Vaginismus: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Vaginismus: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Share

Vaginismus merupakan kondisi yang dianggap jarang terjadi. Namun, diperkirakan kasus ini jarang mencuat ke permukaan akibat penderita merasa malu mengkonsultasikannya kepada dokter atau tenaga medis lain. Lebih lanjut, kondisi ini bahkan dapat mengganggu kondisi psikis penderitanya hingga berpengaruh pada berbagai situasi. Jika tidak ditangani dan dikomunikasikan dengan baik, kondisi ini bisa memengaruhi situasi rumah tangga.

Mari mengenal lebih dalam mengenai vaginismus serta fakta di baliknya.

Apa Itu Vaginismus?

Vaginismus adalah kondisi di mana otot-otot pada vagina mengencang sehingga menghambat wanita melakukan penetrasi seksual. Biasanya, kondisi ini merupakan salah satu reaksi otomatis tubuh ketika seseorang mengalami ketakutan terhadap beberapa jenis atau semua penetrasi vaginal.

Angka kejadian vaginismus di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Kebanyakan orang-orang merasa malu mengakui masalah seksual yang diderita sehingga lebih sulit untuk mendeteksi kasus ini. Di Amerika Serikat sendiri, sekitar 7%-17% dari wanita Amerika mengalami kondisi ini.

Penyebab Vaginismus

Penyebab terjadinya kondisi ini tidak terlalu jelas, tetapi ada beberapa penyebab yang diduga menjadi pemicunya, yaitu sebagai berikut:

  • Gangguan cemas;
  • Pengalaman seksual pertama yang buruk;
  • Pemeriksaan medis yang tidak menyenangkan;
  • Keyakinan bahwa hubungan intim adalah aktivitas yang memalukan dan salah;
  • Kondisi medis yang menyakitkan, seperti adanya luka pada kelamin;
  • Cedera ketika melahirkan, seperti robeknya dinding vagina;
  • Ketakutan atau pikiran negatif tentang hubungan intim, mungkin karena kekerasan seksual di masa lalu, pemerkosaan, atau trauma.

Klasifikasi Vaginismus

Vaginismus sendiri terbagi menjadi dua tipe, yaitu:

  1. Vaginismus primer: penetrasi vagina tidak pernah berhasil dilakukan;
  2. Vaginismus sekunder: penetrasi pernah dilakukan sekali, tetapi tidak lagi berhasil dilakukan, umumnya terjadi karena faktor-faktor seperti operasi ginekologi, trauma, atau radiasi.

Beberapa wanita mengalaminya setelah menopause. Ketika kadar hormon estrogen menurun, kurangnya cairan dan elastisitas vagina membuat penetrasi menjadi sakit, memberikan tekanan, atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang berasal dari masalah fisik, yaitu:

  • Trauma akibat melahirkan;
  • Gangguan kesehatan, seperti infeksi saluran kemih yang berulang, infeksi jamur, nyeri kronis, dan endometriosis (kista);
  • Mempunyai anggota keluarga dengan kondisi serupa;
  • Pemeriksaan vaginal yang menyakitkan di masa lalu;
  • Penyakit kejiwaan;
  • Stres atau kecemasan.

Tanda dan Gejala

Pengencangan otot-otot vagina secara involunter (tidak disadari) adalah gejala utama dari vaginismus, tetapi tingkat keparahannya bervariasi di antara wanita. Pada berbagai kasus, penyempitan vagina dapat membuat penetrasi sulit dilakukan, bahkan tidak mungkin dilakukan.

Wanita yang mengalami vaginismus juga banyak yang melaporkan sensasi terbakar atau nyeri menyengat ketika apa pun dimasukkan ke dalam vagina. Kadang terjadi pula gejala tambahan, termasuk rasa takut akan penetrasi seksual dan menurunnya nafsu seksual akibat rasa sakit ketika penetrasi.

Sebaiknya Anda menghubungi dokter apabila Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini:

  • Iritasi atau gatal-gatal pada area vagina;
  • Penetrasi yang menyakitkan;
  • Rasa sakit ketika buang air kecil;
  • Cairan vagina yang tidak biasa atau berbau tidak enak;
  • Kemerahan, bengkak, atau perih pada area vagina.

 

Baca Juga: Asherman Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

 

Diagnosis

Pemeriksaan biasanya dimulai dari deskripsi gejala-gejala yang dirasakan. Dokter biasanya akan menanyakan hal-hal berikut:

  1. Kapan Anda kali pertama menyadari masalah timbul;
  2. Seberapa sering kondisi ini muncul;
  3. Apa yang mungkin memicu kondisi ini;
  4. Di samping itu, dokter juga akan bertanya tentang riwayat seksual, yang termasuk pertanyaan tentang apakah Anda pernah mengalami trauma seksual atau kekerasan seksual di masa lalu;
  5. Umumnya, diagnosa dan pengobatan membutuhkan tes pelvis. Hal ini sering menyebabkan rasa takut, tetapi Anda bisa berkonsultasi dengan dokter tentang bagaimana caranya tes dapat dilakukan senyaman mungkin.

Terapi dan Pengobatan

Untuk mengobati vaginismus, dokter mungkin akan menganjurkan salah satu atau lebih dari pengobatan di bawah ini:

  1. Terapi Topikal: Salep lidokain atau krim racikan dapat membantu meredakan rasa sakit yang berhubungan dengan kondisi ini
  2. Terapi Pelebaran Vagina: Dilator vagina adalah alat berbentuk tabung yang mempunyai berbagai ukuran. Fungsi utamanya adalah untuk melebarkan vagina. Orang dengan kondisi ini menggunakan dilator agar mereka merasa nyaman dan tidak terlalu sensitif terhadap penetrasi vaginal. Pada awalnya, dokter mungkin menganjurkan penggunaan salep di luar vagina untuk membuat penetrasi menjadi lebih mudah.
  3. Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Terapi ini membantu pasien untuk memahami bagaimana pikiran dapat mempengaruhi emosi dan perilaku. Biasanya, CBT merupakan penanganan yang efektif terhadap kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (Post-traumatic Stress Disorder – PTSD).
  4. Terapi Seks: Terapis yang berpengalaman dalam masalah gangguan pada hubungan intim bekerja sama dengan pribadi atau pasangan untuk membuat mereka menemukan kesenangan lagi dalam hubungan seksual.
  5. Teknik Relaksasi: Teknik ini menggunakan metode mindfulness, di mana Anda mengatur pikiran Anda untuk menjadi rileks. Di samping itu, teknik pernapasan dan latihan menekan vagina dengan lembut dapat membantu Anda merelaksasi otot-otot vagina.
  6. Latihan Lantai Pelvis: Latihan ini mencakup merapatkan dan meregangkan vagina agar Anda dapat belajar mengendalikan otot-otot vagina.

Komplikasi

Vaginismus sendiri biasanya lebih banyak mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Kondisi ini dapat berpengaruh negatif terhadap pada kehidupan seksual dan hubungan dengan pasangan Anda. Hal ini dapat berlanjut pada masalah kesehatan mental, bahkan dapat berujung pada kecemasan. Terutama, apabila Anda tengah berusaha untuk hamil.

Berlaku proaktif dan segera melakukan penanganan pada gangguan seksual sangat penting untuk menyelamatkan dan mempertahankan hubungan Anda dengan pasangan. Yang harus Anda ingat adalah Anda tidak perlu merasa malu dengan kondisi ini.

Membicarakan masalah dengan pasangan Anda tentang perasaan dan ketakutan Anda tentang penetrasi seksual akan membantu Anda merasa lebih rileks. Menggunakan pelumas atau posisi seksual tertentu dapat membantu hubungan intim Anda lebih terasa nyaman.

Dokter atau terapis Anda juga dapat memberikan berbagai cara untuk menanganinya. Banyak orang yang sembuh dan melanjutkan kehidupan seksual mereka dengan bahagia.

Pertanyaan Seputar Vaginismus 

Bisakah Vaginismus Dicegah?

Penyebeb vaginismus belum diketahui secara pasti, sehingga sulit untuk mencari cara mencegah kondisi ini. Namun, mengendalikan stres dan menjaga kesehatan mental dapat membuat Anda lebih rileks, termasuk dalam masalah seksual.

Apabila Anda memiliki pandangan yang negatif tentang seks, mengubah pandangan negatif ini juga dapat menurunkan risiko Anda mengalami kondisi ini. Tentu saja, kapan saja Anda merasakan ketidaknyamanan atau pengalaman yang tidak menyenangkan selama berhubungan intim, akan menolong apabila Anda mendiskusikannya dengan pasangan atau dengan terapis Anda.

Apakah Stres Menyebabkan Vaginismus?

Berdasarkan penelitian, vaginismus berkorelasi pada level yang moderat dengan tingkat level stres. Walaupun begitu, penyebab pastinya tidak diketahui secara jelas. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan kecemasan, bahkan neurosis. Dilaporkan bahwa gangguan kecemasan yang terdiagnosa lebih tinggi pada kelompok wanita dengan kondisi ini.

Walaupun biasanya tidak mengarah pada gangguan kesehatan secara fisik, kondisi ini dapat mengganggu kesehatan mental seseorang dan dapat mengarah pada masalah rumah tangga. Oleh karena itu, jangan merasa ragu atau malu untuk mengonsultasikan masalah ini.

Anda bisa melakukan konsultasi dokter online terlebih dahulu untuk menentukan langkah selanjutnya yang bisa dilakukan. Dokter homecare Kavacare siap untuk membantu Anda dengan konsultasi nyaman di rumah. Hubungi  0811 1446 777 untuk memesan layanan homecare yang Anda perlukan hari ini.

Sumber:

  1. Interventions for Vaginismus. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7072531/ diakses pada 31 Agustus 2023
  2. Vaginismus. https://www.nhs.uk/conditions/vaginismus/ diakses pada 31 Agustus 2023
  3. Vaginismus. http://armabi.fk.ub.ac.id/vaginismus/  diakses pada 31 Agustus 2023
  4. Vaginismus. https://www.nhs.uk/conditions/vaginismus/#:~:text=Vaginismus%20is%20the%20body’s%20automatic,previously%20enjoyed%20painless%20penetrative%20sex. diakses pada 31 Agustus 2023
  5. Vaginismus: Dyspareunia, Causes, Symptoms, Treatments. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15723-vaginismus diakses pada 31 Agustus 2023
  6. Vaginismus. https://www.nhs.uk/conditions/vaginismus/ diakses pada 31 Agustus 2023
  7. The Role of Anxiety in Vaginismus: A Case-control Study. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19549090/ diakses pada 31 Agustus 2023
  8. Interventions for Vaginismus. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7072531/ diakses pada 31 Agustus 2023
  9. Vaginismus: Causes, Symptoms, and Treatment. https://www.healthline.com/health/vaginismus#diagnosis  diakses pada 31 Agustus 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare