12 Posisi Berbaring Pasien: Definisi dan Ilustrasi

12 Posisi Berbaring Pasien: Definisi dan Ilustrasi

Share

Posisi berbaring pasien ketika menjalani perawatan di rumah atau di rumah sakit adalah sangat penting untuk menjaga keselarasan posisi tubuh secara netral. 

Tenaga medis perlu memperhatikan penerapan posisi ini untuk mencegah gerakan berlebihan dan gerak berputar yang ekstrem. Selain itu juga untuk mencegah cedera lebih lanjut pada pasien yang dirawat.

Ada berbagai posisi baring pasien, seperti fowler, dorsal recumbent, knee chest, lateral, litotomi, sims, trendelenburg, supine, dan sebagainya. Simak apa saja jenis posisi berbaring yang dapat digunakan sesuai kondisi pasien berikut ini!

Tujuan Posisi Berbaring Pasien

Tidak hanya untuk memastikan kenyamanan pasien, posisi berbaring juga menjaga keamanan pasien dari cedera akibat gerak terbatas dan komplikasi fisiologis lainnya. Berikut tujuan utama dari posisi berbaring pasien:

  1. Memberikan kenyamanan dan keamanan pasien: Posisi berbaring dapat menentukan kelancaran jalur pernapasan dan menjaga sirkulasi selama prosedur berlangsung, seperti pemeriksaan kesehatan, operasi, pengumpulan spesimen, dan perawatan pasien.
  2. Mencegah kerusakan saraf: Kerusakan vena dan ketidaksesuaian antara ventilasi (pernapasan) dan perfusi (sirkulasi darah dalam pembuluh darah paru) merupakan komplikasi yang umum terjadi pada pasien. Dengan menjaga posisi berbaring pasien, hal ini dapat dicegah dengan membatasi gerak atau perputaran tubuh pasien yang tidak perlu.
  3. Menjaga privasi pasien: Posisi berbaring pasien dapat mengurangi keterbukaan pada tubuh pasien, dengan begitu hal ini dapat menjaga privasi pasien.
  4. Memberikan akses dan ruang penglihatan secara maksimal: Ketika menjalani operasi, posisi berbaring pasien yang tepat dapat memberikan kemudahan pada pelaksanaan prosedur operasi.

 

Baca Juga 7 Teknik Memindahkan Pasien Bagi Caregiver

 

Macam-macam Posisi Berbaring Pasien

Berikut ini adalah macam-macam posisi berbaring pasien di tempat tidur yang sering digunakan di rumah sakit:

1. Posisi Berbaring Fowler

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Fowler - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Fowler – Kavacare

Posisi Berbaring Fowler adalah posisi pasien setengah duduk dan bersandar pada tempat tidur yang diangkat sebagian, yaitu antara 45 sampai 60 derajat. Posisi ini dapat membantu ekspansi dada secara maksimal, mengurangi ketegangan di otot perut, dan mengurangi efek gravitasi pada dinding dada.

Tujuan dari posisi fowler adalah membantu pasien untuk bernapas dengan lebih mudah. Oleh karena itu, biasanya digunakan pada pasien yang mengalami sesak, gangguan pernapasan ringan hingga sedang, serta penempatan selang orogastrik dan nasogastrik.

Posisi Fowler yang rendah dan semi-Fowler menggunakan sudut yang lebih kecil. Posisi Fowler yang tinggi memposisikan kepala tempat tidur lebih tinggi hingga pasien hampir duduk tegak.

2. Posisi Berbaring Dorsal Recumben

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Dorsal Recumben - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Dorsal Recumbent – Kavacare

Posisi Dorsal Recumbent adalah posisi saat pasien menekuk lutut dengan kaki menapak lurus pada tempat tidur. Lutut direntangkan dan diarahkan ke arah atas dan ke arah luar, sementara tubuh berbaring dengan tangan dekat pada sisi tubuh.

Posisi ini bermanfaat untuk:

  • Memberikan ruang gerak yang bebas tanpa menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit, sehingga baik bagi pasien dengan gerak terbatas.
  • Memberikan akses bagi tenaga medis untuk memeriksa pinggang dengan lebih mudah.
  • Membantu menghindari nyeri  pada bengkak di lengan dan persendian.

Pada posisi ini, perlu diperhatikan apakah pasien merasa perut mereka cukup nyaman. Biasanya, posisi dorsal recumbent juga digunakan untuk pemeriksaan seperti ginekologi atau urologi.

3. Posisi Knee Chest

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Knee Chest - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Knee Chest – Kavacare

Posisi Knee Chest adalah posisi berbaring menyamping pada meja pemeriksaan atau tempat tidur. Di posisi ini, pinggang dan lutut pasien ditekuk serupa menungging.

Pada posisi ini, pasien berlutut pada tempat tidur dan merendahkan bahu mereka ke tempat tidur, sehingga dada dan wajah berbaring pada tempat tidur.

Posisi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengikuti posisi lateral atau prone. Biasanya, knee chest digunakan pada pasien yang akan menjalani operasi tulang belakang dengan pemeriksaan rektal.

4. Posisi Berbaring Lateral

Ilustrasi Posisi Berbaring Lateral - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Lateral – Kavacare

Posisi Lateral adalah posisi ketika pasien dibaringkan pada sisi kiri atau sisi kanan tubuh mereka. Bantal dapat ditempatkan di bawah kepala untuk mendorong posisi tulang belakang yang selaras dan memberikan kenyamanan lebih besar.

Posisi ini digunakan dalam prosedur operasi yang melibatkan punggung atau panggul. Untuk menjaga keamanan posisi ini, tekanan pada sebagian tubuh pasien harus terus diperhatikan, termasuk mengecek adanya tanda-tanda penggumpalan darah pada pembuluh darah vena (Deep Vein Thrombosis atau DVT).

5. Posisi Berbaring Litotomi

Ilustrasi Posisi Berbaring Litotomi - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Litotomi – Kavacare

Posisi Litotomi adalah posisi saat pasien berbaring dengan punggung lurus pada permukaan tempat tidur dengan kaki dinaikkan sekitar 30 hingga 45 derajat di atas bagian perut dan lutut ditekuk. Umumnya, terdapat penyokong kaki untuk membantu pasien mempertahankan posisi tersebut.

Posisi ini digunakan saat pemeriksaan atau operasi yang berhubungan dengan area pelvis (rongga panggul) seperti pemeriksaan ginekologi, atau area kolorektal (usus besar).

Posisi ini harus memperhatikan tekanan pada punggung untuk mencegah patah tulang atau cedera saraf.

6. Posisi Sims

Ilustrasi Posisi Berbaring Sims - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Sims – Kavacare

Posisi Sims adalah posisi saat pasien berbaring hampir telungkup dengan bantalan pada siku dan lutut agar tubuh terjaga dengan baik.

Tubuh pasien akan dimiringkan dengan kaki bawah diluruskan dan kaki atas yang ditekuk sedikit. Sementara lengan bawah  diposisikan di belakang punggung, dan lengan atas diposisikan tertekuk pada bahu dan sikunya. 

Posisi ini hampir mrip dengan Posisi Lateral. Perbedaan keduanya terletak pada pengekangan yang diterapkan. 

Posisi ini berguna pada pemeriksaan tertentu, seperti pemeriksaan rektal atau vaginal wall prolapse (tonjolan dalam vagina). Posisi sims juga dapat memudahkan dalam mengeluarkan cairan dari mulut pada pasien yang tak sadarkan diri.

 

Baca Juga: 5 Penyebab Pingsan dan Langkah Pertolongan Pertama

 

7. Posisi Trendelenburg

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Trendelenburg - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Trendelenburg – Kavacare

Posisi Trendelenburg adalah posisi berbaring dengan kepala lebih rendah daripada bagian tubuh lainnya. Posisi ini harus menggunakan alat penahan agar tubuh pasien tidak jatuh dari permukaan tempat tidur.

Posisi trendelenburg diterapkan untuk pasien yang membutuhkan operasi di area tertentu seperti kolorektal. Selain itu, posisi ini mendorong aliran balik vena bagi pasien dengan hipotensi atau tekanan darah rendah dan dapat membantu pasien yang mengalami hambatan pernapasan.

Yang perlu diperhatikan adalah posisi ini tidak sesuai dengan pasien yang obesitas atau mempunyai keterbatasan pada kapasitas paru-paru. Perlu diperhatikan juga tanda-tanda gangguan aliran darah pada vena sekitar kepala pasien.

 

Baca juga: Perawatan Paliatif: Kapan dibutuhkan?

 

8. Posisi  Supine

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Supine - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Supine – Kavacare

Posisi Supine adalah posisi berbaring dengan punggung bersandar pada tempat tidur dan posisi punggung, leher, serta tulang belakang berada pada posisi netral. Tangan pasien dapat terletak sejajaratau diletakkan  menjauhi tubuh kurang dari 90 derajat.

Posisi Supine merupakan posisi paling umum dalam pelaksanaan operasi. Tujuannya adalah mencegah tekanan yang tidak perlu pada ketiak sehingga mencegah cedera plexus brachialis (saraf somatik).

Lengan diletakkan di samping tubuh dengan tangan dan punggung tangan di posisi netral, di mana telapak mengarah pada tubuh. Tujuannya agar dapat mengurangi tekanan eksternal pada saraf di bahu hingga jari-jari tangan dan mencegah cedera.

9. Posisi Orthopneic

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Orthopneic - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Orthopneic – Kavacare

Posisi Orthopneic adalah posisi duduk menggunakan meja dengan bantal tambahan di depan pasien sehingga pasien dapat menyandarkan tubuh pada bantal tersebut. Posisi ini juga sering disebut tripod.

Pasien dibaringkan pada perut mereka, sedangkan kepala berada pada posisi netral dan dihadapkan ke arah lain. Perawat dapat menempatkan bantal di bawah perut atau pada area lain untuk menjaga kenyamanan pasien. 

Posisi ini bermanfaat untuk:

  • Memberikan ekspansi paru-paru secara maksimal, sehingga membantu pasien yang mengalami kesulitan dalam mengembuskan napas. Ujung meja dapat digunakan untuk membantu bernapas dengan lebih baik. Bisa digunakan untuk pasien Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), misalnya emfisema dan bronkitis kronis.
  • Memberikan ruang maksimal bagi panggul dan lutut.
  • Membantu pasien yang tak sadarkan diri untuk mendorong aliran dahak keluar dari mulut. Sehingga posisi ini dapat digunakan pada pasien dengan penyakit gastroesophageal reflux atau dikenal dengan GERD.

Namun, posisi ini tidak boleh digunakan bagi pasien dengan cedera tulang belakang karena menyebabkan melengkungnya tulang belakang ke bagian depan.

10. Posisi Trendelenburg Terbalik

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Trendelenburg Terbalik - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Trendelenburg Terbalik – Kavacare

Posisi Trendelenburg Terbalik adalah posisi yang menempatkan kepala pasien lebih tinggi daripada kaki, kebalikan dari Tredelenburg. Alat penahan juga diperlukan pada posisi ini.

Posisi ini digunakan untuk pasien yang akan menjalani prosedur operasi tertentu, seperti prosedur yang berhubungan dengan leher dan kepala atau prosedur laparoskopi (pemeriksaan pada masalah perut atau sistem reproduksi wanita).

Kemungkinan akan tanda-tanda terjadinya Deep Vein Thrombosis atau kerusakan saraf perlu diperhatikan pada pasien dengan posisi ini.

11. Posisi Jackknife atau Kraske

Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Jackknife - Kavacare
Ilustrasi Posisi Berbaring Pasien Jackknife – Kavacare

Posisi Jackknife atau Kraske adalah berlutut pada periode waktu yang panjang. Karena itu, pasien perlu menggunakan bantalan untuk menghindari ketidaknyamanan. Posisi ini disebut juga dengan Jackknife.

Posisi ini bisa juga dilakukan dengan membelah tempat tidur menjadi dua di bagian pinggang. Sehingga, pinggang terangkat sedangkan kaki dan kepala akan berposisi lebih rendah. Posisi ini digunakan ketika pasien membutuhkan prosedur pada kolorektal (usus besar).

Perlu dicatat bahwa posisi ini dapat meningkatkan risiko DVT, maka perlu pengawasan terhadap tanda-tanda tertentu dari pasien.

12. Posisi Kidney

Posisi Kidney memiliki kesamaan seperti Posisi Lateral, namun perbedaan utamanya adalah bagian perut pasien diangkat dengan menggunakan bantalan. Posisi ini membutuhkan tali pengaman untuk menjaga posisi pasien tidak berubah.

Posisi kidney dapat memberikan akses yang baik bagi tim medis pada area retroperitoneum (organ di belakang membran yang melapisi rongga abdomen atau perut), atau rongga perut bagian bawah. 

 

Baca Juga: Perawatan Pasca ICU di Rumah

 

Hal yang Penting saat Mengubah Posisi Berbaring Pasien

Ketika akan mengubah posisi berbaring pasien, berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan:

  • Beri penjelasan pada pasien sebelum mengubah posisi, agar pasien tidak bingung dan bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi.
  • Posisikan diri sedekat mungkin dengan pasien. Bila perlu, letakkan lutut di tempat tidur pasien.
  • Tinggikan tempat tidur agar mengurangi ketegangan punggung pasien.
  • Letakkan salah satu tangan di bahu pasien, sementara tangan lainnya di pinggul pasien.
  • Berdiri dengan satu kaki di depan agar menjadi tumpuan berat badan ketika menarik bahu pasien mendekat secara lembut.
  • Tumpukan berat badan ke kaki belakang ketika menarik pinggul pasien ke mendekat dengan lembut.

Untuk memastikan posisi berbaring pasien telah benar, pastikan:

  • Siku, lutut, dan pergelangan kaki pasien tidak bertumpu satu sama lain.
  • Kepala dan leher pasien sejajar dengan tulang belakang.
  • Mengembalikan posisi tempat tidur ke posisi yang nyaman dengan rel samping menghadap ke atas. Pastikan pasien kembali berbaring dengan nyaman dan gunakan bantal apabila dibutuhkan.

Pertanyaan Umum Seputar Posisi Berbaring Pasien

Apa Bedanya Posisi Fowler dan Semi Fowler?

Perbedaan posisi fowler dengan semi fowler yang pertama adalah pada kemiringan kepala tempat tidur. Pada posisi fowler, kepala tempat tidur dimiringkan hingga 90 derajat, sementara untuk semi fowler bisa diatur pada kemiringan 45 derajat.

Posisi semi fowler bisa dipraktikkan untuk pasien yang menderita nyeri, cedera kepala, atau demam. Posisi semi fowler juga mendukung bagi pasien yang memiliki gangguan pernapasan.

Hubungi Kavacare Support di nomor Whatsapp 0811 1446 777 untuk mendapatkan Perawatan Pribadi di Rumah oleh tenaga medis profesional dan berpengalaman.

Sumber:

  1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513320/ (23 Oktober 2022)
  2. https://nurseslabs.com/patient-positioning/ (23 Oktober 2022)
  3. https://simplenursing.com/guide-to-patient-positioning/ (23 Oktober 2022)
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare