Metode Asesmen Nyeri PQRST: Definisi dan Penerapan

Metode Asesmen Nyeri PQRST: Definisi dan Penerapan

  • Post category:Homecare
Share

Metode PQRST adalah alat yang penting dalam mengevaluasi nyeri di dunia medis. Salah satu metode asesmen nyeri ini membantu para tenaga medis untuk mengidentifikasi penyebab dan tingkat keparahan nyeri pada pasien. Sehingga, membantu membuat diagnosis yang lebih akurat dan menciptakan penanganan yang lebih efektif untuk berbagai kondisi nyeri.

Simak bagaimana penerapan metode PQRST secara lebih mendalam berikut ini!

Apa itu Nyeri?

Menurut definisi terbaru yang dirilis oleh IASP (International Association for the Study of Pain, 2020), nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan, atau mirip dengan, kerusakan aktual atau potensial suatu jaringan.

Kondisi nyeri merupakan pengalaman pribadi yang dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial pada tingkat yang berbeda-beda.

Nyeri adalah penyebab perawatan darurat bagi sebagian besar pasien. Hampir 75-80% pasien mengeluhkan nyeri dengan derajat yang berbeda-beda.

Karena nyeri berbeda dengan tanda vital dan tidak dapat diukur secara objektif menggunakan instrumen, terdapat kesulitan penilaian nyeri pada keluhan yang datang di unit gawat darurat di waktu yang terbatas.

Hal ini tentu saja pada akhirnya menimbulkan tantangan besar bagi perawat yang bertanggung jawab atas manajemen nyeri darurat.

 

Baca Juga Berbagai Kebiasaan Penyebab Nyeri Punggung

 

Apa itu Asesmen Nyeri?

Asesmen nyeri adalah proses penentuan apakah nyeri yang dirasakan oleh pasien bersifat akut atau kronis. Jika nyeri telah berlangsung lebih dari tiga bulan, biasanya diklasifikasikan sebagai kronis. Penting untuk membedakan apakah nyeri bersifat akut atau kronis.

Asesmen nyeri memiliki implikasi jangka panjang terhadap morbiditas dan mortalitas pasien. Bila telah lebih dari 30% pasien melaporkan nyeri yang berlangsung lebih dari 6 bulan, ahli medis harus memiliki berbagai alat untuk mendefinisikan nyeri pasien agar dapat menangani kasus nyeri tersebut dengan lebih baik.

Diperkirakan 8% pasien dewasa dan 6% anak-anak menderita nyeri kronis yang menyebabkan keterbatasan fungsi dan kualitas hidup. Oleh karena itu, asesmen nyeri yang terstandardisasi merupakan cara objektif untuk memantau gejala pasien, serta pemulihannya.

Metode PQRST untuk Asesmen Nyeri

infografis metode pqrst
Infografis metode PQRST untuk asesmen nyeri – Kavacare

Metode PQRST adalah komponen penting dalam asesmen nyeri pasien. P (provocation/palliative) yaitu apa pemicu nyeri, Q (quality) adalah kualitas rasa sakit, R (region/radiation) adalah lokasi nyeri, S (severity) yaitu tingkat keparahan nyeri, dan T (time) yaitu kapan dan berapa lama nyeri terasa.

Dengan panduan dari akronim tersebut, penilaian nyeri dapat dilakukan secara komprehensif, memperhatikan berbagai aspek dari pengalaman nyeri pasien.

Metode penilaian ini membantu tenaga medis memahami sifat dan tingkat keparahan nyeri yang dirasakan pasien lebih baik, sehingga informasi yang didapat bisa digunakan secara efektif untuk membuat keputusan pengobatan yang sesuai.

Berikut ini merupakan kepanjangan dari setiap huruf pada PQRST beserta penjelasan singkatnya.

1. P – Provocation/Palliation

Huruf P mewakili ‘provokasi’, yaitu hal apa yang memicu rasa nyeri, dan ‘paliasi’ yang mengacu pada hal apa yang meringankan rasa nyeri.

Tenaga medis mungkin bertanya kepada pasien apa yang memicu atau memperburuk rasa nyeri mereka dan apa yang membuat mereka merasa lebih baik. Misalnya, pasien mungkin melaporkan bahwa aktivitas atau gerakan tertentu memperburuk rasa sakitnya, atau berkurang dengan istirahat atau pengobatan.

2. Q – Quality

Huruf Q mengacu pada sifat atau kualitas rasa sakit. Tenaga medis mungkin meminta pasien untuk menggambarkan rasa sakit mereka dengan kata-kata mereka sendiri.

Misalnya, pasien mungkin menggambarkan nyerinya tajam, tumpul, berdenyut, atau terbakar.

3. R – Region/Radiation

Huruf R mewakili region artinya lokasi nyeri, sedangkan radiation atau pemancaran berarti mencari tahu apakah rasa nyeri menjalar ke area tubuh lain.

Pasien mungkin diminta untuk menunjukkan di mana mereka merasakan nyeri dan apakah rasa sakit itu menyebar ke area lain. Misalnya, seorang pasien dapat melaporkan nyeri di lengan kirinya yang menjalar hingga ke bahu.

4. S – Severity

Huruf S berarti severity, yaitu mengacu pada tingkat keparahan atau intensitas rasa nyeri.

Tenaga medis mungkin meminta pasien untuk menilai nyeri mereka pada skala 0-10, dengan 0 untuk tidak nyeri dan 10 untuk nyeri terburuk yang bisa dibayangkan. Peringkat ini dapat membantu tenaga kesehatan memahami seberapa parah rasa nyeri yang dirasakan dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari pasien.

5. T – Time

Time atau waktu, mengacu pada kapan rasa sakit itu terjadi dan berapa lama itu berlangsung. Beberapa hal yang mungkin ditanyakan pada pasien adalah:

  • Sudah berapa lama mereka mengalami nyeri?
  • Apakah nyeri tersebut konstan atau intermiten?
  • Apakah nyeri terjadi pada waktu tertentu atau sebagai respons terhadap aktivitas tertentu?

 

Baca Juga Macam-Macam Obat Nyeri

 

Penerapan Metode PQRST

Untuk menggunakan metode PQRST ini dalam asesmen nyeri, ahli medis biasanya menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan bidang penelusuran sebelumnya.

  • P: “Apa yang membuat nyeri yang sedang Anda alami terasa lebih buruk? Lalu, nyeri tersebut terasa lebih baik karena hal apa?”
  • Q:  “Seperti apa jenis nyeri yang sedang Anda rasakan? Apakah terasa tajam seperti ditusuk-tusuk, tumpul seperti ditekan, panas seperti terbakar, atau lainnya?”
  • R: “Di manakah letak nyerinya, dan apakah Anda merasakan nyeri tersebut menjalar ke area lain di tubuh Anda?”
  • S: “Seberapa parah nyerinya pada skala 0-10? 0 tidak nyeri sama sekali, 10 nyeri sekali sangat tidak tertahankan.”
  • T: “Kapan Anda mulai merasakan nyeri tersebut? Apakah nyeri tersebut terasa konstan atau datang dan pergi?”

Jawaban yang kemudian didapat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu perawat dan ahli medis profesional menentukan penyebab nyeri dan mengembangkan rencana perawatan yang tepat. 

Dengan menggunakan asesmen nyeri PQRST, perawat dapat memahami nyeri pasien secara komprehensif, termasuk lokasi, intensitas, kualitas, dan faktor yang memberatkan.

Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memantau efektivitas intervensi manajemen nyeri dari waktu ke waktu.

Dapatkan rencana perawatan yang sesuai untuk kebutuhan pasien di rumah bersama layanan homecare Kavacare. Hubungi Kavacare Support melalui Whatsapp di nomor  0811-1446-777 untuk konsultasi gratis rencana perawatan Anda hari ini!

Sumber:

  1. IASP Announces Revised Definition of Pain. https://www.iasp-pain.org/publications/iasp-news/iasp-announces-revised-definition-of-pain/. Diakses 8 November 2023.
  2. Practice and reflection on the management mode of pain quality control in emergency pre-check and triage. https://apm.amegroups.org/article/view/45380/html. Diakses 8 November 2023.
  3. The PQRST Pain Scale Guide – SimpleNursing. https://simplenursing.com/pqrst-pain/. Diakses 8 November 2023.
  4. Pain Assessment – StatPearls – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556098/. Diakses 8 November 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare