Mengenal Gejala dan Terapi Osteoporosis

Mengenal Gejala dan Terapi Osteoporosis

Share

Apa Itu Osteoporosis?

Osteoporosis adalah kondisi tulang yang semula kuat dapat mengalami keropos dan pengurangan kepadatan. Seiring dengan bertambahnya usia, tulang-tulang dalam tubuh manusia juga mengalami proses penuaan ini.

Gangguan kesehatan ini biasanya terjadi di usia senja, di mana proses pembentukan tulang baru tidak dapat mengimbangi kecepatan hancurnya tulang lama. Rapuhnya tulang yang disebabkan oleh osteoporosis biasanya terjadi di daerah pinggul, pergelangan tangan, dan tulang punggung, serta berpotensi menyebabkan patah tulang pada penderitanya.

Kondisi ini dapat menyerang siapa pun tanpa pandang bulu, tetapi pada umumnya, wanita Asia dan wanita berkulit putih memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit ini, terutama pada usia lanjut setelah mengalami menopause.

 

Baca Juga: Mengenali Tahapan dan Gejala Menopause

 

Faktor Risiko

Osteoporosis dapat disebabkan oleh sejumlah faktor risiko sebagai berikut:

Faktor Genetik

Faktor genetik seperti jenis kelamin, usia, ras, riwayat kesehatan keluarga, serta bentuk tubuh dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pengeroposan tulang. Pada umumnya, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita, lansia, individu dengan latar belakang ras putih atau Asia, individu dengan riwayat keluarga yang menderita osteoporosis, dan orang dengan tubuh yang kecil.

Kadar Hormon

Osteoporosis dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang terjadi dalam tubuh, baik itu kekurangan maupun kelebihan hormon tertentu. Sebagai contoh, menurunnya kadar estrogen pada wanita selama menopause terjadi merupakan salah satu faktor risiko terbesar.

Selain itu, pengobatan kanker prostat dan kanker payudara yang dilakukan dengan cara mengurangi kadar testosteron dan estrogen juga memiliki risiko untuk mempercepat penurunan massa tulang.

Pola Makan dan Kesehatan Pencernaan

Pengeroposan tulang umumnya terjadi pada orang-orang yang kekurangan kalsium, menderita gangguan makan, dan pernah menjalani operasi gastrointestinal. Ketiga hal tersebut menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.

Steroid atau Obat-Obatan Lain

Penggunaan obat-obatan kortikosteroid, baik yang disuntikkan maupun yang dikonsumsi secara oral, dapat menghambat proses pembentukan tulang. Pengeroposan tulang juga dapat disebabkan oleh obat-obatan yang berguna untuk mencegah kejang-kejang, kanker, penyakit asam lambung (GERD), dan penolakan transplantasi.

Gangguan Kesehatan Lain

Beberapa jenis penyakit seperti penyakit celiac (gangguan autoimun yang dipicu oleh konsumsi gluten), peradangan saluran pencernaan, penyakit ginjal atau hati, kanker, multiple myeloma, dan artritis reumatoid dapat meningkatkan risiko kondisi ini.

Gaya hidup

Penurunan massa tulang juga dapat dipicu oleh pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti gaya hidup bermalas-malasan dan terlalu banyak duduk, konsumsi alkohol berlebih, dan merokok.

Tanda dan Gejala

Secara umum, tidak ada gejala khusus yang muncul pada tahap awal pengeroposan tulang. Namun, dalam situasi yang lebih serius, kondisi ini dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala berikut:

  • Sakit punggung yang dapat disebabkan oleh patah tulang belakang
  • Penurunan tinggi badan
  • Postur tubuh yang membungkuk
  • Tulang yang mudah patah.

 

Baca Juga: Berbagai Kebiasaan Penyebab Nyeri Punggung

 

Diagnosis

Kepadatan tulang dalam tubuh dapat diukur dengan cara menghitung kadar mineral yang terkandung dalam tulang melalui tes dual-energy x-ray absorptiometry (DXA). Tes ini akan memindai tubuh Anda menggunakan energi x-ray rendah.

Biasanya, hanya bagian-bagian tulang tertentu saja yang diperiksakan, seperti tulang punggung atau pinggul. Selama proses pemeriksaan berjalan, pasien umumnya hanya perlu merebahkan badan di atas tempat tidur sementara alat medis bekerja untuk memindai tubuh.

Terapi Osteoporosis

Terapi osteoporosis biasanya diberikan berdasarkan estimasi risiko kerusakan tulang dalam 10 tahun mendatang yang didasarkan pada hasil diagnosis. Jika risiko kerusakan tulang tergolong rendah, maka penggunaan obat-obatan tidak selalu diperlukan, tetapi penting untuk tetap mengadopsi gaya hidup yang sehat dengan memperhitungkan faktor-faktor risiko osteoporosis.

Beberapa obat-obatan yang dapat dikonsumsi adalah bisfosfonat dan denosumab. Bisfosfonat adalah jenis obat yang dapat memperlambat pengeroposan tulang, dan bahkan membantu untuk mengembalikan kepadatan tulang setelah dikonsumsi secara beberapa tahun.

Denosumab adalah jenis obat yang diberikan dengan cara disuntik pada wanita yang telah mengalami menopause untuk memperkuat tulang mereka. Penting untuk diingat bahwa Denosumab merupakan obat yang termasuk dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter.

Selain itu, terapi hormon juga direkomendasikan bagi pria yang mengalami penurunan kadar testosteron dan wanita yang mengalami menopause untuk mempertahankan kekuatan tulang mereka.

Bila Anda mengidap osteoporosis yang sulit diobati dengan obat-obatan umum, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mempertimbangkan penggunaan obat-obatan seperti:

Teriparatide

Suntik teriparatide adalah penyuntikan hormon untuk menstimulasi pertumbuhan tulang yang dilakukan pada wanita yang telah mengalami menopause. Obat suntik ini juga dapat digunakan oleh pria pengidap osteoporosis jenis tertentu yang berisiko tinggi mengalami patah tulang. Obat ini disuntikkan setiap hari pada waktu yang sama.

Abaloparatide

Suntik abaloparatide kurang lebih sama dengan teriparatide, yakni berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tulang baik pada wanita yang telah mengalami menopause, maupun pada pria dengan risiko tinggi patah tulang yang tidak dapat dibantu oleh obat-obatan osteoporosis lainnya.

Obat ini mengandung jenis sintetis dari hormon manusia yang dikenal dengan nama parathyroid hormone (PTH). Sama halnya seperti suntik teriparatide, obat ini juga harus disuntikkan setiap hari pada waktu yang sama.

Romosozumab

Suntik romosozumab berfungsi untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menargetkan jalur hormon dalam tulang yang disebut sklerostin. Obat suntik ini diberikan secara bulanan selama satu tahun.

Obat-obatan ini dapat membantu mengatasi gejala dan diresepkan dalam situasi khusus yang membutuhkan penanganan lebih intensif.

Komplikasi

Terdapat dua komplikasi paling serius yang dapat diakibatkan oleh osteoporosis, yakni patah tulang yang terjadi di daerah tulang punggung atau pinggul. Patah tulang di area pinggul umumnya terjadi akibat jatuh, dan dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian dalam waktu satu tahun setelah terjadinya cedera.

Dalam beberapa kasus, patah tulang di sekitar tulang punggung dapat tetap terjadi bahkan ketika Anda tidak mengalami cedera apa pun, sebab tulang dapat mengeropos dengan sendirinya hingga hancur. Hal ini dapat menyebabkan sakit punggung, berkurangnya tinggi badan, serta postur tubuh bungkuk.

Bagaimana Jika Osteoporosis Dibiarkan?

Osteoporosis yang dibiarkan dan tidak diobati dapat berpotensi menyebabkan patah tulang serius di area pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang. Patah tulang ini dapat terjadi bahkan dari cedera-cedera sepele, dan dapat menyebabkan cacat fisik bagi penderitanya.

Di kasus-kasus yang sangat serius, patah tulang yang disebabkan oleh pengeroposan tulang bahkan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Oleh karena itu, untuk menghindari risiko patah tulang yang diakibatkan oleh kondisi ini, jagalah kesehatan tulang Anda. Salah satu caranya dengan mengonsumsi minimal 1000mg kalsium per hari untuk individu yang berusia 18 hingga 50 tahun, dan 1200mg kalsium untuk lansia.

Selain itu, Anda dapat mengonsumsi beberapa makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti produk susu rendah lemak, sayur-sayuran berdaun hijau, ikan salmon atau sardin kalengan, produk olahan kedelai seperti tahu atau tempe, sereal yang diperlengkapi dengan kalsium, serta jus jeruk.

Untuk menjaga kesehatan tulang, disarankan juga untuk mencukupkan konsumsi vitamin D per hari dengan cara berjemur di bawah sinar matahari atau dengan mengonsumsi minyak ikan. Berolahraga secara rutin juga sangatlah penting untuk menjaga kondisi tulang agar tetap kuat dan kokoh.

 

Baca Juga: Daftar Rumah Sakit Ortopedi Terbaik di Indonesia dan Luar Negeri

 

Mencari rumah sakit terbaik untuk terapi osteoporosis orang terkasih? Konsultasikan dengan Medical Travel Facilitator KavaLink dari Kavacare. Kami akan memberikan rekomendasi rumah sakit yang bisa menangani keluhan medis sesuai budget Anda.

Berobat osteoporosis di dalam negeri atau luar negeri? Hubungi kami di nomor  0857-8000-8707 dan mulai sesi konsultrasi gratis Anda hari ini!

Sumber:

  1. Osteoporosis – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/symptoms-causes/syc-20351968 diakses 26 Juni 2023
  2. Osteoporosis – Diagnosis and treatment. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/osteoporosis/diagnosis-treatment/drc-20351974 diakses 26 Juni 2023
  3. What Happens If Osteoporosis Goes Untreated? https://www.healthcentral.com/condition/osteoporosis/untreated-osteoporosis diakses 26 Juni 2023
  4. Osteoporosis: Diagnosis, Treatment, and Steps to Take https://www.niams.nih.gov/health-topics/osteoporosis/diagnosis-treatment-and-steps-to-take#:~:text=The%20most%20common%20test%20for,lie%20on%20a%20cushioned%20table. Diakses 2 Agustus 2023
  5. Teriparatide Injection https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a603018.html diakses 2 Agustus 2023
  6. Abaloparatide Injection https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a617038.html diakses 2 Agustus 2023
  7. Medicines for osteoporosis https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000502.htm diakses 2 Agustus 2023
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare