Tuberkulosis: Gejala dan Penanganan

Tuberkulosis: Gejala dan Penanganan

Share

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular dan telah terhitung sekitar seperempat masyarakat dunia telah terinfeksi oleh bakteri penyebab TBC, walaupun tidak semuanya berkembang menjadi penyakit TBC. Menurut data World Health Organization (WHO), sejumlah 1,6 juta orang meninggal akibat tuberkulosis (TBC) pada 2021, termasuk 187.000 orang yang terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Di artikel ini, Kavacare menghimpun berbagai gejala, penyebab, faktor risiko hingga komplikasi tuberkulosis.

Apa Itu Tuberkulosis?

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru sehingga jelas bahwa tanda-tanda paling umum adalah penyakit paru-paru.

Sistem organ yang umumnya juga diserang oleh TBC adalah sistem pernapasan, sistem gastrointestinal atau sistem pencernaan, sistem lymphoreticular atau sistem yang berhubungan dengan getah bening, kulit, sistem saraf pusat, sistem muskuloskeletal atau sistem yang berhubungan dengan otot, tulang, sendi, dan jaringan penunjangnya, sistem reproduksi, dan hati.

 

Baca Juga: Apa Penyebab Alergi? 6 Jenis Alergi dan Penanganannya

 

Tipe-Tipe Tuberkulosis dan Gejalanya

Tuberkulosis secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu tuberkulosis aktif dan tuberkulosis laten.  Pembagian ini berdasarkan apakah bakteri secara aktif menginfeksi pasien yang terinfeksi.

Tuberkulosis Aktif

Tuberkulosis aktif adalah TBC yang menunjukkan gejala dan bersifat menular. Jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian berdasarkan lokasi infeksi TBC, yaitu:

  1. Tuberkulosis Pulmonari: TBC ini menyerang paru-paru dan biasanya TBC jenis ini yang biasa dikenal orang-orang. Penularan TBC jenis ini melalui udara yang dikeluarkan oleh penderita TBC dan bakteri ini dapat bertahan di udara selama beberapa jam.
  2. Tuberkulosis Extra Paru: Berlawanan dengan tuberkulosis pulmonari, TBC ini menyerang bagian-bagian tubuh di luar paru-paru, seperti tulang atau organ-organ lain. Tuberkulosis extra paru ini terbagi menjadi beberapa tipe dengan gejala-gejala yang berhubungan dengan bagian tubuh yang terinfeksi, yaitu:
    • Limfadenitis Tuberkulosis: TBC jenis ini adalah tuberkulosis ekstra paru yang paling umum dan melibatkan kelenjar getah bening, biasanya terjadi di area leher, walaupun kelenjar getah bening di bagian tubuh lainnya dapat terpengaruh.
    • Tuberkulosis Tulang (Skeletal Tuberculosis): Jenis TBC ini menyerang ke tulang-tulang Anda dari paru-paru atau kelenjar getah bening dan dapat mempengaruhi tulang-tulang Anda, termasuk tulang belakang dan persendian. Walaupun jenis TBC ini jarang terjadi, penyakit ini mulai mewabah pada negara-negara dengan angka penyebaran HIV dan AIDS yang tinggi, yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh penderita.
    • Tuberkulosis Milier (Miliary Tuberculosis): TBC ini menyebar ke seluruh tubuh Anda, mempengaruhi satu atau beberapa organ tubuh. Tipe ini seringkali mempengaruhi paru-paru, sumsum tulang (bone marrow), dan hati, tetapi dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lain, termasuk sumsum tulang belakang, otak, dan jantung.
    • Tuberkulosis Urogenital (Genitourinary Tuberculosis): Tipe TBC yang menjadi tipe TBC ekstra paru kedua paling umum ini menyerang bagian genital atau saluran kemih, tetapi ginjal adalah area paling umum. TBC ini biasanya menyebar ke area yang terjangkit dari paru-paru melalui darah atau kelenjar getah bening. TBC ini dapat menyebar melalui hubungan intim dan dapat berkembang menjadi tuberculous ulcer (pemecahan dari TBC) di bagian penis atau saluran genital.
    • Tuberkulosis Hati: Jenis TBC ini muncul ketika TBC menyerang hati dan terjadi kurang dari 1% dari seluruh infeksi TBC. Tuberkulosis hati dapat menyebar ke hati dari paru-paru, saluran gastrointestinal, kelenjar getah bening, atau portal vena (pembuluh darah yang mengalirkan darah dari saluran gastrointestinal, kantong empedu, pankreas, dan limpa ke hati).
    • Tuberkulosis Gastrointestinal: TBC yang menyerang sistem pencernaan ini, yang memanjang dari mulut hingga ke anus, menyebabkan gejala-gejala yang mirip dengan gangguan gastrointestinal lain, seperti penyakit Crohn’s.
    • Tuberkulosis Meningitis: Disebut juga meningeal tuberculosis, TBC meningitis ini menyebar ke meninges, yaitu membran di sekitar otak dan sumsum tulang belakang. TBC ini berkembang secara bertahap, sehingga gejala-gejala awal kadang tampak kurang jelas.
    • Tuberkulosis Peritonitis: Yaitu tuberkulosis yang menyebabkan peradangan pada peritoneum, lapisan jaringan yang menutupi bagian dalam perut dan organ-organ sekitarnya. Gejala paling umum adalah asites (penumpukan cairan di perut) dan demam. Gejala lainnya dapat berupa mual, muntah, dan nafsu makan yang berkurang.
    • Tuberkulosis Perikarditis (Pericarditis Tuberculosis): Kondisi ini terjadi ketika TBC menyebar ke bagian perikardium, yaitu dua lapisan tipis dari jaringan yang dipisahkan oleh cairan yang mengelilingi jantung.
    • Tuberkulosis Kutaneus (Cutaneous Tuberculosis): Jenis TBC ini mempengaruhi kulit dan sangat jarang terjadi, bahkan pada negara-negara dimana TBC mewabah. Gejala umum TBC kutaneus adalah lesi atau rasa sakit yang biasa terjadi di siku, tangan, bokong, area di belakang lutut, kaki. Lesi ini biasanya berbentuk datar, berwarna keunguan atau merah-kecokelatan, mempunyai tampilan mirip kutil, benjolan kecil, bisul, dan abses.

Tuberkulosis Laten

Kondisi di mana seseorang terinfeksi bakteri TBC, tetapi bakteri tersebut tidak aktif sehingga pasien tidak menunjukkan gejala dan bakteri juga tidak menular kepada orang lainnya.

 

Baca Juga: Waspada Penyakit Batuk Kronis: Penyebab dan Penanganan

 

Penyebab Tuberkulosis

Penyebab tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tersebar di udara dan biasanya menginfeksi paru-paru, walaupun bisa juga menginfeksi bagian-bagian tubuh lainnya. Walaupun TBC termasuk penyakit yang menular, tetapi tidak mewabah dengan mudah. Biasanya, Anda akan terkena TBC kalau Anda menghabiskan waktu lama dengan penderita TBC.

TBC dapat menyebar ketika seseorang yang menderita TBC aktif menyebarkan bakteri ke udara lewat batuk, bersin, berbicara, menyanyi, atau bahkan tertawa. Hanya orang-orang dengan infeksi paru-paru yang aktif yang dapat tertular. Kebanyakan orang yang menghirup bakteri TBC dapat melawan bakteri dan berhenti tumbuh dan bakteri menjadi tidak aktif sehingga menyebabkan infeksi TBC laten.

Komplikasi pada Tuberkulosis

Tanpa pengobatan, TBC dapat membahayakan nyawa penderitanya dan dapat mengembangkan komplikasi lainnya. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat TBC adalah:

  1. Rasa sakit tulang belakang. Nyeri panggung dan kekakuan adalah komplikasi umum pada TBC;
  2. Kerusakan sendi. Artritis (pembengkakan atau nyeri sendi) yang berasal dari TBC (tuberkulosis arthritis) biasanya terjadi pada panggul dan lutut;
  3. Pembengkakan membran yang menutupi otak Anda (meningitis), yang biasanya ditandai dengan sakit kepala yang terus-menerus selama beberapa minggu dan menyebabkan kemungkinan adanya perubahan mental;
  4. Gangguan hati atau ginjal. Kedua organ ini membantu menyaring zat-zat buangan dan zat-zat berbahaya dari aliran darah dan TBC dapat merusak fungsi hati dan ginjal;
  5. Gangguan jantung. Walaupun jarang, TBC dapat menginfeksi jaringan-jaringan di sekitar jantung, mengakibatkan peradangan dan penumpukan cairan yang dapat mengganggu kemampuan jantung memompa darah dengan baik. Kondisi yang disebut cardiac tamponade ini dapat membahayakan nyawa penderitanya.

 

Baca Juga: Penyebab Batuk Berdarah dan 4 Langkah Pencegahan

 

Pertanyaan Umum Seputar Tuberkulosis

Bagaimana Cara Mengobati TBC?

Apabila Anda mengalami infeksi TBC laten (tidak menunjukkan gejala), Anda mungkin akan memerlukan hanya satu atau dua tipe obat-obatan sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter. Sedangkan, penyakit TBC aktif membutuhkan beberapa obat sekaligus. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati TBC termasuk Isoniazid, Rifampin (Rimactane), Rifabutin (Mycobutin), Rifapentine (Priftin), Pyrazinamide, dan Ethambutol (Myambutol).

Sangat penting untuk diketahui bahwa pengobatan TBC dapat berlangsung selama 6-9 bulan dan selama pengobatan, Anda harus mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter dan harus menjalankan pengobatan sepenuhnya agar bakteri di dalam tubuh Anda dapat mati sepenuhnya dan mencegah berkembangnya bakteri baru yang resisten (bertahan hidup) terhadap obat.

Apa Faktor Risiko TBC?

TBC adalah penyakit menular, tetapi infeksi bakteri ini tidak selalu menyebabkan Anda terjangkit penyakit ini. Walaupun begitu, ada kondisi-kondisi dimana Anda mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjangkit TBC, yaitu apabila Anda:

  • Mempunyai penyakit HIV/AIDS
  • Mengonsumsi obat-obatan terlarang intravena
  • Melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi bakteri TBC
  • Berasal dari negara di mana TBC mewabah atau bekerja di area di mana TBC sering terjadi
  • Merawat orang yang berisiko tinggi terkena TBC
  • Merupakan anak dari orang tua yang berisiko tinggi terjangkit TBC.

Bolehkah Kontak Erat Dengan Pasien TBC?

Sekalipun infeksi bakteri TBC tidak selalu menyebabkan Anda terjangkit penyakit ini, Anda sebaiknya menghindari penderita TBC. Apabila Anda melakukan kontak yang terlalu dekat dalam jangka waktu yang cukup lama, Anda akan ikut terserang TBC.

Apabila Anda mengalami gejala-gejala TBC, Anda sebaiknya segera mendapatkan perawatan yang terpisah dari keluarga Anda di rumah. Anda dapat menghubungi layanan homecare dari Kavacare di nomor 0811 1446 777 untuk membantu perawatan Anda di rumah. 

Sumber:

  1. Tuberculosis. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis diakses pada tanggal 10 Maret 2023
  2. Type of Tuberculosis. https://www.healthline.com/health/types-of-tuberculosis#tests diakses pada tanggal 10 Maret 2023
  3. Tuberculosis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11301-tuberculosis diakses pada tanggal 10 Maret 2023
  4. Tuberculosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250 diakses pada tanggal 10 Maret 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare