Waspadai 5 Penyakit Penyerta Banjir Ini

Waspadai 5 Penyakit Penyerta Banjir Ini

Share

Bencana banjir tidak hanya membawa dampak buruk berupa kerusakan lingkungan. Tetapi banjir juga sering mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang, berbagai risiko penyakit dapat meningkat saat banjir melanda. Oleh sebab itu, agar Anda dan keluarga dapat tetap sehat selama atau setelah banjir surut, penting untuk memahami jenis-jenis penyakit penyerta banjir serta langkah pencegahannya berikut ini.

Kontaminasi dalam Air Banjir

Saat banjir melanda, Anda perlu melindungi diri dari paparan air banjir. Sebab di dalam air banjir terdapat berbagai macam kontaminan (kimia, biologis, dan radiologis) yang dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Adapun kontaminan yang mungkin terkandung dalam air banjir dan bisa membawa risiko penyakit penyerta banjir dapat meliputi:

  • Feses manusia
  • Feses binatang
  • Limbah rumah tangga
  • Limbah medis
  • Limbah industri
  • Limbah abu batubara yang dapat mengandung senyawa karsinogenik seperti arsenik, kromium, dan merkuri
  • Kontaminan-kontaminan lain yang dapat menyebabkan penyakit
  • Objek fisik yang dapat menyebabkan cedera dan infeksi, seperti pecahan kaca atau logam, kayu, dan puing-puing
  • Selain itu juga mungkin termasuk adanya hewan liar berbahaya yang terbawa arus, seperti ular dan biawak.

 

Baca Juga: 5 Cara Pencegahan Panu

 

Berbagai Penyakit Penyerta Banjir

Beberapa jenis penyakit penyerta banjir yang harus Anda waspadai, antara lain yaitu:

1. Diare

Gangguan pencernaan seperti diare adalah risiko yang kerap terjadi saat banjir atau setelah banjir surut. Peningkatan risiko diare disebabkan oleh air banjir yang mengontaminasi makanan, minuman, atau peralatan makan. Sehingga, higienitas seseorang menjadi faktor utama dari diare ini. Perilaku yang tidak higienis, seperti makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu memungkinkan bakteri atau virus yang ada pada makanan atau minuman yang dikonsumsi lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya infeksi.

Sebagian besar infeksi ini tidak berbahaya dan hanya dapat menyebabkan diare yang umumnya akan sembuh dalam beberapa hari. Namun, diare yang berlangsung secara terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akibat diare yang tidak segera diatasi dapat membawa bahaya bagi pengidapnya.

2. Demam Berdarah

Setelah banjir, pada umumnya akan terjadi peningkatan jumlah nyamuk. Pasalnya, semua puing-puing atau barang-barang yang dapat menampung genangan air setelah banjir surut dapat digunakan nyamuk sebagai tempat berkembang biak. Hal ini membuat risiko penyakit demam berdarah sebagai penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti turut meningkat.

Penderita demam berdarah dapat merasakan gejala berupa demam, nyeri otot dan tulang, sakit kepala, serta muncul ruam atau bintik merah di kulit. Kebanyakan penderita dapat pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Sementara dalam beberapa kasus, gejalanya bisa memburuk dan menyebabkan penderita mengalami kondisi yang lebih serius, seperti pendarahan organ internal, infeksi otak hingga syok yang mengancam jiwa.

3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Penyakit yang perlu diwaspadai saat banjir selanjutnya adalah ISPA. ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi virus yang mempengaruhi saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Gejala utama dari ISPA bisa berupa pilek, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot dan tulang, dan kelelahan. Risiko ISPA meningkat setelah banjir karena kondisi lingkungan yang lebih lembab sehingga meningkatkan risiko penularan infeksi air-bone.  

Meski sebagian besar gejala ISPA dapat sembuh dengan sendirinya karena kerja sistem kekebalan tubuh yang baik. Namun, sebagian kasus gejalanya bisa menjadi lebih buruk yang disertai dengan sesak napas dan nyeri dada. Jangan tunda untuk mendapatkan perhatian medis jika Anda atau keluarga Anda mengalami kondisi tersebut.

 

Baca Juga: Apakah Es Krim Menyebabkan Flu pada Anak?

 

4. Penyakit Kulit

Penyakit kulit juga merupakan penyakit penyerta banjir yang paling umum terjadi. Jenis penyakit kulit yang mungkin terjadi selama atau setelah banjir surut secara umum dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Inflamasi Kulit

Inflamasi kulit mengacu pada peradangan yang terjadi pada kulit ketika sistem kekebalan tubuh mengirimkan sel untuk melawan bakteri atau menyembuhkan cedera. Salah satu contohnya seperti dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi kulit non-alergi yang disebabkan oleh kontak langsung dengan bahan iritan yang terkandung dalam air banjir. Penyakit ini memiliki gejala yang cukup bervariasi, beberapa diantaranya termasuk:

  • Ruam yang gatal
  • Kulit kering dan pecah-pecah
  • Sensasi terbakar
  • Pembengkakan

Semakin lama terendam air banjir, maka kerusakan kulit dapat semakin berat. Dan apabila tidak ditangani dengan baik, keadaan ini dapat menyebabkan infeksi sekunder dari bakteri atau jamur.

2. Infeksi Kulit

Paparan air banjir dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko infeksi jamur atau bakteri pada kulit. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri yang berbeda, namun penyebab yang paling umum infeksi kulit penyerta banjir adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Bakteri tersebut memicu terjadinya infeksi pada luka terbuka atau bahkan luka kecil (mikrolesi) yang sudah ada sebelumnya. Gejala utama infeksi kulit akibat kondisi ini berupa luka yang bernanah disertai kemerahan di sekitarnya.

3. Penyakit Kulit Traumatis

Tergantung pada tingkat keparahannya, banjir mungkin membawa benda dan puing-puing yang dapat melukai tubuh seseorang. Trauma atau luka yang terjadi dapat berupa luka memar, luka lecet, luka tusuk hingga mikrotrauma yang menimbulkan luka kecil yang dapat meningkatkan risiko infeksi. Luka karena kondisi ini harus segera diobati untuk mencegah infeksi terjadi.

4. Penyakit Kulit Lain-lain

Penyakit kulit lain penyerta banjir termasuk pula reaksi alergi terhadap gigitan serangga. Pasalnya, banjir juga kerap mengundang berbagai macam serangga seperti nyamuk, semut, semut merah, kutu dan kecoa. Reaksi alergi akibat gigitan serangga ini biasanya ditandai dengan munculnya bintik kemerahan gatal di bagian tubuh tertentu yang digigit serangga.

5. Penyakit Leptospirosis 

Leptospirosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang biasa terdapat pada urin hewan, seperti tikus dan sapi. Seseorang dapat tertular penyakit ini melalui kontak dengan air, makanan, atau tanah yang terkontaminasi urin dari hewan yang terinfeksi. 

Leptospirosis ini memiliki gejala yang dapat mencakup:

  • Demam
  • Jaundice (penyakit kuning)
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot, umumnya pada otot kaki
  • Mual
  • Muntah
  • Mata merah

Ketika penyakit ini tidak diobati, beberapa orang mengalami komplikasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, komplikasi penyakit leptospirosis bisa berakibat fatal.

Pencegahan Sakit karena Penyakit Penyerta Banjir

Berikut beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit penyerta banjir:

1. Cegah Penyebaran Demam Berdarah

Demam berdarah menjadi penyakit yang paling umum terjadi di musim hujan. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran penyakit DB ini. Anda bisa menerapkan metode pencegahan DB berdasarkan Kemenkes yang disebut dengan gerakan 3M Plus, yang terdiri dari:

  1. Menguras dan membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menampung air.
  2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air. 
  3. Mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air hujan agar lebih bermanfaat.

Plus:

  • Memasang kelambu di kamar
  • Memasang kawat kasa pada lubang ventilasi
  • Menggunakan lotion anti nyamuk
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk
  • Menghindari menggantung pakaian yang telah dipakai
  • Memasang mosquito trap
  • Menaburkan bubuk larvasida untuk pemberantasan jentik nyamuk di tempat yang sulit dikuras/ ditutup.

 

Baca Juga: Perawatan DBD di Rumah

 

2. Jaga Higienitas

Mayoritas penularan infeksi saat atau setelah banjir adalah faktor higienitas. Jadi, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan diri agar tidak tertular infeksi. Anda bisa memulainya dengan membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dengan baik menggunakan metode cuci tangan 6 langkah.

  1. Basahi tangan dengan air, ratakan sabun pada kedua telapak tangan dengan arah memutar
  2. Gosok kedua punggung tangan secara bergantian
  3. Gosok juga sela-sela jari tangan
  4. Bersihkan ujung jari dengan posisi jari saling mengait/ mengunci
  5. Gosok ibu jari secara memutar dalam genggaman tangan, lakukan pada kedua tangan secara bergantian
  6. Kemudian gosok telapak tangan menggunakan ujung jari dan bilang hingga bersih.

3. Hindari Kontak dengan Air Banjir

Pastikan Anda melindungi diri Anda dan keluarga dari paparan air banjir terlepas dari apa saja sumber kontaminasinya. Beberapa hal berikut perlu Anda perhatikan:

  • Jangan mandi di air yang mungkin sudah terkontaminasi oleh air banjir
  • Jangan biarkan anak-anak bermain atau bahkan berenang di area banjir
  • Jangan menggunakan barang yang telah terkontaminasi air banjir dan belum didesinfeksi.
  • Jika Anda terpaksa harus masuk/ melewati air banjir, gunakan sepatu boot karet, sarung tangan karet, dan kaca mata untuk menghindari kontak langsung dengan air banjir.

Bagaimana Jika Terkena Air Banjir?

Jika Anda atau keluarga terlanjur terkena air banjir, segera lakukan langkah berikut:

  1. Cuci bagian tubuh yang terkena air banjir misal kaki dan tangan dengan sabun dan air bersih sesegera mungkin. Anda juga bisa menggunakan tisu atau pembersih berbasis alkohol.
  2. Cuci pakaian yang terkontaminasi air banjir dengan air panas dan detergen.

Lindungi Luka Terbuka dari Banjir

Luka terbuka dan ruam yang terkena air banjir dapat dengan mudah terinfeksi. Karenanya, Anda perlu menghindari luka terpapar air banjir. Jika Anda atau keluarga memiliki luka terbuka dan terkena air banjir, maka:

  1. Bersihkan luka terbuka dengan air bersih
  2. Tutup luka yang telah dibersihkan dengan perban tahan air
  3. Jika luka menjadi kemerahan, bengkak, atau mengeluarkan cairan, segera dapatkan bantuan medis.

Anda juga perlu menerapkan gaya hidup sehat, seperti dengan berolahraga secara rutin dan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Hal tersebut dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh Anda. Ini memungkinkan tubuh Anda tidak mudah tertular beberapa jenis infeksi yang umum menyerang selama atau setelah banjir surut.

Bila Anda memiliki pertanyaan mengenai penyakit penyerta banjir atau ingin konsultasi seputar masalah kesehatan akibat banjir yang mungkin Anda atau keluarga Anda alami, Anda bisa menghubungi Kavacare melalui Whatsapp di nomor 0811 1446 777. Kami siap memberikan pendampingan medis melalui layanan homecare terbaik. 

Sumber:

  1. Waspadai Penyakit Pasca Banjir. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/waspadai-penyakit-pasca-banjir. Diakses 23 Januari 2023. 
  2. 6 Langkah Mencuci Tangan. https://dinkes.depok.go.id/User/DetailArtikel/6-langkah-mencuci-tangan. Diakses 23 Januari 2023. 
  3. Flood Waters or Standing  Waters. https://www.cdc.gov/healthywater/emergency/extreme-weather/floods-standingwater.html. Diakses 23 Januari 2023. 
  4. Flood Water Dangers. https://www.health.com/condition/skin-conditions/flood-water-dangers. Diakses 23 Januari 2023. 
  5. Bacterial Infections. https://www.qld.gov.au/community/disasters-emergencies/disasters/phys-health-wellbeing/bacterial-infections. Diakses 23 Januari 2023. 
  6. Leptospirosis. http://conditions.health.qld.gov.au/HealthCondition/condition/14/33/88/leptospirosis. Diakses 23 Januari 2023. 
  7. Flood Dermatoses. https://www.ijced.org/html-article/17784. Diakses 23 Januari 2023. 
  8. Acute Respiratory Infection. https://www.healthline.com/health/acute-respiratory-disease. Diakses 23 Januari 2023. 
  9. Dengue Fever. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever. Diakses 23 Januari 2023.
  10. Contact Dermatitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/contact-dermatitis. Diakses 23 Januari 2023.
dr. Keyvan Fermitaliansyah
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Keyvan Fermitaliansyah

Care Pro, Dokter Umum Kavacare