Apakah Orang Semakin Tua Semakin Kurus?

Apakah Orang Semakin Tua Semakin Kurus?

Share

Banyak orang lanjut usia atau lansia tampak lebih kurus di hari tuanya. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Selain karena penyakit kronis dan asupan makanan yang kurang, salah satu penyebab utamanya adalah proses penuaan secara alami. Sehingga, seseorang semakin tua semakin kurus terlihat.

Kondisi ini dikenal sebagai sarkopenia dan termasuk hilangnya massa, kekuatan, dan fungsi otot. Pemicunya antara lain kebiasan hidup sedentari dan keseimbangan protein yang negatif. Prevalensi sarkopenia adalah sebesar 33% dan menurut World Health Organization (WHO) diduga akan ada peningkatan insiden sarkopenia pada lansia di tahun 2025 sebanyak 38%.

Faktanya, massa otot berkurang sebanyak kurang lebih 3-8% per dekade setelah usia 30 tahun. Sedangkan hilangnya massa tubuh antara usia 40 hingga 80 tahun diperkirakan antara 30 hingga 50%. Hilangnya massa otot ini sangat penting karena berkontribusi pada disabilitas dan kualitas hidup yang rendah pada orang usia lanjut. Hal ini bahkan dapat meningkatkan risiko jatuh dan kecelakaan serta berdampak pada tingginya biaya kesehatan.

Bagaimana Mencegah Kehilangan Massa Otot pada Usia Lanjut?

Walau sarkopenia ini adalah bagian alami dari penuaan, mengingat adanya risiko lain yang berbahaya, maka yang perlu diketahui oleh keluarga atau caregiver adalah bagaimana mencegah hilangnya massa otot atau setidaknya memperlambat proses tersebut.

Berikut beberapa cara mencegah hilangnya massa otot:

1. Rajin Olahraga dan Beraktivitas

Inaktivitas fisik jelas berhubungan dengan hilangnya massa dan kekuatan otot sehingga upaya meningkatkan tingkat aktivitas fisik harusnya memiliki dampak positif.  Walaupun demikian, beraktivitas fisik perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan agar tidak membahayakan.

2. Perhatikan Asupan Nutrisi

Diet pada lansia juga dianggap sangat penting karena diet kualitas rendah seperti kurangnya asupan protein, vitamin D, antioksidan, dan asam lemak (PUFA) akan berdampak serius.  Hal ini umum pada lansia karena kurangnya nafsu makan, perubahan indera pengecap dan penghidu, gangguan lambung, menurunnya fungsi kognitif, penyakit kronik yang diderita, atau tidak tepatnya pendampingan keluarga.

3. Terapkan Pola Makan Tepat

Jumlah protein yang disarankan untuk dikonsumsi adalah sebesar 0,8 gram per kg berat badan per hari. Namun, tentu kondisi lansia yang berbeda komorbiditasnya membutuhkan konsultasi menyeluruh dan penilaian langsung dari dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan angka kebutuhan yang tepat. Pihak keluarga atau caregiver perlu paham informasi ini agar dapat menyediakan pola makan yang dibutuhkan.

Untuk melakukan telekonsultasi atau kunjungan ahli gizi ke rumah demi menjaga pola makan yang dibutuhkan lansia, hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777.

Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2804956/#

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35010928/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4435046/

https://cdnsciencepub.com/doi/10.1139/apnm-2018-0141

Gambar:

https://www.freepik.com/photos/old-couple

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare