3 Penyakit Dampak Polusi Udara

3 Penyakit Dampak Polusi Udara

Share

Apakah Anda tinggal di kota besar di mana terdapat banyaknya kendaraan yang digunakan untuk sarana mobilitas dengan kadar emisi di udara yang tinggi? Atau tinggal di area industri di mana banyak banyak pabrik besar mengapit kawasan tempat tinggal Anda? Penting bagi Anda untuk memperhatikan dampak polusi udara yang ditimbulkan. 

Berikut ini merupakan ulasan mengenai berbagai penyakit yang merupakan dampak polusi udara dan cara menghindarinya untuk Anda.

Apa Itu Polusi Udara?

Polusi udara adalah campuran senyawa berbahaya yang berasal baik dari buatan manusia maupun dari alam. Hal ini merupakan bahaya kesehatan lingkungan yang umum ditemukan di banyak kota besar.

Kondisi ini merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Polusi udara dalam segala bentuk merupakan penyebab atas kematian lebih dari 6,5 juta manusia setiap tahun secara global.

Jenis-Jenis Polusi Udara

Berdasarkan asalnya, polusi udara dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu buatan manusia dan dari alam. 

JenisSumberContoh
Buatan
Manusia
Rumah Tangga
  • Penggunaan bahan bakar
  • Senyawa organik volatil 
Lalu Lintas
  • Ozon
  • Gas berbahaya emisi kendaraan atau limbah industri
  • Materi partikulat
  • Hidrokarbon aromatik polisiklik
Alami
  • Letusan gunung berapi
  • Kebakaran hutan
  • Gas metana dari pembusukan senyawa organik

 

Baca Juga: Waspada Penyakit Batuk Kronis: Penyebab dan Penanganan

 

Polusi Udara Buatan Manusia

Polusi udara buatan manusia merupakan zat-zat berbahaya yang ditimbulkan oleh teknologi yang dibuat dan digunakan untuk kepentingan manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Polusi ini dibedakan lagi menjadi dua, yaitu dari rumah tangga dan yang berkaitan dengan lalu lintas.

Polusi udara rumah tangga dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar dan teknologi yang tidak efisien di dalam rumah, misalnya menggunakan bahan bakar padat (seperti kayu, limbah tanaman, arang, batu bara dan kotoran) dan minyak tanah di api terbuka dan kompor yang tidak efisien. Selain itu, terdapat pula senyawa organik volatil yang mudah menguap pada suhu ruang, yang biasanya ditemukan pada cat, cairan pembersih, pestisida, hingga lem.

Sedangkan polusi udara yang berkaitan lalu lintas, merupakan campuran gas dan partikel yang sebagian besar unsurnya berasal dari buatan manusia, seperti:

  • Ozon, yaitu kabut asap yang dihasilkan oleh mobil, pembangkit listrik, boiler industri, kilang, dan berbagai sumber lain yang bereaksi secara kimiawi bila terpapar matahari.
  • Gas berbahaya, yang meliputi karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, dan sulfur oksida. Semua itu merupakan komponen emisi kendaraan bermotor dan produk sampingan dari proses industri.
  • Materi partikulat, seperti sulfat, nitrat, karbon, atau debu mineral hasil dari emisi kendaraan dan industri dari pembakaran bahan bakar fosil, asap rokok, dan pembakaran bahan organik. Bagian dari materi partikulat ini, merupakan partikel halus yang 30 kali lebih tipis dari rambut manusia dan dapat terhirup ke dalam jaringan paru-paru dan berkontribusi pada masalah kesehatan yang serius.
  • Hidrokarbon aromatik polisiklik, senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen yang dihasilkan selain dari proses pembakaran, juga dari proses industri, seperti pembuatan produk besi, baja, dan karet, serta pembangkit listrik.

Polusi Udara Alami

Alam juga melepaskan zat berbahaya ke udara secara alami. Beberapa di antaranya, adalah abu dan gas dari letusan gunung berapi, juga gas, seperti metana, yang dihasilkan dari pembusukan senyawa organik di dalam tanah. Selain itu, asap dari kebakaran hutan pun menjadi salah satu penyebab terjadinya polusi di udara, meski hal ini lebih kerap disebabkan oleh manusia daripada alam itu sendiri.

 

Baca Juga: 8 Manfaat Bersepeda, Anda Perlu Tahu!

 

Dampak Polusi Udara pada Kesehatan

3 penyakit dampak polusi udara kavacare, polusi udara jakarta
Infografis 3 penyakit dampak polusi udara

Sejak tahun 1970, polusi udara telah dianggap sebagai ancaman utama untuk kesehatan pernapasan. Selain itu, hal ini juga dikaitkan dengan terjadinya peradangan di sel manusia, yang menyebabkan penyakit kronis dan kanker, hingga pada tahun 2013 WHO mengklasifikasikan polusi udara sebagai karsinogen manusia.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang merupakan dampak dari paparan polusi di udara.

Kanker

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tinggal di dekat jalan besar dengan polusi udara yang tinggi akibat emisi kendaraan bermotor, paparan zat beracun lain, seperti metilen klorida yang digunakan pada produk aerosol dan pembersih cat, meningkatkan risiko wanita mengalami kanker payudara

Selain itu, dari 3,2 juta kematian akibat paparan polusi udara rumah tangga, 6% di antaranya disebabkan oleh kanker paru-paru. Sekitar 11% kematian akibat kanker paru-paru pada orang dewasa disebabkan oleh paparan karsinogen dari polusi udara rumah tangga yang disebabkan oleh penggunaan minyak tanah atau bahan bakar padat seperti kayu, arang, atau batu bara untuk kebutuhan energi rumah tangga.

Penyakit Jantung

Materi partikulat halus yang banyak ditemukan pada polusi udara, diketahui dapat masuk ke dalam aliran darah dan bahkan merusak fungsi pembuluh, serta mempercepat terjadinya pengapuran pembuluh darah arteri.

Menurut WHO, dari 3,2 juta kematian yang telah disebutkan sebelumnya, 32% di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung iskemik dan 23% yang lain disebabkan oleh stroke. Stroke ini terjadi akibat paparan harian polusi yang timbul dari penggunaan bahan bakar padat dan minyak tanah di rumah.

Polusi juga bisa berakibat buruk pada ibu hamil, salah satunya tekanan darah tinggi pada ibu hamil hingga berisiko melahirkan bayi cacat.

Penyakit Pernapasan

Polusi udara memiliki pengaruh yang amat besar pada perkembangan paru-paru dan berakibat pada perkembangan emfisema, asma, dan penyakit pernapasan lainnya, termasuk penyakit paru obstruktif kronis. Polusi di daerah perkotaan memiliki kaitan dengan adanya peningkatan kasus dan tingkat keparahan asma. 

Sementara 21% dari angka kematian akibat polusi udara rumah tangga, disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia, dan 19% yang lain disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronis yang sering terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Selain penyakit di atas, polusi juga dapat menjadi salah satu faktor risiko pemicu penyakit berikut:

  • Obesitas
  • Gangguan saraf
  • Gangguan kehamilan
  • Gangguan pencernaan.

 

Baca Juga: 5 Jenis Alat Bantu Pernapasan di Rumah

 

Tips Melindungi Diri dari Polusi Udara

Polusi udara merupakan masalah yang kerap kita jumpai sehari-hari, namun tidak pernah kita sadari bahayanya. Untuk melindungi diri, menghindari, hingga mengurangi paparannya seminimal mungkin, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, seperti:

  • Mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Menggunakan perangkat rumah tangga bersih yang terjangkau untuk memasak, memanaskan, dan penerangan.
  • Beralih ke transportasi bersih dengan tenaga pembangkit listrik mengutamakan berjalan kaki dan bersepeda, beralih ke kendaraan dengan bahan bakar rendah emisi, termasuk bahan bakar dengan kandungan belerang yang lebih rendah.
  • Menanam dan merawat pepohonan untuk menggalakkan penghijauan.
  • Menggunakan listrik dengan sumber daya bebas pembakaran (seperti tenaga surya, angin, atau tenaga air).
  • Mengurangi, memisahkan, mendaur ulang limbah.

Apabila Anda tinggal di lingkungan yang terpapar banyak paparan polusi udara dan mulai mengalami gangguan kesehatan, segera konsultasikan dengan dokter. Anda dapat menghadirkan visit dokter ke rumah untuk pemeriksaan medis bersama layanan homecare Kavacare. 

Hubungi kami melalui Whatsapp di nomor 0811-1446-777.

Sumber:

  1. Air Pollution and Your Health. https://www.niehs.nih.gov/health/topics/agents/air-pollution/index.cfm. Diakses 23 Mei 2023.
  2. Household air pollution. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/household-air-pollution-and-health. Diakses 23 Mei 2023.
  3. Ambient (outdoor) air pollution. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ambient-(outdoor)-air-quality-and-health. Diakses 23 Mei 2023.
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare