Serba-serbi Stroke: Pencegahan dan Pertolongan Pertama    

Serba-serbi Stroke: Pencegahan dan Pertolongan Pertama    

  • Post category:Lansia / Stroke
Share

Stroke masih menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Penyakit akibat sumbatan pembuluh darah otak ini memerlukan perhatian lebih agar kualitas kesehatan kita meningkat. Penting untuk mengetahui apa itu stroke, termasuk pencegahan dan penanganan stroke, guna menekan risiko kematian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Apa Itu Stroke dan Jenis-jenisnya?                                      

Otak kita memerlukan suplai darah yang memadai untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai mestinya. Stroke terjadi ketika suplai darah di otak terganggu karena ada pembuluh darah atau arteri menuju otak yang tersumbat atau pecah. Sel-sel otak akan mati jika kekurangan darah yang akan kaya oksigen dan nutrien. Akibat gangguan pada fungsi otak, organ lain yang terhubung dengan otak akan terpengaruh.

Stroke adalah penyakit serius yang membutuhkan pertolongan darurat untuk memulihkan aliran darah di otak, meminimalkan kerusakan otak, dan menyelamatkan nyawa orang yang terkena stroke. Saat serangan stroke terjadi, individu yang mengalaminya belum tentu bisa merasakan adanya gangguan aliran darah. Namun individu itu mungkin mengalami sensasi atau emosi yang terkait dengan gejala stroke. Penanganan stroke memerlukan pengetahuan tentang gejala stroke itu sendiri.

Terdapat tiga jenis stroke yang utama:

  1. Stroke Iskemik

Terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke otak terhambat, biasanya akibat adanya gumpalan darah. Sebanyak 87% stroke berjenis iskemik. Stroke iskemik terdiri atas dua jenis:

  • Stroke trombotik: gumpalan darah terbentuk di arteri yang membawa darah ke otak. Biasanya arteri ini sudah menyempit akibat penumpukan plak yang terbentuk dari kolesterol, lemak, dan zat lain di dalam tubuh.
  • Stroke emboli: gumpalan darah terbentuk di bagian lain dari tubuh, pecah, lalu terbawa menuju otak. Sering kali gumpalan ini berasal dari jantung.
  1. Stroke Hemoragik

Terjadi saat ada pembuluh darah yang pecah atau bocor, lalu terjadi perdarahan ke jaringan otak dan merusak sel-sel otak. Stroke hemoragik terdiri atas dua macam:

  • Perdarahan intraserebral: Darah dari arteri yang pecah masuk ke jaringan otak hingga menyebabkan sel otak mati dan fungsi otak berhenti.
  • Perdarahan subaraknoid: Perdarahan otak akibat pecahnya arteri yang lokasinya di antara tulang tengkorak dan otak.
  1. Serangan iskemik transien

Disebut juga stroke ringan atau stroke mini. Terjadi ketika ada sumbatan di arteri yang merintangi aliran darah menuju otak. Sumbatan biasanya terjadi kurang dari lima menit, tapi serangan ini bisa jadi merupakan tanda peringatan akan adanya stroke iskemik yan lebih serius.

Selain dua jenis utama itu, ada stroke kriptogenik, yakni ketika pemicu stroke tak dapat diketahui dengan pasti. Ada pula stroke batang otak, yaitu stroke yang terjadi di batang otak dan membuat kedua sisi tubuh pasien terkunci sehingga pasien tak bisa berbicara ataupun menggerakkan tubuhnya dari leher ke bawah.

Berbagai Gejala Stroke dan Bagaimana Mengenalinya                                     

Kerusakan otak akibat stroke dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Orang yang terkena serangan bisa mengalami cacat ringan hingga berat, termasuk kelumpuhan, gangguan dalam berpikir, masalah bicara, dan gangguan emosional. Jika penanganan stroke terlambat dan intensitas stroke berat, orang tersebut bisa kehilangan nyawa. Karena itu, kenali lima gejala stroke yang utama berikut ini:

  • Mati rasa tiba-tiba atau rasa lemas pada wajah, lengan, atau kaki (terutama di satu sisi tubuh)
  • Merasa tiba-tiba bingung, sulit berbicara, dan tak memahami pembicaraan orang lain
  • Mendadak sulit melihat dengan satu atau kedua mata
  • Tiba-tiba sulit berjalan, pusing, serta kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Sakit kepala parah yang tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya

Apa yang Harus Dilakukan Bila Terserang Stroke?            

Dalam penanganan stroke, ada yang disebut golden period atau periode emas pada serangan stroke. Periode ini berlangsung selama kurang dari 4,5 jam, dihitung dari munculnya gejala stroke pertama kali hingga penanganan di rumah sakit. Rinciannya, penderita stroke mesti telah tiba di rumah sakit dalam waktu kurang dari 2 jam, sementara pemeriksaan hingga penanganan harus berlangsung selama maksimal 2,5 jam.

Karena itu, segera hubungi ambulans atau rumah sakit jika melihat seseorang di sekitar Anda yang menunjukkan gejala stroke. Orang yang terkena stroke akan sulit mencari pertolongan sendiri karena gejala yang dialami. Langkah awal yang cepat dari orang-orang di sekitarnya akan menentukan keselamatan individu tersebut.

Pertolongan Pertama di Tempat dan di Rumah Sakit?                                     

Penanganan stroke hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Bila Anda menduga ada orang di dekat Anda yang mengalami stroke, cobalah lakukan tes FAST:

  • Face atau wajah: lihat apakah ada salah satu sisi wajah yang terlihat lemah atau melorot
  • Arms atau lengan: mintalah orang itu mengangkat kedua lengan, apakah ada satu lengan tak terangkat
  • Speech atau bicara: cek apakah kata-kata yang keluar dari mulut orang itu jelas dan bisa dimengerti
  • Time atau waktu: langsung hubungi ambulans atau rumah sakit

Sembari menunggu kedatangan ambulans, temani penderita stroke itu dan tenangkan dirinya. Jangan sampai ia kehilangan kesadaran dan jangan berikan makan/minum atau obat apa pun. Meski ada kendaraan, sebaiknya tidak membawanya sendiri ke rumah sakit. Lebih baik tetap tunggu ambulans yang memiliki peralatan medis yang dibutuhkan untuk merawatnya sepanjang perjalanan.

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Stroke

Seseorang berisiko terkena stroke jika ada anggota keluarganya yang punya riwayat penyakit tersebut. Tapi ada lebih banyak faktor risiko yang bisa dikendalikan untuk mencegah stroke, misalnya:

  • Memantau tekanan darah. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Berkonsultasilah dengan dokter guna mengendalikan tekanan darah yang tinggi.
  • Hindari rokok. Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat beracun yang jika terhirup dapat mengakibatkan beragam penyakit, termasuk stroke.
  • Kendalikan gula darah. Seperti tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi hingga diabetes meningkatkan kemungkinan terkena stroke.
  • Jaga berat badan. Terapkan gaya hidup dan pola makan sehat, termasuk dengan rutin berolahraga, agar berat badan tidak berlebih. Kelebihan berat badan menambah risiko serangan stroke.

Penanganan stroke membutuhkan kecepatan tindakan dari orang-orang di sekitar individu yang mengalaminya. Sedangkan pencegahan stroke bergantung pada individu itu sendiri. Berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan agar dapat terhindar dari risiko stroke.

 

Sumber:

Types of Stroke.
https://www.stroke.org/en/about-stroke/types-of-stroke. 16 Januari 2021

Caregiver Guide to Stroke.
https://www.stroke.org/-/media/stroke-files/caregiver-support/caregivers-guide-to-stroke/caregiverguidetostroke_2020.pdf?la=es. 16 Januari 2021

Stroke Risk Factors, Genetics, and Prevention.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5321635/. 16 Januari 2021

Smoking and stroke: the more you smoke the more you stroke.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2928253/. 16 Januari 2021

Avatar
Reviewed by:
Ditinjau oleh:

Dr. Eddy Wiria, PhD

Co-Founder & CEO Kavacare