Kulit Kering pada Lansia, Bagaimana Mengatasinya?

Kulit Kering pada Lansia, Bagaimana Mengatasinya?

Share

Semakin bertambahnya usia, semakin banyak yang berkurang dari diri kita. Contohnya, berkurangnya elastisitas kulit akibat berbagai faktor. Kulit kering pada lansia rentan terjadi, terutama dengan iklim Indonesia yang cenderung panas ini. Artikel kali ini akan memberi informasi mengenai xerosis atau kulit kering pada lansia.

Apa Itu Kulit Kering (Xerosis)?

Kulit kering atau nama lainnya xerosis dapat terjadi akibat berkurangnya kandungan minyak pelindung alami pada kulit, sehingga kelembaban lebih mudah keluar atau menguap dari kulit dan membuat kulit kering. Kurangnya kelembaban kulit dan penurunan produksi minyak dari kelenjar sebum membuat kulit menjadi kering, bersisik dan gatal. Umumnya, tubuh memiliki penghalang kulit yang menahan kelembaban pada kulit, namun efektivitasnya bergantung pada lapisan berikut:

1. Lapisan Stratum Korneum

Lapisan ini terdiri dari sel kulit, sel pigmen, protein asam amino, air dan lemak. Bagian lemak memiliki peran penting dalam mengunci kelembaban kulit serta mencegah cairan menguap dari permukaan kulit. Ceramide, yang terbentuk dari kolesterol dan asam lemak, memainkan peran penting dalam proses ini.

2. Lapisan Dermis

Lapisan ini terdiri dari kolagen, elastin dan asam hialuronat yang menyerap kelembaban ke dalam lapisan dermis, dan membuat kulit kencang dan fleksibel. Selain itu, lapisan dermis juga mengandung kelenjar keringat yang memproduksi dan mengeluarkan cairan untuk mengatur suhu inti tubuh. Di sisi lain, kelenjar keringat juga mengeluarkan lemak yang mencegah kulit menjadi kering.

Mengapa Lansia Rentan Terkena Xerosis?

Setiap lapisan kulit mengalami perubahan saat memasuki usia tua. Hal ini berarti adanya penurunan kemampuan produksi sel baru untuk lapisan stratum korneum. Siklus penggantian kulit umumnya memakan waktu sekitar empat minggu, namun lamanya waktu ini dapat berlipat ganda bagi mereka yang lanjut usia. 

Seiring bertambahnya usia, lapisan stratum korneum mengalami penurunan kemampuan menahan kelembaban kulit hingga 50 persen, terutama pada kulit yang sering terkena sinar matahari – seperti wajah, leher, punggung, punggung tangan dan lengan luar. 

Di sisi lain, pada lapisan dermis kulit, serat elastin dan kolagen menjadi lebih tipis dimana serat-serat tersebut kehilangan elastisitasnya dan menyebabkan kulit mengendur. Kelenjar keringat dan kelenjar sebum juga terpengaruh seiring bertambahnya usia dan menyebabkan kulit kering hingga iritasi.

Kulit kering pada lansia cukup umum dan sering muncul dengan gejala seperti kulit kering, bersisik, kulit seperti terkelupas – mirip dengan sisik ikan. Hal ini dapat terjadi di bagian kulit mana saja, namun lebih menonjol di bagian lengan dan kaki. Xerosis dapat terjadi pada laki-laki maupun wanita, tidak memandang jenis kelamin maupun hormon. Namun, kulit kering pada lansia rentan terjadi pada wanita pasca-menopause.

Alasan lain kulit kering pada lansia yakni sering mandi menggunakan air hangat dan menggunakan produk sabun yang mengandung basa tinggi juga dapat merusak lemak yang melindungi lapisan kulit. Juga, musim dingin dengan rendahnya tingkat kelembaban di udara juga dapat menimbulkan xerosis karena kulit semakin kehilangan kelembaban, hingga menyebabkan kulit menjadi kering dan gatal.

 

Baca Juga: Lansia VS Geriatri, Apa Bedanya?

 

Penyebab Kulit Kering pada Lansia

Pada umumnya, lansia memiliki penyakit penyerta yang membuat mereka mengonsumsi banyak obat-obatan. Berbagai kondisi dan konsumsi obat ini dapat menyebabkan kulit kering pada lansia. Selain itu, kondisi diuretik, penyakit ginjal, kardiovaskuler dan tiroid juga dapat menjadi penyebab xerosis pada lansia. Penyebab lain kulit kering pada lansia dapat dibedakan dalam dua faktor, antara lain:

Faktor Internal

Kulit kering dapat terjadi dengan faktor internal atau faktor alami dari reaksi pada tubuh, seperti usia tua, wanita dalam pascamenopause, penyakit ginjal, diabetes, defisiensi tiroid, defisiensi nutrisi, dehidrasi, atau orang dalam masa pengobatan tertentu – seperti diuretik dan asam retinoate.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal terjadinya kulit kering seperti kurangnya tingkat kelembaban di udara, cuaca dingin, penggunaan pendingin ruangan (AC), mandi terlalu sering atau paparan produk yang terlalu basa – seperti sabun dengan kadar alkali tinggi, atau produk pembersih yang mengandung alkohol, serta mengenakan pakaian yang dapat mengiritasi kulit.

Tanda-Tanda Kulit Kering

Kulit kering pada lansia dapat dideteksi dini untuk mencegah iritasi lebih lanjut yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam kegiatan sehari-hari. Kulit kering atau xerosis ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih mudah pecah, gatal, perdarahan serta dermatitis asteatosis.

Lansia dianjurkan memeriksakan kulit secara berkala guna melihat tanda-tanda kekeringan pada kulit yang berlebihan.  Kulit yang terlalu kering seringkali menjadi bersisik atau pecah-pecah. Hal ini sering terlihat di kaki pada orang tua, di mana kulit tampak seperti porselen pecah-pecah atau disebut dengan eksim craquelé. Apabila muncul kulit kering yang berisisik, usahakan tidak menggaruk kulit tersebut guna menghindari iritasi.

Mengatasi Kulit Kering pada Lansia

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan guna mengurangi dan mengatasi kulit kering pada lansia, yaitu:

Jaga Kelembaban Udara

Menggunakan humidifier atau pelembab udara di rumah dapat meningkatkan tingkat kelembaban. Anda dapat menggunakan humidifier ini di tempat dimana Anda sering beraktivitas – seperti di kamar atau di ruang keluarga. Alat pelembab udara ini juga sangat bermanfaat di musim hujan atau musim dingin, dimana biasanya tingkat kelembaban akan menurun dan membuat ruangan menjadi kering.

Minum Air Putih

Konsumsi air putih dengan cukup setidaknya 2 liter dalam sehari akan membantu kulit menjaga kelembaban dan menghidrasi kulit Anda. Imbangi konsumsi cairan dengan buang air kecil dengan teratur guna menghindari xerosis.

Gunakan Pelembab Kulit

Anda juga bisa menggunakan pelembab kulit seperti body lotion yang memiliki fungsi melembabkan kulit. Pelembab ini akan membantu kulit Anda menjaga kelembaban serta menjaga elastisitas kulit dan mencegah kulit menjadi kering. Gunakan pelembab yang disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan kulit Anda.

 

Baca Juga: Haruskah Minum Air 8 Gelas Sehari?

 

Pertanyaan Umum Seputar Kulit Kering pada Lansia

Bagaimana Mendeteksi Kulit Kering?

Apabila Anda merasakan tekstur kulit banyak berubah dan muncul sisik kulit berwarna lebih terang dari warna kulit Anda, cobalah untuk menggunakan pelembab seperti lotion untuk menghidrasi kulit. Namun, apabila Anda merasakan gatal-gatal di area kulit yang sakit, kami sarankan Anda untuk berkonsultasi dengan ahli – seperti dokter atau perawat, untuk mendapatkan diagnosa dan tindakan yang tepat.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Tenaga Medis Tentang Kulit Kering?

Meski dapat dicegah dan dirawat secara mandiri, beberapa kasus kulit kering ini memerlukan konsultasi dan tindakan lebih lanjut oleh tenaga medis. Segera berkonsultasi apabila terjadi hal-hal berikut ini:

  • Kulit menjadi meradang dan timbul rasa nyeri
  • Terdapat area kulit bersisik atau mengelupas yang luas
  • Anda sudah mencoba langkah-langkah perawatan diri namun tanda dan gejala tetap ada
  • Mulai muncul kulit kering dan tebal akibat efek samping pengobatan kanker
  • Mengalami luka terbuka atau infeksi akibat garukan
  • Kondisi kulit kering membuat tidak nyaman sehingga Anda kurang tidur atau mulai mengganggu aktivitas sehari-hari

Jika tidak dirawat dan ditangani dengan baik, kulit kering pada lansia dapat menimbulkan komplikasi seperti infeksi yang membahayakan. Konsultasikan dengan tenaga medis ahli dari Kavacare seputar perawatan lansia serta homecare yang tepat. Untuk info lebih lengkap, hubungi Kavacare Support di WhatsApp di 0811-1446-777.

 

Sumber:

  1. https://delfinaskin.com/blogs/news/xerosis-itchy-dry-skin-in-the-elderly diakses pada 10 September 2022
  2. https://www.samitivejhospitals.com/article/detail/dry-skin-in-elderly diakses pada 9 September 2022
  3. https://journals.lww.com/aswcjournal/Fulltext/2022/01000/Xerosis_in_Older_Adults.12.aspx#:~:text=Xerosis%20is%20usually%20caused%20by,pruritus%20in%20the%20older%20adult.&text=Pruritus%20can%20result%20in%20excessive,impact%20on%20quality%20of%20life. Diakses pada 10 September 2022
  4. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1046/j.1529-8019.2003.01635.x diakses pada 9 September 2022
  5. https://www.researchgate.net/publication/9079105_Xerosis_and_Pruritus_in_the_Elderly-Recognition_and_Management diakses pada 9 September 2022
  6. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0190962218331128 diakses pada 10 September 2022
  7. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0738081X10001203 diakses pada 10 September 2022
  8. http://www.scielo.org.co/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S1657-59972019000400103 diakses pada 9 September 2022
dr. Samuel Hanky
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Samuel Hanky

Medical Consultant Kavacare