Kanker Kolorektal: Gejala dan Penanganan

Kanker Kolorektal: Gejala dan Penanganan

Share

Kanker kolorektal termasuk kanker ketiga di dunia yang paling sering dilaporkan dan keuda paling fatal di dunia. Hampir 9,4% kematian akibat kanker disebabkan oleh kanker jenis ini.

Sedangkan, di Indonesia kanker ini menempati urutan ke-3 dari kematian akibat kanker dengan jumlah penderita sebanyak 15.985 kasus pada pria dan sejumlah 11.787 kasus pada wanita.

Berikut informasi lengkap mengenai kanker kolorektal dan rekomendasi rumah sakit untuk berobat kanker.

Apa Itu Kanker Kolorektal?

Dengan banyaknya kasus kanker usus besar ini, tentu saja Anda perlu mengetahui sekilas tentang penyakit ini. Sederhananya, kanker ini bermula dari usus besar atau di rektum (bagian ujung usus besar yang mengarah pada anus.

Pertumbuhan kanker kolorektal ini terjadi mula-mula dari pertumbuhan sel-sel kanker pada dinding bagian dalam usus besar atau rektum, yang disebut polip. Polip ini dapat menjadi kanker, walaupun tidak semua selalu berakhir sebagai kanker. Hal ini tergantung pada jenis polip sendiri. Terdapat beberapa jenis polip yang perlu Anda ketahui, yaitu:

  1. Polip Adenoma (Adenomatous Polyps), jenis polip ini yang biasanya akan berubah menjadi kanker sehingga disebut juga kondisi pra kanker. 
  2. Polip Hiperplastik dan Polip Inflamatorik (Hyperplastic Polyps and Inflammatory Polyps), polip jenis ini terjadi cukup umum dan biasanya tidak akan berubah menjadi kanker. Namun, pasien dengan polip hiperplastik dengan ukuran polip yang besar, atau lebih dari 1 cm, akan membutuhkan pemeriksaan kanker kolorektal dengan kolonoskopi yang lebih rutin.
  3. Sessile Serrated Polyps (SSP) dan Traditional Serrated Adenoma (TSA), yang perlu diperlakukan sebagai adenoma karena kecenderungannya yang lebih tinggi untuk menjadi kanker.

 

Baca Juga: Rekomendasi Dokter Kanker Kolon: Prof. Dr. Art Hiranyakas

 

Jenis-Jenis Kanker Kolorektal

Sebagian kanker kolorektal adalah tipe adenokarsinoma, yaitu kanker yang tumbuh dan berkembang pada kelenjar yang terdapat pada organ-organ tubuh.

Adenokarsinoma (Adenocarcinoma)

Tumor ini berawal dari dinding bagian dalam organ internal, dalam sel-sel glandular, yaitu sel yang mengeluarkan sekresi berupa lendir. Pada kanker kolorektal, tumor ini awalnya berupa polip adenoma yang kecil, yang kemudian tumbuh menjadi tumor ganas. Kebanyakan dari kanker kolorektal berupa adenokarsinoma ini.

Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST)

Jenis kanker kolorektal ini bermula pada tumor yang tumbuh di jaringan otot pada saluran pencernaan dan justru jarang muncul di usus besar. Tumor ini bisa berupa tumor jinak yang tidak akan berkembang menjadi kanker, tetapi banyak pula yang akhirnya menjadi kanker. Ketika hal ini terjadi, mereka selanjutnya disebut dengan sarkoma.

Limfoma (Lymphoma)

Limfoma biasanya berawal pada kelenjar getah bening, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, tetapi dapat juga berawal dari usus besar atau rektum. Limfoma ini terbagi lagi menjadi Hodgkin’s lymphoma yang mempengaruhi sistem limfatik (sistem yang mengalirkan kelenjar getah bening), non-Hodgkins lymphoma yang bermula dari sistem limfatik dan limfosit (sel darah putih) tumbuh secara tidak normal, dan cutaneous t-cell lymphoma yang bermula di limfosit yang disebut T-cell atau T limfosit dan tipe ini jarang terjadi.

Karsinoid (Carcinoid)

Tipe kanker satu ini berawal dari sel-sel khusus yang memproduksi hormon di usus. Karsinoid seringkali tidak menunjukkan gejala-gejala apa pun dan biasanya diobati dengan operasi.

Turcot Syndrome

Gangguan yang jarang terjadi ini merupakan gabungan dari poliposis kolorektal, kanker usus besar, dan tumor otak. Mutasi dari berbagai gen yang berbeda ditemukan pada pasien pengidap turcot syndrome, termasuk mutasi gen APC (yang mencegah tumor), MLH1 (menjaga replikasi DNA), dan MSH2 (memproduksi protein untuk perbaikan DNA). Karena inilah sindrom turcot dianggap sebagai heterogen yang bersifat genetik.

Peutz-Jeghers Syndrome (PJS)

Sindrom ini ditandai dengan beberapa karakteristik, yaitu terdapatnya bercak gelap berwarna biru atau cokelat di sekitar atau di dalam mulut, termasuk bibir, dan di sekitar mata, cuping hidung, dan anus, kadang muncul pula di jari, lalu beberapa polip di saluran gastrointestinal.

Sindrom Peutz-Jeghers ini meningkatkan risiko tumor jinak pada ovarium dan testis, risiko kanker perut, kerongkongan, payudara, usus besar, dan pankreas. Penyebab gangguan ini adalah mutasi dari gen pada kromosom 19 yang disebut STK11 yang berfungsi sebagai gen yang menekan pertumbuhan tumor.

Familial Colorectal Cancer (FCC)

Pasien pengidap tipe kanker kolorektal ini mempunyai anggota keluarga dengan kanker kolorektal pula sehingga dapat disimpulkan bahwa kanker ini bersifat turunan dari keluarga.

Poliposis Gastrointestinal Remaja (Juvenile Polyposis Coli)

Jenis kanker kolorektal ini juga termasuk pada kelompok yang merupakan turunan dari keluarga, yang menyebabkan mutasi pada berbagai gen-gen yang rentan terserang kanker. Gejala-gejalanya dapat berupa diare, hemoragi atau perdarahan, dan protein-losing enteropathy (albumin dan zat-zat kaya protein bocor ke dalam usus).

Gejala Kanker Kolorektal

Gejala-gejala kanker kolorektal ini mungkin dapat menimbulkan rasa tidak nyaman untuk dibicarakan karena menyangkut kebiasaan buang air Anda, tetapi hal ini dapat menyelamatkan hidup Anda. Gejala-gejala paling umum pada kanker kolorektal adalah:

  • Perubahan yang konstan pada kebiasaan buang air, seperti diare, konstipasi, atau perubahan pada konsistensi buang air;
  • Perdarahan pada rektum atau darah di kotoran;
  • Rasa tidak nyaman pada abdomen (perut) yang terus-menerus, seperti kejang, kembung, atau rasa sakit;
  • Buang air yang terasa tidak tuntas;
  • Rasa mudah lemas atau fatigue;
  • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
  • Pada stadium awal penyakit ini, kanker kolorektal bisa jadi tidak menunjukkan gejala apa pun dan ketika perdarahan mulai terjadi, kanker mungkin sudah tidak bisa lagi disembuhkan.

 

Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Deteksi Dini Kanker

 

Penyebab Kanker Kolorektal

Kanker ini terjadi akibat perubahan pada DNA dalam sel-sel tubuh. Mutasi atau perubahan DNA dalam tubuh mengakibatkan tubuh menghasilkan gen-gen tumor, atau gen-gen yang dapat mengubah sel menjadi sel tumor, atau mematikan gen-gen yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan tumor.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal pada seseorang, yaitu:

  1. Riwayat medis dan riwayat hidup seseorang. Pria ditemukan lebih banyak mengidap kanker jenis ini dibandingkan wanita dan kebanyakan kasus kanker kolorektal terjadi pada pasien berusia lebih dari 50 tahun. Kelompok ras tertentu, seperti ras Afrika-Amerika dan Askenavi Yahudi (Yahudi dari Eropa Timur) juga dilaporkan lebih banyak terkena kanker ini. 
  2. Riwayat keluarga, di mana pasien dengan riwayat keluarga yang menderita kanker kolorektal mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena kanker ini.
  3. Pengobatan dan hormon, di mana aspirin dan non steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) lainnya berhubungan dengan faktor terjadinya kanker jenis ini. Terapi pergantian hormon pasca menopause, seperti terapi hormon estrogen, juga menjadi salah satu faktor risiko kanker ini, termasuk kematian akibat kanker dan kematian akibat penyakit lainnya.
  4. Orang-orang dengan pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang beraktivitas secara fisik, obesitas, konsumsi alkohol berlebih, dan merokok.

Komplikasi pada Kanker Kolorektal

Berikut komplikasi yang paling umum terjadi pada kanker kolorektal:

  1. Perlengketan usus dan penyumbatan usus kecil, termasuk komplikasi yang paling terjadi setelah operasi dengan teknik laparoskopi.
  2. Trombosis, yaitu penyumbatan pembuluh darah akibat penggumpalan darah. Kondisi ini terjadi sekitar 2,5% dari seluruh kasus pasien penderita kanker kolorektal pasca operasi.
  3. Infeksi luka operasi. Infeksi pasca operasi kanker kolorektal ini terjadi lebih sering empat kali lipat daripada operasi abdomen yang lain.
  4. Metastasis lokasi port (Port-site Metastases), atau tumor kembali tumbuh pada dinding abdomen di lokasi tempat operasi laparoskopi.
  5. Kebocoran anastomosis, yaitu kegagalan operasi dimana isi dari dua saluran tubuh yang disambungkan mengalami kebocoran dan komplikasi ini sering dilaporkan menyebabkan kematian atau masalah yang berkepanjangan.
  6. Ileus atau kegagalan peran dari gerak peristaltik (gerakan otot secara tak sadar) pada usus akibat operasi dan anestesi yang dilakukan pada operasi kolorektal. Kondisi ini dapat menyebabkan mual dan muntah, rasa sakit, dan kegagalan asupan makan.
  7. Iskemia usus, atau penyumbatan pembuluh darah arteri pada usus yang menyebabkan aliran darah menuju usus berkurang.

Pertanyaan Seputar Kanker Kolorektal

Apakah Kanker Kolorektal Harus Dioperasi?

Kanker kolorektal dapat diobati dengan cara operasi, tetapi pengobatan untuk kanker ini tidak selalu harus dengan cara dioperasi. Pengobatan kanker kolorektal termasuk terapi radiasi, ablasi (penghancuran sel kanker) dan embolisasi (menyuntikkan zat penghambat aliran darah ke tumor), kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.

  1. Kemoterapi, termasuk neoadjuvant chemotherapy (kemoterapi sebelum pengobatan utama yang biasanya adalah operasi), adjuvant chemotherapy setelah operasi radikal, dan palliative chemotherapy (kemoterapi yang diberikan ketika kanker menyebar dan kemoterapi tidak lagi digunakan).
  2. Radioterapi, termasuk preoperative radiotherapy, preoperative concurrent chemoradiotherapy (pemberian radioterapi dan kemoterapi secara bersamaan), dan postoperative concurrent chemoradiotherapy yang digabungkan dengan adjuvant chemotherapy.
  3. Pemberian terapi lain, seperti hipertermia (terapi panas) yang digabungkan dengan kemoterapi atau radioterapi, biotherapy (terapi berbasis makhluk hidup, seperti belatung), obat-obatan tradisional Cina, cryotherapy (terapi dengan cara pembekuan jaringan) lokal, radiofrequency therapy (terapi dengan elektromagnetik), dan palliative care (perawatan paliatif dimana perawatan dilakukan dengan memaksimalkan kualitas hidup pasien yang tidak bisa sembuh).

Bagaimana Mencegah Kanker Kolorektal?

Penyebab kanker tidak diketahui dengan jelas, tetapi Anda dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:

  • Konsumsi buah dan sayuran segar, makanan kaya akan serat kasar, makanan yang kaya mineral dan nutrisi lain, seperti kalsium, magnesium, dan vitamin D;
  • Mengatur pola hidup sehat, seperti berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, melakukan olahraga secara teratur, dan menjaga berat badan ideal;
  • Pengobatan tumor kolorektal, seperti polip, adenoma, kolitis ulseratif (radang usus besar), dan penyakit Crohn (radang pada lapisan dinding sistem pencernaan);
  • Pemeriksaan secara teratur untuk mencegah berkembangnya kanker kolorektal.

Berapa Lama Perkembangan Kanker Kolorektal?

Sebuah studi menemukan bahwa perkembangan polip menjadi karsinoma dengan stadium lanjut yang lebih berbahaya membutuhkan waktu hingga 17 tahun. Namun, apabila tumor berkembang menjadi karsinoma dengan kemampuan untuk menyebar, maka penyebaran tersebut akan berlangsung cepat.

Perubahan ini terjadi dalam kurun waktu sekitar dua tahun sebelum mutasi lain berkembang. Namun, kanker bisa dicegah dengan pengangkatan polip sejak dini.

 

Baca Juga: Daftar Rumah Sakit Kanker Terbaik di Indonesia dan Luar Negeri

 

Di Mana Bisa Melakukan Pengobatan Kanker Kolorektal?

Bagi Anda yang mencari rumah sakit terbaik untuk melakukan pengobatan kanker, terutama kanker kolorektal, berikut daftar beberapa rekomendasi rumah sakit di dalam dan luar negeri:

Rumah Sakit Dalam Negeri:

  1. Primaya Hospital
  2. Rumah Sakit Kanker Dharmais
  3. Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi
  4. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Rumah Sakit di Luar Negeri:

  1. Island Hospital Penang, Malaysia
  2. Mount Miriam Hospital, Malaysia
  3. Sunway Medical Centre, Malaysia
  4. Mount Elizabeth Orchard, Singapura
  5. International Cancer Specialist (ICS), Singapura
  6. Bangkok Hospital, Thailand
  7. Samitivej Sukhumvit Hospital, Thailand
  8. Asan Medical Centre, Korea Selatan
  9. St. Luke’s International Hospital, Jepang

Apabila Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai kanker kolorektal dan pengobatannya, Anda bisa berkonsultasi dengan Konsultan Medis Kavacare x LinkSehat.

Konsultasikan secara gratis seputar rumah sakit untuk tujuan berobat, dokter terbaik, hingga perhitungan estimasi biaya berobat yang sesuai budget Anda. Hubungi kami di nomor Whatsapp 0857-8000-8707 untuk mulai sesi konsultasi gratis Anda sekarang!

 Sumber:

  1. Colorectal Cancer. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4874655/ diakses pada tanggal 5 februari 2023
  2. Colorectal Cancer Basics. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cutaneous-t-cell-lymphoma/symptoms-causes/syc-20351056#:~:text=Overview,make%20them%20attack%20the%20skin. diakses pada tanggal 5 februari 2023
  3. Colon Cancer Diet: Navigating Nutritional Challenges During Treatment. https://www.cancercenter.com/community/blog/2021/05/colon-cancer-diet diakses pada tanggal 5 februari 2023
  4. Colon Cancer’s Potential for Metastasis Determined Early. https://www.hhmi.org/news/colon-cancers-potential-metastasis-determined-early diakses pada tanggal 5 februari 2023
  5. Colon Cancer Risk Factors. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/colon-cancer/colon-cancer-risk-factors diakses pada tanggal 5 februari 2023
  6. Faktor Risiko Kejadian Kanker Kolorektal di RSUP Dr.M.Djamil tahun 2019. http://scholar.unand.ac.id/52753/2/BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 5 februari 2023
  7. Hodgkin’s Lymphoma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hodgkins-lymphoma/symptoms-causes/syc-20352646#:~:text=Hodgkin’s%20lymphoma%20is%20a%20type,and%20growths%20throughout%20the%20body. diakses pada tanggal 5 februari 2023
  8. Non-Hodgkin’s Lymphoma. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/non-hodgkins-lymphoma/symptoms-causes/syc-20375680#:~:text=Non%2DHodgkin’s%20lymphoma%20is%20a,(tumors)%20throughout%20the%20body. diakses pada tanggal 5 februari 2023
  9. Tubulovillous Adenoma. https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/tubulovillous-adenoma diakses pada tanggal 5 februari 2023
  10. Villous Adenoma. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470272/ diakses pada tanggal 5 februari 2023
  11. What Is Colorectal Cancer?  https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/about/what-is-colorectal-cancer.html diakses pada tanggal 5 februari 2023
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare