Gangguan Keseimbangan Nilai Gula Darah

Gangguan Keseimbangan Nilai Gula Darah

Share

Diabetes adalah penyakit kronis yang masuk daftar 10 besar penyakit paling mematikan secara global menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya mengalami diabetes sampai muncul gejala atau bahkan komplikasinya. Pengidap diabetes umumnya mengalami hipoglikemia (kadar/nilai gula darah rendah) atau hiperglikemia (kadar/nilai gula darah tinggi). Karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan asupan gula sehari-hari baik dalam bentuk makanan maupun minuman.

Apa Itu Gangguan Toleransi Glukosa?

Gangguan toleransi glukosa atau impaired glucose tolerance adalah kondisi ketika insulin mulai tak dapat mengelola gula dalam tubuh secara efektif sehingga nilai gula darah lebih tinggi daripada nilai normal. Insulin adalah hormon yang berfungsi menyerap glukosa dalam tubuh sehingga nilai gula darah tetap seimbang. Jika seseorang mengalami gangguan toleransi glukosa, ada risiko tinggi kondisi itu berkembang menjadi diabetes.

Hasil gula darah puasa dan gula darah setelah tes akan memberikan gambaran apakah ada gangguan dalam proses metabolisme gula.

Kadar normal HbA1c adalah di bawah 5,7%. Anda dinyatakan mengalami gangguan toleransi glukosa bila jumlah HbA1c hasil tes 5,7–6,4%. Sedangkan jika hasilnya 6,5% atau lebih, berarti Anda sudah terkena diabetes.

Nilai Gula Darah Tidak Normal: Hiperglikemia dan Hipoglikemia?

Orang yang mengalami gangguan toleransi glukosa harus segera mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat agar kadar gula darahnya terkendali dan tidak menjadi pengidap diabetes. Saat menderita diabetes, kadar gula darah akan lebih sulit dikendalikan. Seorang pengidap diabetes bisa mengalami hiperglikemia, hipoglikemia, atau keduanya secara bergantian karena kadar gula darah naik-turun.

 

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kadar Gula Darah Normal

 

Hiperglikemia atau Nilai Gula Darah Tinggi

Adalah kondisi ketika kadar gula darah sangat tinggi (lebih da Hiperglikemia bisa mengakibatkan gangguan penurunan kesadaran, infeksi berulang, dan penurunan berat badan. Gejala hiperglikemia antara lain:

  • Kulit dan mulut kering
  • Kerap kehausan
  • Sering buang air kecil
  • Penglihatan kabur
  • Bau napas tidak sedap
  • Napas sering terengah-engah
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Kebingungan
  • Kecapekan

Hipoglikemia atau Nilai Gula Darah Rendah

Adalah kondisi saat kadar gula darah sangat rendah (kurang dari 60 mg/dl). Hipoglikemia bisa menyebabkan penderitanya tak jelas saat berbicara, kejang, dan kehilangan kesadaran. Gejala hipoglikemia di antaranya:

  • Kecapekan
  • Jantung berdebar-debar
  • Kulit pucat
  • Pandangan kabur
  • Keringat dingin berlebih
  • Tangan gemetar
  • Kecemasan
  • Sering mengantuk

Berbagai Macam Obat yang Mempengaruhi Nilai Gula Darah

Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kondisi atau penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi, penyakit obstruktif paru kronis, dan depresi, bisa mempengaruhi kadar gula darah. Termasuk obat yang dijual bebas di apotek, toko obat, atau warung.

Contoh obat yang bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi:

  • Antibiotik
  • Antidepresan (obat depresi)
  • Kortikosteroid (obat peradangan)
  • Dilantin (obat epilepsi)
  • Obat jantung dan tekanan darah (amiodarone, calcium channel blocker, beta blocker, diuretik)
  • Kontrasepsi oral (pil KB)
  • Niasin (penurun kolesterol)
  • Protease inhibitor (ritonavir, obat AIDS)

Contoh obat yang bisa menurunkan kadar gula darah:

  • Antibiotik
  • Alkohol (jumlah berlebih akut)
  • Aspirin dan salisilat lain dalam dosis yang lebih besar
  • Obat jantung dan tekanan darah (ACE inhibitor, beta blocker)
  • Kina
  • Asetominofen penurun demam, terutama dalam dosis lebih besar

 

Baca Juga: Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS): Fungsi dan Penggunaan

 

Peran Caregiver dan Tenaga Kesehatan untuk Membantu Lansia yang Nilai Gula Darahnya Tidak Stabil

Bagi penderita diabetes, tidak terkendalinya kadar gula darah bisa mengakibatkan ketoasidosis, yakni komplikasi serius diabetes yang terjadi ketika darah menjadi asam karena tubuh tidak bisa memproduksi insulin yang memadai. Komplikasi ini lebih sering terjadi pada pengidap diabetes tipe 1, tapi bukan berarti penderita diabetes tipe 2 mustahil mengalaminya.

Ketoasidosis memerlukan penanganan medis karena bisa menyebabkan komplikasi yang lebih parah dan bahkan kematian. Komplikasi yang bisa muncul antara lain penumpukan cairan di otak, henti jantung (jantung berhenti berdetak), dan gagal ginjal.

Selain ketoasidosis, komplikasi diabetes termasuk:

  • Penyakit mata (termasuk kebutaan) akibat perubahan kadar cairan, pembengkakan jaringan, dan kerusakan pembuluh darah
  • Masalah kaki karena kerusakan saraf dan menurunnya aliran darah ke kaki
  • Penyakit gigi dan gusi akibat berkembangnya bakteri karena jumlah gula darah yang tinggi dalam air liur
  • Penyakit kardiovaskuler, termasuk penyakit jantung dan stroke
  • Penyakit ginjal
  • Kerusakan saraf dan pembuluh darah kecil
  • Gangguan fungsi seksual
  • Infeksi kulit

Banyaknya risiko komplikasi diabetes dapat diatasi dengan perawatan oleh caregiver dan tenaga kesehatan tanpa perlu menjalani rawat inap di rumah sakit. Perawat yang terlatih dan profesional berperan memantau kadar gula darah untuk membantu mengendalikan diabetes lewat penerapan pola hidup sehat dan pengobatan yang tepat. Pengendalian gula darah adalah kunci untuk mencegah timbulnya komplikasi diabetes.

Bagaimana Mencegah Komplikasi Diabetes

Untuk mencegah komplikasi diabetes, hal pertama yang penting adalah adanya tekad kuat dari pasien. Dengan adanya tekad, langkah selanjutnya akan lebih mudah. Pasien bisa mengambil langkah berikut ini untuk mencegah komplikasi diabetes:

  • Menerapkan diet gizi seimbang dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur serta mengurangi makanan asin, manis, dan berlemak. Bila perlu, berkonsultasilah dengan ahli gizi untuk menjaga keseimbangan nilai gula darah
  • Mempraktikkan gaya hidup aktif, antara lain dengan berolahraga secara rutin
  • Memeriksakan mata secara teratur untuk mengantisipasi gejala gangguan penglihatan
  • Rutin cek kadar gula darah di klinik atau rumah sakit
  • Minum obat diabetes sesuai dengan resep dokter
  • Waspadai gejala komplikasi pada kaki, seperti kesemutan, luka, dan hilangnya sensasi
  • Jika ada masalah kulit, temui dokter kulit untuk berkonsultasi
  • Rajin menyikat gigi minimal dua kali sehari

 

Baca Juga: Mengenal Macam-Macam Luka Diabetes

 

Diabetes adalah penyakit serius yang bisa dicegah dan dikendalikan. Bila ada anggota keluarga Anda yang mengidap diabetes, risiko Anda terkena penyakit yang sama lebih besar. Karena itu, langkah pencegahan dan pengendalian harus dimulai sedini mungkin agar kualitas hidup tak terganggu akibat diabetes dan komplikasinya.

Hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777 untuk mendapatkan layanan konsultasi ahli gizi, atau kunjungan dokter ke rumah serta layanan homecare lainnya.

 

Sumber:

  1. What Does It Mean to Have Dysglycemia and How’s It Treated?. https://www.healthline.com/health/dysglycemia. Diakses 10 Mei 2022
  2. Akurasi Pemeriksaan HbA1c dalam Mendeteksi Gangguan Toleransi Glukosa pada Anak dan Remaja Obes dengan Riwayat Orang Tua DM Tipe 2. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/128. Diakses 10 Mei 2022
  3. 443 Drugs That Can Affect Blood Glucose Levels. https://www.diabetesincontrol.com/drugs-that-can-affect-blood-glucose-levels/. Diakses 10 Mei 2022
  4. Diabetic ketoacidosis. https://medlineplus.gov/ency/article/000320.htm. Diakses 10 Mei 2022
  5. Impaired Glucose Tolerance and Impaired Fasting Glucose. https://www.aafp.org/afp/2004/0415/p1961.html. Diakses 10 Mei 2022
  6. Diabetes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/symptoms-causes/syc-20371444. Diakses 10 Mei 2022
  7. Complications of diabetes. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/complications. Diakses 10 Mei 2022
  8. Diabetes knowledge, risk perception, and quality of life among South Asian caregivers in young adulthood. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7654120/. Diakses 10 Mei 2022
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare