Lakukan 5 Cara Ini untuk Mencegah Panu

Lakukan 5 Cara Ini untuk Mencegah Panu

Share

Panu menjadi salah satu penyakit yang sering melanda masyarakat Indonesia. Meski terlihat sepele, ternyata penyakit panu sangat merugikan penderitanya.

Siapa saja bisa terjangkit penyakit panu, tidak terkecuali perempuan atau laki-laki dan bisa menjangkiti segala usia, termasuk para lansia. Artikel kali ini akan memberi informasi mengenai penyakit panu dan cara pencegahan panu terutama pada lansia.

Apa Itu Panu?

Penyakit panu atau dengan sebutan lainnya yaitu Tinea versicolor, adalah kondisi kulit non-kanker (jinak) umum yang disebabkan oleh infeksi pada permukaan kulit. Meski tergolong infeksi, panu tidak menular.

Penyakit panu bisa menyerang siapa saja, dari tua hingga muda. Namun, para lansia seringkali terjangkit penyakit panu karena keterbatasan mereka dalam bergerak dan membersihkan diri. Apalagi, pada lansia yang menghabiskan banyak kegiatan di tempat tidur dimana pergerakan sangat terbatas dan alas tempat tidur yang cenderung lembab karena bergesekan dengan tubuh dalam jangka waktu yang lama.

Penyebab Penyakit Panu

 Infografis 4 Penyebab Utama Panu Kavacare

Infografis 4 Penyebab Utama Panu Kavacare

 

Penyebab munculnya panu adalah adanya ragi atau Malassezia yang tumbuh berlebihan hingga menyebabkan ruam yang terdiri dari bercak-bercak warna merah muda, cokelat, atau putih. Ragi atau jamur ini bisa tumbuh pada kondisi kulit yang berminyak, lembab dan hangat.

Selain itu, panu dapat muncul akibat pertumbuhan ragi yang berlebih pada permukaan kulit Anda. Ragi ini dapat tumbuh subur di lingkungan yang lembab, hangat, dan berminyak hingga pertumbuhannya di luar kendali – membentuk suatu koloni. Kemudian, koloni ragi inilah yang menyebabkan gejala panu.

Ragi atau jamur yang menjadi penyebab panu ini umum ditemukan dan memang hidup di tubuh kita. Namun, pertumbuhannya masih sangat normal apabila tidak dipicu oleh beberapa faktor penyebab munculnya panu.

Penyebab penyakit panu kulit lainnya adalah:

  • Kondisi kulit berminyak
  • Mengonsumsi obat yang dapat melemahkan sistem imun
  • Tinggal di iklim yang hangat dan lembab
  • Keringat berlebih
  • Perubahan hormon
  • Menggunakan kortikosteroid (kortison)

 

Baca Juga: Penyebab dan Cara Penanganan Panu

 

Cara Mencegah Panu

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan dalam upaya pencegahan panu ini, antara lain:

1. Menyesuaikan Pakaian di Musim Kemarau

Anda bisa melakukan pencegahan panu dengan mengubah gaya berpakaian. Indonesia terkenal dengan iklimnya yang hangat dan lembab, terutama pada musim kemarau atau musim panas.

Di beberapa wilayah Indonesia, musim kemarau bisa terjadi sangat lama dengan suhu panas ekstrem. Cuaca yang panas ini membuat kita cenderung sangat mudah berkeringat meski melakukan kegiatan ringan.

Selama musim panas, Anda bisa menggunakan pakaian dengan bahan yang mudah menyerap keringat dan longgar. Hindari menggunakan pakaian dengan bahan terlalu tebal atau bahan-bahan yang sulit untuk menyerap keringat berlebih ketika berkegiatan. Selain itu, hindari menggunakan baju berlapis apabila Anda melakukan kegiatan tanpa pendingin udara.

Apabila Anda terus menggunakan pakaian yang tidak bisa menyerap keringat dengan mudah dan terlalu ketat, maka dapat menjadi salah satu pemicu munculnya panu. Kulit yang terus berkeringat dan cenderung lembab akan memudahkan jamur atau ragi penyebab panu berkembang biak dengan cepat.

2. Rutin Membersihkan Diri

Selain itu, sering membersihkan diri – seperti mandi atau berganti baju bersih, setelah berkegiatan akan membantu pencegahan panu. Pertumbuhan ragi atau jamur penyebab panu akan tetap normal apabila Anda terus mengondisikan kulit kering dan bersih setiap saat.

Anda bisa menggunakan shampoo khusus ketombe yang mengandung selenium sulfide saat membersihkan rambut setelah berkegiatan. Kandungan shampoo tersebut bisa membantu pencegahan panu dan menghambat laju pertumbuhan ragi.

Selain membersihkan diri, Anda juga bisa mencegah panu muncul dengan rutin mengganti alas tidur – seperti sprei dan selimut, secara rutin guna mencegah alas tidur terlalu lembab dan dapat memicu panu pada kulit.

3. Hindari Sinar Matahari

Kegiatan di luar ruangan dari pagi hingga sore membuat kita dengan mudah terpapar sinar matahari langsung. Hal ini dapat menjadi salah satu pemicu pertumbuhan jamur secara berlebihan pada kulit Anda. Usahakan tidak terpapar sinar matahari langsung atau mengurangi aktivitas yang membuat Anda terus menerus terkena sinar matahari.

Gunakan pakaian longgar yang mudah menyerap keringat serta penutup kepala, seperti topi yang membuat Anda tidak langsung terpapar sinar matahari. Bisa juga dengan menggunakan jaket atau cardigan saat berkendara dengan kendaraan bermotor.

Selain itu, pencegahan panu juga bisa dengan pemakaian sunscreen setiap hari dengan tekstur yang tidak lengket dan mudah terserap oleh kulit Anda. Pilih sunscreen dengan minimal tingkat SPF atau sun protection factor nya sebesar 30.

 

Baca Juga: 10 Manfaat Jalan Kaki bagi Kesehatan

4. Penggunaan Obat Panu

Ada beberapa produk yang dapat membantu Anda mencegah dan mengobati penyakit panu pada kulit, seperti:

Jenis ObatGambarBentuk
Ketoconazole (Ketoconazole, Nizoral, dan lainnya) Ketoconazole SalepBisa dalam bentuk gel, krim atau shampoo.
Flukonazol (Diflucan) FluconazoleTablet atau larutan oral.
Selsun – Selenium sulfida 2.5 persenSelsunBentuk shampoo atau lotion
Itrakonazol (Onmel, Sporanox) ItraconazoleBentuk tablet, larutan oral atau kapsul

 

5. Hubungi Dokter atau Tenaga Medis

Apabila langkah-langkah pencegahan telah dilakukan namun belum bisa membantu Anda, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter atau tenaga medis terdekat. Biasanya, dokter akan memberi beberapa obat atau tips agar Anda bisa terhindar dari penyakit panu.

Pertanyaan Seputar Cara Mencegah Panu

Bagaimana Cara Menghilangkan Panu di Wajah?

Panu bisa muncul dimana saja, termasuk wajah. Panu dapat muncul akibat pertumbuhan jamur atau ragi yang berlebihan hingga memicu munculnya panu. Untuk menghilangkan panu pada wajah, Anda bisa menggunakan atau mengaplikasikan lotion antijamur, salep, dan krim pada area yang sakit.

Sebagian besar infeksi jamur – termasuk panu, merespon dengan baik terhadap agen topikal ini, seperti Miconazole (Micaderm) dalam bentuk krim atau Clotrimazole (Lotrimin AF) dalam bentuk lotion atau krim

Anda juga bisa menggunakan pengobatan dari dokter setelah konsultasi terlebih dulu. Umumnya, pengobatan panu untuk wajah hanya diberi obat oral saja atau obat luar tanpa obat minum.

 

Baca Juga: Apakah Makanan Berpengaruh pada Jerawat?

 

Makanan Apa yang Harus Dihindari Saat Panuan?

Saat panuan, hindari makanan seperti karbohidrat manis (permen, kue, kentang, roti putih) dan camilan gurih berbahan baku jagung. Makanan tersebut dapat menyebabkan lonjakan gula darah serta meningkatkan peradangan.

Efeknya, kulit akan menghasilkan lebih banyak minyak. Kulit dengan minyak berlebih bisa memacu munculnya jerawat dan panu.

Apakah Panu Menular?

Meski tergolong penyakit infeksi, ternyata penyakit panu tidak dapat menular. Penyebab panu sendiri adalah pertumbuhan jamur atau ragi yang berlebihan hingga menimbulkan panu, di mana pertumbuhan ini dapat dipicu oleh lingkungan yang panas dan lembab, kulit berminyak hingga perubahan hormon pada tubuh.

Anda bisa berkonsultasi mengenai penyakit panu dengan mudah dan cepat bersama tenaga medis yang ahli di bidangnya bersama Kavacare. Layanan homecare kami akan membantu Anda berkonsultasi cara mencegah dan menangani penyakit panu.

Untuk informasi lebih lanjut, segera hubungi Kavacare Support melalui WhatsApp di 0811-1446-777.

Sumber:

  1. https://www.livestrong.com/article/341334-foods-to-avoid-if-you-have-tinea-versicolor/ diakses pada 5 Oktober 2022
  2. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinea-versicolor/diagnosis-treatment/drc-20378390#:~:text=For%20a%20mild%20case%20of,Miconazole%20(Micaderm)%20cream diakses pada 5 Oktober 2022
  3. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/tinea-versicolor-cause-symptoms-treatments diakses pada 5 Oktober 2022
  4. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17719-tinea-versicolor diakses pada 5 Oktober 2022
  5. https://www.skinsight.com/skin-conditions/adult/tinea-versicolor diakses pada 5 Oktober 2022
  6. https://www.everydayhealth.com/tinea-versicolor/ diakses pada 5 Oktober 2022
  7. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2761612/ diakses pada 5 Oktober 2022
  8. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.2310/7750.2013.13062 diakses pada 5 Oktober 2022
  9. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/19417381211065026 diakses pada 5 Oktober 2022
  10. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/004947557700700205 diakses pada 5 Oktober 2022
  11. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/004947558601600203 diakses pada 5 Oktober 2022
  12. https://cdn.mdedge.com/files/s3fs-public/jfp-archived-issues/1996-volume_42-43/JFP_1996-08_v43_i2_diagnosis-and-treatment-of-tinea-versico.pdf diakses pada 5 Oktober 2022
Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare