7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

7 Penyebab Demam dan Langkah Penanganannya

Share

Ketika suhu tubuh terasa lebih tinggi dari biasanya, kemungkinan kita mengalami demam. Demam merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh, merespons ketika terjadi infeksi. Berbagai hal bisa memicu respons demam ini.

Berikut informasi yang telah dirangkum Kavacare terkait penyebab demam.

Apa Itu Demam?

Suhu tubuh rata-rata adalah 37 derajat Celcius. Ketika suhu tubuh naik lebih dari itu, maka seseorang dikatakan mengalami demam. Kenaikan suhu tersebut terjadi sementara, dipicu reaksi sistem imun. Terjadinya demam merupakan tanda tubuh bekerja dengan baik, karena sistem kekebalan tubuh melakukan tugasnya untuk melawan penyakit.

Demam sendiri bukan penyakit, tetapi gejala infeksi maupun penyakit tertentu tengah berusaha dilawan oleh tubuh. Demam menstimulasi sistem kekebalan tubuh, mengirim sel darah putih dan sel-sel pertahanan lainnya untuk menyerang penyebab infeksi.

Saat mengalami demam, kebanyakan orang merasa tidak nyaman. Namun biasanya demam bukan masalah serius. Demam umumnya akan mereda dengan sendirinya dan bisa ditangani secara mandiri di rumah. Kita juga bisa mengonsumsi pereda demam yang mudah didapat dari apotek atau minimarket dengan batasan atau aturan tertentu.

 

Baca Juga: Pentingnya Memahami Aturan Pakai Obat

 

Apa Saja Gejala Demam?

Setiap orang memiliki rata-rata suhu tubuh yang berbeda, bahkan suhu tersebut bisa berubah-ubah sepanjang hari. Untuk memastikan seseorang mengalami demam atau tidak, bisa dilihat dari pengukuran suhu tubuh.

Selain itu perlu diperhatikan bagaimana temperatur diukur. Jika pengukuran dilakukan dengan termometer oral, suhu tubuh 37,8 derajat Celcius pun telah dikategorikan sebagai demam. Sedangkan apabila diukur di ketiak, dapat dikatakan demam ketika suhu mencapai 37,2 derajat Celcius. Sementara itu, apabila diukur melalui dubur, demam terdeteksi jika suhu lebih dari 38 derajat Celcius

Perbedaan suhu tubuh saat demam bergantung penyebabnya, gejala demam antara lain:

  • Berkeringat lebih banyak
  • Merasa kedinginan dan menggigil
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Tidak berselera makan
  • Resah, lebih sensitif
  • Dehidrasi
  • Merasa lemas

Sedangkan pada bayi atau anak-anak, gejala yang dapat muncul selain suhu tubuh terasa lebih tinggi contohnya:

  • Anak tampak lemas, tidak ceria seperti biasa, dan kurang aktif. Anak yang biasanya cerewet mungkin jadi lebih pendiam
  • Anak atau bayi menjadi lebih rewel, tidak nafsu makan, atau lebih haus dari biasanya
  • Pada suhu yang tinggi, anak-anak yang mengalami demam akan berisiko mengalami kejang.

Penyebab Demam

Tubuh memiliki sistem untuk menjaga suhu normal. Otak, kulit, otot, dan pembuluh darah memiliki tugas masing-masing dalam meregulasi suhu tubuh. Saat terjadi perubahan temperatur, tubuh merespons dengan meningkatkan produksi keringat, mengatur aliran darah lebih dekat atau jauh dari kulit, membuang atau menyimpan air, dan memberi sinyal untuk mencari atau menghindari sumber panas.

Saat terjadi demam, tubuh akan berusaha mengontrol temperatur dengan cara yang sama. Namun untuk sementara waktu, suhu tubuh menjadi lebih tinggi karena:

  • Respons kimiawi tubuh karena masuknya benda asing
  • Tubuh memproduksi sel-sel melawan virus dan bakteri
  • Tubuh mulai memproduksi antibodi alami, nantinya antibodi ini akan mengenali infeksi jika menyerang kembali
  • Membran lapisan bakteri terbuka dan mengeluarkan zat yang dapat meracuni tubuh, zat ini kemudian menstimulasi otak untuk menaikkan temperatur.

Kondisi-kondisi di atas bisa mendorong terjadinya faktor penyebab demam, seperti:

  1. Infeksi virus
  2. Infeksi bakteri
  3. Kelelahan karena suhu tinggi
  4. Peradangan pada bagian tertentu, contohnya di area sendi
  5. Tumor ganas atau kanker
  6. Obat-obatan tertentu, contohnya antibiotik dan terapi obat darah tinggi atau obat untuk mengatasi kejang
  7. Beberapa jenis imunisasi, seperti difteri, tetanus, pertusis, pneumokokus, atau vaksinasi COVID-19

 

Baca Juga: 5 Penyebab Amandel Bengkak

 

Komplikasi Demam

Demam umumnya akan reda dengan sendirinya atau setelah dirawat di rumah. Namun jika terjadi demam tinggi dalam jangka waktu lama, dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan. Beberapa komplikasi demam tinggi adalah kejang, kerusakan otak, hingga kematian.

Komplikasi bisa terjadi karena saat suhu tubuh terlalu tinggi dan bertahan dalam jangka waktu lama, hipotalamus atau bagian otak dengan tugas mengatur sistem imun akan bekerja lebih keras. Akibatnya suhu tubuh semakin tinggi.

Kondisi ini rawan terutama bagi bayi, karena hipotalamus belum terbentuk sempurna dan tidak bisa meregulasi suhu tubuh dengan baik. Maka demam tinggi pada bayi dapat menimbulkan komplikasi dengan cepat.

Demam tinggi juga rawan menimbulkan kejang pada bayi dan anak hingga usia 5 tahun. Ketika terjadi kejang akibat demam tinggi, anak akan kehilangan kesadaran, tubuh gemetar, tangan dan kaki akan mengalami kelojotan, dan bagian putih mata terlihat.

Pertanyaan Umum Seputar Demam

Bagaimana Cara Mengukur Suhu Tubuh yang Tepat?

Cara terbaik mengukur suhu tubuh adalah menggunakan termometer yang dimasukkan lewat mulut (oral), melalui anus atau dubur (rektal), dahi, telinga, atau dari bagian bawah lengan seperti ketiak.

Pengukuran secara oral dan rektal menunjukkan temperatur inti tubuh yang paling akurat. Sementara mengkur suhu lewat telinga atau dahi menggunakan termometer tembak biasanya kurang akurat walau lebih praktis.

Bagaimana Cara Menurunkan Demam?

Untuk demam ringan, dapat melakukan perawatan sendiri di rumah dan tidak perlu mengonsumsi obat. Cara untuk menurunkan demam ringan bisa dengan:

  • Mencukupi kebutuhan cairan, untuk anak-anak dan orang dewasa, saat demam sebaiknya minum air putih untuk menggantikan cairan yang hilang karena berkeringat. Sementara bayi yang demam tetap harus diberikan ASI atau susu formula sesuai kebutuhan
  • Istirahat cukup, saat demam, beraktivitas fisik berisiko menaikkan suhu tubuh. Sebaiknya kurangi gerak dan perbanyak istirahat
  • Pastikan kondisi sejuk, gunakan pakaian nyaman dan tidak terlalu tebal, usahakan ruangan sejuk tetapi tidak terlalu dingin. Saat tidur, gunakan selimut tipis.

 

Baca Juga: Berbagai Jenis dan Penggunaan Kompres

 

Namun jika demam mulai menimbulkan rasa tidak nyaman, kita bisa mengonsumsi obat-obatan tanpa resep seperti ibuprofen dan acetaminophen. Walau tanpa resep, gunakan obat-obatan ini sesuai petunjuk di kemasan dan jangan mengonsumsi berlebihan.

Kapan Harus ke Dokter saat Demam?

Pada bayi dan balita, demam adalah kondisi yang perlu diwaspadai. Segera bawa bayi ke dokter jika:

  • Pada bayi berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam 38 derajat Celcius atau lebih
  • Pada bayi 3 – 6 bulan mengalami demam lebih tinggi dari 38,9 derajat Celcius, atau jika demam lebih rendah tetapi bayi tampak rewel, lemas, dan tidak nyaman
  • Pada bayi 7 – 24 bulan mengalami demam di atas 38,9 derajat Celcius dan tidak turun setelah satu hari, atau disertai gejala seperti hidung berair, batuk, atau diare.

Anak-anak (di atas 3 tahun) sebaiknya segera dibawa ke dokter jika mengalami demam disertai beberapa kondisi seperti:

  • Lemas, kebingungan, tidak merespons kontak mata
  • Rewel, muntah berulang kali, mengeluhkan sakit perut dan kepala
  • Demam tidak turun setelah 3 hari
  • Kejang
  • Mengalami demam setelah berada di dalam mobil yang pengap dan panas.

Sedangkan orang dewasa harus segera berkonsultasi ke dokter jika demam yang dialami mencapai 39,4 derajat Celcius atau lebih tinggi. Demam disertai kondisi-kondisi ini juga butuh perawatan medis:

  • Sakit kepala hebat
  • Muncul ruam
  • Mendadak sensitif pada cahaya terang
  • Leher kaku dan nyeri
  • Kebingungan, kemampuan bicara mendadak berubah
  • Muntah terus menerus
  • Kesulitan bernapas atau nyeri dada
  • Sakit perut parah
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Kejang-kejang

Perawatan ketika demam membutuhkan langkah-langkah yang tepat. Konsultasikan masalah demam Anda atau orang terkasih di rumah dengan Kavacare. Hubungi kami melalui telekonsultasi di nomor 0811 1446 777 dan dapatkan perencanaan perawatan yang sesuai.

SUMBER:

  1. Fever. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fever/symptoms-causes/syc-20352759 diakses 22 Desember 2022
  2. Fever: Symptoms, Causes, Care & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/10880-fever diakses 22 Desember 2022
  3. When Is a Fever Dangerous? https://share.upmc.com/2016/10/fever-treatment-guidelines/ diakses 22 Desember 2022
  4. Fever in Children. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=fever-in-children-90-P02512 diakses 22 Desember 2022
  5. Risk factors and common complications of fever. https://www.mymed.com/diseases-conditions/fever-temperatures/risk-factors-and-common-complications-of-fever diakses 22 Desember 2022
dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare