Penyebab dan Cara Penanganan Panu

Penyebab dan Cara Penanganan Panu

Share

Tinggal di negara dengan cuaca yang mudah panas dan lembap, tentu penyakit panu bukanlah hal yang langka kita temui. Anda atau salah satu keluarga Anda mungkin pernah mengalaminya. Salah satu tanda khas dari penyakit panu adalah perubahan warna kulit yang tampaknya sudah tidak asing lagi. Meski demikian, apakah Anda atau keluarga Anda sudah melakukan penanganan panu secara tepat?

Agar tidak salah penanganan dan memicu infeksi, mari berkenalan terlebih dahulu dengan penyakit panu. Untuk itu, simak informasi selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Penyakit Panu?

Panu atau Tinea versicolor adalah infeksi jamur yang umum terjadi pada kulit. Jamur tersebut mengganggu pigmentasi normal kulit Anda hingga menghasilkan bercak kecil yang berubah warna. Bisa bintik-bintik putih, merah, merah muda, atau cokelat. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur berlebih di kulit Anda. Bercak ini mungkin berwarna lebih terang atau lebih gelap daripada kulit di sekitarnya dan paling sering muncul di bahu, punggung, dan dada bagian atas.

Penyakit panu ini paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Paparan sinar matahari akan membuatnya tampak lebih jelas. Meski tidak menular, penyakit panu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena Anda akan merasakan gatal. Apa saja tipe-tipe penyakit panu?

 

Baca Juga: 5 Cara Pencegahan Panu

 

Tipe-Tipe Penyakit Panu

Penyakit panu yang Anda alami disebabkan oleh pertumbuhan miselium jamur dari genus Malassezia. Malassezia sendiri merupakan bagian dari mikrobiota kulit normal (mikroorganisme yang terdapat pada kulit normal). Mereka bergantung pada lipid untuk bertahan hidup. Terdapat 14 spesies malassezia berbeda yang telah diidentifikasi. Namun, spesies yang paling umum ada di penyakit panu adalah adalah M globosa, M restricta, dan M sympodialis.

Sebagaimana telah dijelaskan, penyakit panu sendiri memiliki beberapa jenis warna. Tipe warna ini ditentukan oleh bagaimana jamur ini merusak kulit. Misalnya seperti berikut:

  • Panu cokelat: Jamur menginduksi melanosom yang membesar (butiran pigmen) di dalam melanosit basal.
  • Panu putih: Diduga disebabkan oleh bahan kimia yang diproduksi oleh malassezia yang berdifusi ke dalam epidermis dan merusak fungsi melanosit.
  • Panu merah muda: Kulit mengalami peradangan ringan, akibat dermatitis yang diinduksi oleh malassezia atau metabolitnya.

Tanda-Tanda Penyakit Panu

Bagi kebanyakan orang, panu menunjukkan gejala ringan. Berikut beberapa tanda-tanda dari penyakit panu yang mungkin Anda rasakan:

  • Perubahan warna kulit, biasanya di punggung, dada, dan perut. Bercak yang berubah warna dapat muncul di mana saja di bagian tubuh Anda dan putih, kuning, merah, merah muda, atau cokelat.
  • Gatal pada atau sekitar area kulit yang terkena panu.
  • Berkeringat berlebihan.
  • Bercak kulit yang bisa mengering dan membentuk sisik.
  • Bercak kulit yang tidak menjadi gelap atau kecokelatan di bawah sinar matahari.

Untuk mendiagonis jamur, dokter biasanya melakukan pemeriksaan penunjang berdasarkan gambaran klinisnya. Misalnya apakah jamur tersebut membentk hiperpigmentasi, hipopigmentasi, bercak, plak, bersisik, atau halus. Pemeriksaan tersebut menggunakan sinar ultraviolet hitam (wood lamp) yang membantu menunjukkan fluoresensi warna jingga-tembaga dari panu. Setelah pemeriksaan tersebut, diagnosis dilakukan dengan merendam mikroskopis sisik panu ke dalam kalium hidroksida.

Penyebab Penyakit Panu

Panu disebabkan oleh adanya pertumbuhan jamur yang berlebihan di permukaan kulit Anda. Perlu Anda ketahui, jamur ini tumbuh subur di lingkungan yang hangat, lembap, dan berminyak sehingga menyebabkannya tumbuh tak terkendali dalam koloni kecil. Koloni jamur inilah yang menyebabkan gejala panu.

Berikut beberapa faktori risiko yang dapat memicu jamur penyakit panu tumbuh tidak terkendali. Kondisi ini lebih sering terjadi di usia remaja dan awal dewasa, di antaranya:

  • Perubahan hormon.
  • Sistem kekebalan tubuh melemah.
  • Cuaca panas dan lembap.
  • Aktivitas fisik
  • Kulit sangat berkeringat
  • Kulit berminyak atau menggunakan minyak pada kulit

 

Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit Penyerta Banjir Ini

Cara Mencegah Penyakit Panu

Mengacu pada faktor risiko yang dapat memicu tumbuhnya panu, maka berikut beberapa cara mencegah penyakit panu yang dapat Anda lakukan:

  • Hindari penggunaan produk kulit yang berminyak.
  • Hindari cuaca yang panas dan lembap.
  • Jangan mengenakan pakaian tebal di cuaca yang panas, pakailah pakaian yang longgar agar kulit Anda tetap dingin dan kering.
  • Jauhi hal-hal yang menyebabkan Anda banyak berkeringat atau segera bersihkan diri.
  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Tingkatkan higienitas diri.

Komplikasi Penyakit Panu

Bagi sebagian orang, panu menyebabkan perubahan warna kulit yang berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Dalam kebanyakan kasus, perubahan warna ini memudar secara bertahap setelah perawatan selesai. Anda tak perlu takut, panu tidak menyebabkan komplikasi atau gangguan kesehatan jangka panjang.

Pertanyaan Seputar Penyakit Panu

Bagaimana Penanganan Panu yang Tepat?

Penyakit panu memang cukup mengganggu, tetapi umumnya mudah diobati. Jika Anda memiliki panu, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter umum ataupun dokter spesialis kulit. Dokter umum akan meresepkan Anda obat untuk penyakit panu Anda.

Berikut beberapa perawatan utama untuk penyakit panu:

  • Sabun antijamur (seperti ketoconazole) yang Anda gunakan pada kulit yang terkena panu dan bilas setelah beberapa menit.
  • Krim antijamur.
  • Jika panu menutupi area yang luas, atau sabun dan krim tidak berfungsi, dokter mungkin akan meresepkan tablet antijamur.

Harap bersabar, diperlukan waktu beberapa bulan agar kulit Anda kembali ke warna biasanya setelah pengobatan. Ketika sudah sembuh, lalu panu Anda kambuh, Anda mungkin hanya memerlukan penanganan yang sama seperti sebelumnya. Selain itu, dokter mungkin juga menyarankan perawatan jangka panjang seperti menggunakan sabun antijamur untuk beberapa minggu.

Apakah Panu Boleh Digaruk?

Penyakit panu merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Oleh karena itu, jangan menggaruknya. Menggaruk panu memang tidak akan menyebarkan ruam, tetapi dapat menyebabkan bekas luka atau infeksi. Menggaruk ruam panu dapat memasukkan bakteri ke dalam kulit, membuat masalah menjadi lebih buruk, dan kulit pun bisa melepuh karena infeksi. Oleh karena ini, penting untuk Anda menjaga area ini tetap bersih dan kering.

Apakah Panu Bisa Menular?

Panu tidak menular. Kebanyakan orang sembuh total setelah menjalani pengobatan.

Berapa Lama Panu Akan Hilang?

Penyakit panu umumnya mudah diobati. Kulit Anda mungkin tetap lebih terang atau lebih gelap selama beberapa minggu atau bulan, tetapi pada akhirnya akan kembali ke warna aslinya. Beberapa kasus penyakit panu yang ringan dapat diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas, tetapi Anda harus mengonsultasikannya terlebih dahulu ke tenaga medis agar tidak salah penanganan.

Bagaimana Cara Mengobati Panu di Rumah?

Jika Anda ingin mengobati panu di rumah, terdapat beberapa pilihan untuk Anda. Yang paling umum  adalah dengan menggunakan sabun atau sampo ketombe yang mengandung selenium. Oleskan sabun tersebu ke kulit Anda saat mandi dan diamkan selama beberapa menit sebelum dibilas. Namun, gunakan obat-obatan untuk panu sesuai petunjuk dokter. Hubungi penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda tidak melihat perubahan setelah beberapa minggu atau Anda ingin mengonsultasikannya lebih dini.

Kavacare siap menjawab pertanyaan seputar masalah kesehatan Anda dan orang terkasih, termasuk panu. Dapatkan layanan telekonsultasi dengan dokter profesional tanpa perlu meninggalkan kenyamanan di rumah. Silakan hubungi kami di nomor 0811-1446-777.

Sumber:

  1. Pityriasis versicolor. https://dermnetnz.org/topics/pityriasis-versicolor, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  2. Pityriasis versicolor. https://www.nhs.uk/conditions/pityriasis-versicolor/, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  3. Poison Ivy and Other Plants: What You Should Know. https://www.webmd.com/allergies/ss/slideshow-poison-plants, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  4. Tinea Versicolor. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17719-tinea-versicolor, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  5. Tinea Versicolor. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/tinea-versicolor, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  6. Tinea versicolor. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinea-versicolor/symptoms-causes/syc-20378385, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  7. What to know about psoriasis and tinea versicolor. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324160, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  8. When Over-the-Counter Isn’t Working on Common Fungal Infections. https://zipclinic.com/blog/counter-isnt-working-common-fungal-infections/, diakses pada Jumat, 20 Januari 2023.
  9. Tinea Versicolor (Pityriasis Versicolor). https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/t/tinea-versicolor-pityriasis-versicolor.html, diakses pada Selasa, 7 Maret 2023.
  10. Pityriasis Versicolor. https://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=99743, diakses pada Selasa, 7 Maret 2023.
  11. Tinea Versicolor. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482500/, diakses pada Selasa, 7 Maret 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare