Posisi Supine: Definisi, Manfaat, dan Langkah

Posisi Supine: Definisi, Manfaat, dan Langkah

  • Post category:Homecare
Share

Posisi berbaring pasien memiliki banyak jenis dan variasi. Masing-masing memiliki manfaat dan tujuannya sesuai kondisi yang dialami pasien. Salah satunya ialah posisi Supine.

Baca selengkapnya mengenai manfaat, keuntungan, dan variasi posisi Supine di bawah ini.

Apa Itu Posisi Supine?

Infografis Posisi Berbaring Supine Kavacare
Infografis Posisi Berbaring Supine – Kavacare

Posisi supine adalah posisi di mana pasien berbaring telentang dengan wajah dan perut menghadap ke atas. Posisi ini dikenal juga sebagai posisi telentang atau dorsal dekubitus. Biasanya, posisi ini digunakan sebagai salah satu cara seseorang berbaring di atas meja selama prosedur pembedahan atau pemeriksaan fisik. 

Selama prosedur, bagian belakang kepala biasanya bertumpu pada sebuah bantalan, leher berada dalam posisi netral, seperti dalam posisi tidur. Lengan pasien biasanya diposisikan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan diabduksi kurang dari 90 derajat dari samping tubuhnya atau diselipkan di samping tubuh. Jika lengan diabduksi, papan lengan digunakan untuk mengamankan dan menopang lengan.

Kapan Posisi Supine Digunakan?

Posisi supine merupakan posisi berbaring pasien yang sangat umum digunakan dalam berbagai macam prosedur medis. Posisi memungkinkan ahli bedah mengakses banyak area tubuh dan menjadikan tubuh pasien stabil di atas meja operasi. Beberapa prosedur medis atau kondisi yang mungkin menggunakan posisi supine, antara lain:

1. Pembedahan

Banyak jenis pembedahan yang menggunakan posisi ini dalam prosesnya, termasuk pembedahan kranial, di mana fleksibilitas leher dan kemampuan memutar batang tubuh memungkinkan akses ke sebagian besar lesi otak. Demikian pula, prosedur leher dan wajah serta operasi plastik. Operasi lain yang menggunakan posisi supine, meliputi operasi jantung, kolorektal, toraks, dan perut.

Selain itu, operasi yang melibatkan ekstremitas atas (misalnya tangan dan pergelangan tangan) dan ekstremitas bawah (misalnya pinggul, lutut, kaki, dan pergelangan kaki) juga dapat dilakukan dengan pasien dalam posisi ini. Terakhir, operasi endovaskular dan laparoskopi, yang merupakan prosedur bedah invasif minimal, biasanya juga dilakukan saat pasien dalam posisi telentang atau supine.

2. Pemeriksaan Fisik

Selain prosedur pembedahan, beberapa prosedur pemeriksaan fisik dapat dilakukan dalam posisi berbaring pasien ini. Misalnya, seorang dokter dapat melakukan pemeriksaan muskuloskeletal pada pinggul dan selangkangan dengan pasien dalam posisi telentang. Dokter dapat memeriksa kulit untuk mencari pembengkakan, bekas luka, lesi, ekimosis, dan eritema.

Dokter juga mungkin membandingkan pinggul dan ekstremitas bawah untuk menilai adanya asimetri atau perbedaan panjang kaki. Mereka juga dapat meraba kuadran perut dan simfisis pubis untuk mengetahui nyeri tekan. Beberapa tulang dan struktur jaringan lunak juga dapat dievaluasi dan diraba pada pasien yang berbaring dalam posisi ini.

3. Tes Pencitraan

Posisi telentang ini juga digunakan untuk pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen, computed tomography (CT) scan, dan magnetic resonance imaging (MRI) scan.

4. Prosedur Jantung

Pasien yang menjalani prosedur jantung, seperti angiogram dan kateterisasi jantung, umumnya juga menjalani tindakan medis tersebut dalam posisi supine.

Langkah-Langkah Posisi Supine

Untuk memosisikan pasien dalam posisi ini, langkah-langkah yang dapat diikuti, antara lain:

  1. Memastikan pasien berbaring pada permukaan yang rata dan stabil.
  2. Memastikan kepala dan leher pasien tertopang dan nyaman.
  3. Memosisikan lengan pasien di sisi tubuh atau di sandaran lengan, tergantung pada prosedur medis.
  4. Menggunakan bantal atau bantalan untuk menopang kaki pasien dan mencegah titik-titik tekanan.

 

Baca Juga: 7 Teknik Memindahkan Pasien Bagi Caregiver

 

Ragam Variasi Posisi Supine

Terdapat banyak variasi dari jenis posisi berbaring pasien satu ini, mengingat basis posenya yang hanya berbaring telentang di atas tempat tidur. Beberapa variasi posisi supine ini, antara lain:

  • Posisi lawnchair: pinggul dan lutut sedikit ditekuk dan berada di atas ketinggian jantung mengurangi tekanan pada punggung, pinggul, dan lutut serta memperlancar drainase vena dari ekstremitas bawah, dan mengurangi ketegangan pada otot perut.
  • Posisi frog-leg: pinggul dan lutut ditekuk, dan pinggul diputar ke luar memudahkan akses ke perineum, selangkangan, rektum, dan paha bagian dalam, namun lutut harus ditopang untuk menghindari stres dan dislokasi. pinggul.
  • Posisi Trendelenburg: kepala tempat tidur dimiringkan ke bawah sehingga simfisis pubis merupakan titik tertinggi dari batang tubuh yang memfasilitasi aliran balik vena dan meningkatkan paparan selama operasi perut dan laparoskopi.
  • Posisi Trendelenburg Terbalik: kepala tempat tidur dimiringkan ke atas sehingga kepala merupakan titik tertinggi batang tubuh memudahkan pembedahan perut bagian atas.

Kontradiksi Penerapan Posisi Supine

Posisi ini bisa tidak cocok untuk semua pasien yang memiliki beberapa kondisi, seperti:

  • Gangguan pernapasan.
  • Peningkatan tekanan intrakranial.
  • Pasien dengan operasi pada perut, payudara dan dada.
  • Rentan terhadap pneumonia hipostatik.
  • Pasien dengan penyakit jangka panjang dan kondisi neurologis.

Hal-hal Penting saat Menggunakan Posisi Supine

Meski banyak orang telah familier dan terbiasa melakukan posisi berbaring ini, melakukan posisi supine dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi pernafasan, termasuk penurunan volume paru-paru, terutama jika individu mengalami obesitas, hamil, menderita penyakit paru, atau usia lanjut. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko luka tekan pada tulang yang menonjol dan resistensi pembuluh darah yang rendah.

Komunikasikan selalu dengan ahli medis yang menangani kondisi Anda mengenai apa saja yang Anda rasakan, sehingga tenaga medis profesional dapat menentukan posisi berbaring yang paling tepat untuk Anda.

Apabila Anda memerlukan bantuan perawatan di rumah, tenaga medis tepercaya Kavacare siap membantu Anda. Segera hubungi kami di  0811-1446-777 untuk berkonsultasi dengan dokter atau menggunakan jasa home care.

Sumber:

  1. Supine Position: What Is It, Uses, and More | Osmosis. https://www.osmosis.org/answers/supine-position. Diakses 2 Januari 2024.
  2. Anatomy, Patient Positioning – StatPearls – NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513320/. Diakses 2 Januari 2024.
  3. Patient Positioning: Importance, Techniques, and Safety Considerations – NursingNotes. https://nursingenotes.com/patient-positioning-importance-techniques/. Diakses 2 Januari 2024.
  4. PATIENT POSITIONING – SUPINE & DORSAL RECUMBENT POSITION – Nurse Info. https://nurseinfo.in/patient-positioning-supine-dorsal-recumbent-position/. Diakses 2 Januari 2024.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare