Penyakit Hepatitis B: Penyebab dan Gejalanya

Penyakit Hepatitis B: Penyebab dan Gejalanya

Share

Merebaknya penyakit hepatitis misterius di Indonesia belakangan ini banyak jadi perbincangan. Beberapa mempertanyakan apakah berkaitan dengan penyakit Hepatitis B? Data terakhir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ditemukan 18 kasus hepatitis misterius. Walau tengah ditelusuri terkait hepatitis misterius, sebenarnya hepatitis bukan penyakit asing.

Penyakit hepatitis secara umum dikenal sebagai penyakit yang menyerang organ hati atau liver. Di Indonesia, prevalensi hepatitis masih tergolong tinggi. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI mencatat, hingga tahun 2015 ada 2,9 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis.

Tanpa penanganan yang baik, penyakit ini dapat menjadi hepatitis akut. Kondisi akut hepatitis memicu komplikasi berbahaya. Jika telat diobati, nyawa penderita hepatitis pun dapat terancam.

Salah satu yang paling umum menyebar di Indonesia adalah jenis hepatitis B. Penting untuk mengenal hepatitis B seperti apa saja penyebab serta gejalanya.

Apa Itu Hepatitis B?

Secara umum penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan berbagai macam virus infeksius dan noninfeksius. Beberapa gangguan kesehatan dapat terjadi setelah terinfeksi virus hepatitis.

Ada beberapa jenis virus hepatitis, disebut dengan tipe A, B, C, D, dan E. Kelima virus ini menyebabkan penyakit hepatitis tetapi memiliki perbedaan seperti cara penularan, tingkat keparahan, penyebaran geografis, serta metode pencegahannya.

Penyakit hepatitis B termasuk infeksi hati serius yang paling banyak terjadi. Penyakit ini dianggap 100 kali lebih menular dibandingkan HIV/AIDS.

Penyebab Penyakit Hepatitis B dan Penularannya

Penyebab

Penyakit hepatitis B adalah infeksi liver yang bisa mengancam nyawa. Mengenal hepatitis B dimulai dari memahami penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B.

Lalu apakah hepatitis B menular? Perlu pemahaman tentang penularannya untuk mengenal hepatitis B. Seperti penyakit-penyakit yang disebabkan virus, hepatitis B juga dapat menular.

Virus hepatitis B dapat bertahan di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Pada masa tersebut walau virus berada di luar tubuh, masih bisa menginfeksi orang-orang yang rentan. Infeksi hepatitis B dapat terdeteksi setelah 30 – 60 hari setelah virus menginfeksi tubuh.

Berdasarkan penjelasan Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit hepatitis B bisa ditularkan melalui cairan tubuh penderitanya. Cairan-cairan tubuh yang dimaksud seperti darah, saliva, sperma, atau cairan lainnya. Maka perlu dipahami, penyakit hepatitis B bisa menular melalui:

  • Penggunaan jarum suntik secara berulang
  • Hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
  • Ketika persalinan

 

Baca Juga: Panduan Gizi Ibu Hamil

 

Penularan

Pada daerah endemik, hepatitis B paling banyak ditularkan dari ibu ke bayi ketika proses melahirkan serta melalui kontak darah yang mengandung virus. Jika menyerang di usia dini, hepatitis B berisiko menjadi penyakit kronis.

Penularan hepatitis B pada usia 5 tahun pertama kehidupan sering berkembang menjadi infeksi kronis. Sedangkan jika orang dewasa yang tertular hepatitis B, risiko perkembangan menjadi penyakit kronis lebih kecil. Namun tetap tidak menutup kemungkinan hepatitis B kronis terjadi pada kasus penularan orang dewasa.

Selain infeksi kronis, penyakit hepatitis B juga dapat berkembang menjadi infeksi hepatitis akut. Jika seseorang pertama kali terinfeksi, akan disebut sebagai infeksi akut. Kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi tidak mengalami gejala dan dapat sembuh tanpa masalah kesehatan.

Namun pada beberapa orang yang terinfeksi virus ini tidak sembuh setelah 6 bulan. Jika 6 bulan virus hepatitis B masih menginfeksi, maka kondisi ini disebut sebagai infeksi kronis hepatitis B.

Gejala Penyakit Hepatitis B

Mengenal hepatitis B dan karakternya, tidak semudah itu mendeteksi gejala hepatitis B. Bahkan kondisi ini sering disebut sebagai ‘infeksi sunyi’ karena kebanyakan penderita hepatitis B tidak memperlihatkan gejala setelah terinfeksi. Ini menyebabkan penularan hepatitis B sulit pula terdeteksi.

Khususnya pada penderita hepatitis akut. Infeksi hepatitis B akut dapat terjadi hingga 6 bulan dengan atau tanpa gejala.

Gejala Umum Penyakit Hepatitis B

Namun ada beberapa gejala umum hepatitis B yang bisa diwaspadai, yaitu:

  • Demam, kelelahan, nyeri otot atau sendi
  • Hilang nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Feses berwarna pucat
  • Air kencing berwarna pekat seperti teh

Gejala Penyakit Hepatitis B yang Perlu Penanganan Segera

Sedangkan gejala hepatitis B yang terbilang serius dan membutuhkan penanganan segera, yaitu:

  • Mual parah disertai muntah-muntah
  • Mata dan kulit kuning (sakit kuning)
  • Perut kembung atau membuncit

Dianjurkan tidak perlu menunggu hingga mengalami gejala-gejala penyakit hepatitis B. Jika merasa berisiko tertular, sebaiknya segera periksakan diri. Diagnosis tepat penyakit hepatitis B bisa didapatkan melalui serangkaian tes medis.

 

Dapatkan Layanan: Cek Darah di Rumah

 

Komplikasi, Pengobatan, dan Pencegahan Penyakit Hepatitis B

Komplikasi

Infeksi kronis penyakit hepatitis B dapat meningkatkan risiko penderitanya mengalami penyakit mengancam nyawa. Apa yang terjadi jika hepatitis B tidak ditangani? Penanganan terlambat dapat menyebabkan komplikasi.

Komplikasi penyakit hepatitis B antara lain sirosis hati atau timbulnya jaringan parut pada hati, gagal fungsi hati, serta kanker hati.

Hepatitis B termasuk jenis yang menyebabkan penyakit kronis pada penderitanya. Di tahun 2019, diperkirakan 296 juta orang menderita penyakit hepatitis B kronis. Sedangkan angka kematian akibat hepatitis B dan komplikasinya diperkirakan mencapai 820.000 kasus.

Kasus penyakit hepatitis B paling tinggi terjadi di area Pasifik dan Afrika. Kebanyakan kasus tersebut merupakan kasus kronis.

Pengobatan

Apakah penderita hepatitis B kronis bisa sembuh? Infeksi kronis berarti kondisi ini tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikontrol. Dengan terapi yang tepat, pengidap hepatitis B kronis dapat menjalani hidup sehat dan berumur panjang.

Pengobatan hepatitis B dapat diberikan melalui perawatan intensif di rumah sakit jika dirasa perlu. Umumnya pengidap hepatitis B diminta lebih banyak beristirahat dan mengontrol gejala-gejala yang dialami.

Pasien penyakit hepatitis B yang memerlukan perawatan ekstra umumnya yang mengalami gejala parah. Misalnya mengalami muntah-muntah hebat hingga berisiko dehidrasi dan malnutrisi. Maka akan diberikan pengobatan pereda muntah. Bisa juga mendapat pengobatan pereda nyeri parah, serta penanggulangan sakit kuning yang terjadi.

Bagi pengidap hepatitis B kronis perlu melakukan kontrol rutin setiap 6 bulan atau setahun sekali. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan darah dan langkah-langkah diagnostik lainnya. Hal ini perlu untuk mengetahui apakah ada penyakit liver yang berkembang dari infeksi kronis.

Obat-obatan yang biasanya direkomendasikan untuk pengidap hepatitis B kronis seperti tenofovir atau entecavir. Obat tersebut dikonsumsi untuk menekan perkembangan virus hepatitis B. Kebanyakan pasien yang perlu mendapat perawatan hepatitis B harus menjalaninya seumur hidup.

 

Baca juga: Makanan untuk Pasien Sakit Liver: Apa yang Perlu Dihindari?

 

Pencegahan

Bagaimana mencegah penyakit hepatitis B? Penyakit ini bisa dicegah dengan efektif yaitu dengan pemberian vaksinasi.

Mengingat risiko hepatitis B kronis lebih besar terjadi pada bayi dan anak-anak, vaksin hepatitis B biasanya diberikan sesegera mungkin setelah bayi lahir. Sekitar 24 jam pasca persalinan bayi biasanya telah divaksin hepatitis. Kemudian diberikan 2 – 3 dosis susulan setelah usia bayi mencapai 4 minggu.

Pemberian vaksin hepatitis B bisa melindungi setidaknya 20 tahun setelahnya, bahkan seumur hidup. Setelah mendapatkan 3 dosis vaksin hepatitis tidak perlu pemberian booster seterusnya.

Setelah mengenal hepatitis B, tentunya kita bisa lebih waspada. Walau kebanyakan telah mendapat vaksin penyakit hepatitis B, harus tetap menjaga diri dengan baik. Hindari penggunaan jarum suntik berulang serta hubungan seksual tanpa pengaman yang berisiko menularkan hepatitis.

Jika merasa rentan tertular hepatitis B, jangan ragu untuk memeriksakan diri. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional di fasilitas kesehatan terpercaya atau layanan homecare. Kavacare melayani homecare dokter ke rumah atau homeservice medical check up. Silakan menghubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777.

 

Sumber:

  1. Hepatitis B. (2022). Hepatitis B; www.who.int. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
  2. Hepatitis. (2022). Hepatitis; www.who.int. https://www.who.int/health-topics/hepatitis
  3. Hepatitis B Foundation: Acute vs. Chronic Hepatitis B Infection. (n.d.). Hepatitis B Foundation: Acute vs. Chronic Hepatitis B Infection; www.hepb.org. Diakses 18 Juni, 2022, dari https://www.hepb.org/what-is-hepatitis-b/what-is-hepb/acute-vs-chronic/
  4. Kemenkes Temukan 18 Orang Dugaan Kasus Hepatitis Akut – Sehat Negeriku. (2022). Sehat Negeriku; sehatnegeriku.kemkes.go.id. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220513/0539829/kemenkes-temukan-18-orang-dugaan-kasus-hepatitis-akut/
  5. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Pusat Data Dan Informasi – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; pusdatin.kemkes.go.id. https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15073000001/w-a-s-p-a-d-a-2-9-juta-lebih-penduduk-indonesia-mengidap-hepatitis.html
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare