Penyakit Infeksi Paru Akibat Gangguan Fungsi Menelan

Penyakit Infeksi Paru Akibat Gangguan Fungsi Menelan

Share

Gangguan fungsi menelan adalah salah satu masalah kesehatan yang lazim terjadi setelah stroke. Hampir separuh penderita stroke mengalami gangguan ini, tapi kemudian kondisinya bisa pulih dengan cepat. Pemulihan antara lain bisa dilakukan dengan bantuan terapi menelan. Tapi, selama gangguan itu dialami, ada risiko pneumonia aspirasi atau penyakit infeksi paru yang membahayakan. Biasanya seseorang dengan gangguan fungsi menelan membutuhkan pendampingan homecare untuk makan dan minum di rumah.

Serba-Serbi Gangguan Menelan                         

Dalam dunia medis, kesulitan menelan disebut disfagia. Disfagia sering kali menjadi tanda adanya masalah pada tenggorokan atau esofagus (saluran tempat berjalannya makanan dan minuman dari mulut ke perut). Disfagia bisa terjadi pada siapa saja, tapi kebanyakan yang mengalaminya adalah bayi, orang dewasa, dan mereka yang punya masalah pada sistem saraf atau otak.

Banyak masalah kesehatan yang dapat menyebabkan tenggorokan atau esofagus tak dapat berfungsi dengan baik. Ada masalah yang ringan, tapi ada pula yang berat dan serius. Bila gangguan menelan hanya terjadi satu-dua kali, mungkin itu bukan pertanda adanya masalah serius. Tapi jika Anda kerap mengalami gangguan menelan, kemungkinan besar ada masalah yang lebih serius dan memerlukan perawatan, di antaranya terapi menelan.

Disfagia yang awalnya jarang bisa menjadi lebih sering terjadi jika masalah kesehatan yang mendasarinya tak diatasi. Gejala disfagia antara lain:

  • Harus mencoba menelan makanan atau minuman lebih dari sekali
  • Tersedak atau batuk saat menelan
  • Makanan atau minuman naik kembali melalui tenggorokan, mulut, atau hidung setelah ditelan
  • Merasa seperti ada makanan atau minuman yang tersangkut di tenggorokan atau dada
  • Mengalami nyeri saat menelan
  • Merasakan sakit atau tekanan di dada
  • Merasa mulas
  • Berat badan turun karena tidak memperoleh cukup makanan dan minuman

Penyebab Gangguan Menelan                           

Dalam keadaan normal, otot di tenggorokan dan esofagus menegang untuk menggerakkan makanan dan minuman dari mulut ke perut tanpa ada masalah. Namun kadang makanan dan minuman sulit menuju perut karena masalah tertentu yang mengganggu fungsi otot dan saraf.

Penyebab gangguan itu antara lain:

  • Stroke
  • Cedera tulang belakang
  • Cedera otak
  • Masalah sistem saraf tertentu, seperti sindrom pasca-polio, multiple sclerosis, atau penyakit Parkinson
  • Masalah sistem imun yang menyebabkan peradangan dan melemahkan otot, seperti dermatomiositis dan polimiositis
  • Kejang esofagus, yakni otot esofagus tiba-tiba menegang
  • Skleroderma atau pengerasan dan penyempitan jaringan esofagus yang dapat membuat bagian otot bawah esofagus melemah
  • Penyakit asam lambung (GERD)
  • Peradangan esofagus yang antara lain disebabkan oleh infeksi atau alergi
  • Tumor esofagus

Risiko Tersedak dan Komplikasinya                              

Jika mengalami disfagia, ada risiko makanan, minuman, atau cairan ludah salah jalan dari seharusnya menuju perut jadi masuk ke saluran pernapasan hingga paru-paru. Akibatnya adalah sulit bernapas, batuk, atau tersedak. Risiko tersedak dan komplikasinya ini bisa memicu pneumonia aspirasi.

Pneumonia adalah infeksi paru. Sedangkan pneumonia aspirasi adalah infeksi yang berkembang setelah ada benda asing yang secara tak sengaja masuk ke paru-paru. Kondisi ini berpotensi menjadi masalah serius dan memerlukan penanganan dokter. Benda asing seperti remahan makanan atau cairan dapat membuat paru mengalami iritasi dan bahkan rusak. Orang lanjut usia memiliki risiko besar mengalami pneumonia aspirasi akibat gangguan menelan.

Gejala pneumonia aspirasi termasuk:

  • Batuk, baik batuk kering maupun batuk dengan dahak berwarna kuning, hijau, cokelat, atau merah darah
  • Demam dengan suhu tubuh 38 derajat Celsius atau lebih
  • Nyeri dada
  • Sulit bernapas meski saat beristirahat

Apa Itu Gangguan Menelan Setelah Stroke                            

Meski tampaknya sederhana, menelan adalah mekanisme rumit yang mengharuskan otak mengoordinasikan berbagai otot. Maka, ketika saraf otak rusak akibat stroke, penderitanya bisa mengalami gangguan menelan karena fungsi koordinasi otak tak berjalan dengan baik.

Selain itu, stroke dapat menyebabkan pasiennya sulit melakukan aktivitas dasar, termasuk makan dan minum. Lengan dan tangan penderita stroke mungkin tak dapat digunakan untuk memegang sendok atau gelas dengan benar. Akibatnya, penderita stroke lebih mungkin mengalami disfagia serta risiko tersedak dan komplikasinya, termasuk pneumonia aspirasi.

Siapa pun yang mengalami stroke harus menjalani penilaian kemampuan menelan dalam empat jam setelah tiba di rumah sakit. Selama penilaian itu, pasien tersebut tak boleh menerima makanan, minuman, atau obat lewat mulut. Penderita stroke lebih berisiko terkena pneumonia aspirasi jika memiliki gangguan sistem imun, penyakit paru obstruktif kronis, atau tak menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Bagaimana Mengatasinya dan Siapa yang Bisa Membantu    

Gangguan menelan yang ringan dapat membaik dalam beberapa hari atau pekan. Tapi, jika ada masalah kesehatan serius yang mendasari, butuh bantuan medis untuk mengatasi gangguan itu. Terutama bagi penderita stroke yang tergolong lansia.

Jika mengalami gangguan menelan yang sampai mempengaruhi kualitas hidup, pasien dapat mengakses terapi menelan yang disediakan rumah sakit atau layanan homecare. Ahli terapi ini akan menilai kondisi pasien untuk mengidentifikasi masalah yang dialami guna merumuskan solusi sesuai dengan kebutuhan pasien.

Penanganan gangguan menelan oleh ahli terapi penting untuk memastikan pemulihan sekaligus mencegah risiko tersedak dan komplikasinya, termasuk infeksi paru atau pneumonia aspirasi yang dapat menurunkan kualitas hidup dan bahkan mengancam jiwa pasien. Kavacare memiliki layanan perawatan pribadi di rumah untuk mendampingi aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, berpakaian, hingga toilet. Dengan perawat homecare, risiko tersedak dan komplikasi lainnya akan menurun. Hubungi 08111446777 untuk mendapatkan perawat homecare untuk orang terkasih Anda.

 

Sumber:

Swallowing problems.
https://www.stroke.org.uk/effects-of-stroke/physical-effects-of-stroke/swallowing-problems. Diakses 27 Januari 2022

Dysphagia after Stroke: an Overview.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4066736/. Diakses 27 Januari 2022

Trouble Swallowing After Stroke (Dysphagia). https://www.stroke.org/en/about-stroke/effects-of-stroke/cognitive-and-communication-effects-of-stroke/difficulty-swallowing-after-stroke–dysphagia. Diakses 27 Januari 2022

Dysphagia and Aspiration Following Stroke.
http://www.ebrsr.com/evidence-review/15-dysphagia-and-aspiration-following-stroke. Diakses 27 Januari 2022

Effects of early intervention of swallowing therapy on recovery from dysphagia following stroke.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4662683/. Diakses 27 Januari 2022

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare