Prosedur Pap Smear untuk Deteksi Kanker Serviks

Prosedur Pap Smear untuk Deteksi Kanker Serviks

Share

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 570.000 perempuan di dunia didiagnosis kanker serviks dan terdapat 311.000 kasus kematian akibat kanker serviks.

Salah satu pencegahan langkah pencegahan kanker serviks adalah skrining atau deteksi dini. Untuk kanker serviks, metode skrining yang dilakukan adalah pap smear.

Memperingati bulan kesadaran kesehatan serviks yang jatuh pada bulan Januari, berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare seputar persiapan dan prosedur pap smear.

Apa Itu Pap Smear?

Pap smear atau tes penanda adalah prosedur skrining kanker serviks. Dengan dilakukannya prosedur ini, dapat ditemukan sel-sel prakanker atau sel kanker yang mungkin terdapat pada serviks.

Untuk memeriksa keberadaan sel-sel kanker tersebut, akan diambil sampel dari leher rahim. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk menemukan apakah ada perkembangan abnormal yang mengarah pada kanker.

Kapan Membutuhkan Pap Smear?

Umumnya, prosedur pap smear direkomendasikan untuk rutin dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk perempuan berusia 21 – 65 tahun. Perempuan berusia 30 tahun atau lebih dapat melakukan tindakan ini setiap 5 tahun sekali jika dikombinasikan dengan tes HPV.

Namun dokter akan merekomendasikan tindakan ini dilakukan rutin tanpa pertimbangan usia jika terdapat faktor risiko seperti:

  • Terinfeksi HIV
  • Memiliki sistem imun lemah karena transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan kortikosteroid terus menerus
  • Riwayat merokok
  • Pernah mendapat diagnosis adanya sel prakanker
  • Terpapar diethylstilbestrol (DES) saat masih dalam kandungan
  • Adanya riwayat kanker serviks di dalam keluarga.

 

Baca Juga: Mengenal Penyakit Kanker Serviks

 

Manfaat Pap Smear

Pap smear dapat membantu mendeteksi kanker lebih awal, sehingga meningkatkan peluang efektivitas pengobatan, lebih besar pula peluang pasien bebas kanker nantinya, selain itu mencegah semakin beratnya kanker karena keterlambatan penanganan.

Melakukan tindakan ini juga dapat mendeteksi indikasi perubahan mengarah pada kanker yang mungkin terjadi pada sel-sel serviks. Deteksi dini perubahan tersebut adalah langkah awal mencegah pertumbuhan kanker serviks.

Hasil pap smear tergolong akurat. Prosedur ini memiliki rentang sensitivitas sebesar 30 – 87% dan spesifisitas sebesar 86 – 100%. Rutin melakukan skrining dengan pap smear dapat menurunkan risiko kanker serviks dan kematian akibat kanker setidaknya hingga 80%.

Persiapan Sebelum Pap Smear

Prosedur pap smear mungkin akan terasa tidak nyaman, tapi biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Rasa tidak nyaman ini bisa dikurangi dengan buang air kecil sebelum tes dilakukan untuk memastikan kandung kemih kosong. Usahakan Anda tidak tegang ketika tes, tarik napas dalam-dalam, dan rilekskan otot-otot.

Biasanya sebelum tes, dokter atau perawat akan menanyakan beberapa hal berikut:

  • Apakah Anda sedang hamil?
  • Jenis kontrasepsi apa yang digunakan?
  • Obat apa yang sedang dikonsumsi?
  • Apakah Anda merokok?
  • Kapan haid terakhir? Berapa lama durasi haid?
  • Apakah Anda mengalami gatal, kemerahan, atau bagian yang terasa nyeri?
  • Apakah Anda pernah menjalani prosedur medis tertentu pada organ reproduksi?
  • Jika pernah melakukan prosedur ini sebelumnya, apakah pernah mendapat hasil abnormal?

Agar efektif dan lancar, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

  • Hindari berhubungan seksual, membersihkan bagian dalam vagina, atau menggunakan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam lubang vagina setidaknya selama 2 hari sebelum prosedur pap smear dilakukan. Hal-hal ini perlu dihindari karena dapat menghilangkan jejak sel abnormal
  • Jadwalkan pap smear di luar waktu menstruasi. Walau prosedur ini tetap bisa dilakukan saat haid, namun hasil tes akan tidak akurat. Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukannya saat pasien tidak sedang mengalami haid.

 

Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Deteksi Dini Kanker

 

Prosedur Pap Smear

Prosedur pap smear dilakukan oleh dokter spesialis kandungan atau ginekolog, hanya perlu beberapa menit untuk melakukan prosedur ini. Biasanya dokter akan meminta pasien untuk melepas semua pakaian atau cukup pakaian dari pinggang ke bawah. Kemudian pasien akan diminta berbaring di meja khusus dengan posisi kaki ditekuk dan tumit diletakkan pada penyangga.

Dokter kemudian akan memasukkan alat bernama spekulum ke dalam vagina secara hati-hati. Spekulum menahan dinding vagina tetap terbuka dan mempermudah dokter untuk menemukan leher rahim. Pasien mungkin akan merasakan tekanan dan rasa tidak nyaman di area panggul ketika spekulum dimasukkan. Dokter kemudian akan mengambil sampel sel leher rahim dengan menggunakan spatula dan kuas khusus.

Apa yang Harus Dilakukan Pasca Pap Smear?

Setelah prosedur pap smear, pasien umumnya dapat beraktivitas seperti biasa. Pada beberapa kasus bisa saja Anda mengalami pendarahan namun hal ini masih wajar. Apabila Anda mengalami perdarahan segera informasikan ke dokter pemeriksa Anda.

Sementara sampel sel yang diambil akan disimpan pada wadah khusus tergantung jenis tes. Bisa dimasukkan ke wadah dengan cairan khusus, atau menggunakan lempengan kaca. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium dengan mikroskop untuk menemukan indikasi sel-sel prakanker atau sel kanker.

Pasien akan menerima hasil pap smear dengan penjelasan kondisi normal atau adanya indikasi hasil abnormal. Jika hasil tes terbilang normal, maka dari sampel serviks hanya ditemukan sel-sel yang semestinya ada di leher rahim. Pasien pun tidak membutuhkan tes tambahan hingga periode yang ditentukan dokter. Jika hasil tes menunjukkan adanya sel abnormal, pasien akan segera diinformasikan untuk melakukan pemeriksaan tambahan.

Pertanyaan Umum Seputar Pap Smear

Apakah Pap Smear Sama dengan Tes HPV?

Kanker serviks berkaitan erat dengan human papillomavirus (HPV). Tujuan prosedur pap smear adalah menemukan perubahan sel pada leher rahim, di mana perubahan tersebut mungkin disebabkan oleh virus HPV.

Dengan mendeteksi kanker serviks lebih dini, perawatan dapat segera dilakukan sebelum kanker menyebar. Tes HPV juga bisa dilakukan dari sampel serviks yang didapat saat prosedur ini dilakukan, pembedanya adalah yang dicari dari tes HPV adalah virusnya.

 

Baca Juga: Perawatan HIV: Perhatikan 5 Hal Ini

 

Berapa Biaya Pap Smear?

Pap smear yang dilakukan dengan biaya mandiri biasanya berkisar Rp200.000 – Rp 1 juta. Namun pasien bisa mendapatkan pemeriksaan pap smear gratis dengan fasilitas BPJS Kesehatan, karena prosedur ini termasuk tindakan medis yang ditanggung BPJS Kesehatan selama pemeriksaan dilakukan sesuai anjuran dokter.

Di Mana Bisa Melakukan Pap Smear?

Prosedur pap smear bisa dilakukan di seluruh rumah sakit jika terdapat layanan pemeriksaan oleh dokter kandungan. Pasien juga bisa mendapat pemeriksaan di Puskesmas terdekat, karena bidan-bidan pun telah terlatih melakukan tindakan ini.

Apakah Prosedur Pap Smear Terasa Sakit?

Saat prosedur pap smear  dilakukan, biasanya pasien akan merasa tidak nyaman di area panggul karena penggunaan spekulum. Ketika sampel diambil, umumnya tidak akan terasa apapun. Namun bisa muncul keluhan seperti sensasi tidak nyaman dan sedikit kram. Ada kemungkinan pula terjadi perdarahan ringan setelah pap smear dilakukan. Segera hubungi dokter jika nyeri atau perdarahan tidak kunjung reda sehari setelah tes.

Kapan Waktu Tepat Melakukan Pap Smear?

Waktu terbaik untuk melakukan prosedur pap smear adalah 5 hari setelah haid. Pemeriksaan ini bisa dilakukan saat haid, tetapi lebih baik menjadwalkan tes setelah haid selesai.

Apa yang Dilakukan jika Hasil Pap Smear Menunjukkan Indikasi Kanker?

Jika hasil pap smear menunjukan adanya sel abnormal, maka hasil tes tersebut dikatakan sebagai hasil positif. Tetapi hasil positif belum pasti pasien mengidap kanker.

Namun jika hasil positif disertai dengan hasil tes HPV yang juga positif, dokter akan segera mengabari pasien untuk melakukan beberapa tes tambahan, seperti pemeriksaan kondisi serviks, biopsi, atau kolposkopi (pemeriksaan dengan memperbesar sel-sel pada jaringan serviks dan vagina). Selain itu, dokter mungkin akan menganjurkan pasien lebih sering melakukan prosedur pap smear.

Berapa Lama Hasil Pap Smear Keluar?

Hasil tes bisa memakan waktu hingga 3 minggu untuk diketahui hasilnya. Namun dokter tentu akan segera menghubungi pasien jika hasilnya normal maupun tidak normal.

Jika Anda melakukan prosedur pap smear dan mendapat hasil abnormal, maka perlu mendiskusikan lebih lanjut terkait hal-hal yang harus dilakukan. Misalnya pemeriksaan lebih lanjut atau kemungkinan membutuhkan perawatan lainnya.

Anda bisa menghubungi Kavacare untuk mendapatkan informasi dan pendampingan medis terkait hasil pap smear. Silakan hubungi telekonsultasi dokter Kavacare di nomor 0811 1446 777.

SUMBER:

  1. Cervical cancer. https://www.who.int/health-topics/cervical-cancer#tab=tab_1 diakses 24 Desember 2022
  2. Pap Smear (Pap Test): Reasons, Procedure & Results. https://www.healthline.com/health/pap-smear diakses 24 Desember 2022
  3. Pap smear. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pap-smear/about/pac-20394841 diakses 24 Desember 2022
  4. Berapa Biaya Pap Smear dengan BPJS? Ternyata Segini Uang yang Harus Moms Persiapkan untuk Pemeriksaan. https://nakita.grid.id/read/023406612/berapa-biaya-pap-smear-dengan-bpjs-ternyata-segini-uang-yang-harus-moms-persiapkan-untuk-pemeriksaan?page=all diakses 24 Desember 2022
  5. Kapan dan Dimana Harus Pap Smear? https://lifestyle.kompas.com/read/2010/01/29/17360021/kapan.dan.dimana.harus.pap.smear diakses 24 Desember 2022
  6. Pap Test. https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/diagnosing-cancer/tests-and-procedures/pap-test diakses 24 Desember 2022
  7. Cervical Cancer: Diagnosis. https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/diagnosis diakses 24 Desember 2022
  8. What Should I Know About Cervical Cancer Screening? https://www.cdc.gov/cancer/cervical/basic_info/screening.htm diakses 24 Desember 2022
  9. Evaluation of Sensitivity and Specificity of Pap Smear, LBC and HPV in Screening of Cervical Cancer. https://link.springer.com/article/10.1007/s40944-018-0221-x diakses 3 Januari 2023

 

dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare