Penyebab Resistensi Antibiotik dan Pencegahannya

Penyebab Resistensi Antibiotik dan Pencegahannya

Share

Apa itu Resistensi Antibiotik?

Ketika seseorang mengalami sakit yang dicurigai disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan memberi obat. Antibiotik bisa jadi salah satu dari obat-obatan yang diberikan dokter.

Fungsi antibiotik adalah untuk menangani atau mencegah berbagai macam infeksi oleh bakteri. Antibiotik bekerja dengan cara membunuh bakteri, atau mencegah bakteri supaya tidak menyebar dan berkembang biak.

Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika kuman seperti bakteri dan jamur mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan obat-obatan yang didesain untuk membunuh mereka. Artinya, kuman-kuman ini tidak mati ketika diberi antibiotik, dan terus bertumbuh.

 

Baca Juga: Bijak dalam Penggunaan Antibiotik

 

Bagaimana Cara Kerja Antibiotik?

Antibiotik langsung bekerja sejak dikonsumsi, tapi pasien bisa saja belum merasa pulih kembali meskipun sudah 2-3 hari berlalu.

Setiap orang memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk mulai pulih dari kondisi sakitnya, dan hal itu dipengaruhi berbagai kondisi setiap pasien. Lamanya waktu pemulihan juga tergantung dari jenis infeksi yang ditangani.

Antibiotik mengatasi infeksi dengan cara membunuh bakteri, menghentikan, atau menghambat pertumbuhannya dengan cara:

  1. Menyerang dinding sel atau pelapis yang menyelubungi bakteri
  2. Mengganggu dan menghambat proses reproduksi bakteri
  3. Menghalangi produksi protein pada bakteri sehingga bakteri tersebut mati karena bakteri tidak bisa bertahan hidup tanpa protein-protein yang mereka butuhkan

Kebanyakan antibiotik dikonsumsi selama 7-14 hari. Namun dokter akan menentukan durasi konsumsi dan jenis antibiotik yang paling tepat untuk dikonsumsi pasien.

Pada praktiknya, banyak pasien yang kadang-kadang justru menghentikan sendiri konsumsi antibiotika tersebut dalam periode yang lebih singkat dari waktu yang sudah ditetapkan oleh dokter. 

Apa Penyebab Resistensi Antibiotik?

Secara sederhana, resistensi antibiotik adalah kondisi ketika bakteri tidak dapat dikendalikan lagi oleh antibiotik. Dalam beberapa kasus, itu berarti tidak ada lagi pengobatan yang efektif untuk beberapa kondisi tertentu.

Ketika seseorang mengonsumsi antibiotik, bakteri yang lemah atau sensitif akan mati. Bakteri yang tidak mati ketika konsumsi antibiotik tersebut biasanya menjadi tidak mempan dengan serangan antibiotik tersebut.

Jika bakteri yang tidak mati ini berkembang biak, maka akan menghasilkan bakteri-bakteri yang tahan terhadap bahan aktif antibiotika sejenis. Hal itulah yang menyebabkan resistensi antibiotik. Bakteri yang tidak mati itu biasanya punya karakteristik unik yang bisa mencegah antibiotik untuk berpengaruh pada mereka.

Berkembangnya resistensi antibiotik biasanya disebabkan faktor-faktor di bawah ini:

1. Penggunaan Antibiotik Secara Berlebihan

Ketika dokter tidak memberikan antibiotik saat seseorang sakit, itu berarti bakteri yang ada dalam tubuh orang tersebut tidak akan manjur dengan antibiotik tertentu. Atau, bisa juga orang tersebut tidak membutuhkan antibiotik karena sakit yang dideritanya akan sembuh dengan sendirinya.

Seringnya, pasien bersikeras mengonsumsi antibiotik yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Inilah yang justru dapat mengakibatkan berkembangnya resistensi antibiotik.

2. Cara Konsumsi Antibiotik yang Tidak Tepat

Saat memberi antibiotik, dokter menyertakan aturan tentang kapan dan seberapa lama antibiotik itu harus dikonsumsi. Jika pasien tidak mengonsumsinya pada jadwal yang ditentukan, maka bakteri akan mulai berlipat ganda sebagai upayanya untuk berkembang biak di setiap kesempatan.

Ketika berkembang biak, bakteri yang lolos dari antibiotika yang diberikan bisa bermutasi menjadi lebih tahan terhadap antibiotik tersebut.

 

Baca Juga: Pentingnya Memahami Aturan Pakai Obat

 

3. Penggunaan Antibiotik dalam Peternakan

Bakteri pada binatang juga bisa mengembangkan resistensi antibiotik. Beberapa peternak kadang memberikan antibiotik yang tidak tep

at maupun terlalu berlebihan pada hewan ternaknya. Ini bisa dilakukan karena ingin menghindarkan hewan-hewan ternak itu dari penyakit atau mempercepat proses pertumbuhan. Hal itu bisa menyebabkan resistensi antibiotik pada hewan.

Resistensi antibiotik pada hewan bisa disalurkan dari hewan ke manusia melalui. Jika daging hewan ternak ini tidak diolah dengan tepat dan dikonsumsi, bakteri-bakteri dengan resistensi antibiotik bisa berpindah ke tubuh manusia. Hal itu menyebabkan manusia yang mengonsumsinya memiliki resistensi antibiotik.

4. Resistensi yang Timbul Secara Spontan

Kadang, DNA bakteri berubah atau bermutasi sendiri tanpa penyebab yang pasti. Bakteri yang berubah itu menjadi tidak dapat dikenali oleh antibiotik sehingga tidak dapat dikendalikan sebagaimana mestinya. Perubahan DNA juga dapat membantu bakteri untuk melawan efek antibiotik.

5. Resistensi yang Ditularkan

Seseorang bisa menularkan infeksi dari bakteri yang telah resistensi kepada orang lain. Jika itu terjadi, maka orang yang baru tertular tersebut juga mengalami infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Apa Efek Resisten Antibiotik?

Masalah yang dapat ditimbulkan dari resistensi antibiotik adalah:

  • Meningkatnya risiko suatu penyakit bertambah parah, semakin lama tidak sembuh, dan kematian.
  • Karena dosis obat perlu ditambah, atau perlu menggunakan kombinasi beberapa antibiotika, maka kemungkinan akan ada efek samping dari pengobatan yang terlalu kuat.
  • Perawatan yang lebih lama di rumah sakit dan pemeriksaan atau evaluasi yang lebih sering oleh dokter dan tim medis.
  • Peningkatan biaya pengobatan.

Bagaimana Mencegah Resistensi Antibiotik?

Hal yang mempercepat perkembangan resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang salah atau berlebihan. Selain itu, pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk juga bisa jadi penyebab.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Mengonsumsi antibiotik hanya ketika diberi resep oleh tenaga kesehatan yang profesional dan bersertifikat.
  2. Tidak memaksa meminta antibiotik jika dokter maupun tenaga kesehatan menyatakan bahwa kondisi yang dialami tidak membutuhkan antibiotik.
  3. Selalu mengikuti aturan, saran, dan anjuran dokter ketika mengonsumsi antibiotik, termasuk bila jenis antibiotikanya perlu diganti atau dikombinasikan.
  4. Tidak membagikan maupun mengonsumsi kembali sisa antibiotik dari pengobatan sebelumnya.
  5. Mengonsumsi antibiotik yang tepat dan tidak mengonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain.
  6. Mencegah infeksi dengan gaya hidup bersih seperti:
    • Mencuci tangan
    • Menyiapkan dan mengonsumsi makanan secara higienis
    • Menghindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit
    • Menerapkan perilaku berhubungan seksual secara aman
    • Melakukan vaksinasi rutin.

Pertanyaan Seputar Resistensi Antibiotik

Apakah Resistensi Antibiotik Bisa Disembuhkan?

Sembuh adalah istilah yang kurang tepat digunakan, karena resistensi antibiotik bukanlah suatu penyakit. Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika suatu penyakit tidak bisa disembuhkan karena bakteri dalam tubuh tidak bisa dikendalikan antibiotik.

Sembuh atau tidaknya adalah tergantung apakah penyakit awal itu bisa disembuhkan dengan metode lain atau tidak. Kondisi ini sulit dikembalikan pada keadaan semula, yaitu ketika suatu bakteri dapat dikendalikan dengan obat antibiotik tertentu.

Oleh karena itu, resistensi antibiotik termasuk keadaan yang berbahaya dan bisa mematikan. Terutama jika bakteri yang mengembangkan resistensi antibiotik tersebut adalah bakteri penyakit yang berbahaya. Dalam kondisi dan jangka waktu tertentu, bakteri tersebut bisa saja kembali sensitif terhadap efek antibiotik yang tadinya pernah resisten.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Resistensi Antibiotik?

Jika suatu infeksi menunjukkan gejala resistensi antibiotik tertentu, dokter kemungkinan akan memberikan antibiotika jenis lain atau mengkombinasikan beberapa antibiotika sekaligus

Apabila Anda mengenali gejala resistensi antibiotik pada diri Anda maupun orang di sekitar Anda, silakan konsultasikan gejala tersebut pada Kavacare dengan menghubungi kami di nomor 0811 – 1446 – 777. Dapatkan kenyamanan telekonsultasi dengan dokter dari rumah Anda.

Sumber:

  1. About Antibiotic Resistance | CDC. https://www.cdc.gov/drugresistance/about.html diakses 4 Desember 2022
  2. Antibiotics – NHS. https://www.nhs.uk/conditions/antibiotics/ diakses 4 Desember 2022
  3. How Do Antibiotics Work? How Long They Take to Work & More. https://www.healthline.com/health/how-do-antibiotics-work diakses 5 Desember 2022
  4. Antibiotic Resistance: What Is It, Complications & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/21655-antibiotic-resistance diakses 5 Desember 2022
  5. Antibiotic resistance. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antibiotic-resistance diakses 5 Desember 2022
  6. Actions to Fight Antibiotic Resistance | CDC. https://www.cdc.gov/drugresistance/actions-to-fight.html diakses 6 Desember 2022
dr. Albert Novianto Kavacare
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Albert Novianto Kavacare

Care Pro, Dokter Umum Kavacare