4 Risiko Pasang Kateter di Rumah Secara Asal

4 Risiko Pasang Kateter di Rumah Secara Asal

  • Post category:Perawatan
Share

Kateter urine (air seni) adalah alat berbentuk selang lunak yang dipasang ke saluran kemih. Alat ini dibutuhkan oleh pasien yang tidak bisa membuang air seni dengan normal. 

Kateter bisa dipasang secara mandiri, namun pemasangan kateter tidak dapat dilakukan secara asal karena dapat menimbulkan risiko, misalnya infeksi kandung kemih atau kebocoran kateter. Berikut ulasan mengenai risiko pasang kateter secara sembarangan.

Risiko Pasang Kateter secara Asal

Infeksi Saluran Kemih

Risiko pasang kateter yang perlu diperhatikan adalah memungkinkan masuknya bakteri dalam tubuh Anda. Hal tersebut dapat menyebabkan infeksi pada uretra, kandung kemih, atau ginjal (lebih jarang). Infeksi tersebut disebut juga Infeksi Saluran Kemih (ISK).

ISK yang disebabkan oleh penggunaan kateter adalah jenis infeksi yang umum terjadi pada pasien rumah sakit. Risiko ini cukup tinggi apabila kateter yang digunakan ditinggalkan di dalam kandung kemih dalam jangka waktu lama (kateter indwelling).

Gejala ISK sebagai risiko pasang kateter meliputi:

  • Sakit di bagian bawah perut atau di sekitar selangkangan
  • Suhu tubuh tinggi
  • Merasa dingin dan menggigil
  • Kebingungan
  • Rasa sakit atau terbakar ketika membuang air seni
  • Terlalu sering membuang air seni
  • Merasa perlu membuang air seni meskipun kandung kemih kosong
  • Air seni berdarah
  • Tekanan atau kram di daerah paha atau perut bawah

Nyeri Perut

Ketegangan otot kandung kemih yang terasa seperti nyeri perut adalah gejala umum ketika Anda menggunakan kateter urine. Nyeri ini disebabkan karena kandung kemih Anda menghimpit balon kateter.

Dokter mungkin meresepkan Anda obat antimuskarinik seperti tolterodine atau darifenacin untuk mengurangi gejala kejang kandung kemih.

Kateter Bocor

Kebocoran di sekitar kateter adalah risiko pasang kateter lainnya yang mungkin terjadi karena kateter indwelling. Hal ini dapat terjadi karena kejang kandung kemih atau ketika Anda membuang feses.

Kebocoran juga bisa terjadi apabila kateter terhambat, sehingga perlu dilakukan pengecekan apakah air seni mengalir di dalam kateter. Selain itu, kateter juga dapat terhambat karena darah atau serpihan dalam selang kateter. Anda bisa melapor kepada petugas kesehatan apabila terjadi penghambatan pada kateter.

Risiko Lainnya

Risiko pasang kateter lainnya yang lebih jarang adalah:

  • Luka pada uretra (saluran yang mengeluarkan air seni dari dalam tubuh) ketika kateter dimasukkan.
  • Penyempitan uretra yang disebabkan oleh luka jaringan yang disebabkan oleh penggunaan kateter secara berulang.
  • Luka pada kandung kemih yang disebabkan pemasangan kateter yang kurang tepat.
  • Batu ginjal (biasanya disebabkan oleh penggunaan kateter selama bertahun-tahun).

Pasang Kateter di Rumah Secara Mandiri

Pemasangan kateter secara mandiri, atau disebut juga clean intermittent catheterization (CIC) atau intermittent self-catheterization (ISC), dilakukan dengan cara memasukkan selang tipis (kateter) ke dalam saluran kemih melewati uretra. Setelahnya, air seni dikeluarkan melewati kateter menuju toilet atau tempat penampungan.

Ketika kandung kemih sudah kosong, kateter bisa dikeluarkan. Langkah ini terus diulang beberapa kali dalam sehari. Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan risiko.

Berikut adalah beberapa jenis penggunaan kateter atau teknik kateterisasi:

1. Indwelling

Tabung steril yang disebut juga Foley catheter diletakkan di dalam saluran kemih. Tabung tersebut dapat dimasukkan lewat uretra atau perut bagian bawah (supra-pubic catheter).

Kateter tersebut tersambung dengan kantong urine yang menampung air seni sepanjang waktu. Balon yang terdapat pada ujung kateter membuat kateter tidak mudah lepas dari kandung kemih.

Kantong urine dapat dipasang pada kasur, kaki, atau baju pasien tergantung dengan kondisi dan mobilitas pasien. Kateter jenis indwelling berada dalam kandung kemih dalam jangka waktu harian atau mingguan.

2. Pemasangan Mandiri (Clean Intermittent)

Pasien atau perawat memasukkan kateter secara rutin dengan interval tertentu dalam satu hari. Sehingga, kateter hanya dipasang bila ingin mengeluarkan air seni (hanya dipasang sementara atau tidak terus-terusan berada di kandung kemih). Air seni dikeluarkan lewat kateter ke toilet, kantong urine, atau tempat penampung.

3. Kondom Kateter

Kondom kateter adalah kateter yang menyerupai kondom. Alat ini bisa digunakan pasien pria pada penis. Alat tersebut memiliki tabung yang menyerap air seni dan memindahkannya ke kantong urine.

 

Baca Juga: Jenis-Jenis Kateter yang Perlu Diketahui

 

Siapa Saja yang Membutuhkan Kateter?

Orang yang memiliki kesulitan mengeluarkan air seni dalam tubuh atau memiliki penyakit kandung kemih membutuhkan kateter. Berikut adalah penyakit dan penyebab lainnya yang memungkinkan seseorang membutuhkan kateter:

  • Operasi kandung kemih
  • Tumor sistem saraf pusat (astrositoma dan tumor lainnya)
  • Pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia)
  • Multiple Sclerosis (MS)
  • Kandung kemih neurogenik yang disebabkan oleh cerebral palsy, penyakit Parkinson, spina bifida, cedera sumsum tulang belakang, atau komplikasi diabetes mellitus (kencing manis)
  • Stroke
  • Inkontinensia urine, retensi urine, dan fistula kandung kemih
  • Konstipasi kronis.

Persiapan Pasang Kateter di Rumah

Sebelum pemasangan kateter mandiri, pasien perlu mencari info terlebih dahulu dan melakukan konsultasi dengan tenaga medis profesional. Petugas kesehatan akan menunjukkan bagaimana cara melakukan pemasangan kateter mandiri untuk meminimalisasi risiko pasang kateter.

Berikut adalah hal-hal yang perlu disiapkan sebelum memasang kateter:

  • Mencoba untuk mengeluarkan air seni secara normal.
  • Cuci tangan menggunakan air dan sabun.
  • Cuci alat kelamin Anda menggunakan air dan sabun atau tisu basah antiseptik. Proses ini mengurangi risiko pasang kateter dan infeksi.
  • Keluarkan kateter dari kemasan secara hati-hati agar tetap bersih.
  • Gunakan lubrikasi cair pada ujung kateter bila diperlukan. Beberapa jenis kateter sudah dilubrikasi dari kemasan.

Cara Pasang Kateter di Rumah

Langkah untuk memasang kateter kurang lebih sama baik laki-laki maupun perempuan. Akan lebih mudah bagi pasien perempuan jika menggunakan bantuan cermin ketika memasang kateter agar posisi bukaan uretra (lubang untuk mengeluarkan air seni) terlihat.

Berikut langkah-langkah memasang kateter secara mandiri:

  1. Duduk di toilet (untuk pasien perempuan bisa berdiri atau berjongkok di atas toilet).
  2. Masukkan ujung kateter yang sudah dilubrikasi dengan tekanan lembut ke urethra.
  3. Pegang ujung lain kateter di atas mulut toilet atau kontainer.
  4. Perlahan masukkan kateter hingga memasuki kandung kemih dan air seni mulai keluar dari selang.
  5. Terus masukkan kateter sebanyak satu sampai dua inci.
  6. Tahan kateter sampai kandung kemih kosong.
  7. Keluarkan kateter secara perlahan.

Setelah selesai melakukan pemasangan kateter mandiri, lakukan pembersihan untuk mengurangi risiko pasang kateter. Cuci tangan Anda dan buang kateter yang sudah digunakan. Semua kateter hanya untuk sekali pakai.

 

Baca Juga: 6 Langkah Pemasangan Kateter di Rumah

 

Pertanyaan Umum Seputar Risiko Pasang Kateter 

Apakah Pasang Kateter Berbahaya?

Pemasangan kateter urine (selang kencing) memiliki risiko seperti masuknya bakteri dalam tubuh Anda. Untuk menghindari ini, Anda bisa meminta tolong tenaga kesehatan untuk memasang kateter. 

Namun, apabila Anda memasukkan kateter dengan langkah yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko pasang kateter. Misalnya, menjaga kebersihan dan melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan terlebih dahulu. 

Apakah Sakit Saat Melepas Kateter?

Pemasangan dan pelepasan kateter dapat menimbulkan nyeri, sehingga penggunaan gel anestetik umum dilakukan untuk mengurangi rasa sakit. Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama membuat Anda lebih terbiasa dengan rasa sakitnya.

Dapatkan Layanan: Pasang Kateter di Rumah

Bagaimana Jika Kateter Terlepas Sendiri?

Apabila kateter indwelling Anda terlepas sendiri, silahkan hubungi dokter atau perawat, atau Anda bisa pergi ke unit gawat darurat di rumah sakit untuk ditangani.

Apabila Anda masih bingung untuk memasang kateter karena khawatir dengan risiko pasang kateter, Anda dapat menghubungi Kavacare untuk berkonsultasi secara gratis. Kavacare juga menyediakan layanan home care apabila Anda butuh tenaga kesehatan untuk memasang kateter di rumah. Anda dapat menghubungi Kavacare Support lewat WA 0811-1446-777.

Sumber:

  1. Bladder Spasms. Diakses 14 September 2022, dari https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/bladder-spasms
  2. Catheter problems. Diakses 14 September 2022, dari https://www.healthdirect.gov.au/catheter-problems
  3. Risks of a urinary catheter. Diakses 13 September 2022, dari https://www.nhs.uk/conditions/urinary-catheters/risks/
  4. Self-Catheterization (Clean Intermittent Catheterization). Diakses 13 September 2022, dari https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/15434-clean-intermittent-catheterization
  5. Urinary Catheters. Diakses 13 September 2022, dari https://www.healthline.com/health/urinary-catheters
  6. Urinary catheters. Diakses 13 September 2022, dari https://www.nhs.uk/conditions/urinary-catheters/
  7. What Is a Catheter? Diakses 13 September 2022, dari https://www.bladderandbowel.org/bladder/catheter/what-is-a-catheter/
  8. Urinary Tract Infection. Diakses 21 September 2022, dari https://www.cdc.gov/antibiotic-use/uti.html 

 

dr. Samuel Hanky
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

dr. Samuel Hanky

Medical Consultant Kavacare