8 Infeksi Perinatal dan Pencegahannya

8 Infeksi Perinatal dan Pencegahannya

Share

Kehamilan adalah salah satu momen yang paling dinantikan oleh setiap pasangan setelah menikah. Namun, kehamilan ini dapat membuat calon ibu lebih rentan terhadap serangan patogen sehingga berpotensi mengalami infeksi perinatal. 

Hal ini bisa terjadi karena kehamilan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap sistem dalam tubuh calon ibu, mulai dari perubahan kadar hormon hingga fungsi sistem kekebalan. 

Apa Itu Infeksi Perinatal?

Infeksi perinatal adalah penularan infeksi dari ibu ke bayi yang terjadi selama kehamilan. Infeksi perinatal ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan komplikasi kesehatan yang serius pada bayi baru lahir. Komplikasi dapat mencakup kerusakan organ tertentu, keterlambatan perkembangan, dan bahkan kematian.

Infeksi Perinatal yang Umum Terjadi

Beberapa infeksi perinatal yang umum terjadi, di antaranya yaitu:

Infeksi PerinatalPenyebab dan Keterangan Infeksi
Cytomegalovirus (CMV)Berasal dari virus dalam kelompok virus herpes.
Menyebabkan luka dingin dan cacar air
Varicella (Cacar Air)Disebabkan oleh virus dalam kelompok herpes.
Ditandai bintik merah yang gatal
Streptokokus Grup BBerasal dari bakteri.
Meningkatkan risiko ibu terkena infeksi rahim endometritis
Hepatitis BDisebabkan virus.
Tidak menunjukkan gejala, sehingga sering tidak disadari
Hepatitis CDisebabkan virus.
Dapat menular dengan kontak dengan darah orang yang terinfeksi
ToxoplasmosisParasit yang biasa ditemukan pada kotoran kucing
HerpesDisebabkan virus yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi
HIVDisebabkan virus HIV yang merusak sel-sel dalam kekebalan tubuh. Dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui

 

Cytomegalovirus (CMV)

CMV adalah salah satu jenis virus umum yang masih termasuk dalam kelompok virus herpes. Infeksi CMV yang biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak ini, juga dapat menyerang wanita selama kehamilan dan menyebabkan luka dingin dan cacar air.

Jika belum pernah terinfeksi CMV sebelumnya, maka infeksi CMV selama kehamilan pun dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan masalah pada janin, termasuk:

  • Kalsifikasi intrakranial
  • Mikrosefali
  • Ventrikulomegali
  • Vaskulopati lentikulostriat
  • Sindrom tanduk oksipital
  • Usus ekogenik
  • IUGR (IntraUterine Growth Restriction) atau restriksi pertumbuhan intrauterin
  • Hepatomegali
  • Efusi perikardial
  • Asites
  • Peradangan plasenta
  • Kematian janin  

Varicella (Cacar Air)

Varicella atau cacar air adalah infeksi yang juga disebabkan oleh virus dalam kelompok herpes yaitu virus varicella-zoster (VZV). Infeksi ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah (ruam) yang gatal di berbagai area tubuh. Bintik-bintik merah tersebut kemudian berisi cairan dan bisa pecah.

Varicella/ cacar air pada kehamilan memiliki risiko terhadap komplikasi serius, seperti:

  • Congenital Varicella Syndrome (CVS)
  • Maternal varicella pneumonia
  • Neonatal varicella 

 

Baca Juga: Tips Perawatan Cacar Air pada Bayi

 

Streptokokus Grup B

Streptokokus Grup B atau Group B Streptococcus (GBS) merupakan bakteri yang normal dan umum ditemukan di saluran pencernaan dan kelamin manusia. Meski begitu, terkadang bakteri ini menyerang tubuh dan menyebabkan infeksi. Tetapi infeksi tersebut biasanya tidak menunjukkan gejala atau tidak membuat individu yang terinfeksi merasa sakit.

GBS yang terjadi pada wanita hamil meningkatkan risiko ibu terhadap infeksi rahim endometritis. Selain itu, GBS juga dapat ditularkan ke bayi pada waktu sekitar sebelum atau selama persalinan. Bayi yang lahir dengan kondisi terinfeksi GBS, dapat mengalami masalah jangka panjang, seperti ketulian dan cacat perkembangan.

Hepatitis B

Infeksi hepatitis B juga tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda penyakit. Sehingga seseorang seringkali tidak menyadari bahwa ia sedang terinfeksi. Hepatitis B sendiri adalah virus yang menginfeksi hati. Orang yang menderita hepatitis B dapat menularkannya ke orang lain, termasuk dari ibu hamil kepada bayinya.

Infeksi hepatitis B yang dialami ibu hamil bisa menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi, antara lain yaitu:

  • Solusio plasenta
  • Hambatan pertumbuhan janin
  • Kelahiran prematur
  • Hipertensi gestasional
  • Risiko bayi menderita penyakit hati kronis atau kanker hati di kemudian hari

Hepatitis C

Seperti hepatitis B, virus hepatitis C juga menginfeksi hati tanpa disertai gejala dan bisa menular ke orang lain. Hepatitis C ini menyebar melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi, seperti pada penggunaan jarum suntik bersama.

Jika tidak diobati, hepatitis C terkadang dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius dan berpotensi mengancam jiwa selama bertahun-tahun. Dan apabila infeksi hepatitis C terjadi selama kehamilan, kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti berikut ini:

  • Hambatan pertumbuhan janin
  • Cedera pleksus brakialis
  • Gawat janin
  • Cephalohematoma
  • Kejang neonatal
  • Perdarahan intraventrikular

Toxoplasmosis 

Toxoplasma adalah parasit yang biasa ditemukan pada kotoran kucing dan menyebabkan infeksi yang disebut toxoplasmosis (toxoplasmosis). Secara umum, toxoplasmosis pada manusia biasanya bersifat ringan. Setelah infeksi pertama pun tubuh manusia akan menjadi kebal seumur hidup terhadap toxoplasma.

Akan tetapi, apabila seseorang belum pernah terkena serangan toxoplasma dan justru terinfeksi pertama kali saat hamil. Maka infeksi tersebut berisiko mempengaruhi janin yang sedang berkembang, termasuk menyebabkan keterlambatan pertumbuhan yang parah,  keguguran, dan kematian janin. Sedangkan pada bayi baru lahir, kondisi tersebut dapat menyebabkan kecacatan intelektual, kebutaan, dan gangguan pendengaran.

Herpes

Infeksi perinatal yang juga mungkin menyerang calon ibu termasuk herpes genital. Herpes genital ini disebabkan oleh virus herpes yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang lebih dulu terinfeksi. Gejala awal infeksi herpes yang dapat dirasakan antara lain berupa luka lepuh atau bisul yang menyakitkan pada alat kelamin. 

Wanita hamil yang terkena herpes memiliki risiko menularkan virus ke janin mereka selama kehamilan atau pada saat persalinan. Beberapa gejala infeksi herpes pada bayi baru lahir, antara lain:

  • Asupan oral yang buruk atau tidak mau menyusu
  • Iritabilitas atau sifat lekas marah
  • Kelesuan
  • Adanya lesi kulit
  • Ketidakstabilan suhu tubuh

Infeksi herpes pada bayi baru lahir merupakan masalah yang sangat serius dan berpotensi mengancam jiwa. Itu memungkinkan bayi hidup dengan kerusakan otak, kebutaan, dan kerusakan organ lainnya.

HIV

Human Immunodeficiency Virus atau yang biasa dikenal dengan HIV adalah virus yang merusak sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan tubuh pengidapnya menjadi lemah dalam melawan infeksi dan penyakit. 

HIV dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan, pada saat persalinan, atau bahkan setelah kelahiran selama menyusui. Jika wanita hamil didiagnosis dengan HIV, ia perlu mendiskusikan dengan dokter tentang pengelolaan kehamilan dan kelahiran untuk mengurangi risiko infeksi pada bayi.

 

Baca Juga: Perawatan HIV: Perhatikan 5 Hal Ini

 

Cara Mencegah Infeksi Perinatal

Terdapat berbagai cara untuk membantu mencegah infeksi perinatal, di antaranya sebagai berikut:

Rutin Memeriksakan Kehamilan

Merupakan agenda wajib bagi seorang ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. Dengan menjalani pemeriksaan rutin, dokter dapat memantau kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Dan bila ditemukan suatu masalah, maka masalah yang ada dapat segera dokter tangani.

Di samping skrining USG, penting juga ibu hamil melakukan tes antibodi dari masing-masing penyakit yang mungkin menyerang selama kehamilan. Tes ini bertujuan untuk memastikan infeksi virus sebelumnya dan respon imun tubuh terhadap virus terkait. Dengan demikian diharapkan dapat menghindari kejadian infeksi yang sama, yang mungkin terjadi selama kehamilan.

Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)

Sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan tes penyakit menular seksual seperti HIV dan hepatitis B untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit ini pada dirinya. Sebab beberapa orang yang mengidap penyakit ini tidak merasakan sakit atau menyadari dirinya membawa virus dan dapat menularkannya ke orang lain. 

Dapatkan Suntikan Vaksin

Mendapatkan vaksinasi yang tepat dapat membantu ibu hamil tetap sehat selama kehamilan dan membantu mencegah bayi lahir dengan masalah kesehatan yang parah. Beberapa vaksinasi direkomendasikan sebelum masa hamil, selama kehamilan, atau segera setelah melahirkan. Biasanya dokter akan merekomendasikan vaksin tertentu sesuai dengan kebutuhan ibu hamil. 

Hindari Kontak dengan Orang yang Memiliki Infeksi

Ibu hamil juga perlu menghindari kontak dengan orang yang memiliki infeksi agar tidak tertular infeksi. Termasuk hindari pula bepergian ke tempat umum jika ibu hamil sedang merasa kurang sehat. 

Cuci Tangan dengan Sabun

Membangun kebiasaan mencuci tangan dengan sabun semakin penting bagi ibu hamil agar terhindar dari penyebaran kuman yang berpotensi menginfeksi dirinya dan janin yang dikandung. Cuci tangan dengan sabun terutama setelah:

  • Menggunakan kamar mandi
  • Berada di sekitar orang yang sedang sakit
  • Menangani hewan peliharaan
  • Berkebun atau menyentuh tanah
  • Menyentuh daging atau telur mentah, dan sayuran yang belum dicuci
  • Mendapati air liur (ludah) di tangan
  • Mengganti popok
  • Merawat dan bermain dengan anak-anak.

Mengurangi Kontak dengan Air Liur dan Urin Anak Kecil

Mengurangi kontak dengan air liur dan urin dari bayi atau anak kecil bisa meminimalisir risiko ibu hamil terkena CMV. Beberapa cara untuk melakukannya adalah dengan tidak berbagi makanan dan peralatan makan dengan bayi atau anak kecil, tidak mencium bibir anak, serta mencuci tangan setelah mengganti popok.

Lindungi Diri dari Gigitan Nyamuk

Wanita hamil juga perlu ekstra dalam melindungi diri dari gigitan nyamuk. Seperti dengan menghindari daerah di mana nyamuk Aedes Aegypti mungkin berkembang, memakai lotion nyamuk, dsb. 

Hal ini karena nyamuk Aedes Aegypti dapat membawa berbagai virus, salah satunya yaitu virus Zika. Bayi yang terinfeksi virus Zika selama kehamilan atau pada waktu kelahiran dari ibunya berpotensi mengalami cacat otak.

Hindari Produk Makanan Ini

Ibu hamil harus harus menghindari susu mentah yang tidak dipasteurisasi dan makanan yang dibuat darinya. Seperti misalnya keju segar, kecuali jika memang ada label yang menyatakan bahwa keju tersebut telah dipasteurisasi. 

Produk yang tidak dipasteurisasi ini dapat mengandung bakteri berbahaya yang bisa menginfeksi ibu hamil. Selain itu, pastikan juga untuk mencuci sayuran dan buah sebelum dikonsumsi agar terhindar dari cemaran bakteri berbahaya. 

 

Baca Juga: 6 Pantangan Makanan Ibu Hamil, Penting Diketahui

 

Hindari Kontak dengan Hewan Selama Hamil

Selama kehamilan sebaiknya hindari kontak dengan hewan peliharaan. Jika Anda memiliki kucing, jangan menyentuh atau membersihkan kandang dari kotoran selama kehamilan. Kotoran kucing yang kotor mungkin mengandung parasit yang berbahaya. Selain itu, waspadai juga hewan pengerat yang juga mungkin membawa virus, seperti halnya tikus, hamster atau marmut. 

Meski infeksi perinatal membahayakan, tetapi tidak perlu khawatir berlebihan. Selalu koordinasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan program selama kehamilan. 

Anda juga dapat menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777 untuk melakukan telekonsultasi dengan mudah dan nyaman bersama tenaga medis profesional serta mendapatkan program perawatan selama kehamilan dengan tepat. Hubungi Kavacare sekarang untuk mulai konsultasi.

Sumber:

  1. Infections in Pregnancy. https://www.healthline.com/health/pregnancy/infections. Diakses 2 Januari 2023. 
  2. Infections in Pregnancy That May Affect Your Baby. https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/infections-that-may-affect-your-baby. Diakses 2 Januari 2023.  
  3. Congenital Cytomegalovirus Infection. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541003. Diakses 2 Januari 2023. 
  4. Chickenpox (Varicella). https://www.cdc.gov/chickenpox/hcp/index.html. Diakses 2 Januari 2023.  
  5. Chickenpox Infection in Pregnancy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3155623. Diakses 2 Januari 2023.  
  6. Group B Strep. https://www.cdc.gov/groupbstrep. Diakses 2 Januari 2023. 
  7. Streptococcus Group B. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553143.Diakses 2 Januari 2023. 
  8. Congenital Toxoplasmosis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545228. Diakses 2 Januari 2023. 
  9. Pregnancy And Viral Hepatitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556026. Diakses 2 Januari 2023.
  10. What Infections Can Affect Pregnancy.  https://www.nichd.nih.gov/health/topics/pregnancy/conditioninfo/infections. Diakses 2 Januari 2023.  
  11. 10 Tips For Preventing Infections Before and During Pregnancy. https://www.cdc.gov/pregnancy/infections.html. Diakses 2 Januari 2023.  

 

dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare