Benarkah Deodoran Penyebab Kanker Payudara?

Benarkah Deodoran Penyebab Kanker Payudara?

Share

Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita. Pada tahun 2020, di seluruh dunia ada 2,3 juta kasus baru dan 685.000 kematian. Fakta ini mendorong para peneliti untuk terus mencari penyebab, pemicu, dan manajemen terbaik untuk kanker payudara. Salah satu yang sering disebut-sebut sebagai penyebabnya adalah penggunaan deodoran. Benarkah deodoran penyebab kanker payudara?

Kandungan dalam Deodoran

Deodoran diduga memiliki zat-zat penyebab kanker seperti aluminium dan paraben yang dapat terserap melalui kulit, terlebih lagi jika pada kulit terdapat luka akibat pencukuran bulu ketiak. Zat-zat ini kemudian dapat terakumulasi di kelenjar getah bening ketiak dan tidak dapat dikeluarkan lewat keringat karena deodoran mencegah proses berkeringat. Zat-zat beracun ini dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sel bermutasi menjadi sel kanker.

 

Baca Juga: Peran Nutrisi yang Baik pada Penderita Kanker

 

Aluminium sendiri dapat diserap kulit dan menyebabkan perubahan pada reseptor estrogen dari sel payudara namun ternyata masih tidak jelas berapa banyak aluminium yang dapat diserap. Hanya ada sebuah studi yang telah menyatakan bahwa sebesar 0,012% saja yang diserap. Lebih lanjut lagi, penelitian lain menunjukkan bahwa jaringan kanker payudara tidak mengandung aluminium lebih banyak daripada jaringan sekitarnya.

Adanya kandungan paraben dalam deodoran sebagai bahan pengawet telah dilaporkan menirukan aktivitas estrogen dalam sel tubuh. Paraben memang ditemukan dalam tumor payudara tetapi tidak ada bukti pasti bahwa paraben yang menyebabkan kanker payudara. 

Deodoran Penyebab Kanker Payudara, Benarkah?

Pendapat lain yang mendukung deodoran sebagai penyebab kanker payudara adalah karena sebagian besar kanker payudara terjadi di kuadran atas luar payudara, yaitu yang dekat dengan kelenjar getah bening ketiak. Selain itu, terdapat fakta bahwa laki-laki memiliki angka kanker payudara yang lebih rendah karena tidak mencukur bulu ketiak sehingga bulu ketiaknya mencegah penyerapan zat-zat dari deodoran. Akan tetapi, semua dugaan ini tidak terbukti secara ilmiah.

Terkait dengan lokasi kanker payudara di kuadran luar atas ternyata tidak juga terbukti karena memang jumlah jaringan payudara tidak sama pada setiap kuadran dan kuadran luar atas adalah bagian yang paling banyak jaringan payudaranya.

 

Baca Juga: Operasi Payudara: Jenis, Manfaat, dan Estimasi Biaya

 

Oleh karena semua dugaan tersebut ternyata tidak dapat dibuktikan secara ilmiah maka anggapan bahwa penggunaan deodoran pada ketiak dapat memicu kanker payudara tidak memiliki dasar. Selain menggunakan deodoran, menjaga kebersihan ketiak dan mengganti baju rutin jika berkeringat dapat membantu mengurangi bau badan.

Butuh konsultasi seputar penanganan  kanker payudara? Hubungi Kavacare Support di nomor 0811 – 1446 – 777 untuk telekonsultasi dengan tenaga medis profesional dan berpengalaman.

 

Sumber: 

  1. https://www.cancer.org/healthy/cancer-causes/chemicals/antiperspirants-and-breast-cancer-risk.html
  2. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27755864/
  3. https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/myths/antiperspirants-fact-sheet#
  4. https://www.iarc.who.int/news-events/current-and-future-burden-of-breast-cancer-global-statistics-for-2020-and-2040
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare