4 Mitos Tahi Lalat dan Faktanya

4 Mitos Tahi Lalat dan Faktanya

Share

Hampir semua orang pernah melihat atau memiliki tahi lalat di berbagai bagian tubuh. Tahi lalat tergolong kondisi umum, mudah dikenali, dan seringkali bukan masalah kesehatan serius. Namun banyak pula mitos tahi lalat yang berkembang dan dipercaya sebagai konsep di luar medis.

Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare mengenai mitos tahi lalat serta faktanya.

Mitos Tahi Lalat dan Faktanya

Infografis Mitos Tahi Lalat - Kavacare
Infografis Mitos Tahi Lalat – Kavacare

 

Tahi lalat atau nevus secara medis didefinisikan sebagai pertumbuhan kulit normal yang seringkali muncul dalam bentuk bintik kecil kecokelatan. Tahi lalat muncul disebabkan oleh sekelompok sel pembentuk pigmen pada kulit. Kebanyakan orang memiliki 10-40 tahi lalat yang muncul di masa kanak-kanak dan remaja. Tahi lalat ini bisa berubah bentuk atau memudar seiring waktu.

Walau tahi lalat memiliki bentuk tertentu, setiap tahi lalat mungkin tampak berbeda satu sama lain. Tahi lalat bisa berbeda ukuran, bentuk, warna, bisa juga memiliki rambut tumbuh pada permukaannya.

Ada beberapa mitos tahi lalat yang mungkin pernah Anda dengar, contohnya:

1. Mitos Tahi Lalat: Posisi Tahi Lalat Memiliki Arti

Tahi lalat bisa muncul di mana saja, bahkan selain pada area kulit. Tahi lalat pun bisa muncul di area-area mukosal seperti bagian dalam mulut, mata, dan alat kelamin.

Tahi lalat juga bisa terbentuk di kulit kepala dan di bawah kuku. Umumnya, tahi lalat muncul di area pinggang ke atas, pada bagian-bagian tubuh yang terpapar matahari.

Faktanya, posisi tahi lalat tidak memiliki arti khusus jika dilihat dari sisi medis. Apa yang harus diwaspadai adalah jika tahi lalat berubah bentuk atau ukurannya.

 

Baca Juga: Seberapa Amankah Infus Pemutih Badan?

 

2. Mitos Tahi Lalat: Tahi Lalat adalah Cikal-Bakal Kanker

Kebanyakan tahi lalat tidak berbahaya. Namun beberapa jenisnya bisa berkembang menjadi kanker kulit. Salah satu faktor pemicunya adalah paparan berlebihan terhadap sinar matahari, terutama di masa kecil.

Jika terpapar sinar matahari berlebihan, jumlah tahi lalat bisa bertambah. Orang-orang dengan jumlah tahi lalat yang jauh lebih banyak dari biasanya berisiko lebih tinggi terserang melanoma atau kanker kulit.

Salah satu jenis tahi lalat yang perlu diperhatikan adalah nevus displastik. Nevus displastik merupakan jenis tahi lalat yang bentuknya seringkali berbeda dengan tahi lalat pada umumnya.

Tahi lalat jenis ini mungkin lebih besar ukurannya, dengan warna dan bagian pinggir tampak berbeda. Biasanya, nevus displastik memiliki lebar lebih dari 5 milimeter. Nevus displastik jarang berkembang menjadi melanoma. Namun jenis tahi lalat ini merupakan faktor risiko seseorang terserang melanoma.

Semakin banyak nevus displastik yang ditemukan pada seseorang, maka semakin besar risiko orang tersebut mengalami kanker kulit. Bahkan, para peneliti memperkirakan jika risiko melanoma naik hingga 10 kali lipat pada individu yang memiliki lebih dari 5 nevus displastik, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memilikinya.

3. Mitos Tahi Lalat: Tahi Lalat Harus Dihilangkan

Tahi lalat yang normal tidak perlu dihilangkan. Justru jika Anda memilih untuk menghilangkan tahi lalat, bisa timbul bekas luka.

Tahi lalat bisa dihilangkan, tetapi prosedurnya harus dilakukan oleh dokter spesialis kulit atau tenaga kesehatan lain yang memiliki sertifikasi serta kemampuan dalam bidang dermatologis. Dokter tidak merekomendasikan penggunaan obat atau ramuan alami untuk menghilangkan tahi lalat sendiri di rumah.

Hindari mencoba menghilangkan tahi lalat secara mandiri tanpa bantuan dokter, bahkan jika Anda menggunakan produk-produk yang diklaim dapat menghilangkan pertumbuhan pada kulit seperti kutil. Jika mencoba menghilangkan tahi lalat tanpa bantuan dokter, Anda berisiko mengalami infeksi dan muncul bekas luka.

Dokter mungkin akan menganjurkan tahi lalat untuk dihilangkan jika ada indikasi gejala kanker kulit setelah dilakukan pemeriksaan. Bisa juga jika Anda memiliki nevus Spitz, yaitu tahi lalat yang kadang sulit dibedakan bahkan dengan mikroskop. Pasien dengan nevus Spitz dianjurkan menjalani prosedur untuk pengangkatan tahi lalat untuk mencegah kemungkinan melanoma.

4. Mitos Tahi Lalat: Rambut yang Tumbuh di Tahi Lalat Menandakan Kanker

Ada kemungkinan tumbuhnya rambut pada area tahi lalat jika posisi tahi lalat berada di atas folikel rambut. Tahi lalat terbentuk dari sel kulit, jika sel kulit tersebut sehat maka pertumbuhan rambut bisa terjadi.

Berdasarkan bukti-bukti dari dokter spesialis kulit, sangat jarang rambut yang tumbuh pada tahi lalat menandakan kasus kanker. Namun, bukan tidak mungkin tahi lalat adalah gejala kanker.

Maka, jika Anda menemukan tahi lalat dengan rambut yang tumbuh di permukaannya, kemungkinan besar ini bukan masalah serius. Keberadaan rambut tersebut mengindikasikan adanya folikel yang berfungsi normal di bawah permukaan kulit sehat. Secara umum tahi lalat yang memiliki rambut tidak akan berubah menjadi kanker.

 

Baca Juga: Kulit Kering pada Lansia, Bagaimana Mengatasinya?

 

Pertanyaan Umum Seputar Tahi Lalat

1. Mengapa Bisa Muncul Tahi Lalat?

Tahi lalat dapat muncul ketika sel-sel penghasil pigmen kulit secara bergerombol dan tidak menyebar ke permukaan lain pada kulit. Kebanyakan tahi lalat terbuat dari sel bernama melanosit. Melanosit merupakan sel yang membentuk pigmen dan memberikan warna alami pada kulit.

Faktor risiko munculnya tahi lalat adalah paparan sinar matahari yang berlebihan. Tahi lalat juga bisa tampak semakin gelap setelah terpapar sinar matahari, saat hamil, serta pada masa pubertas.

2. Apakah Tahi Lalat Itu Tumor?

Tahi lalat dikategorikan sebagai tumor jinak pada kulit yang terbentuk dari sekelompok sel pigmen. Kebanyakan tahi lalat adalah tumor jinak, termasuk jenis nevus Spitz, yaitu tahi lalat yang mirip dengan melanoma.

3. Apakah Tahi Lalat Berbahaya?

Tahi lalat termasuk tumor jinak yang umumnya tidak berbahaya. Sangat jarang tahi lalat berkembang menjadi kanker, tetapi tahi lalat bisa menunjukkan gejala awal kanker kulit atau melanoma.

Seringkali melanoma bisa terdeteksi dari tahi lalat yang mengalami perubatan bentuk, warna, dan tekstur. Untuk membedakan tahi lalat biasa dengan gejala keganasan bisa menggunakan prinsip ABCDE, yaitu:

  • Asymmetry, atau bentuk asimetris di mana separuh tahi lalat berbeda dengan bagian lainnya
  • Border atau pinggiran tahi lalat yang bentuknya tidak beraturan
  • Color, pada melanoma, warna tahi lalat umumnya tidak seragam. Pada satu tahi lalat, bisa tampak warna kehitaman, cokelat, putih, abu-abu, kemerahan, atau kebiruan
  • Diameter, biasanya terjadi perubahan ukuran tahi lalat menjadi lebih besar. Tahi lalat tanda melanoma seringkali diameternya lebih besar dari 6 milimeter
  • Evolving, atau terjadi perubahan pada tahi lalat dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.

 

Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Deteksi Dini Kanker

 

4. Bagaimana Bentuk Tahi Lalat yang Normal?

  1. Tahi lalat yang normal biasanya terasa sedikit lebih menonjol dibanding kulit di sekitarnya.
  2. Warna tahi lalat normal bisa beragam, dari cokelat, kehitaman, kebiruan, merah, atau merah muda.
  3. Teksturnya bisa halus maupun berkerut, dengan kebanyakan berbentuk bulat atau lonjong
  4. Umumnya, tahi lalat normal berukuran lebih kecil dari ¼ inci, atau berdiameter kurang dari 6 milimeter. Tahi lalat yang muncul sejak lahir juga bisa jauh lebih besar ukurannya.

Tahi lalat abnormal biasanya akan berubah bentuk. Maka Anda bisa secara mandiri memperhatikan apakah ada tahi lalat yang tampak berbeda dari sebelumnya. Jika Anda khawatir, Anda bisa menghubungi konsultan medis Kavacare. Kami siap memberikan konsultasi gratis seputar tahi lalat dan pendampingan medis yang tepat. Hubungi kami di nomor 0811 1446 777.

SUMBER:

  1. What are moles? https://www.cancer.org.au/cancer-information/causes-and-prevention/moles diakses 20 April 2023
  2. Moles. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/moles/symptoms-causes/syc-20375200 diakses 20 April 2023
  3. Nevus-associated melanoma: facts and controversies. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32100974/ diakses 20 April 2023
  4. Moles: What They Are, Causes, Types & Examination. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4410-moles diakses 20 April 2023
  5. Hairy Mole: Removal, Can You Pluck Mole Hair, Black Hair, and More. https://www.healthline.com/health/hairy-mole diakses 20 April 2023
  6. Common Moles, Dysplastic Nevi, and Risk of Melanoma. https://www.cancer.gov/types/skin/moles-fact-sheet diakses 20 April 2023
  7. What Is Melanoma Skin Cancer? https://www.cancer.org/cancer/melanoma-skin-cancer/about/what-is-melanoma.html diakses 20 April 2023
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare