Perawatan HIV: Perhatikan 5 Hal Ini

Perawatan HIV: Perhatikan 5 Hal Ini

Share

Dalam perawatan HIV, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat berjalan optimal dan meminimalisasi dampak terburuk dari HIV. Perawatan HIV sendiri merupakan metode untuk mengurangi jumlah HIV dalam tubuh penderita HIV sehingga menjaga pasien tersebut tetap sehat. Perawatan ini dilakukan dengan terapi antiretroviral atau terapi ART, yaitu dengan cara mengkonsumsi obat-obatan ART ini sesuai petunjuk dokter. Obat-obatan ART ini dapat mencegah, memberantas, dan menurunkan jumlah virus HIV dalam tubuh penderita.  

Apa Itu HIV?

Kepanjangan HIV sendiri adalah Human Immunodeficiency Virus. Seperti namanya, virus ini merusak sistem imun atau sistem pertahanan tubuh pada manusia, sehingga mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya. Akibatnya, tubuh akan dengan mudah terserang penyakit dan dapat terus melemah.

HIV sendiri termasuk pada penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual, yang berarti kelompok penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual, termasuk pada hubungan seks secara oral (lewat mulut) atau anal (lewat dubur). Selain itu, HIV dapat menular lewat kontak terhadap darah yang terinfeksi dan dari penggunaan jarum suntik dengan bergantian serta dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandung, dilahirkan, atau disusui.

 

Baca Juga: Tips Mempunyai Anak Sehat yang Didambakan

 

Perawatan HIV

Untuk mengendalikan virus HIV dalam tubuh, perlu dilakukan perawatan khusus. Perawatan ini dilakukan dengan memberikan terapi obat antiviral, yaitu obat antiretroviral (ART). Terapi ART ini berfungsi untuk mengurangi jumlah virus HIV (viral load) dalam darah untuk mencegah terjadinya HIV, menurunkan gejala, dan meningkatkan sistem pertahanan tubuh individu. Di samping itu, minimnya jumlah virus HIV juga dapat mencegah virus ini menular kepada orang lain.

Untuk melakukan perawatan HIV secara optimal, perhatikan 5 hal berikut ini:

Lakukan Sesegera Mungkin

Perawatan HIV harus dilakukan secepat mungkin setelah diagnosa didapatkan. Pada tahap awal, penyakit ini masih dapat ditanggulangi dengan penanganan yang tepat. Namun, begitu HIV masuk pada fase pertengahan dan akhir, HIV tidak dapat lagi disembuhkan, tetapi perawatan HIV dapat mengendalikan virus ini.

 Apabila Anda menunda penanganan dan perawatannya, virus ini akan terus merusak sistem kekebalan tubuh Anda dan menimbulkan risiko penyebaran virus yang lebih besar kepada pasangan, membuat Anda sakit, bahkan terserang Acquired Immunodeficiency Virus (AIDS). AIDS sendiri merupakan tahap paling akhir atau paling parah dari infeksi HIV (tahap 3) di mana sistem pertahanan tubuh telah rusak sehingga mengakibatkan pasien terserang berbagai penyakit lainnya. Penderita AIDS biasanya mengalami penurunan jumlah CD4 hingga di bawah 200 sel per milimeter darah.

Ikuti Petunjuk Dokter dengan Saksama

Selama berada dalam perawatan HIV, perhatikan petunjuk dokter dengan secermat mungkin. Hal ini karena proses perawatan bisa memberikan efek samping pada pengobatan lain yang Anda sedang jalani atau bahkan efek samping pada kesehatan Anda. Bicarakan pada dokter tentang kondisi medis atau pengobatan lain yang tengah Anda jalani. Jika prosedur ini membuat Anda sakit, dokter mungkin akan meresepkan obat tambahan untuk mengatasi efek samping tersebut atau mengubah rancangan perawatan Anda.

Konsumsi Obat-Obatan Secara Teratur

Terdapat dua jenis perawatan HIV, yaitu dengan obat berbentuk pil dan obat suntik. Pil ini biasanya diperuntukkan bagi pasien yang baru saja menjalani perawatan HIV, sedangkan bagi pasien yang mengalami infeksi virus yang tidak terdeteksi selama setidaknya 3 bulan dapat mempertimbangkan obat suntik. Tentu saja, apabila Anda menggunakan obat suntik, Anda harus rutin mengunjungi dokter untuk menerima suntikan obat antiretroviral.

Obat-obatan ini harus dikonsumsi secara teratur berdasarkan petunjuk dokter. Apabila konsumsi obat-obatan tidak tepat, virus HIV dapat berkembang biak dengan cepat dan melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Di sisi lain, hal ini juga bisa berdampak pada resistensi obat dan virus yang telah resisten dapat menginfeksi orang lain.

Memahami Efek Samping Perawatan HIV

Tidak semua pasien mengalami efek samping pada perawatan HIV. Namun, ada pula yang menunjukkan gejala-gejala akibat efek samping perawatan ini. Efek samping yang paling umum terjadi adalah:

  • Mual dan muntah;
  • Diare;
  • Susah tidur;
  • Mulut terasa kering;
  • Sakit kepala;
  • Ruam-ruam;
  • Pusing;
  • Fatigue (kelelahan);
  • Rasa sakit sementara pada area yang disuntik, pada perawatan HIV dengan obat suntik.

Apabila Anda mengalami efek samping dari perawatan HIV, Anda perlu berkonsultasi ke dokter untuk mengatasi gejalanya atau mengubah perawatannya. Perawatan HIV juga dapat mengganggu beberapa pengobatan atau terapi yang Anda lakukan, misalnya pada terapi yang menggunakan hormon, sehingga Anda perlu berkonsultasi pula dengan dokter untuk mencegah dampak dari perawatan ini.

Bantuan Untuk Kesehatan Mental atau Substance Use Disorder

Substance Use Disorder adalah gangguan kesehatan mental akibat penggunaan obat-obatan. Selain karena obat-obatan, pasien umumnya mengalami stres setelah terdiagnosa dengan HIV. Oleh karena itu, penting bagi pasien yang berada dalam perawatan untuk mencari bantuan dalam menghadapi stres atau efek penggunaan obat. 

 

Baca Juga: Mewaspadai Trauma Psikologis karena Penyakit Kritis

 

Mencegah Dampak HIV

Setelah Anda memulai perawatan, sangat penting untuk mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter mengikuti saran dokter secara saksama. Kegagalan dalam perawatan HIV seringkali terjadi akibat virus tersebut telah resisten, dengan kata lain virus telah meningkatkan daya tahan terhadap obat. Ini terjadi karena pemakaian obat yang tidak tepat.

Selain itu, untuk mencegah dampak dari HIV, Anda bisa melakukan:

  • Mempertahankan sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dengan makanan bergizi seimbang, berhenti merokok, dan berusaha menghindari infeksi;
  • Awasi kadar CD4+ (salah satu jenis limfosit atau sel darah putih) untuk memeriksa efek virus pada sistem kekebalan tubuh Anda;
  • Kunjungi konselor untuk membantu menghadapi stres dan emosi yang muncul setelah diagnosa penyakit HIV;
  • Berusaha untuk tidak terlalu khawatir dan menjaga sikap positif karena stres akan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Anda bisa mengurangi kekhawatiran dan stres dengan melakukan kegiatan yang Anda senangi, seperti mendengar musik, membaca, dan lain-lain;
  • Hentikan konsumsi alkohol karena efeknya yang buruk terhadap tubuh, terutama hati. Hal ini dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi dan menghancurkan vitamin dalam tubuh;
  • Hindari pengobatan yang tidak benar-benar diperlukan karena obat-obatan memiliki efek samping dan dapat mengganggu nutrisi dalam tubuh. Baca petunjuk dengan saksama kalau Anda merasa harus mengonsumsi obat dan konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsinya.

Pertanyaan Umum Seputar Perawatan HIV

Apakah HIV Bisa Sembuh?

Anda dapat mengendalikan virus HIV dalam tubuh dengan perawatan HIV menggunakan terapi antiretroviral (ART). Obat antiviral ini akan mengendalikan virus load di dalam tubuh dan menjaganya tetap di bawah 200 partikel HIV per milimeter darah. Pengendalian virus ini disebut dengan supresi viral. Perawatan HIV ini juga dapat menjaga virus load dalam darah menjadi sangat rendah hingga tidak terdeteksi.

Bagaimana Mencegah Penularan HIV?

Penularan HIV bisa dicegah dengan cara menerapkan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom. Penggunaan kondom secara tepat juga dapat memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya. Gunakan lubricant (pelumas untuk hubungan seksual) berbasis air yang cocok digunakan dengan kondom. Lubricant ini akan mencegah luka di bagian vagina atau anus yang kadang disebabkan oleh kekeringan atau gesekan di area tersebut dan juga mencegah robeknya kondom. 

Selain itu, Anda bisa mencegah penularan HIV dengan cara mengganti jarum suntik setiap habis dipakai dan jangan pernah menggunakan jarum suntik serta peralatan lain yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anggota tubuh, seperti sendok atau swab. Penting juga untuk tidak menggunakan obat-obatan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan mereka secara bersamaan. Hal ini juga termasuk pada penggunaan tato dan tindik.

 

Baca Juga: Menjadi Ibu Hamil yang Bahagia

 

 Apakah HIV Bisa Menurun Pada Bayi?

HIV dapat menular pada bayi dari ibu yang mengandung bayi tersebut. Penularan ini terjadi lewat plasenta yang menghubungkan antara ibu dan janin yang disebut penularan HIV melalui jalur transplasenta. Hal ini dapat terjadi ketika bayi tengah dikandung, selama proses kelahiran, dan melalui pemberian ASI. Apabila ibu melakukan perawatan HIV selama kehamilan dan tidak memberikan ASI kepada bayi, maka risiko penularan HIV pada bayi akan lebih rendah.

Apabila Anda membutuhkan informasi lebih lanjut tentang perawatan HIV ini, Anda bisa segera menghubungi Whatsapp Kavacare Support di nomor 0811 1466 777. Dapatkan telekonsultasi dengan dokter, layanan panggil dokter ke rumah, atau homecare profesional.

 

 Sumber:

  1. https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/treatment.html (16 Oktober 2022)
  2. https://www.fao.org/3/y4168e/y4168e09.htm (16 Oktober 2022)
  3. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524 (16 Oktober 2022)
  4. https://www.nhs.uk/  (16 Oktober 2022)
  5. https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/sexual-and-reproductive-health/hiv-aids/treatments.html (16 Oktober 2022)
dr. Samuel Hanky
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Samuel Hanky

Medical Consultant Kavacare