Apa Maksud Goal Setting dalam Rehabilitasi Paska Stroke

Apa Maksud Goal Setting dalam Rehabilitasi Paska Stroke

Share

Pemulihan stroke sering kali menjadi proses panjang yang berlangsung dalam waktu lama. Setelah pasien boleh pulang seusai perawatan, masih ada tahap rehabilitasi. Dalam rehabilitasi, pasien memerlukan latihan intensif paska stroke yang antara lain mencakup fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi bicara. Pada tahap inilah pasien membutuhkan goal setting untuk lebih memastikan perkembangan pemulihan ke arah positif.

Apa Itu Goal Setting dalam Rehabilitasi?

Rehabilitasi atau pemulihan stroke tidak hanya berfokus pada kondisi fisik pasien. Mental pasien juga memerlukan pemulihan dan dukungan. Saat pasien menjalani transisi dari perawatan di rumah sakit ke rumah, goal setting menjadi bagian dari proses pemulihan itu.

Goal setting adalah suatu proses pengambilan langkah secara aktif untuk mencapai target atau tujuan yang diinginkan. Dalam goal setting, ada rencana aksi yang dirancang untuk memotivasi dan memandu seseorang guna mencapai target tersebut. Dengan begitu, ketika merancang target, orang tersebut punya komitmen sepenuhnya baik dalam hal pikiran, emosi, maupun tindakan terhadap upaya mewujudkan target itu.

Goal setting sebetulnya bukan istilah khusus dalam pemulihan stroke. Namun dokter yang akan melepas pasien ke rumah seusai perawatan biasanya menyinggung ihwal goal setting untuk mendukung kepercayaan diri dan kemandirian pasien. Goal setting umumnya dibuat pasien bersama ahli terapi yang membantu pemulihan stroke, dari fisioterapi, terapi okupasi, hingga terapi bicara. Dengan adanya pengaturan goal ini, upaya rehabilitasi akan lebih produktif dan membuat pemulihan pasien berjalan sesuai dengan rencana.

Kenapa Goal Setting Itu Penting?

Pasien stroke sering kali kebingungan dan kehilangan semangat hidup karena keterbatasan fisiknya akibat serangan stroke. Kondisi ini bisa menghambat rehabilitasi yang dilakukan lewat serangkaian terapi. Goal setting penting untuk memberi pasien pegangan agar bersemangat menjalani rehabilitasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidupnya paska stroke.

Menurut sejumlah studi, goal setting dapat berpengaruh secara positif terhadap pemulihan stroke selama masa rehabilitasi. Namun partisipasi pasien dibutuhkan dalam perumusan target guna memastikan pasien itu mendapatkan hasil yang realistis dan relevan dengan proses pemulihannya. 

Adanya target yang ditetapkan akan memberi pasien visi jangka panjang dan motivasi jangka pendek. Pasien akan selalu mengacu pada target itu selama masa pemulihan stroke agar tidak kehilangan arah ketika menjalani rehabilitasi untuk meningkatkan kemampuan kognitif, motorik, sensorik, dan bicaranya yang terganggu akibat stroke.

Proses Penyembuhan dalam Stroke

Pemulihan stroke berlangsung sejak pasien mendapat perawatan oleh tenaga medis seusai serangan. Periode 4,5 jam pertama setelah munculnya gejala stroke menjadi kunci proses penyembuhan pasien. Pada golden period ini, tenaga medis akan melakukan penanganan secara intensif untuk mencegah kerusakan saraf lebih parah sehingga peluang penyembuhan pasien lebih besar.

Proses penyembuhan dalam stroke dilakukan secara bertahap dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Dari rumah sakit, penyembuhan akan dilanjutkan di kediaman pasien. Latihan intensif paska stroke yang antara lain melibatkan fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi bicara menjadi bagian dari proses penyembuhan.

Target Jangka Pendek dan Jangka Panjang dalam Rehabilitasi Paska Stroke

Target yang ditetapkan dalam pemulihan stroke bisa dibedakan menjadi target jangka pendek dan jangka panjang. Ibaratnya, target jangka pendek adalah batu loncatan untuk mencapai target jangka panjang. Karena itu, pasien mesti melewati target jangka pendek dulu sebelum bisa mendapatkan target jangka panjang yang lebih besar. Target jangka menengah juga kadang dibutuhkan dalam rehabilitasi paska stroke.

Target jangka pendek bisa berfokus pada latihan spesifik, misalnya latihan jongkok untuk menguatkan otot kaki agar dapat menaiki tangga sendiri. Awalnya, tetapkan target naik satu anak tangga, lalu dua anak tangga, dan seterusnya hingga mencapai target jangka panjang, yakni mencapai anak tangga teratas secara mandiri. Latihan ini perlu dilakukan di bawah bimbingan ahli terapi demi keamanan dan hasil maksimal.

Bagaimana Membuat Perencanaan Goal Setting yang Realistis?

Penting untuk memastikan perencanaan goal setting yang realistis bagi pasien. Sebab, setiap stroke punya dampak yang berbeda. Artinya, pemulihan stroke bagi tiap pasien pun berbeda. Target yang ditetapkan dalam rehabilitasi paska stroke harus disesuaikan dengan kondisi tiap pasien. 

Misalnya, pasien yang mengalami stroke sedang bisa menetapkan target dapat berjalan lagi. Sedangkan target yang realistis bagi penyintas stroke berat mungkin adalah mendapatkan kembali kemampuan menelan. Bila target pasien tidak sesuai dengan keadaannya, ia justru bisa merasa kewalahan, frustrasi, dan tak bersemangat untuk menjalani pemulihan.

Karena itu, diperlukan peran ahli terapi yang memahami kondisi pasien. Ahli terapi akan membantu merencanakan target bagi pasien dengan memastikan tantangan terapi yang dihadapi pasien dalam proses pemulihan sesuai dengan kondisinya. Salah satu cara merumuskan target pemulihan itu adalah dengan metode SMART:

Specific: target harus dijelaskan secara spesifik.

Measurable: target mesti dapat diukur. Gunakan semacam tabel untuk mengukur dan memantau pencapaian target dari waktu ke waktu. 

Achievable: target tinggi boleh, tapi jangan muluk-muluk. Sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan.

Relevant: target harus relevan dan bermakna bagi diri dan kehidupan pasien. 

Time-targeted: tetapkan tenggat pencapaian tiap target agar tidak kehilangan arah .

Bagaimana Bila Target Tidak Tercapai?

Dalam pemulihan stroke, suatu target bisa saja tak tercapai karena hal-hal tertentu. Yang paling sering terjadi adalah ketidaksepakatan pasien dengan ahli terapi yang menanganinya dalam hal penentuan dan pemenuhan target. Demi kesuksesan terapi, dibutuhkan kerja sama yang harmonis antara ahli terapi dan pasien serta keluarga pasien. 

Ketika target tak tercapai, ahli terapi harus dapat memahami keadaan pasien dan terus menjaga harapan pemulihannya. Perlu digarisbawahi, kemajuan sekecil apa pun dalam proses rehabilitasi bisa dianggap sebagai keberhasilan. Misalnya dari sebelumnya tak bisa menggerakkan jari menjadi bisa. Tak tercapainya target bukan berarti rehabilitasi telah gagal. Pasien dan ahli terapi mesti melakukan evaluasi untuk menemukan apa penghambat target dan mengatasi hambatan itu bersama-sama.

Hidup Sehat dengan Stroke

Target pemulihan stroke juga dipengaruhi oleh kesehatan pasien secara keseluruhan. Penyintas stroke perlu menjaga kesehatan dengan memperhatikan kebiasaan sehari-hari, termasuk pola makan. Ada protein tertentu dalam otak yang berfungsi membantu perkembangan otak untuk mendapatkan kembali keterampilan dan kemandirian hidup yang hilang akibat stroke.

Karena itu, rehabilitasi biasanya juga dilengkapi pengaturan pola makan dengan menambahkan bahan pangan yang mengandung zat yang berguna untuk menggenjot protein tersebut. Zat itu antara lain antioksidan, flavonoid, likopen, omega-3, vitamin E, magnesium, polifenol, dan asam oleat.

Kavacare menyediakan konsultasi dengan ahli gizi dengan kunjungan maupun dengan telekonsultasi. Dapatkan pola makan seimbang untuk pasien paska stroke, sebab modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat juga penting untuk mencegah terjadinya serangan stroke lain. Selain itu pasien bisa berkonsultasi dengan dokter dan ahli terapi agar dapat menjalani hidup sehat dengan stroke. Hubungi Whatsapp Kavacare Support di 0811-1446-777 untuk menjadwalkan konsultasi atau kunjungan homecare.

Sumber:

Goal Setting Improves Cognitive Performance in a Randomized Trial of Chronic Stroke Survivors. https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/STROKEAHA.120.032131. Diakses 2 Maret 2022

Can Post-Stroke Cognitive Function Improve Through Simple Goal Setting? https://ondri.ca/can-post-stroke-cognitive-function-improve-through-simple-goal-setting-2/. Diakses 2 Maret 2022

Patient-Centered Goal Setting in a Hospital-Based Outpatient Stroke Rehabilitation Center. https://www.researchgate.net/publication/312255444_Patient-Centered_Goal_Setting_in_a_Hospital-Based_Outpatient_Stroke_Rehabilitation_Center. Diakses 2 Maret 2022

What are the barriers and facilitators to goal-setting during rehabilitation for stroke and other acquired brain injuries? A systematic review and meta-synthesis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4978164/. Diakses 2 Maret 2022

Goal Setting. https://strokefoundation.org.au/media-centre/stroke-stories/goal-setting. Diakses 2 Maret 2022

Goal attainment, adjustment and disengagement in the first year after stroke: A qualitative study. https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/09602011.2020.1724803. Diakses 2 Maret 2022

Goal Setting in Rehabilitation. https://www.physio-pedia.com/Goal_Setting_in_Rehabilitation. Diakses 2 Maret 2022

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare