya vesikel atau benjolan yang melepuh yang terisi dengan cairan, yang terbentuk dalam satu hari, lalu pecah dan mengeluarkan cairannya;
  3. Tahap 3: Munculnya koreng dan kudis, yang menutupi benjolan yang pecah dan butuh beberapa hari untuk sembuh.

 

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Bayi Sehat

 

Apakah Cacar Air Pada Bayi Berbahaya?

Pada bayi yang sehat, biasanya cacar air ini bersifat ringan. Namun pada kasus khusus, ruam-ruam dapat menyebar hingga ke seluruh tubuh dan luka pada bintik-bintik cacar air dapat muncul di kerongkongan, mata, hingga membran mukus pada uretra, anus, dan vagina.

Bayi yang masih menyusu pada ibunya biasanya mendapatkan antibodi alami dari Air Susu Ibu (ASI). Hal ini disebut pula dengan sistem kekebalan tubuh pasif. Namun, pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, ada risiko komplikasi yang mungkin terjadi bersamaan dengan infeksi Varicella zoster ini, yaitu:

  • Sepsis (peradangan ekstrim akibat infeksi);
  • Infeksi bakteri, termasuk radang tenggorokan;
  • Ensefalitis (radang otak);
  • Dehidrasi;
  • Pneumonia (radang paru-paru).

Perawatan Cacar Air Pada Bayi

Infografis Perawatan Cacar Air pada Bayi Kavacare
Infografis Perawatan Cacar Air pada Bayi Kavacare

 

Oleh karena cacar air pada bayi biasanya bersifat ringan, perawatan cacar air ini dapat dilakukan di rumah. Gejala-gejala yang muncul juga akan mereda sendiri dalam waktu satu minggu. Perawatan cacar air pada bayi dapat Anda lakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat gejala-gejala yang timbul.

Anda dapat melakukan perawatan rumah seperti di bawah ini:

  • Memandikan bayi dengan air hangat. Anda bisa juga menambahkan oatmeal bubuk yang belum dimasak karena oatmeal mengandung zat anti oksidan dan anti radang sehingga dapat mengurangi rasa gatal;
  • Mengoleskan salep calamine pada bintik-bintik yang gatal;
  • Memakaikan pakaian yang longgar pada bayi sehingga tidak mengiritasi pada kulit yang melepuh, bahkan Anda bisa membiarkan bayi hanya memakai popok;
  • Memasangkan sarung pada tangan bayi untuk mencegah bayi menggaruk ruam tersebut;
  • Menggunting kuku bayi dan memastikan bayi bersih untuk mengurangi resiko infeksi pada ruam;
  • Meminta obat-obatan dari dokter untuk mengurangi demam atau rasa sakit yang timbul.

Jika gejala memburuk atau ada risiko komplikasi, dokter mungkin akan meresepkan pengobatan antiviral untuk membantu tubuh bayi melawan infeksi pada tubuh.

 

Baca Juga: Perawatan dan Penanganan Campak di Rumah

 

Pertanyaan Umum Tentang Cacar Air Pada Bayi

Bagaimana Pola Makan Bayi yang Terkena Cacar Air?

Oleh karena bayi merasa tidak nyaman dengan rasa gatal akibat cacar air, bayi dapat kehilangan nafsu makan. Bayi yang masih menyusu mungkin akan menunjukkan perubahan pada kebiasaan menyusu. Pada bayi yang terkena cacar air, Anda harus memastikan bahwa mereka mendapatkan cairan yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.

Berapa Lama Bayi yang Terkena Cacar Air Dapat Sembuh?

Cacar air sendiri biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu, bervariasi antara 10 hingga 21 hari. Pada bayi dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih rendah, cacar air bisa berlangsung lebih lama. 

Apa Obat Cacar Air Pada Bayi?

Pada bayi yang mempunyai risiko komplikasi, umumnya dokter akan meresepkan obat antiviral, seperti acyclovir (Zovirax, Sitavig), tetapi biasanya cacar air tidak membutuhkan obat-obatan tertentu, kecuali kalau ada gejala demam. Sebaliknya, Anda bisa mengoleskan salep calamine pada bintik-bintik yang timbul. Perlu diingat, untuk bayi di bawah 3 bulan, Anda harus berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk pengobatannya dan jangan memberikan obat demam tanpa ada petunjuk dari dokter.

Bagaimana Cara Penularan Cacar Air Pada Bayi?

Cacar air sangat menular dan dapat juga menular lewat udara. Maka, sedikit saja kontak dengan penderita cacar air dapat menularkan penyakit tersebut. Ibu yang mengalami cacar air ketika tengah mengandung juga dapat menularkan virus ini kepada bayinya yang baru lahir.

Apabila bayi Anda terkena cacar air, Anda tidak perlu panik. Anda bisa segera menghubungi layanan homecare dari Kavacare di nomor 0811 1466 777 untuk mendapatkan bantuan dalam merawat bayi dengan cacar air di rumah. Kami siap memberikan perawatan dari tenaga medis profesional di rumah Anda.

 Sumber: 

  1. Chickenpox (Varicella). https://www.cdc.gov/chickenpox/about/transmission.html diakses pada tanggal 12 Oktober 2022
  2. Chickenpox (Varicella Zoster Infection). https://www.health.ny.gov/diseases/communicable/chickenpox/fact_sheet.htm diakses pada tanggal 12 Oktober 2022
  3. Chickenpox. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chickenpox/symptoms-causes/syc-20351282 diakses pada tanggal 12 Oktober 2022
  4. What To Know About Chickenpox in Babies. https://www.medicalnewstoday.com/articles/326440#symptoms diakses pada tanggal 12 Oktober 2022
  5. Chickenpox. https://www.nhs.uk/conditions/chickenpox/ diakses pada tanggal 12 Oktober 2022
  6. Oatmeal Baths for Chickenpox Itch Relief. https://www.healthline.com/health/oatmeal-bath-for-chickenpox#oatmeal-bath diakses pada tanggal 28 Februari 2023
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare