Serba-Serbi Persiapan dan Prosedur Operasi Caesar

Serba-Serbi Persiapan dan Prosedur Operasi Caesar

Share

Hari kelahiran buah hati merupakan momen yang paling Anda nantikan selama masa kehamilan. Namun, tentu Anda terbayang-bayang akan seperti apa proses persalinan Anda nanti. Apakah akan melahirkan secara pervaginam atau normal, atau harus menjalani prosedur operasi caesar.

Jika Anda tidak memungkinkan untuk melahirkan bayi melalui persalinan normal, maka operasi caesar salah satu solusi untuk Anda. Tidak hanya bersifat emergency, operasi ini juga dapat direncanakan jauh-jauh bulan sebelumnya, tergantung rekomendasi dari dokter kandungan setelah mengecek kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Seperti apa itu operasi caesar?

Apa Itu Operasi Caesar?

Operasi caesar atau C-section adalah operasi untuk melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat di perut dan rahim Anda. Sayatan tersebut biasanya dibuat di perut Anda, yakni tepat sekitar 10-20 cm di bawah pusar.

Berbeda dengan persalinan pervaginam, caesar adalah operasi besar sehingga lebih berisiko dengan periode pemulihan yang sedikit lebih lama. Meski demikian, operasi ini dilakukan dengan prosedur yang sangat aman dan hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis yang profesional.

 

Baca Juga: 6 Pantangan Makanan Ibu Hamil, Penting Diketahui

 

Kapan Membutuhkan Operasi Caesar?

Operasi caesar dibutuhkan jika ternyata terdapat masalah di kehamilan Anda atau pada proses persalinan pervaginam. Berikut beberapa kondisi yang membutuhkan C-section:

  • Bayi masih dalam posisi sungsang saat mendekati waktu persalinan.
  • Letak plasenta rendah (placenta previa).
  • Tekanan darah tinggi (preeklampsia).
  • Anda memiliki infeksi tertentu, seperti infeksi herpes genital pertama yang terjadi di akhir kehamilan atau HIV yang tidak diobati.
  • Bayi tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, artinya bayi harus segera dilahirkan.
  • Tidak ada progress di proses persalinan pervaginam Anda atau terjadi pendarahan vagina yang berlebihan.
  • Kehamilan kembar. Meskipun bayi kembar juga dapat dilahirkan secara normal, dua atau lebih bayi mungkin memerlukan operasi caesar.
  • Cephalopelvic disproportion (CPD), kondisi jika kepala atau tubuh bayi Anda terlalu besar untuk melewati panggul Anda.
  • Anda pernah menjalani operasi caesar sebelumnya atau operasi lain di rahim. Meskipun juga memungkinkan untuk melahirkan secara normal setelah operasi caesar (VBAC), dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk kembali melakukan operasi caesar.
  • Anda menderita penyakit jantung.
  • Terdapat obstruksi, misalnya fibroid rahim yang besar, patah tulang panggul, atau mengandung bayi dengan kelainan bawaan tertentu.
  • Kondisi janin yang tidak meyakinkan, seperti tali pusat atau jantung janin abnormal.

Apa Manfaat Operasi Caesar?

Dalam kebanyakan kasus, manfaat terbesar operasi ini adalah lebih aman bagi Anda dan bayi. Ketika persalinan pervaginam berisiko atau dapat melukai bayi Anda, dokter akan mengalihkan Anda ke operasi caesar untuk meminimalkan risiko. Dengan begitu, bayi dapat lahir dengan selamat dan sehat dan Anda pun dapat melahirkan dengan lancar.

Persiapan Sebelum Operasi Caesar

Jika Anda akhirnya memutuskan atau diputuskan untuk menjalani operasi ini, berikut prosedur yang akan Anda lewati:

  1. Pertama-tama, Anda akan menandatangani formulir persetujuan untuk prosedur ini.
  2. Ahli anestesi akan mendiskusikan opsi untuk anestesi. Sebagian besar akan menggunakan bius epidural (atau blok tulang belakang) yang membuat Anda mati rasa dari perut hingga ke ujung kaki.
  3. Anda harus berganti pakaian ke baju operasi pasien.
  4. Rambut di area sekitar sayatan Anda akan dipotong atau dicukur.
  5. Kateter akan dimasukkan untuk mengosongkan kandung kemih Anda.
  6. Anda akan menggunakan monitor jantung dan tekanan darah.
  7. Anda akan dipasangi infus di tangan atau lengan Anda untuk memberi memasukkan obat dan cairan.

Sebelum menjalani operasi ini, Anda dapat mendiskusikan terkait prosedur dan apa yang Anda cemaskan ke dokter kandungan. Jika ternyata Anda memerlukan operasi darurat, dokter kandungan akan melahirkan bayi Anda secara cepat karena kesehatan Anda atau bayi Anda berisiko. Namun jika kondisi ini terjadi, biasanya baik waktu persiapan hingga anestesi akan dilakukan lebih cepat.

 

Baca Juga: Apakah yang Perlu Dilakukan Setelah Melahirkan?

 

Perlu Anda ketahui bahwa satu hal penting yang harus Anda pahami sebelum menjalani operasi ini adalah mengenali risiko dari operasi tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan, operasi caesar adalah operasi besar yang tentunya memiliki risiko besar. Apa sajakah risiko itu?

Risiko Operasi Caesar pada Bayi

Berikut beberapa risiko C-Section yang dapat terjadi pada bayi:

  • Masalah pernapasan. Bayi yang lahir melalui operasi caesar terencana lebih berissiko mengalami masalah pernapasan yang menyebabkan mereka bernapas terlalu cepat selama beberapa hari setelah lahir atau disebut transient tachypnea.
  • Cedera bedah. Meski jarang, sayatan yang tidak disengaja pada kulit bayi dapat terjadi selama operasi.

Risiko Operasi Caesar pada Ibu

Berikut beberapa risiko C-Section yang dapat terjadi pada Anda sebagai sang ibu:

  • Infeksi. Setelah operasi caesar, mungkin ada risiko berkembangnya infeksi pada lapisan rahim (endometritis), di saluran kemih, atau di tempat sayatan.
  • Kehilangan darah. Operasi caesar dapat menyebabkan perdarahan ketika dan setelah melahirkan.
  • Reaksi terhadap anestesi. Reaksi terhadap semua jenis anestesi mungkin saja terjadi.
  • Bekuan darah. Operasi caesar dapat meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah di dalam vena dalam, terutama di kaki atau panggul (trombosis vena dalam). Jika gumpalan darah mengalir ke paru-paru dan menghalangi aliran darah (emboli paru), kerusakannya bisa mengancam jiwa.
  • Cedera bedah. Meski jarang, cedera bedah pada kandung kemih atau usus dapat terjadi selama operasi caesar.
  • Peningkatan risiko selama kehamilan berikutnya. Memiliki operasi caesar meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan selanjutnya dan operasi lainnya. Semakin banyak operasi caesar, semakin tinggi risiko plasenta previa dan kondisi di mana plasenta menempel di dinding rahim (plasenta akreta).
  • Meningkatkan risiko robekan rahim di sepanjang garis bekas luka (ruptur uteri) bagi wanita yang mencoba melahirkan pervaginam pada kehamilan selanjutnya.

Prosedur Operasi Caesar

Langkah pertama dalam prosedur operasi caesar adalah mempersiapkan Anda untuk anestesi. Sebagian besar operasi caesar menggunakan bius epidural. Setelah itu, perut Anda akan dibersihkan dengan antiseptik, dan Anda mungkin akan diminta untuk mengenakan masker oksigen di mulut dan hidung Anda untuk meningkatkan oksigen ke bayi Anda.

Selanjutnya, dokter akan menempatkan tirai steril di sekitar lokasi sayatan dan di atas kaki dan dada Anda. Terakhir, dokter Anda mengangkat tirai steril di antara kepala dan tubuh bagian bawah.

Dokter kandungan kemudian akan membuat sayatan di kulit Anda dan masuk ke dinding perut Anda, bisa secara vertikal atau horisontal. Selanjutnya, dokter Anda memotong sayatan 3-4 inci ke dinding rahim Anda. Sayatan ini juga bisa horisontal atau vertikal.

Terakhir, dokter kandungan akan mengeluarkan bayi Anda melalui sayatan tersebut. Tali pusar bayi akan dipotong, plasenta diangkat, lalu sayatan ditutup dengan jahitan dan stapler medis.

Umumnya operasi caesar membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Namun jika operasi tersebut darurat, maka waktu tindakan akan lebih cepat, yakni sekitar 10-15 menit.

Perawatan Pasca-Operasi Caesar

Jika sudah menjalani prosedur operasi caesar, maka Anda akan mendapati jahitan horisontal atau vertikal di perut Anda. Jahitan ini akan dapat menjadi daging atau perlu dilepas, tergantung metode jahitan yang digunakan dokter Anda. Biasanya, Anda harus rawat inap di rumah sakit selama 3-4 hari atau lebih, tergantung pemulihan Anda. 

Setelah caesar, Anda akan merasakan sakit di bagian perut selama beberapa hari atau minggu, terutama di bagian jahitan. Untuk itu, biasanya dokter akan meresepkan obat antinyeri untuk Anda. Meskipun telah menjalani operasi ini, Anda dapat tetap dapat beraktivitas seperti biasa. Bahkan, dokter akan meminta Anda untuk berlatih tidur miring, duduk, hingga berjalan secara perlahan agar Anda dapat lekas pulih dan dapat beraktivitas.

 

Baca Juga: Mengenal Prosedur dan Perawatan Luka Bekas Operasi Caesar

 

Hanya saja, tidak semua aktivitas dapat Anda lakukan karena ada hal-hal yang harus Anda hindari. Apa saja yang harus Anda lakukan untuk itu?

  • Minum cukup air dan cairan lainnya.
  • Makan makanan yang seimbang dan sehat.
  • Minum suplemen serat setiap hari untuk membantu menghindari sembelit.
  • Jangan mengangkat apa pun yang lebih berat dari bayi Anda.
  • Jangan menggunakan tampon atau douche sampai dokter memperbolehkan.
  • Jangan mandi sebelum luka sayatan Anda sembuh dan pendarahan pascapersalinan Anda berhenti.
  • Jangan melakukan aktivitas berat atau latihan otot sampai dokter mengizinkan Anda untuk melakukannya.
  • Hindari berhubungan seks sampai dokter memperbolehkan.
  • Jangan takut untuk meminta bantuan pada teman atau keluarga untuk menjaga bayi saat Anda ingin tidur siang atau beristirahat.
  • Jangan naik tangga berulang kali.
  • Jangan berendam di kolam renang umum atau hot tub.
  • Jangan melakukan diet ketat karena hal itu bisa berdampak pada bayi Anda.
  • Gunakan produk perawatan badan dan wajah yang aman.

Pertanyaan Seputar Operasi Caesar

Apa Efek Samping Operasi Caesar?

Seperti halnya prosedur bedah lainnya, operasi caesar juga memiliki risiko komplikasi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui dan memahami risiko Anda sebelum menjalani operasi ini. Beberapa kemungkinan komplikasi setelah operasi, di antaranya infeksi pascaoperasi atau demam, terlalu banyak kehilangan darah, cedera pada organ, pembekuan darah, kematian ibu, hingga bahaya pada bayi.

Namun jangan takut, komplikasi serius dari operasi ini jarang terjadi.

Mana yang Lebih Sakit, Melahirkan Normal atau Caesar?

Ketika proses persalinan terjadi, melahirkan normal mungkin lebih menyakitkan dibandingkan operasi caesar. Namun rasa sakit pasca-operasi justru lebih kuat. Mengapa demikian?

Sebelum menjalani operasi, dokter akan memberikan anestesi sehingga Anda tidak akan merasakan sayatan atau proses pembedahan. Selama operasi, kemungkinan besar Anda tidak akan merasakan rasa sakit. Namun, setelah prosedur selesai dan efek bius menghilang, baru Anda akan mengalami rasa sakit yang cukup kuat. Selain itu, waktu pemulihan setelah operasi caesar juga lebih lama dibandingkan persalinan normal. 

Setelah operasi caesar, Anda mungkin membutuhkan perawatan medis demi mempercepat pemulihan Anda. Untuk itu, Anda dapat menggunakan layanan perawat ke rumah dari Kavacare. Hubungi Kavacare Support di nomor 0811-1446-777 untuk mendapatkan layanan homecare terbaik oleh tenaga medis profesional yang siap membantu Anda.

Sumber:

  1. Caesarean section. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  2. Cesarean Section Complications. https://www.healthline.com/health/pregnancy/complications-cesarean-section, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  3. Cesarean Section. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/cesarean-section, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  4. C-Section Complications. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/c-section-complications/, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  5. C-section. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/7246-cesarean-birth-c-section, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  6. C-section. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/about/pac-20393655, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  7. The Do’s and Don’ts of Healing from a C-Section. https://intermountainhealthcare.org/blogs/topics/intermountain-moms/2018/03/the-dos-and-donts-of-healing-from-a-csection/, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
  8. What Is More Painful C-section or Natural Birth?. https://www.medicinenet.com/what_is_more_painful_c_section_or_natural_birth/article.htm, diakses pada Kamis, 19 Januari 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare