Penanganan DB dengan Terapi Infus Demam Berdarah

Penanganan DB dengan Terapi Infus Demam Berdarah

Share

Demam berdarah termasuk penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini bisa muncul dengan gejala ringan, tetapi juga berisiko memburuk hingga mengancam nyawa. Penanganan yang tepat sangat dibutuhkan untuk mengatasi demam berdarah.

Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare seputar penanganan demam berdarah, termasuk pemberian infus demam berdarah.

Definisi Demam Berdarah

Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan paling banyak terjadi di negara-negara tropis maupun subtropis. Pada kasus demam berdarah ringan, pasien biasanya mengalami demam tinggi dengan gejala mirip flu. Namun demam berdarah bisa berkembang menjadi kondisi yang parah, menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah secara mendadak, hingga kematian.

Demam berdarah disebabkan oleh 4 jenis virus, penularannya pun hanya terjadi akibat gigitan nyamuk, bukan dari satu orang ke orang lainnya. Setelah nyamuk menggigit pengidap demam berdarah, virus masuk dan terbawa oleh nyamuk. Nyamuk pembawa virus ini kemudian bisa menggigit orang lain dan menyebabkan virus masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi.

 

Baca Juga: Perawatan DBD di Rumah

 

Banyak orang tidak menyadari telah digigit nyamuk dan terinfeksi demam berdarah. Namun biasanya dalam jangka waktu 4-10 hari setelah gigitan nyamuk, akan muncul gejala. Seringkali gejala demam berdarah dikenali sebagai penyakit lain.

Beberapa gejala demam berdarah yang perlu diwaspadai adalah:

  • Demam tinggi di atas 40 derajat Celcius
  • Sakit kepala
  • Nyeri pada sendi dan tulang
  • Mual
  • Muntah
  • Terasa sakit di bagian belakang mata
  • Pembengkakkan pada kelenjar-kelenjar
  • Muncul bintik ruam kemerahan

Banyak pasien demam berdarah yang membaik setelah 7 hari. Namun pada beberapa kasus, gejala justru semakin parah dan bisa mengancam nyawa. Kondisi ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue.

Fase Demam Berdarah

Setelah masa inkubasi, demam berdarah akan berkembang melalui 3 fase, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan.

Fase Demam

Fase demam biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Gejala yang mungkin dirasakan pasien pada fase demam selain suhu tubuh tinggi adalah:

  • Sakit kepala parah
  • Mata terasa sakit
  • Nyeri otot, sendi, dan tulang
  • Muncul ruam
  • Perdarahan minor

Pada fase demam, pasien perlu diawasi untuk mewaspadai tanda-tanda bahaya yang menunjukkan kondisi menjadi lebih parah. Biasanya gejala muncul saat demam mulai reda, antara lain:

  • Muntah terus menerus
  • Sakit perut parah
  • Akumulasi cairan
  • Perdarahan pada jaringan mukosa
  • Kesulitan bernapas
  • Tekanan darah rendah ketika posisi tubuh berubah
  • Perbesaran organ hati
  • Meningkatnya kadar hematokrit secara progresif

Fase Kritis

Setelah demam turun, kebanyakan pasien akan membaik kondisinya. Namun jika pasien mengalami kebocoran plasma, dari pembuluh darah ke jaringan tubuh, dalam kurun waktu 24-48 jam akan terjadi perburukan kondisi. Mungkin pasien akan tampak sehat walau muncul gejala awal syok, tetapi seiring tekanan darah semakin turun drastis, risiko syok berat hingga kematian semakin meningkat.

Pada fase kritis demam berdarah, pasien bisa mengalami perdarahan parah seperti hematemesis, feses berdarah, dan perdarahan berlebih saat haid. Walau jarang, fase kritis juga bisa menyebabkan hepatitis, serangan jantung, radang pankreas, dan radang otak.

Fase Pemulihan

Jika penanganan dilakukan dengan tepat, pasien akan memasuki fase pemulihan setelah kebocoran plasma berangsur membaik. Tubuh pasien akan menyerap kembali akumulasi cairan saat tubuh mulai pulih.

Pada fase pemulihan, tekanan dan aliran darah berangsur semakin stabil walau ada kemungkinan pasien mengalami bradikardia. Kadar hematokrit dan sel darah putih juga semakin membaik. Biasanya frekuensi buang air kecil juga meningkat. Ruam pada fase pemulihan mungkin terasa gatal.

 

Baca Juga: 7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

 

Derajat Demam Berdarah

Keparahan demam berdarah terbagi menjadi 4 derajat, berdasarkan perdarahan dan gejala syok pada pasien. Klasifikasinya adalah:

  • Tingkat I: tidak ada gejala perdarahan, tetapi hasil uji tes bendung positif. Biasanya disertai demam mendadak
  • Tingkat II: demam mendadak selama 2-7 hari, disertai adanya tanda-tanda perdarahan pada area jaringan mukosa (bagian dalam mulut, kelopak mata, dan sebagainya), organ pencernaan, area bekas suntikan, atau bagian-bagian lain 
  • Tingkat III: denyut nadi yang terdeteksi lemah dan lebih cepat dari biasanya, tekanan darah lebih rendah
  • Tingkat IV: tekanan darah tidak terukur atau denyut nadi tidak terdeteksi*, suhu tubuh lebih rendah, pasien tampak gelisah

Tingkat I dan II diklasifikasikan sebagai demam berdarah dengue (DBD), sedangkan jika pasien telah menunjukkan gejala pada tingkat III dan IV maka dikatakan mengalami sindrom syok dengue (DSS).

Pentingnya Cairan untuk Pasien Demam Berdarah

Pemberian cairan tambahan untuk pasien demam berdarah sangat penting dan termasuk sebagai langkah penanganan yang wajib dilakukan tanpa penundaan.

Saat kondisi pasien memburuk dan terjadi kebocoran plasma, pasien berisiko mengalami syok, gangguan fungsi pada berbagai organ, bahkan kematian. Manajemen cairan yang cukup dengan infus demam berdarah bisa mencegah terjadinya kondisi-kondisi membahayakan tersebut. Infus demam berdarah diperlukan untuk mengatasi hipovolemia sesegera mungkin.

Belum ditemukan perawatan antivirus spesifik untuk mengatasi demam berdarah, maka pemberian infus demam berdarah adalah langkah paling efektif.

Terapi Cairan yang Diperlukan Pasien Demam Berdarah

Sesuai kebutuhannya, infus demam berdarah dapat menggunakan berbagai cairan.

 

Baca Juga: Makanan untuk Penderita DB yang Perlu Diperhatikan

 

1. Cairan Koloid

Cairan koloid umumnya digunakan pada pasien dengan kondisi syok hipovolemik. Cairan koloid diberikan untuk mengembalikan tekanan darah pasien sesegera mungkin, dengan indikasi tekanan nadi di bawah 10 mmHg.

Pemberian infus demam berdarah dengan cairan koloid berpengaruh dalam menurunkan hematokrit dan keuntungannya untuk manajemen tekanan maupun aliran darah ketika fase resusitasi.

Namun pada penggunaan cairan koloid, yang dikhawatirkan adalah dampaknya pada koagulasi darah. Selain itu risiko reaksi alergi pada pasien juga lebih tinggi jika mendapatkan cairan koloid.

2. Cairan Kristaloid

Cairan kristaloid mengandung elektrolit dengan jumlah yang serupa seperti plasma darah. Kandungannya antara lain sodium dan klorida. Jenis cairan kristaloid yang paling sering digunakan adalah 0.9% saline yang memiliki kandungan sodium dan klorida lebih tinggi dari plasma darah.

Cairan saline normal lebih cocok digunakan untuk proses resusitasi awal, tetapi volume yang tinggi bisa menyebabkan asidosis hiperkloremis. Kondisi ini berisiko memperparah syok pada pasien.

Maka biasanya ketika serum klorida terdeteksi lebih tinggi dari batas normal, infus demam berdarah yang diberikan adalah cairan ringer laktat. Ringer laktat memiliki kandungan sodium dan klorida yang lebih rendah. Namun pemberian ringer laktat perlu dihindari jika pasien mengalami gagal fungsi hati.

Pemberian cairan infus demam berdarah pada setiap pasien berbeda-beda. Tergantung kondisi dan pertimbangan dokter.

Terkait penanganan dan pemberian infus demam berdarah bisa Anda konsultasikan lebih lanjut dengan menghubungi Kavacare di nomor 0811 1446 777. Kavacare menerima layanan infus demam berdarah di rumah oleh perawat medis berpengalaman. Konsultasikan kebutuhan medis Anda dengan kami hari ini!

SUMBER:

  1. Dengue fever – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078 diakses 24 Juni 2023
  2. Clinical Presentation. https://www.cdc.gov/dengue/healthcare-providers/clinical-presentation.html diakses 24 Juni 2023
  3. Development of Dengue Infection Severity Score. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3845515/ diakses 24 Juni 2023
  4. Fluid Management in Dengue Critical Phase: Which, When, How Much? https://clinmedjournals.org/articles/iamm/international-archives-of-medical-microbiology-iamm-4-015.php diakses 24 Juni 2023

 

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare