Kanker Anus: Gejala dan Penyebab

Kanker Anus: Gejala dan Penyebab

  • Post category:Kanker
Share

Penyakit kanker terjadi ketika beberapa sel tubuh tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian lain di dalam tubuh. Sel-sel ganas atau kanker ini dapat menyerang bagian tubuh mana pun dari tubuh manusia, termasuk juga pada bagian anus.

Kanker anus merupakan jenis kanker yang tergolong jarang terjadi dan ketika terdeteksi lebih awal, penyakit ini seringkali dapat diobati. Untuk mengetahui info lebih lengkap mengenai kanker anus, Anda bisa menyimak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Kanker Anus?

Kanker anus atau juga sering disebut sebagai kanker anal adalah suatu penyakit di mana sel-sel ganas/ kanker terbentuk di anus (dubur). Anus sendiri merupakan lubang di mana saluran pencernaan berakhir yang menjadi jalan keluar feses dari tubuh. Organ ini terletak di bagian bawah rektum, bagian paling ujung dari usus besar.

Dalam kasus kanker anal, sel-sel kanker dapat tumbuh dan berkembang di bagian mana pun dari anus. Patofisiologi kanker anus dimulai dari transformasi dari sel epitel rektum normal menjadi lesi displastik yang pada akhirnya menjadi karsinoma invasif yang dipengaruhi kombinasi mutasi genetik, baik somatik maupun germline, selama periode sekitar 10 hingga 15 tahun. 

 

Baca Juga: Berobat Kanker di International Cancer Specialist (ICS)

 

Jenis-Jenis Kanker Anus

Kanker anal dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan di mana sel kanker mulai tumbuh. Jenis-jenis kanker anal/ anus antara lain sebagai berikut:

  • Karsinoma sel skuamosa. Yaitu sel kanker yang bermula pada sel-sel skuamosa (sel yang paling dekat dengan permukaan kulit) yang ada di saluran anus dan batas anus. Di AS, sebagian besar kasus kanker anal yang terjadi (9 dari 10) merupakan tipe karsinoma sel skuamosa ini.
  • Adenokarsinoma. Sejumlah kecil kanker anal adalah adenokarsinoma. Jenis kanker ini dimulai pada sel yang melapisi bagian atas anus atau bagian yang paling dekat dengan rektum.  
  • Karsinoma sel basal. Merupakan salah satu jenis kanker kulit yang umumnya berkembang di area kulit yang terpapar sinar matahari, seperti tangan dan wajah. Namun, jenis kanker ini juga dapat berkembang di kulit perianal di sekitar anus meski jumlah kasusnya sangat sedikit. 
  • Melanoma. Kanker ini dimulai dari sel-sel kulit yang menghasilkan melanin. Hanya sejumlah kecil kanker anal yang merupakan melanoma. Umumnya, melanoma terjadi pada kulit di bagian tubuh lain. 

Gejala Kanker Anus

Bagi beberapa penderita, kanker anal tidak menimbulkan gejala apapun. Tetapi, tanda dan gejala umum dari penyakit ini dapat meliputi:

  • Gatal dan nyeri di sekitar anus.
  • Perdarahan dari rektum atau anus.
  • Muncul benjolan kecil atau pembengkakan di sekitar anus.
  • Keluar cairan seperti lendir dari anus.
  • Inkontinensia usus, yaitu kondisi yang menyebabkan buang air besar tanpa dikehendaki karena pengidapnya kesulitan atau tidak mampu untuk mengatur atau mengendalikan feses.

Penyebab

Penyebab pasti kanker anus masih belum diketahui secara pasti. Namun, peneliti mengungkap bahwa berkembangnya kanker ini berhubungan dengan hal-hal berikut:

Infeksi HPV

Infografis Kanker Anus - Kavacare (1)
Infografis Kanker Anus – Kavacare (1)

HPV (Human Papillomavirus) dianggap sebagai penyebab paling umum dari kanker anal. Sederhananya, virus HPV yang menginfeksi tubuh manusia akan menghasilkan protein E6 dan E7. Kedua protein ini dapat mematikan kinerja dua protein yang umum dikenal sebagai supresor tumor (penekan tumor) yaitu p53 dan Rb. Ketika protein supresor tumor tersebut tidak aktif, maka sel lebih mungkin menjadi kanker.  

Infeksi HPV ini dapat menyebabkan keluhan munculnya kutil pada sekitar anus dan pada beberapa subtipe HPV lain yang menginfeksi daerah anus, akan beresiko menjadi kanker. 

 

Baca Juga: Perawatan HIV: Perhatikan 5 Hal Ini

 

Sistem Kekebalan Tubuh yang Terganggu

Infografis Kanker Anus - Kavacare (2)
Infografis Kanker Anus – Kavacare (2)

 

Orang dengan sistem kekebalan yang terganggu, seperti karena HIV atau transplantasi organ juga meningkatkan risiko terkena kanker anal. Sebab, ketika sistem kekebalan tubuh terganggu/ melemah, tubuh menjadi kurang mampu melawan infeksi. Sehingga virus seperti HPV dapat menjadi lebih aktif dan bisa memicu perkembangan kanker. 

Merokok

Infografis Kanker Anus - Kavacare (3)
Infografis Kanker Anus – Kavacare (3)

 

Merokok secara luas dikenal sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Hal yang mendasari mengapa merokok dikaitkan dengan kanker anal adalah karena bahan kimia penyebab kanker dalam asap tembakau dapat berpindah dari paru-paru ke seluruh tubuh dan menyebabkan kanker jenis lain, termasuk juga kanker anal. 

Selain itu, merokok juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan infeksi HPV. Dengan demikian, merokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker anus. 

Komplikasi

Kanker anal jarang menyebar atau bermetastasis ke bagian tubuh lain yang terletak jauh dari anus. Tetapi, sebagian kecil kanker anal dapat bermetastasis dan penyebarannya paling sering mengarah ke organ hati atau paru-paru. Kanker anal yang bermetastasis ini umumnya sangat sulit untuk diobati.

Pertanyaan Seputar Kanker Anus

Apa Perbedaan Kanker Anus dan Ambeien?

Gejala kanker anal seringkali mirip dengan ambeien (wasir) yang merupakan kondisi yang jauh lebih umum dan tidak serius. Baik ambeien maupun kanker anal dapat menyebabkan perdarahan atau munculnya benjolan di anus.

Ambeien atau hemoroid sendiri mengacu pada pembengkakan pembuluh darah di dalam rektum dan anus. Kondisi tersebut bisa menjadi iritasi dan berdarah serta dapat menyebabkan rasa sakit atau gatal. 

Beberapa faktor risiko untuk ambeien adalah:

  • Ibu hamil dan individu yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Sebab, itu dapat memberi tekanan lebih pada rektum.
  • Mengalami konstipasi (sembelit).
  • Kekurangan asupan makanan berserat.
  • Sering mengejan terlalu lama dan keras saat buang air besar.
  • Memiliki gaya hidup sedentari atau aktivitas fisik yang sedikit.

Pada kasus ambeien, biasanya gejala dapat membaik dengan perawatan di rumah seperti makan lebih banyak serat, mandi sitz (duduk di air hangat), atau mengoleskan krim wasir. Selain itu, gejalanya juga mungkin bersifat datang dan pergi.

Dokter biasanya dapat mendiagnosis ambeien dengan melakukan pemeriksaan dubur sederhana dan melihat riwayat medis. Apabila dokter melihat pertumbuhan yang tidak biasa dengan gejala yang tidak kunjung sembuh, dokter mungkin merekomendasikan biopsi untuk menguji kemungkinan kanker anal.

Bahkan jika itu adalah kanker, diagnosis dini dapat secara signifikan meningkatkan peluang kesembuhan. Jadi, pada intinya penting untuk tidak terlalu khawatir dan tidak menunda bertemu dokter jika mengalami perdarahan atau rasa sakit pada anus.

 

Baca Juga: 4 Langkah Mengenali Benjolan Berbahaya atau Jinak

 

Apa Saja Faktor Risiko Kanker Anus?

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker anal, termasuk:

  • Dewasa yang lebih tua. Mayoritas kasus kanker anal terjadi pada orang yang berusia 50 tahun keatas.
  • Memiliki banyak pasangan seksual. Individu yang memiliki banyak pasangan seksual atau sering berganti-ganti pasangan seks selama hidupnya lebih berisiko terkena berbagai macam penyakit termasuk HPV, HIV, dan kanker anal.
  • Infeksi HPV. Terkena infeksi HPV meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker anal dan kanker serviks. 
  • Seks anal. Individu yang terlibat dalam seks anal sebagai pasangan penerima memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker anal.
  • Merokok. Mereka yang merokok juga lebih mungkin mengembangkan kanker anal maupun jenis kanker lainnya.
  • Riwayat kanker. Risiko kanker anal meningkat pada individu yang pernah menderita kanker serviks.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh. Orang dengan gangguan sistem imun karena penyakit seperti AIDS, atau penggunaan obat-obatan imunosupresan pasca transplantasi organ juga berisiko lebih tinggi terhadap kanker anal.

Seberapa Umumkah Penyakit Ini?

Penyakit kanker anus merupakan kasus yang cukup jarang. Angka kejadian kanker anal secara keseluruhan adalah sekitar 1 dari 500 hingga 600 orang. Berdasarkan data Globocan (Global Cancer Observatory) dari WHO yang dirilis pada tahun 2020, di Indonesia sendiri kasus kanker anal hanya sekitar 0,19 atau sekitar 762 kasus dari 396.914 total kasus kanker yang terjadi di Indonesia.

Anda sedang mencari pengobatan kanker anus? Hubungi layanan Medical Travel Facilitator KavaLink dari Kavacare untuk konsultasi gratis pengobatan kanker. Kami akan memberikan rekomendasi rumah sakit atau dokter terbaik, estimasi biaya pengobatan kanker, hingga pengaturan janji temu atau akomodasi selama berobat. 

Hubungi KavaLink melalui Whatsapp di nomor 0857 8000 8707 dan mulai sesi konsultasi gratis Anda hari ini!

Sumber:

  1. What is Anal Cancer. https://www.cancer.org/cancer/anal-cancer. Diakses 7 Februari 2023.
  2. Anal Cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anal-cancer. Diakses 7 Februari 2023.
  3. Rectal Cancer. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493202. Diakses 7 Februari 2023. 
  4. Anal Cancer. https://www.nhs.uk/conditions/anal-cancer. Diakses 7 Februari 2023.
  5. Hemorrhoids or Cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-tell-the-difference-between-hemorrhoids-and-cancer. Diakses 7 Februari 2023.
  6. Indonesia – Global Cancer Observatory. https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf. Diakses 7 Februari 2023.
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare