Mengenal Penyakit Hernia si ‘Turun Berok’

Mengenal Penyakit Hernia si ‘Turun Berok’

Share

Hernia atau sering juga dikenal sebagai ‘turun berok’ adalah tonjolan dari suatu organ dalam yang biasanya muncul area perut atau selangkangan. Apakah penyakit hernia menyebabkan masalah medis lebih lanjut atau tidak, itu tergantung pada di mana letaknya dan seberapa besar ukuran benjolannya. 

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai hernia atau sering disebut dengan penyakit turun berok ini, simak informasi yang Kavacare sajikan di bawah ini.

Apa Itu Hernia?

Penyakit hernia atau turun berok adalah suatu gangguan kesehatan yang terjadi ketika organ dalam (usus) mendorong titik lemah dinding otot atau jaringan yang menahan atau mengandungnya. Dorongan tersebut lantas dapat memicu benjolan di bawah kulit, yang pada jangka panjangnya disertai dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Pada kebanyakan kasus, benjolan hernia dapat terlihat dari luar. Benjolan itu juga seringkali dapat menghilang atau terdorong kembali ke dalam ketika penderita berbaring dan benjolan dapat muncul kembali saat batuk atau mengejan. Pada kasus jangka panjang benjolan ini bisa jadi tidak dapat kembali masuk ke rongga tempat usus keluar.

 

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Hernia pada Bayi

 

Jenis-jenis Hernia

Turun berok dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Jenis yang paling umum adalah sebagai berikut:

Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis adalah jenis turun berok yang paling umum dan biasa menyerang pria. Kondisi ini terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus menonjol ke selangkangan di bagian yang disebut kanalis inguinalis, di atas paha bagian dalam. Hernia inguinalis bisa menjadi hernia skrotalis, apabila turunnya usus hingga masuk ke dalam kantong buah zakar.

Hernia Femoralis

Sama seperti hernia inguinalis, hernia femoralis juga merupakan kondisi benjolan yang terjadi di bagian atas paha bagian dalam. Hanya saja, kasus turun berok femoralis ini jauh lebih jarang daripada hernia inguinalis dan cenderung mempengaruhi wanita daripada pria, terutama wanita dengan usia lebih tua.

Hernia Hiatal (Hiatus)

Hernia hiatal atau sering juga disebut sebagai hernia hiatus terjadi karena bagian perut terdorong ke atas ke dalam rongga dada melalui lubang di diafragma. Kondisi ini dapat menyerang segala usia baik pria maupun wanita, akan tetapi lebih sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.

Hernia Umbilikalis

Hernia umbilikalis merupakan turun berok yang terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus mendorong titik lemah dinding perut di dekat pusar. Jenis turun berok satu ini lebih umum terjadi pada bayi. Namun, orang dewasa juga bisa terserang hernia umbilikalis terutama bagi yang memiliki berat badan berlebih.

Hernia Insisional

Jenis hernia ini hanya mungkin terjadi setelah operasi perut dilakukan. Hernia insisional muncul ketika jaringan lemak atau bagian usus menembus luka sayatan operasi yang belum sepenuhnya sembuh.

Gejala Hernia

Pada kasus penyakit hernia yang baru terjadi, umumnya pasien tidak akan merasakan gejala yang signifikan, kecuali hanya muncul benjolan. Lalu pada kasus kronis lah mulai muncul gejala yang menimbulkan rasa sakit/ ketidaknyaman muncul, seperti:

  • Di titik tonjolan hernia terasa sakit, terbakar.
  • Muncul perasaan tertekan atau sensasi tertarik, terutama selama ketegangan fisik.
  • Peningkatan ukuran tonjolan dari waktu ke waktu.
  • Rasa penuh atau tanda-tanda obstruksi usus, seperti kesulitan BAB, perut kembung.

Gejala benjolan yang terlihat dari luar mungkin tidak akan ditemukan pada kasus turun berok yang mempengaruhi dada melalui diafragma (hernia hiatal). Namun pada hernia tersebut gejala yang dapat dirasakan mungkin termasuk:

  • Mulas.
  • Gangguan pencernaan.
  • Kesulitan menelan.
  • Sering regurgitasi (gumoh).
  • Nyeri dada.

Penyebab Hernia

Penyebab hernia hingga kini tidak sepenuhnya dipahami dan berbeda tergantung pada jenisnya. Akan tetapi dua faktor yang paling umum meningkatkan risiko penyakit hernia adalah melemahnya otot dan jaringan ikat pada perut dan selangkangan. 

Banyak faktor yang menyebabkan otot dan jaringan ikat melemah. Termasuk diantaranya yaitu karena faktor bawaan dari lahir, penuaan, efek penyakit atau prosedur pembedahan, hingga karena ketegangan fisik yang berulang. 

Ketegangan tersebut dapat berasal dari obesitas, aktivitas fisik yang berat, kehamilan, batuk berat yang berlangsung lama, maupun sering mengejan di toilet karena sembelit.

 

Baca Juga: 10 Manfaat Jalan Kaki bagi Kesehatan

 

Komplikasi Hernia

Jika tidak diobati, turun berok bisa membesar seiring waktu, menjadi lebih terlihat, menimbulkan ketidaknyamanan dan menyebabkan lebih banyak masalah. Komplikasi yang bisa terjadi, mencakup:

  • Intestinal obstruction (obstruksi usus), yaitu adanya penyumbatan di usus yang mencegah makanan atau cairan melewati usus kecil atau usus besar. Kondisi ini dapat menyebabkan mual, muntah, sembelit, kehilangan selera makan. Tanpa penanganan medis, bagian usus yang tersumbat bisa mati dan memicu masalah yang lebih serius.
  • Intestinal strangulation (pencekikan usus), merupakan kondisi dimana ada bagian usus yang terperangkap sedemikian rupa sehingga menghentikan suplai darah ke usus. Dalam kasus ini, pembedahan darurat (dalam beberapa jam setelah terjadi) diperlukan untuk mencegah kematian jaringan.

Pertanyaan Seputar Hernia (Turun Berok)

Bisakah Penyakit Hernia Sembuh dengan Sendirinya?

Lebih dari 90% kasus hernia umbilikalis pada bayi sembuh dengan sendirinya saat berusia tiga atau empat tahun. Selain umbilikalis pada bayi, secara umum hernia tidak sembuh dengan sendirinya dan satu-satunya cara untuk mengobati kondisi hernia/ turun berok adalah dengan prosedur pembedahan.

Jika pun hernia umbilikalis pada anak tidak kunjung sembuh pada usia tiga atau empat tahun, maka dokter kemungkinan juga akan merekomendasi untuk melakukan operasi. Sebelum merekomendasikan pembedahan, dokter tentu akan menilai kondisi spesifik pasien. 

Dan apabila memang operasi hernia diperlukan, maka dokter bedah akan menyesuaikan metode operasi yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien. Adapun jenis metode/ cara operasi yang umum digunakan untuk mengobati turun berok yaitu:

  • Operasi terbuka. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan pada tubuh di bagian benjolan hernia berada. Ini memungkinkan ahli bedah mendorong benjolan kembali ke dalam atau memotong dan mengeluarkannya serta menjahit dinding otot yang lemah. Kadang-kadang jala atau jaring sintetis halus juga ditanamkan di area yang terkena hernia untuk memperkuat dinding otot dan mencegah hernia datang kembali.
  • Operasi laparoskopi. Juga sering disebut sebagai operasi invasif minimal, operasi laparoskopi ini dilakukan hanya dengan membuat sayatan kecil. Pada sayatan kecil tersebut lalu disisipkan instrumen bedah dan selang halus yang terpasang kamera (laparoskop).

Apakah Hernia pada Pria dan Wanita Berbeda?

Pria dan wanita mengalami gejala turun berok yang serupa termasuk benjolan dan rasa tidak nyaman di daerah yang terkena. Namun, karena faktor anatomi yang berbeda pada pria dan wanita, jenis turun berok yang dapat menyerang pria dan wanita pun berbeda.

Misalnya, pria lebih mudah mengalami hernia inguinalis karena testis mereka dimulai di atas dinding perut bagian bawah dan turun melalui saluran inguinalis ke dalam skrotum. Bagian yang dilewati testis lebih rentan terhadap turun berok karena merupakan lubang yang lebih mudah terbuka kembali. Dan terkadang, itu tidak menutup sepenuhnya selama pengembangan di tempat pertama.

Sementara pada wanita, saluran inguinalis mereka lebih sempit dan dimulai di bawah dinding perut. Ini membawa ligamen bundar yang menopang rahim. Ligamen yang kuat ini membuat dinding otot menjadi lebih kuat. Meski cukup langka atau jarang terjadi, wanita lebih cenderung terserang hernia femoralis daripada pria karena bentuk panggul wanita yang lebih lebar.

 

Baca Juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Rahim

 

Bisakah Hernia Terjadi pada Bayi atau Anak?

Bayi dapat mengalami hernia umbilikalis. Hernia umbilikalis dapat terjadi pada bayi jika lubang di perut yang dilalui tali pusar tidak menutup dengan baik setelah lahir. Bagian usus bisa mulai mendorong melalui lubang tersebut.

Lalu benjolan dapat terlihat di pusar sepanjang waktu atau hanya akan disadari saat bayi meregangkan otot-ototnya dengan cara tertentu. Baik dengan menangis, batuk, atau mengejan saat buang air besar. 

Untuk konsultasi seputar penyakit hernia atau turun berok dengan mudah tanpa perlu pergi keluar dan antri di rumah sakit, Anda bisa menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777. Dapatkan layanan homecare medis di rumah terpercaya dari perawat dan dokter profesional.

Sumber

  1. Hernia. https://www.nhs.uk/conditions/hernia/. Diakses 27 Desember 2022. 
  2. Hernias: Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK395554/. Diakses 27 Desember 2022. 
  3. Hernia: Types, Treatments, Symptoms, Causes & Prevention. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15757-hernia. Diakses 27 Desember 2022. 
  4. Intestinal Obstruction. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/intestinal-obstruction/
  5. Umbilical Hernia Surgery for Children. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/6241-umbilical-hernia-surgery-for-children. Diakses 27 Desember 2022.  
  6. Inguinal hernia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16266-inguinal-hernia. Diakses 27 Desember 2022.  
  7. Femoral Hernia Repair. https://www.nhs.uk/conditions/femoral-hernia-repair/. Diakses 27 Desember 2022. 
dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare