Alopecia Areata (Rambut Rontok): Gejala, Penyebab, dan Cara Menangani

Alopecia Areata (Rambut Rontok): Gejala, Penyebab, dan Cara Menangani

Share

Anda mungkin pernah atau sedang mengalami kondisi rontok atau terlepasnya rambut secara berlebihan. Selain mengkhawatirkan secara medis, hal ini juga bisa menurunkan kepercayaan diri.

Pahami apa saja penyebab rambut rontok serta berbagai cara yang tepat untuk mengatasinya berikut ini!

Apa Itu Kondisi Rambut Rontok?

Kerontokan rambut atau Alopecia areata adalah kondisi ketidakadaan atau kerontokan rambut di area yang seharusnya terdapat rambut. Kerontokan rambut dapat terjadi secara bertahap atau tiba-tiba rontok dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan kebotakan. Kondisi ini bisa bersifat sementara dan permanen.

Alopecia areata dapat menyebabkan kerontokan rambut di kepala. Penyakit ini termasuk kondisi kronis yang umum terjadi. Di mana hampir 2% atau sekitar 160 juta orang di dunia akan mengalami kerontokan di satu titik kehidupannya.

Alopecia disebabkan oleh kondisi autoimun yang mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut sehingga membuat kerontokan. Selain itu, rambut rontok juga dapat disebabkan oleh riwayat genetik, perubahan hormonal, terapi radiasi kepala, efek samping obat-obatan tertentu. Juga bisa terjadi karena peristiwa menegangkan yang membuat trauma secara fisik dan emosional.

Faktor Risiko 

Rambut rontok dapat mempengaruhi orang dalam berbagai usia dan semua gender. Hanya saja ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini, seperti:

  • Genetik. Jika ada keluarga yang memiliki riwayat kebotakan, tentu akan memperbesar risiko Alopecia areata.
  • Usia. Di mana seiring bertambahnya usia, risiko rambut rontok akan semakin tinggi. Menurut sebuah penelitian, orang yang berusia sekitar 30-40 tahun memiliki potensi mengalami alopesia hingga 80%.
  • Kondisi medis tertentu seperti lupus dan diabetes.
  • Pengidap autoimun. Orang yang mengidap penyakit autoimun seperti vitiligo, psoriasis, dan penyakit tiroid dapat meningkatkan risiko rambut rontok.
  • Stress berat.
  • Kekurangan nutrisi.
  • Penataan rambut yang berlebihan. Menata rambut secara berlebihan seperti hot-oil treatment juga meningkatkan risiko rambut rontok secara permanen.

Tanda dan Gejala 

Gejala kerontokan rambut muncul tergantung pada penyebab kerontokan. Sebab, kerontokan dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap. Oleh karena itu, perhatikan beberapa gejala dan tanda Alopecia areata agar Anda bisa lebih cepat menangani masalah kerontokan rambut ini.

1. Rambut yang Menipis di Bagian Atas Kepala

Penipisan rambut di bagian atas kepala adalah kondisi yang umum terjadi seiring bertambahnya usia. Untuk pria dimulai dari penipisan pada area garis rambut dahi. Sementara wanita mengalami penipisan rambut yang meluas. Biasanya garis rambut wanita akan menyusut atau mengalami frontal fibrosing alopecia.

2. Adanya Kerontokan Rambut dengan Pola Bulat

Beberapa kasus kerontokan dimulai dengan kerontokan dengan pola bulat kecil yang tidak merata. Sebelum mengalami kerontokan, Anda mungkin akan mengalami nyeri atau gatal di area tersebut. Beberapa orang juga merasakan kesemutan dan terbakar di kulit sebelum rontok.

3. Rambut Rontok Secara Tiba-Tiba

Terkadang rambut bisa rontok secara tiba-tiba, terutama jika Anda baru saja mengalami peristiwa yang mengguncang fisik dan jiwa. Biasanya rambut akan rontok ketika Anda menyisir rambut atau keramas.

4. Adanya Bercak Bersisik di Kulit Kepala

Munculnya bercak putih atau kurap di kepala juga bisa menjadi tanda rambut rontok. Terkadang bintik merah ini disertai dengan rambut patah, bengkak, kemerahan, dan mengeluarkan cairan.

 

Baca Juga 7 Cara Ampuh Mengatasi Kulit Kering

 

Diagnosis

Untuk melakukan diagnosis Alopecia areata, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Lalu bertanya tentang pola makan, rutinitas perawatan rambut yang dijalani, serta riwayat kesehatan Anda dan keluarga.

Selain itu, Anda juga akan menjalani beberapa tes berikut.

  • Tes tarik. Dokter akan menarik sejumput rambut untuk melihat seberapa banyak yang akan rontok. Jika ada lebih dari enam helai rambut, berarti Anda mengalami kerontokan rambut aktif.
  • Tes kartu. Dokter akan menempelkan kartu ke kulit di bagian rambut yang rontok. Ini guna melihat helai rambut kecil yang patah atau rontok. Rambut kecil tersebut akan menempel di kartu atau kain flanel yang ditempelkan ke rambut.
  • Biopsi kulit kepala. Dokter akan mengambil sampel dari kulit atau rambut yang dicabut untuk memeriksa akar rambut dengan mikroskop. Pemeriksaan ini dapat membantu menemukan penyebab rambut rontok.
  • Mikroskop cahaya. Dokter akan memeriksa pangkal rambut dengan alat khusus yang bernama mikroskop cahaya. Alat ini berguna untuk mengungkap kemungkinan gangguan yang ada di batang rambut.
  • Tes darah. Dokter akan mengambil sampel darah Anda lalu akan diuji di laboratorium. Tes ini bertujuan untuk melihat apakah ada kondisi lain yang menyebabkan rambut rontok. Misalnya kekurangan zat besi di dalam darah atau adanya penyakit tiroid.

Pengobatan dan Penanganan

Kerontokan rambut memang tidak bisa disembuhkan secara permanen, tetapi terapi dan penanganan yang dilakukan dapat memperlambat kerontokan. Juga berguna untuk menumbuhkan kembali rambut yang telah rontok. Berikut beberapa terapi dan pengobatan untuk menanganinya.

1. Pengobatan

Apabila rambut rontok disebabkan oleh suatu penyakit, tentu pengobatan perlu dilakukan. Berikut beberapa obat yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi kerontokan rambut.

  • Minoxidil (Rogaine). Anda bisa menggunakan produk seperti sampo yang mengandung minoxidil untuk mengatasi rambut rontok. Produk ini dijual bebas dan dapat membantu memperlambat serta menumbuhkan kembali rambut.
  • Finasteride (Propecia). Dokter mungkin akan meresepkan obat ini untuk mengatasi rambut rontok pada pria. Obat dengan bentuk pil ini perlu diminum setiap hari untuk memperlambat kerontokan dan membantu menumbuhkan rambut.
  • Kortikosteroid. Pengobatan steroid topikal dalam bentuk krim, lotion, atau shampoo mungkin akan disarankan oleh dokter untuk kerontokan topikal. Perawatan Alopecia areata ini dapat membantu mengurangi inflamasi dari penyakit autoimun yang menyerang folikel rambut.
  • Penghambat Janus Kinase (JAK). Obat oral ini menjadi terobosan terbaru dalam pengobatan Alopecia Areata. Olumiant (baricitinib) adalah satu-satunya obat penghambat JAK yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan alopecia parah. Walaupun efektif, obat ini hadir dengan peringatan komplikasi serius meski jarang terjadi.
  • Obat lainnya. Dokter mungkin juga akan menyarankan obat lain untuk mengatasi rambut rontok seperti spironolactone (Carospir dan Aldactone), oral dutasteride (Avodart), dan anthralin.

Namun, jika Anda mengalami kerontokan rambut karena mengkonsumsi obat tertentu, dokter mungkin akan menyarankan untuk berhenti meminumnya dalam beberapa bulan.

2. Terapi Laser

Penanganan rambut rontok selanjutnya yakni dengan terapi laser. Terapi laser tingkat rendah telah disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengatasi masalah rambut rontok akibat genetik untuk pria dan wanita. Hal ini karena dalam beberapa penelitian kecil ditemukan bahwa terapi laser dapat meningkatkan kepadatan rambut.

3. Operasi Transplantasi Rambut

Bila Anda mengalami kerontokan rambut permanen, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan operasi transplantasi rambut. Transplantasi ini dapat mengembalikan atau memperkuat sisa rambut yang masih ada di kepala.

Selama prosedur operasi, ahli bedah kosmetik akan memindahkan rambut dari area yang masih lebat ke tempat yang mengalami kebotakan. Anda mungkin memerlukan beberapa kali operasi untuk mendapatkan efek atau penampilan rambut yang diinginkan.

4. Perubahan Gaya Hidup

Selain pengobatan dan terapi, Anda juga perlu melakukan perubahan gaya hidup. Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi kerontokan rambut, terutama yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan perubahan berat badan ekstrem. Berikut beberapa gaya hidup sehat yang mungkin bisa Anda terapkan di rumah.

  • Mengonsumsi makanan yang memiliki gizi seimbang.
  • Sebaiknya Anda tidak melakukan diet ekstrem yang dapat menyebabkan penurunan berat badan secara drastis. Sebab, ini bisa menyebabkan rambut rontok secara tiba-tiba.
  • Meluangkan waktu untuk me-time atau bersantai guna mengurangi stres akibat pekerjaan atau masalah lainnya.
  • Menggunakan topi, syal, wig, atau kerudung untuk melindungi rambut dari paparan sinar matahari.

 

Baca Juga Transplantasi Rambut: Prosedur dan Estimasi Biaya [2024]

 

Komplikasi

Alopecia areata bukanlah penyakit yang berbahaya, kecuali jika kerontokan rambut disebabkan oleh faktor lain seperti pengobatan untuk kanker. Juga karena faktor penyakit seperti hipotiroidisme atau lupus. Jika diakibatkan oleh faktor penyakit tersebut, komplikasinya akan sama dengan penyakit yang mendasarinya.

Komplikasi yang sering dikaitkan dengan Alopecia areata adalah gangguan kecemasan dan depresi. Sebab, kerontokan rambut parah dapat membuat orang semakin stress dan rendah diri. Selain itu, Alopecia areata akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kulit dan penyakit yang dapat mengiritasi mata, hidung, dan telinga.

Pertanyaan Umum Mengenai Rambut Rontok

Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang populer tentang alopecia yang mungkin akan membantu Anda semakin memahami masalah kerontokan rambut.

Apa obat alami mengatasi rambut rontok?

Berikut ini beberapa bahan alami untuk mengatasi rambut rontok:

  • Bawang merah. Kandungan sulfur yang ada di dalam bawang merah dapat membantu pertumbuhan rambut. Anda bisa menggunakan bawang merah sebagai obat topikal dengan menghancurkannya, lalu mengoleskan di area kebotakan 2 kali sehari.
  • Makanan yang mengandung zat besi. Anda bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan zat besi seperti ayam, ikan, tahu, dan brokoli. Makanan ini dapat membantu mencegah kerontokan rambut akibat kekurangan zat besi dalam darah.
  • Aloe vera. Lidah buaya telah lama digunakan sebagai alternatif pengobatan untuk rambut rontok. Penggunaan gel dengan kandungan aloe vera pada rambut dapat mengurangi ketombe dan membuka sumbatan pada folikel akibat minyak berlebih.
  • Minyak kelapa. Kandungan asam lemak pada minyak kelapa dapat mencegah protein di dalam rambut menghilang.
  • Minyak ikan yang mengandung asam lemak omega-3 dapat membantu memperbaiki rambut dari dalam. Juga dapat meningkatkan kepadatan rambut dan mengurangi kerontokan.
  • Ginseng dapat membantu meningkatkan pertumbuhan rambut serta merangsang folikel.
  • Minyak rosemary dan geranium, kedua minyak esensial ini dapat membantu pertumbuhan rambut, meningkatkan sirkulasi, serta mengurangi kerontokan rambut.
  • Lemon. Jus lemon atau minyak lemon yang dioleskan ke kulit kepala dapat membantu meningkatkan kualitas dan pertumbuhan rambut.

Bolehkah rambut rontok disisir?

Boleh. Namun, jangan terlalu sering menyisir rambut jika Anda memiliki masalah kerontokan. Sebab, menyisir rambut dapat meningkatkan potensi kerontokan.

Bolehkah rambut rontok dicat?

Sebaiknya hindari untuk mengecat atau mewarnai rambut jika Anda memiliki masalah kerontokan. Sebab, semakin sering Anda mewarnai rambut, maka akan semakin tinggi potensi kerontokan. Hal ini karena bahan kimia yang ada di pewarna atau cat dapat merusak rambut.

Selain itu, proses pewarnaan rambut membutuhkan banyak penyisiran dan penggosokan. Di mana juga dapat membuat rambut semakin rontok.

Apakah Anda saat ini sedang mengalami masalah rambut rontok dan bingung mencari solusi yang efektif? Jangan khawatir, kini Kavacare hadir dengan layanan telekonsultasi yang dapat diakses secara online melalui WhatsApp 0811-1446-777. Dokter kami akan membantu Anda untuk menemukan solusi yang tepat dalam menangani masalah rambut rontok.

Referensi:

  1. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Alopecia Areata Basics. Diakses pada 30 Agustus 202 dari https://www.niams.nih.gov/health-topics/alopecia-areata 
  2. National Alopecia Areata Foundation. Alopecia Areata. Diakses pada 30 Agustus 2023 dari https://www.naaf.org/alopecia-areata/
  3. Mayo Clinic.Hair Loss. Diakses pada 30 Agustus 2023 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hair-loss/symptoms-causes/syc-20372926
  4. Cherney, Kristeen. Whats Is Alopecia Areata? Symptomps, Causes, Diagnosis, and Treatment. Diakses pada 30 Agustus 2023 dari https://www.everydayhealth.com/hair-loss/what-is-alopecia-areata-symptoms-causes-diagnosis-and-treatment/
  5. Pratt, C. H., King, L. E., Jr, Messenger, A. G., Christiano, A. M., & Sundberg, J. P. (2017). Alopecia areata. Nature reviews. Disease primers, 3, 17011. https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.11 
  6. Booth, Stephanie. 2022. Natural Treatments for hair Lossi. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://www.webmd.com/men/ss/slideshow-mens-body-problems 
  7. Cronkleton, Emily dan Lindsay Boyers. 2023. 10 Natural Hair Treatment Tips for Hair Growth. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://www.healthline.com/health/regrow-hair-naturally#natural-alternatives 
  8. Kiderman, A., Gur, I., & Ever-Hadani, P. (2009). The effect of brushing on hair loss in women. The Journal of dermatological treatment, 20(3), 152–155. https://doi.org/10.1080/09546630802512661 
  9. Walk-in Dermatology. 2021. Will Hair Dye Cause my Hair to Fall Out?. Diakses pada 31 Agustus 2023 dari https://walkindermatology.com/will-hair-dye-cause-my-hair-to-fall-out/#:~:text=The%20reality%20is%2C%20the%20more,cause%20some%20of%20the%20damage.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare