Pendengaran Lansia Berkurang, Normalkah?

Pendengaran Lansia Berkurang, Normalkah?

  • Post category:Lansia
Share

Pada umumnya, organ-organ tubuh yang mengalami penuaan juga akan berkurang kemampuannya. Termasuk juga fungsi organ telinga, yang menyebabkan pendengaran lansia berkurang. Berkurangnya kemampuan pendengaran akibat penuaan dalam istilah medis disebut presbikusis.

Terjadinya presbikusis dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi dengan orang sekitar yang juga akan berkembang menjadi perasaan terisolasi. Bagaimana menghadapi presbikusis, serta penanganan seperti apa yang tepat? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa Itu Presbikusis?

Presbikusis adalah hilangnya kemampuan pendengaran akibat penuaan. Ada banyak penyebab dari pendengaran lansia berkurang. Penyebab yang paling umum adalah akibat perubahan pada telinga dalam seiring dengan penuaan, tetapi dapat juga akibat dari perubahan pada telinga tengah atau dari perubahan yang kompleks sepanjang jalur saraf dari telinga ke otak.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2018, terdapat 466 juta, atau sebesar 6,1%, penduduk dunia yang mengalami gangguan pendengaran, dengan 34 juta di antaranya adalah anak-anak, 432 juta orang dewasa, dan sepertiga darinya berusia lebih dari 65 tahun.

 

Baca Juga: Lansia VS Geriatri, Apa Bedanya?

 

Tanda-Tanda Pendengaran Lansia Berkurang

Penurunan kemampuan mendengar lansia ini terkadang tidak disadari karena perubahannya terjadi secara bertahap. Biasanya, kondisi ini memengaruhi kemampuan untuk mendengar suara bernada tinggi, seperti dering telepon atau suara denting microwave, sedangkan kemampuan mendengar suara bernada rendah tidak terpengaruh.

Berikut ini adalah tanda-tanda pendengaran lansia berkurang:

  • Omongan orang lain terdengar bergumam dan kurang jelas;
  • Suara-suara bernada tinggi, seperti ‘s’ atau ‘th’ sulit untuk dibedakan;
  • Sulit memahami percakapan, terutama kalau diikuti dengan keributan di sekitarnya;
  • Lebih mudah mendengar suara pria daripada suara wanita;
  • Beberapa suara tampak sangat keras dan mengganggu;
  • Tinitus (suara berdenging di telinga) dapat terjadi di satu atau kedua telinga.

Penyebab Pendengaran Lansia Berkurang

1. Kebisingan

Faktor yang satu ini adalah penyebab umum dari masalah pendengaran lansia berkurang. Suara-suara seperti musik yang terlalu keras dapat merusak telinga dalam, mengakibatkan berkurangnya kemampuan mendengar secara permanen. Anda dapat mencegah presbikusis ini dengan cara menurunkan volume suara televisi dan speaker Anda atau menghindari kebisingan.

2. Ear Wax atau Serumen yang Menumpuk

Penumpukan serumen, atau yang biasa disebut juga dengan serumen, dapat menghambat suara terbawa dari gendang telinga ke telinga dalam. Apabila penumpukan serumen ini sudah mengganggu pendengaran, Anda dapat menghubungi dokter agar mendapatkan penanganan ringan tentangnya. Menangani penumpukan serumen sendiri tidak benar-benar didukung dengan penelitian yang mendalam sehingga dapat menimbulkan resiko.

3. Luka pada Gendang Telinga

Gendang telinga yang terluka juga dapat mengakibatkan kemampuan mendengar berkurang. Gendang telinga dapat rusak akibat infeksi, tekanan, atau memasukkan objek ke dalam telinga, termasuk cotton swab. Apabila Anda mengalami rasa sakit atau terdapat cairan yang menetes dari telinga, segera hubungi dokter.

4. Penyakit Lain

Pada lansia, penyakit-penyakit lain dapat berkontribusi pada berkurangnya kemampuan mendengar. Penyakit-penyakit tersebut antara lain diabetes atau tekanan darah tinggi. Infeksi virus dan bakteri, termasuk otitis media (infeksi pada telinga), kondisi jantung, stroke, cedera pada kepala, atau tumor juga dapat berdampak buruk pada pendengaran.

5. Akibat Pengobatan Tertentu

Obat-obat ototoxic, obat yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi-infeksi serius, seperti kanker dan penyakit jantung, juga dapat mengakibatkan kerusakan pada telinga dalam, kadang secara permanen. Antibiotik juga ada yang bersifat ototoksik, artinya bersifat toksik terhadap telinga dalam, bahkan aspirin pada dosis tertentu dapat menyebabkan masalah pendengaran.

6. Penyakit Turunan

Pendengaran berkurang pada lansia juga dapat terjadi akibat bawaan yang diwariskan dari keluarga, tetapi tidak semua masalah pendengaran yang berkurang telah muncul sejak lahir. Ada pula yang muncul kemudian.

 

Baca Juga: Berbagai Aktivitas untuk Lansia Sehat dan Ceria

 

Cara Merawat Lansia dengan Masalah Pendengaran

1. Bersimpati

Merawat lansia dengan pendengaran berkurang tentunya melelahkan karena adanya kesulitan untuk berkomunikasi. Namun, Anda tetap harus berusaha untuk melibatkan mereka dalam keseharian Anda agar mereka merasa penting dan tetap berfungsi baik.

2. Sabar

Rata-rata lansia dengan presbikusis menunggu hingga 5-7 tahun untuk bertindak dalam menghadapi masalah pendengaran mereka. Hal ini dapat membuat frustasi, tetapi Anda harus terus mengingatkan diri Anda bahwa mereka membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

3. Pemahaman

Penelitian telah menunjukkan bahwa pendengaran berkurang pada lansia mengakibatkan stres, tekanan, depresi, isolasi sosial, rasa tersinggung, sikap negatif, dan kemarahan. Anda harus memahami kesulitan yang mereka hadapi setiap hari dan memahami perasaan mereka.

4. Menunjukkan Sikap Menghargai

Sekalipun terdapat kesulitan dalam berkomunikasi, Anda harus tetap mengajak mereka untuk melakukan komunikasi secara aktif. Jangan menggantikan mereka untuk berbicara, tetapi Anda dapat berbicara dengan lebih jelas atau mengulang kata-kata Anda hingga mereka dapat berbicara untuk diri mereka sendiri.

5. Jangan Terlalu ‘Membantu’

Anda tetap harus mendorong kemandirian mereka dan jangan membuat mereka terlalu bergantung kepada Anda. Hal ini justru akan merugikan lansia di kemudian hari.

6. Berbicara dengan Lansia dengan Presbikusis

Pendengaran lansia yang berkurang membuat mereka sulit untuk berkomunikasi, maka Anda harus memperhatikan hal-hal berikut untuk berbicara dengan baik dengan mereka:

  • Mengurangi atau menghilangkan latar belakang yang berisik;
  • Berbicara dengan artikulasi yang jelas, jangan membelokkan pembicaraan, bergumam, atau merendahkan volume suara di akhir kalimat;
  • Gunakan tangan dan ekspresi wajah ketika Anda berbicara;
  • Bicara dengan kecepatan agak diperlambat, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat;
  • Berbicara dengan keras, tetapi jangan tidak perlu berteriak;
  • Ulang kalimat yang Anda ucapkan. Beberapa lansia mengalami tipe presbikusis di mana suara-suara tertentu sulit untuk didengar, seperti suara ‘shh’.

Penanganan tepat Masalah Pendengaran Lansia Berkurang

1. Alat Bantu Pendengaran

Alat ini merupakan alat elektronik yang Anda dapat pakai di belakang telinga dan membuat suara lebih keras. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan alat yang tepat untuk Anda dan mengatur alat tersebut agar sesuai dengan kebutuhan Anda, seperti volumenya, mengganti baterai, cara memakai dan melepaskannya. Sebelum dilakukan penanganan lebih lanjut secara umum, Anda akan diperiksa pemeriksaan audiometri untuk mengevaluasi jenis tuli yang Anda hadapi.

2. Implan Cochlear

Alat ini adalah alat elektronik kecil yang dipasangkan dengan cara operasi ke dalam telinga sehingga membantu pendengaran yang sebelumnya tuli atau mengalami kesulitan pendengaran.

3. Bone Anchored Hearing System

Prosedur ini menggunakan bypass di saluran telinga dan telinga tengah, dan dibentuk untuk menggunakan kemampuan alami tubuh untuk memindahkan suara lewat tulang. Alat pemroses suara akan menangkap suara, mengubahnya menjadi getaran, kemudian menyalurkan getaran ini melalui tengkorak ke telinga dalam.

4. Alat yang Mendukung Pendengaran

Alat ini termasuk alat penguat suara (amplifier) pada telepon dan telepon seluler, ponsel pintar, tablet, atau sistem dengan sirkuit tertutup (hearing loop system).

5. Membaca Gerak Bibir (Komunikasi Membaca Ujaran)

Pelatihan ini juga dapat membantu seseorang dengan masalah pendengaran agar lansia dapat memahami percakapan lewat gerak bibir dan gerak tubuh.

 

Baca Juga: Rumah Ramah Lansia, Bagaimana Menciptakannya?

 

Pertanyaan Seputar Pendengaran Lansia Berkurang

Benarkah Lansia Laki-Laki Lebih Berisiko pada Presbikusis?

Jumlah laki-laki yang mengalami presbikusis hampir dua kali lipat lebih banyak daripada wanita pada orang dewasa yang berusia 20 hingga 69 tahun. Hal ini karena laki-laki lebih banyak terpapar oleh kebisingan daripada wanita. Beberapa pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki mencakup tingkat kebisingan yang tinggi, antara lain pekerjaan konstruksi bangunan, pabrik, dan militer.

Bisakah Mengobati Pendengaran Lansia Menjadi Normal/Seperti Semula?

Tidak ada pengobatan untuk menjadikan pendengaran lansia yang berkurang menjadi normal atau kembali seperti semula. Namun, penanganan yang ada terhadap presbikusis, seperti alat bantu dengar, implan Cochlear, dan lainnya dapat membantu lansia untuk mendengar suara dengan lebih jelas.

Bagaimana Mencegah Presbikusis?

Pencegahan presbikusis sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, Anda dapat melindungi telinga Anda dari kehilangan pendengaran akibat Suara dengan melindungi telinga dari suara-suara yang terlalu keras dan berlangsung lama. Anda harus dapat memahami sumber-sumber suara keras yang dapat merugikan telinga anda agar dapat menghindarinya. Anda juga harus melindungi anak kecil di sekitar Anda dari suara yang terlalu keras dan meningkatkan kesadaran orang-orang di sekitar Anda tentang sumber-sumber suara keras. 

Tentu saja, jika Anda atau orang terkasih merasa ada gangguan pada pendengaran, segera periksakan diri Anda ke dokter. Anda bisa menggunakan layanan telekonsultasi dokter Kavacare dengan menghubungi nomor Whatsapp 0811 1466 777. Konsultasikan dengan dokter profesional dan berpengalaman dari Kavacare seputar masalah pendengaran lansia berkurang

 Sumber:

  1. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/presbycusis (8 Januari 2022)
  2. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/earwax-blockage/diagnosis-treatment/drc-20353007 (8 Januari 2022)
  3. https://www.nidcd.nih.gov/health/age-related-hearing-loss#3 (8 Januari 2022)
  4. https://www.comfortkeepers.ca/coping-senior-loved-one-hearing-loss/ (8 Januari 2022)
  5. https://www.nidcd.nih.gov/health/age-related-hearing-loss (8 Januari 2022)
  6. https://www.nidcd.nih.gov/health/statistics/quick-statistics-hearing (8 Januari 2022)
  7. https://aaronshearingcare.com/how-gender-affects-hearing-loss/ (8 Januari 2022)
  8. Triansyah, Irwan; Darmayanti, Anita; Sari, Desi Permata. 2022. Increasing of Presbycusis in Hypertension Elderly at Kurai Taji Pariaman Puskesmas in 2021. Universitas Baiturrahmah:Padang. (8 Januari 2022)
dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare