Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Risiko Polusi Udara?

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Risiko Polusi Udara?

Share

Manusia sangat bergantung pada oksigen yang didapatkan dari udara di lingkungan. Maka kualitas udara berpengaruh pada kesehatan seseorang. Namun di udara, tidak hanya terdapat oksigen yang diperlukan manusia untuk bernapas. Terdapat senyawa-senyawa lain dan ada risiko kontaminasi zat berbahaya pada udara yang bisa mempengaruhi kesehatan.

Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare mengenai risiko polusi udara.

Apa Itu Polusi Udara?

Polusi udara adalah kontaminasi yang terjadi pada udara di lingkungan dalam ruang maupun luar ruangan. Kontaminasi ini bisa terjadi akibat bahan kimia, polutan fisik, atau agen-agen biologis yang menyebabkan adanya modifikasi karakteristik alami udara di sekitar.

Bahaya polusi udara mengancam kesehatan secara global. Diperkirakan setiap tahunnya, polusi udara menjadi faktor pada 7 juta kasus kematian dini. Data yang dikumpulkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jika 99% penduduk dunia setiap harinya menghirup udara tidak sehat dengan kadar polutan yang tinggi. Risiko terpapar polusi udara diperkirakan lebih tinggi pada penduduk negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah.

 

Baca Juga: 3 Penyakit Dampak Polusi Udara

 

Jenis-jenis Polutan Udara yang Umum

Polutan udara dalam maupun luar ruangan bisa timbul dari proses-proses seperti penggunaan bahan bakar maupun reaksi kimia antara berbagai gas.

Sumber spesifik polutan bisa berbeda-beda, misalnya polusi udara dalam ruangan bisa terjadi karena penggunaan alat masak yang menghasilkan emisi berbahaya. Sementara polutan yang mengkontaminasi udara luar umumnya timbul dari kendaraan bermotor, pabrik, dan generator tenaga listrik berskala besar.

Beberapa jenis polutan yang umum adalah:

1. Konsentrasi Partikulat (Particulate Matter)

Konsentrasi partikulat (PM) adalah partikel-partikel yang dapat dihirup, biasanya terdiri dari sulfat, nitrat, amonia, sodium klorida, karbon, debu mineral, atau air. Ukuran PM berbeda-beda dan diklasifikasikan berdarakan diameter saat berada di udara. PM yang paling banyak ditemui di udara adalah ukuran 2.5 nanometer dan 10 nanometer. Kedua PM ini dianggap dapat mempengaruhi kesehatan.

PM dengan ukuran terbesar umumnya berupa serbuk bunga serta debu-debuan. Sedangkan partikel yang leih kecil bisa berasal dari hasil pembakaran kendaraan bermotor, asap pabrik, dan reaksi kimia antar beberapa gas.

2. Nitrogen Dioksida (NO2)

Nitrogen dioksida adalah gas yang dapat larut dalam air dan memiliki sifat oksidasi yang kuat. Nitrogen dioksida dihasilkan dari pembakaran bersuhu tinggi, contohnya penggunaan bahan bakar pada alat pemanas, kendaraan, industri, serta generator pembangkit daya. Namun kegiatan rumah tangga juga bisa menghasilkan nitrogen dioksida, contohnya penggunaan kompor gas dan oven.

3. Ozon Permukaan (O3)

Ozon permukaan adalah komponen utama smog (asap kabut). Polutan ini terbentuk dari reaksi kimia sinar matahari dengan polutan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor atau pabrik. Faktor lain timbulnya ozon permukaan adalah peralatan rumah tangga, contohnya mesin pembersih nirkabel.

Sifat reaksi kimia sinar matahari menyebabkan polutan ozon permukaan paling banyak muncul saat cuaca cerah.

4. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau hasil pembakaran bahan-bahan mengandung karbon, seperti kayu, minyak bumi, batu bara, gas alami, dan kerosene. Pembakaran bahan-bahan ini umumnya terjadi pada kompor, api unggun, dan lampu minyak. Karbon monoksida paling banyak dihasilkan dari kendaraan bermotor.

5. Sulfur Dioksida (SO2)

Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas tidak berwarna yang mudah larut dalam air. Sulfur dioksida umumnya dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan dalam proses industri maupun pembangkit daya.

6. Timbal

Timbal dan partikel-partikel senyawa timbal bisa ditemukan di dalam rumah. Benda-benda seperti cat, keramik, material saluran air, baterai, bensin, kosmetik bisa membawa debu yang terkontaminasi timbal. Timbal juga dapat ditemukan pada udara di luar ruangan, terutama dari asap kendaraan bermotor.

Dampak Polusi Udara

Polusi udara menyebabkan krisis kesehatan di seluruh negara. Bahaya polusi udara diperkirakan menjadi faktor berkurangnya rata-rata angka harapan hidup sebanyak satu tahun. Satu dari sembilan kasus kematian secara global disebabkan oleh paparan polusi udara.

Berikut beberapa bahaya polusi udara terhadap kesehatan.

Saluran Pernapasan

Bahaya polusi udara salah bisa memicu komplikasi kesehatan pada saluran pernapasan. Polusi udara dikaitkan dengan masalah serius saluran pernapasan seperti:

  • Asma, studi yang dilakukan di Tiongkok menunjukkan jika terpapar polusi udara bisa meningkatkan risiko timbulnya batuk, mengi (napas berbunyi), batuk, atau penumpukan dahak pada anak-anak. Polusi udara juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko perburukan pada asma dan kejadian perawatan di rumah sakit akibat kondisi tersebut.
  • PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis paling sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok, tetapi penelitian menemukan PPOK juga bisa menyerang bukan perokok. Temuan ini tampak pada peningkatan kasus PPOK pada individu yang tidak merokok, hal ini terkait dengan polusi udara dalam ruangan dan paparan asap rokok. Faktor risiko lainnya adalah paparan polusi udara di luar ruangan. Polutan PM pada udara bisa meningkatkan risiko perburukan hingga kematian pada pasien PPOK.
  • Kanker paru-paru, polutan juga termasuk karsinogen atau zat pemicu kanker*. Sebuah studi menemukan jika paparan asap kendaraan bermotor yang termasuk polutan ternyata meningkatkan risiko kanker paru-paru secara signifikan.

 

Baca Juga: Berbagai Penyakit yang Memerlukan Terapi Oksigen

 

Gangguan penglihatan

Mata manusia rentan terhadap dampak buruk polusi udara. Dampak buruk polutan udara seperti CO, NOx, PM, dan O3 pada mata biasanya mengakibatkan iritasi dan peradangan seperti konjungtivitis.

Fungsi Kardiovaskular

Banyak penelitian menemukan jika salah satu bahaya polusi udara adalah perburukan pada penyakit kardiovaskular. Polusi udara juga meningkatkan risiko timbulnya penyakit kardiovaskular. Dari penelitian, polusi udara di luar ruangan diduga memiliki pengaruh lebih besar pada gangguan fungsi kardiovasular.

Riset yang dilakukan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menemukan jika paparan polusi udara ketika adanya peningkatan kadar polutan PM 2.5 nanometer selama beberapa jam bisa memicu kondisi terkait fungsi kardiovaskular, seperti serangan jantung hingga kematian. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kematian pada pengidap kondisi kardiovaskular dan menurunnya angka harapan hidup.

Sistem Kekebalan Tubuh

Bahaya polusi udara juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh, terutama pada lansia. Secara umum sistem kekebalan tubuh akan menurun seiring penuaan. Namun dari studi yang dilakukan di Kolombia, ditemukan jika paparan polusi udara memperburuk kondisi sistem kekebalan tubuh.

Dari studi tersebut ditemukan jika partikel-partikel polutan yang terhirup dan terakumulasi selama bertahun-tahun dapat menempel pada sel-sel imun pada kelenjar getah bening di sekitar paru-paru. Kelenjar getah bening termasuk sistem kekebalan tubuh. Adanya akumulasi polutan yang terhirup ini lama kelamaan melemahkan kemampuan sel-sel imun untuk melawan penyakit, termasuk infeksi pada saluran pernapasan.

Kesehatan Ibu Hamil dan Anak-anak

Penelitian menemukan jika paparan polusi udara bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Risiko ini terutama meningkat jika ibu hamil terpapar polusi udara pada trimester ketiga kehamilan. Sementara pada ibu hamil, paparan polusi udara berisiko menyebabkan:

  • Preeklamsia
  • Diabetes gestasional
  • Lepasnya plasenta dari dinding rahim (plasenta abruptio)
  • Ketuban pecah dini
  • Jalur lahir tertutup plasenta (plasenta previa).

Paparan polusi udara pada 1000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) kemungkinan besar mempengaruhi kesehatan anak dalam jangka panjang. Hal ini bisa terjadi karena paparan polusi mempengaruhi pembentukan organ saat kehamilan. Fungsi paru-paru pada anak berisiko terhambat, serta adanya peningkatan risiko masalah saluran pernapasan seperti asma pada anak.

Cara Mengurangi Risiko Polusi Udara

Anda bisa mengurangi risiko terpapar bahaya polusi udara dengan beberapa langkah, antara lain:

  • Manfaatkan aplikasi pemantau, teknologi memungkinkan Anda mengetahui indeks kualitas udara (AQI) pada smartphone. Jika AQI menunjukkan angka polusi tinggi sebaiknya hindari aktivitas luar ruangan. Jika Anda perlu keluar rumah, selalu gunakan masker dan segera ganti pakaian saat pulang
  • Bijak menggunakan kendaraan, manfaatkan transportasi umum untuk membantu mengurangi polusi. Jika Anda menggunakan kendaraan sendiri, matikan mesin saat kendaraan tidak bergerak
  • Gunakan filtrasi udara di dalam ruangan, air purifier bisa jadi pilihan untuk meningkatkan kulitas udara di dalam ruangan. Jangan lupa untuk rutin mengganti filter AC untuk menghemat energi dan membantu menjaga udara di rumah tetap bersih
  • Gunakan masker, terutama jika berada atau tinggal di lingkungan dengan polusi tinggi.

 

Baca Juga: Penggunaan Oksigen di Rumah: Fungsi dan Cara Pakai

 

Dampak bahaya polusi udara mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Bisa jadi Anda pun tidak menyadari jika kesehatan Anda telah terdampak. Sebelum terlambat, Anda juga bisa mengurangi risiko polusi udara dengan melakukan pemeriksaan kesehatan. Kavacare siap membantu Anda untuk berkonsultasi seputar masalah kesehatan. Hubungi layanan Kavacare support di nomor 0811 1446 777.

SUMBER:

  1. Air pollution. https://www.who.int/health-topics/air-pollution. diakses 13 Juli 2023
  2. Air Pollution Note – Data you need to know. https://www.unep.org/interactive/air-pollution-note/. diakses 13 Juli 2023
  3. Air quality and health. https://www.who.int/teams/environment-climate-change-and-health/air-quality-and-health/health-impacts/types-of-pollutants diakses 13 Juli 2023
  4. Pulmonary Health Effects of Air Pollution. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4776742/ diakses 13 Juli 2023
  5. Air Pollution and Cardiovascular Disease Basics. https://www.epa.gov/air-research/air-pollution-and-cardiovascular-disease-basics diakses 13 Juli 2023
  6. Decades of Air Pollution Undermine the Immune System. https://www.cuimc.columbia.edu/news/decades-air-pollution-undermine-immune-system diakses 13 Juli 2023
  7. Effects of Pollution on Pregnancy and Infants. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9937639/ diakses 13 Juli 2023
  8. Safe in the womb? Effects of air pollution to the unborn child and neonates. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0021755721001406 diakses 13 Juli 2023
  9. Air pollution: How to reduce harm to your health. https://www.health.harvard.edu/blog/air-pollution-how-to-reduce-harm-to-your-health-202108132567 diakses 13 Juli 2023
  10. The Adverse Effects of Air Pollution on the Eye: A Review https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8834466/ diakses 2 November 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare