3 Cara Mengobati Penyakit Mata Ikan dengan Tepat

3 Cara Mengobati Penyakit Mata Ikan dengan Tepat

Share

Penyakit mata ikan merupakan kondisi yang mempengaruhi kulit, paling sering ditemukan pada telapak kaki. Mata ikan bisa mengganggu kenyamanan beraktivitas karena umumnya, pasien mengeluhkan sakit atau perih pada area yang terdampak. Namun mata ikan bukan kegawatan medis.

Berikut adalah penjelasan seputar penyakit mata ikan dan cara mengobatinya sesuai anjuran dokter.

Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Mata Ikan?

cara menghilangkan mata ikan
Infografis Cara Mengobati Penyakit Mata Ikan – Kavacare

 

Anda bisa mencoba langkah-langkah perawatan di rumah untuk mengobati mata ikan, yaitu:

1. Rendam Kaki dan Gunakan Batu Apung

Ukuran lesi mata ikan bisa dikurangi dengan merendam bagian yang terdampak ke dalam air hangat selama 5-10 menit, kemudian gosok area tersebut perlahan dengan batu apung. Gerakan menggosok memutar atau menyamping bisa membantu membuang sel kulit mati

2. Gunakan Pelembap

Gunakan pelembap di telapak kaki setiap hari. Produk pelembap dengan kandungan salicylic acid, urea, dan ammonium laktik bisa membantu melembutkan kulit kering, sehingga lebih mudah jika Anda hendak menggosok area tersebut dengan batu apung

3. Kurangi Tekanan pada Kaki

Gunakan sepatu dan kaus kaki yang tepat ukurannya. Anda juga bisa menggunakan alas tambahan atau insoles. Meletakkan penyangga tambahan di antara jari-jari kaki juga bisa mengurangi tekanan pada mata ikan.

Jika mata ikan terasa sangat sakit, mengeluarkan cairan, terasa hangat, atau tampak kemerahan, Anda harus segera mencari pertolongan medis. Ini menandakan terjadinya infeksi pada area mata ikan. Pasien yang memiliki masalah sirkulasi, kulit yang sensitif atau rentan, masalah saraf, serta mengalami mati rasa di kaki juga sebaiknya berkonsultasi ke dokter.

 

Baca Juga: Bengkak di Kaki, Berbahayakah?

 

Apakah Mata Ikan Bisa Hilang Sendiri?

Mata ikan bisa hilang sendiri jika tekanan dan gesekan penyebabnya mulai berkurang. Seringkali penyebab munculnya mata ikan adalah sepatu yang sempit. Maka jika Anda mengidap penyakit mata ikan, salah satu cara yang tepat adalah memastikan apakah sepatu Anda nyaman digunakan.

Sepatu yang nyaman, berukuran tepat, dan memiliki bantalan yang baik bisa mencegah berbagai macam masalah pada kaki, termasuk penyakit mata ikan.

Perlu diperhatikan, hilangnya mata ikan dengan sendirinya butuh waktu cukup panjang dengan proses bertahap. Jika Anda tidak yakin dengan apa penyebab penyakit mata ikan yang diidap atau jika area mata ikan terasa sangat nyeri, maka sebaiknya segera hubungi dokter.

Apakah Mata Ikan Boleh Dipecahkan Sendiri?

Walau bisa dilakukan perawatan sendiri di rumah, jangan memecahkan atau mencungkil mata ikan sendiri. Hindari menggunakan benda-benda tajam seperti silet atau pisau untuk menipiskan kulit yang menebal. Risiko terjadinya luka sangat tinggi apalagi jika Anda tidak pernah menggunakan benda-benda tajam untuk menipiskan kulit.

Dilarang untuk mencoba menghilangkan mata ikan sendiri terutama jika Anda memiliki kondisi penyerta, contohnya diabetes. Mencoba mencungkil atau menipiskan mata ikan bisa menyebabkan ulkus diabetes atau komplikasi yang menyebabkan masalah sirkulasi. Selain itu berisiko juga terjadi mati rasa pada pengidap diabetes. Luka ini juga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Pertanyaan Seputar Penyakit Mata Ikan

Apa Itu Penyakit Mata Ikan?

Penyakit mata ikan atau clavus adalah terjadinya penebalan kulit pada lapisan epidermis, di mana penebalan ini memiliki pusat atau ‘mata’. Clavus muncul karena gesekan, tekanan berulang, atau benturan di area spesifik.

Penyakit mata ikan seringkali ditemukan di kaki dan terasa nyeri. Pengidap penyakit mata ikan mungkin merasa seolah sedang berjalan di atas kerikil karena adanya tonjolan tersebut.

Penyakit mata ikan berbeda dengan kapalan. Lesi kapalan mirip dengan mata ikan, tetapi pada kapalan, tidak terdapat mata yang terasa nyeri.

Ada 3 jenis penyakit mata ikan, yaitu:

  • Mata ikan keras: biasanya pada jenis mata ikan keras, area kulit yang mengeras lebih luas. Mata ikan jenis ini biasanya muncul di bagian atas jari-jari kaki, di mana ada tekanan dari tulang pada kulit
  • Mata ikan lunak: mata ikan lunak berwarna putih atau keabuan, teksturnya lebih lunak seperti karet. Mata ikan lunak sering ditemui di antara jari kaki.

 

Baca Juga: Penyebab Bisul dan 4 Cara Mengobatinya

 

Bagaimana Mengenali Gejala Mata Ikan?

Gejala penyakit mata ikan yang khas adalah:

  • Tonjolan bulat dan keras dikelilingi kulit yang mengalami iritasi
  • Nyeri
  • Kulit kemerahan
  • Lecet.

Penyakit mata ikan bisa didiagnosis melalui gejala yang tampak, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan riwayat kesehatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan riwayat lengkap tentang gejala, aktivitas pasien, penggunaan alas kaki, dan perawatan mandiri di rumah.

Saat pemeriksaan fisik, dokter akan melihat kondisi area kulit yang menebal. Dokter akan memastikan apakah pada lesi terdapat pusat atau mata transparan di bagian tengah. Biasanya mata transparan ini menekan bagian dermis, sehingga menyebabkan nyeri dan inflamasi. Bagian mata inilah yang akan membedakan penyakit mata ikan dengan kapalan dan kutil.

Apa Penyebab Penyakit Mata Ikan?

Penyebab mata ikan adalah cedera kecil (microtrauma) yang terjadi pada lapisan epidermis kulit. Biasanya cedera kecil ini terjadi dalam bentuk tekanan atau gesekan berulang pada area yang terdampak.

Faktor-faktor lainnya adalah aktivitas fisik (olahraga), sepatu yang tidak pas dengan kaki, serta kelainan bentuk kaki yang menyebabkan tulang lebih menonjol.

Secara umum, beberapa penyebab penyakit mata ikan adalah:

  • Sepatu yang tidak cocok dengan kaki. Ini adalah penyebab paling umum mata ikan di area atas kaki. Sepatu yang terlalu sempit atau bergesekan terus dengan kulit akan menyebabkan lecet dan tekanan tambahan
  • Berdiri atau berjalan dalam jangka waktu panjang
  • Kegiatan yang memberikan tekanan tambahan pada kaki
  • Tidak menggunakan alas kaki
  • Tidak menggunakan kaos kaki
  • Menggunakan kaos kaki atau bagian alas sepatu yang terlipat sehingga menekan telapak kaki saat digunakan
  • Berjalan dengan postur yang salah, sehingga beban tidak terdistribusi dengan baik pada kaki
  • Kegiatan yang menyebabkan terjadinya gesekan berulang di tangan dan jari-jari
  • Kelainan bentuk kaki secara struktur maupun kemampuan gerak.

Penyakit mata ikan lebih rentan dialami oleh lansia. Hal ini dipengaruhi perubahan lapisan epidermis sepanjang pertambahan usia, akibatnya lapisan pelindung kulit menjadi lebih kering dan tipis. Kondisi ini bisa menjadi faktor mengapa penyakit mata ikan risikonya lebih tinggi dialami lansia.

Selain lansia, perempuan juga berisiko lebih tinggi mengalami penyakit mata ikan kemungkinan besar karena semakin banyak perempuan yang menggunakan sepatu dengan ukuran atau bentuk kurang sesuai dengan kaki.

 

Baca Juga: Kulit Kering pada Lansia, Bagaimana Mengatasinya?

 

Penanganan penyakit mata ikan berbeda-beda pada setiap pasien, disesuaikan dari hasil pemeriksaan dan penyebabnya. Maka jika Anda mengalami penyakit mata ikan, Anda juga bisa berkonsultasi dengan Konsultan Medis Kavacare.

Selain pengobatan, kami juga bisa membantu Anda dalam perawatan luka, termasuk luka setelah operasi mata ikan. Silakan hubungi kami di nomor 0811 1446 777.

SUMBER:

  1. Clavus. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546598/ diakses 5 Mei 2023
  2. Corns and Calluses: Symptoms, Treatment & Care Tips. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16896-corns-and-calluses diakses 5 Mei 2023
  3. Foot Corn: Causes, Treatment, and More. https://www.healthline.com/health/foot-corn diakses 5 Mei 2023
  4. Corns: What can you do if you have a corn? https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541157 diakses 5 Mei 2023
  5. How to treat corns and calluses. https://www.aad.org/public/everyday-care/injured-skin/burns/treat-corns-calluses diakses 5 Mei 2023
  6. Corns and calluses. https://www.nhs.uk/conditions/corns-and-calluses/ diakses 5 Mei 2023
  7. Corns and calluses: What’s the difference and how can I treat them? https://www.medicalnewstoday.com/articles/172459 diakses 5 Mei 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare