Sindrom Metabolik: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Sindrom Metabolik: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Share

Jika Anda mengalami beberapa kondisi kesehatan dalam waktu bersamaan, Anda perlu mewaspadainya. Seperti sindrom metabolik, suatu sindrom yang membuka risiko lebih tinggi pada berbagai penyakit berat seperti jantung dan stroke.

Mari mengenal lebih dalam mengenai sindrom metabolik melalui artikel berikut ini!

Apa Itu Sindrom Metabolik?

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang terjadi bersamaan dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi-kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan darah, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan tingkat kolesterol atau trigliserida yang abnormal.

Secara khusus, sindrom metabolik dapat menyebabkan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di arteri. Ini terjadi ketika lemak, kolesterol, dan zat lain menempel pada sisi arteri. Arteri kemudian menjadi tersumbat dan rapuh.

Pembekuan darah terjadi ketika dinding arteri rusak. Pembekuan dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Jelas, memiliki salah satu faktor risiko ini saja tidak baik. Faktor risiko ini melipatgandakan risiko Anda terkena penyakit pembuluh darah dan jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Hal ini juga meningkatkan risiko diabetes Anda lima kali lipat. Berita baiknya adalah sindrom metabolik dapat dikendalikan, khususnya dengan mengubah gaya hidup Anda. 

Faktor Risiko

Penyebab pasti sindrom metabolik hingga kini belum diketahui. Akan tetapi, berbagai faktor berikut meningkatkan kemungkinan Anda memiliki sindrom metabolik:

  • Usia: Seiring bertambahnya usia, maka akan meningkatkan risiko sindrom metabolik. 
  • Etnis: Di Amerika Serikat, orang Hispanik — terutama wanita Hispanik — tampaknya memiliki risiko terbesar untuk mengalami sindrom metabolik. Namun, belum ada alasan yang jelas untuk teori ini.
  • Diabetes: Anda lebih mungkin memiliki sindrom metabolik jika Anda mengalami diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional) atau jika Anda memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2.
  • Obesitas: Memiliki berat badan yang berlebihan, terutama di bagian perut, meningkatkan risiko sindrom metabolik.
  • Penyakit lain: Risiko sindrom metabolik lebih tinggi jika Anda pernah mengalami penyakit hati berlemak nonalkohol, sindrom ovarium polikistik, atau sleep apnea.

 

Baca Juga Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Kalori dan Berat Badan Ideal?

 

Tanda dan Gejala

Sebagian besar gangguan yang terkait dengan sindrom metabolik tidak menunjukkan tanda atau gejala yang jelas. Satu tanda yang dapat terlihat adalah lingkar pinggang yang besar.

Jika kadar gula darah Anda tinggi, Anda mungkin melihat tanda dan gejala diabetes — seperti haus dan sering buang air kecil, kelelahan, serta penglihatan kabur.

Diagnosis

Kriteria untuk mendiagnosis sindrom metabolik menurut NCEP-ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III) menggunakan parameter sederhana untuk identifikasi kondisi tersebut. 

Sindrom metabolik didiagnosis ketika seseorang memenuhi setidaknya 3 dari 5 kriteria berikut : 

  • lingkar pinggang pria > 102 cm atau wanita > 88 cm
  • tingkat trigliserida dalam serum > 150 mg/dL
  • kadar HDL-C < 40 mg/dL untuk pria dan < 50 mg/dL untuk wanita
  • tekanan darah ≥ 130/85 mmHg
  • kadar glukosa darah puasa > 110 mg/dL

Salah satu tantangan utama adalah variasi nilai normal lingkar pinggang antara berbagai kelompok etnis.

Penanganan dan Pengobatan

Berbagai obat dan pengobatan dapat membantu mengelola kondisi-kondisi yang berkontribusi pada kondisi ini, antara lain:

  • Obat Kolesterol: Statin (inhibitor HMG CoA reductase) adalah obat resep yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol.
  • Obat Tekanan Darah: Obat antihipertensi adalah obat resep yang menurunkan tekanan darah dengan berbagai cara. Contohnya termasuk thiazide, ACE inhibitor, dan calcium channel blockers.
  • Obat Diabetes Oral: Obat-obatan ini bekerja dengan berbagai cara untuk menurunkan kadar gula darah. Obat paling umum adalah metformin, sejenis biguanide.
  • Operasi Bariatrik: Operasi bariatrik (operasi penurunan berat badan) adalah kategori operasi bedah yang bertujuan membantu Anda yang mengalami obesitas untuk menurunkan berat badan. Dokter Anda mungkin merekomendasikan operasi bariatric jika metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil dan jika obesitas menyebabkan risiko kesehatan yang lebih besar daripada operasi.
  • Perawatan Gangguan Tidur: Jika Anda memiliki gangguan tidur, perawatan tertentu dapat membantu, seperti mesin CPAP untuk sleep apnea atau obat tidur untuk insomnia.
  • Psikoterapi: Psikoterapi adalah istilah untuk berbagai teknik pengobatan yang bertujuan membantu seseorang mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang tidak sehat. Psikoterapi dapat membantu Anda mengelola stres atau memahami dan mengubah perilaku tidak sehat yang terkait dengan pola makan, misalnya.

Komplikasi

Berikut ini adalah komplikasi yang dapat terjadi jika kondisi sindrom metabolik Anda tidak tertangani dengan baik.

  • Diabetes Tipe 2: Jika Anda tidak melakukan perubahan gaya hidup untuk mengendalikan berat badan berlebih Anda, risiko mengalami resistensi insulin akan lebih besar. Resistensi insulin dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
  • Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri Anda. Plak ini dapat menyempit dan mengeraskan arteri Anda, sehingga dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

Jaga kesehatan dan gaya hidup Anda agar terhindar dari sindrom metabolik. Buat rencana perawatan yang tepat bersama tenaga medis profesional layanan homecare Kavacare hari ini.

Kami siap membantu Anda dengan menghadirkan perawat, dokter, ahli gizi, hingga cek darah di rumah. Anda juga bisa berkonsultasi terkait kesehatan Anda dengan layanan telekonsultasi Kavacare di nomor Whatsapp 0811-1446-777. Mulai konsultasi rencana perawatan Anda hari ini!

Sumber: 

dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare