Depresi pada Lansia: Penyebabnya, Pencegahan, dan Terapinya    

Depresi pada Lansia: Penyebabnya, Pencegahan, dan Terapinya    

  • Post category:Lansia / Stroke
Share

Depresi dapat terjadi pada orang dari segala usia, dari anak-anak hingga lansia. Depresi pada lansia bisa tampak berbeda daripada usia lain. Sebab, seiring dengan pertambahan usia, lansia mengalami banyak hal dan sering kali enggan mengungkapkan perasaannya saat evaluasi kesehatan awal. Bila depresi geriatri ini tak teridentifikasi dan tertangani, risiko kesehatan lebih besar dapat muncul di kemudian hari.

Mengenal Depresi pada Orang Tua                              

Depresi adalah masalah kesehatan jiwa dan bukan hal yang wajar dalam proses penuaan. Namun orang dewasa lebih berisiko mengalami depresi. Depresi pada lansia bisa muncul karena banyak faktor, bukan sekadar rasa sedih atau emosi yang hadir sesaat akibat kejadian tertentu.

Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang berfokus pada kondisi kesehatan jiwa kalangan lansia, termasuk depresi geriatri dan pengobatan depresi. Masalah kesehatan jiwa ini kerap tak terdiagnosis sehingga para orang tua yang mengalaminya harus hidup dengan depresi tanpa penanganan memadai.

Beberapa alasan kurangnya penanganan terhadap depresi pada lansia antara lain:

  • Keyakinan bahwa depresi itu normal ketika orang bertambah tua
  • Ada penyangkalan pasien karena malu akan stigma masyarakat
  • Lansia sering tidak mengalami gejala depresi yang khas atau mengalami depresi terselubung (masked depression)

Salah satu masalah kesehatan yang terkait dengan depresi pada lansia adalah demensia. Ada kecenderungan orang tua yang mengalami demensia atau gangguan ingatan juga mengalami depresi. Menurut beberapa studi, gejala depresi bisa menjadi pertanda munculnya demensia.

Apa Saja Penyebab Depresi Secara Umum                                 

Penyebab pasti depresi tidak diketahui, tapi ada beberapa hal yang kerap dikaitkan dengan masalah ini. Depresi kerap terjadi karena kombinasi kejadian tertentu dalam hidup dan faktor pribadi yang telah lama ada.

Kejadian tertentu

Kejadian berupa kesulitan dalam hidup yang berlangsung terus-menerus lebih mungkin menimbulkan depresi daripada peristiwa tekanan hidup sesaat. Contohnya:

  • Lama menganggur/tidak memperoleh pekerjaan
  • Hidup dalam hubungan tidak sehat/tanpa kasih sayang
  • Lama terisolasi atau merasa kesepian
  • Tekanan kerja yang berlangsung tiap hari

Meski demikian, peristiwa yang baru saja dialami, misalnya kehilangan pekerjaan, bisa juga memicu depresi bila sebelumnya sudah ada faktor pribadi atau pengalaman buruk.

Faktor pribadi

  • Riwayat keluarga: jika dalam suatu keluarga ada yang mengalami depresi, anggota keluarga lain punya risiko lebih tinggi mengalami depresi pula.
  • Kepribadian: misalnya cenderung mudah khawatir, kepercayaan diri rendah, perfeksionis, sensitif terhadap kritik personal, atau kerap berpikir negatif tentang diri sendiri.
  • Penyakit serius: kecemasan dan stres akibat penyakit serius yang dialami bisa berujung pada depresi.
  • Obat dan alkohol: penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol bisa menyebabkan dan disebabkan oleh depresi.

Apa Saja Penyebab Depresi Pada Orang Tua                              

Seiring dengan bertambahnya usia, ada perubahan dalam hidup yang mungkin meningkatkan risiko depresi pada lansia, seperti:

  • Masalah kesehatan kronis, kecacatan, atau penurunan kemampuan kognitif
  • Kesepian dan isolasi, misalnya lansia kesepian karena hidup sendiri, keterbatasan mobilitas, atau orang-orang di sekitarnya telah meninggal atau pindah tempat tinggal, termasuk pasangan dan anak-anak
  • Berkurangnya tujuan hidup, seperti telah memasuki masa pensiun
  • Kurang melakukan aktivitas yang menarik dan menyenangkan
  • Kecemasan akan hal tertentu, misalnya soal keuangan atau khawatir ditinggalkan keluarga
  • Kesedihan mendalam, misalnya kematian orang terdekat
  • Mengalami penganiayaan atau abuse baik secara fisik maupun mental
  • Obat-obatan tertentu yang efek sampingnya dapat memicu depresi

Bagaimana Mengenali Depresi                               

Depresi pada lansia kerap terlihat berbeda dibanding pada orang yang lebih muda. Misalnya, orang tua yang mengalami depresi tak selalu menunjukkan kesedihan, tapi bisa jadi mengeluh kurang berenergi dan gejala lain yang berkaitan dengan usianya. Karena itu, anggota keluarga, dokter, bahkan individu itu sendiri sulit mengenali depresi yang dialami.

Sebagai antisipasi, perhatikan sikap dan perilaku orang tua sehari-hari yang mungkin merupakan gejala depresi, seperti:

  • Perasaan putus asa dan/atau pesimisme
  • Perasaan bersalah, tidak berharga dan/atau tidak berdaya
  • Mudah marah
  • Gelisah
  • Kehilangan minat pada aktivitas atau hobi yang dulu menyenangkan
  • Kelelahan dan penurunan energi
  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat detail, dan membuat keputusan
  • Insomnia, bangun dinihari, atau tidur berlebihan
  • Makan berlebihan atau kehilangan nafsu makan
  • Pikiran untuk bunuh diri, upaya bunuh diri
  • Sakit atau nyeri yang terus-menerus, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan yang tidak kunjung sembuh walau sudah diobati

Bagaimana Mencegah Depresi                               

Depresi pada lansia acap muncul tanpa disadari. Sebagian besar kasus depresi ini memang tak dapat dicegah. Tapi ada sejumlah cara untuk meningkatkan kesehatan mental dalam jangka panjang.

  • Aktif secara fisik
  • Makan makanan yang sehat dan gizi seimbang
  • Tidur 7-9 jam setiap malam
  • Tetap berhubungan dengan teman dan keluarga
  • Melakukan aktivitas yang disukai
  • Beri tahu teman, keluarga, dan dokter jika curiga mengalami gejala depresi
  • Mengikuti program khusus untuk mencegah depresi pada lansia

Apa Saja Terapinya                           

Dalam psikogeriatri, ada bermacam jenis terapi untuk pengobatan depresi. Untuk menentukan mana yang tepat, dokter spesialis kejiwaan akan melakukan pemeriksaan dulu guna menegakkan diagnosis. Contohnya:

  • Obat-obatan antidepresan untuk memodifikasi kadar zat kimia di otak
  • Psikoterapi lewat percakapan atau komunikasi dengan psikiater dalam sesi terapi
  • Terapi perilaku kognitif untuk mengenali dan mengubah pikiran serta perilaku negatif menjadi positif
  • Terapi elektrokonvulsif untuk menstimulasi kelistrikan otak, biasanya untuk depresi berat

Bagaimana Hidup Berkualitas Bersama Depresi 

Depresi adalah penyakit yang nyata dan dapat ditangani. Pengobatan depresi pada lansia memang tidak selalu mudah, tapi penanganan yang tepat bisa meningkatkan kualitas hidup. Dukungan dari orang-orang terdekat yang dikasihi sangat membantu lansia yang mengalami depresi. Selain menjaga pola hidup sehat, keluarga dapat mendorong individu yang bersangkutan untuk menjalani terapi perawatan oleh psikiater guna meredakan depresi.

 

Sumber:

Depression and Older Adults.
https://www.nia.nih.gov/health/depression-and-older-adults. Diakses 16 Januari 2022

Depression is Not a Normal Part of Growing Older.
https://www.cdc.gov/aging/depression/index.html. Diakses 16 Januari 2022

Depression in older adults.
https://www.rcpsych.ac.uk/mental-health/problems-disorders/depression-in-older-adults. Diakses 16 Januari 2022

What Is Depression?
https://www.psychiatry.org/patients-families/depression/what-is-depression. Diakses 16 Januari 2022

Depression.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression. Diakses 16 Januari 2022

Depression and Quality of Life in Older Persons: A Review.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26360014/. Diakses 16 Januari 2022

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare